Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Ketahanan Iklim. Show all posts
Showing posts with label Ketahanan Iklim. Show all posts

Friday, 5 December 2025

Deforestasi Bikin Bumi Kering? Fakta Mengejutkan Dampaknya pada Siklus Air Global!

 



Policy Brief

Dampak Deforestasi terhadap Siklus Hidrologi: Kajian Mekanisme dan Konsekuensi Ekologis

 


Ringkasan Eksekutif


Hutan hujan Amazon, sebagai ekosistem tropis terbesar di dunia, memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas hidrologi dan iklim global. Laju deforestasi yang terus meningkat telah mengganggu proses-proses hidrologis fundamental, termasuk transpirasi, presipitasi, infiltrasi, dan penyimpanan air tanah. Bukti empiris menunjukkan bahwa Amazon berpotensi mendekati titik kritis ekologis (tipping point) pada tahun 2050 apabila kehilangan hutan terus berlanjut. Kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan dan restorasi ekosistem menjadi sangat penting untuk menjaga ketahanan air, keanekaragaman hayati, dan stabilitas sosial-ekonomi di tingkat regional dan global.

 

1. Peran Hutan dalam Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi terdiri dari proses evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, aliran permukaan, dan penyimpanan air tanah. Vegetasi hutan memegang peran sentral melalui:

  • Transpirasi, yang menyumbang hingga 30–50% kelembapan atmosfer di kawasan tropis (Bonan, 2008).
  • Pendinginan evaporatif, yang menstabilkan suhu dan menjaga kelembapan lokal.
  • Peningkatan infiltrasi, melalui struktur akar dan serasah daun yang menjaga porositas tanah.
  • Pengaturan siklus presipitasi, terutama pada ekosistem besar seperti Amazon yang menghasilkan “flying rivers”.

Hanya 3% air di bumi yang tergolong air tawar, sehingga keberlangsungan mekanisme hidrologi ini sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem dan kebutuhan manusia.

 

2. Dampak Deforestasi terhadap Siklus Hidrologi


a. Penurunan Transpirasi dan Evaporasi

Hilangnya pohon menurunkan pelepasan uap air ke atmosfer. Penelitian menunjukkan bahwa deforestasi Amazon dapat menurunkan curah hujan sebanyak 20–30% di wilayah tertentu (Spracklen et al., 2012). Penurunan ini memperburuk kekeringan dan mengurangi stabilitas iklim lokal.


b. Perubahan Pola Presipitasi

Ketika evaporasi-transpirasi menurun, pembentukan awan juga melemah. Model iklim memprediksi bahwa Amazon dapat berubah menjadi ekosistem semi-kering jika kehilangan hutan mencapai 40% (Nobre et al., 2016). Curah hujan juga menjadi lebih tidak teratur, meningkatkan frekuensi kejadian ekstrem.


c. Penurunan Infiltrasi dan Peningkatan Runoff

Deforestasi meningkatkan aliran permukaan hingga empat kali lipat, sementara kapasitas tanah menyerap air menurun signifikan (Bruijnzeel, 2004). Dampaknya meliputi erosi, sedimentasi sungai, banjir, serta penurunan kualitas air.


d. Degradasi Tanah dan Kontaminasi

Tanpa akar dan serasah, tanah kehilangan stabilitas dan unsur hara. Bahan kimia pertanian dan polutan lain lebih mudah terbawa ke sungai, memperburuk kondisi ekosistem air tawar dan mengancam kesehatan masyarakat.

 

3. Bukti Empiris dari Amazon


Amazon telah kehilangan sekitar 20% tutupan hutan dalam 50 tahun terakhir. Studi menunjukkan:

  • Sebagian besar wilayah Amazon kini mengalami musim kering yang lebih panjang (Marengo et al., 2018).
  • Flying rivers”, yaitu aliran uap air yang membawa kelembapan ke wilayah selatan Brasil, semakin melemah. Kondisi ini berkontribusi pada kekeringan ekstrem di São Paulo pada 2014–2015 (Nobre, 2014).
  • Jika tren deforestasi tidak dihentikan, Amazon diperkirakan mencapai tipping point pada tahun 2050, memicu transformasi cepat menjadi sabana kering (Lovejoy & Nobre, 2018).

Perubahan di Amazon memiliki efek teleconnections, memengaruhi curah hujan bahkan di kawasan yang jauh dari pusat deforestasi.

 

4. Upaya Restorasi dan Implikasi Kebijakan


Berbagai program global dan lokal menunjukkan hasil yang menjanjikan:

  • The Canopy Project dan inisiatif reforestasi global terbukti meningkatkan kelembapan lokal dan kualitas tanah.
  • Restorasi catchment di Cape Town menunjukkan peningkatan ketersediaan air tanah setelah vegetasi endemik dipulihkan.


Implikasi Kebijakan


Pemerintah nasional dan daerah perlu:

  1. Membatasi deforestasi melalui penegakan hukum, pemantauan satelit, dan pengawasan rantai pasok komoditas.
  2. Mendorong pengelolaan hutan berkelanjutan, termasuk agroforestri dan sertifikasi hutan.
  3. Melindungi daerah aliran sungai (DAS) sebagai pusat pengaturan hidrologi.
  4. Mempercepat restorasi ekosistem kritis, terutama wilayah yang memengaruhi siklus presipitasi regional.
  5. Mengintegrasikan sains hidrologi dalam perencanaan tata ruang, termasuk pembatasan alih fungsi lahan di kawasan resapan air.

 

5. Kesimpulan


Deforestasi memiliki dampak mendalam terhadap siklus hidrologi global. Pengurangan tutupan pohon mengganggu transpirasi, mengubah pola presipitasi, meningkatkan runoff, mempercepat erosi, dan memperburuk degradasi tanah. Jika tidak segera dikendalikan, deforestasi dapat menyebabkan perubahan iklim regional, krisis air, penurunan produktivitas pertanian, hilangnya biodiversitas, dan instabilitas sosial-ekonomi.


Perlindungan dan restorasi hutan adalah langkah mendesak untuk menjaga ketahanan iklim dan ketersediaan air di masa depan.

 

Daftar Pustaka

Bonan, G. B. (2008). Forests and climate change: Forcings, feedbacks, and the climate benefits of forests. Science, 320(5882), 1444–1449.

Bruijnzeel, L. A. (2004). Hydrological functions of tropical forests: Not seeing the soil for the trees? Agriculture, Ecosystems & Environment, 104(1), 185–228.

Lovejoy, T. E., & Nobre, C. A. (2018). Amazon tipping point. Science Advances, 4(2), eaat2340.

Marengo, J. A., et al. (2018). Changes in climate and land use over the Amazon region: Current and future variability and trends. Frontiers in Earth Science, 6, 228.

Nobre, C. A. (2014). The future climate of Amazonia. Scientific Report, INPE.

Nobre, C. A., Sampaio, G., Borma, L. S., et al. (2016). Land-use and climate change risks in the Amazon and the need of a novel sustainable development paradigm. PNAS, 113(39), 10759–10768.

Spracklen, D. V., Arnold, S. R., & Taylor, C. M. (2012). Observations of increased tropical rainfall preceded by air passage over forests. Nature, 489(7415), 282–285.

The Canopy Project. (2020). Global reforestation impact report. Earth Day Network.


#Deforestasi

#SiklusAir

#KrisisIklim

#RestorasiHutan

#KetahananAir