Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Kebudayaan Jepang. Show all posts
Showing posts with label Kebudayaan Jepang. Show all posts

Saturday, 12 July 2025

12 Budaya Jepang yang Mendunia


Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa di dunia. Negara ini tidak hanya memiliki kemajuan teknologi dan ekonomi yang pesat, tetapi juga berhasil mempertahankan serta melestarikan tradisi dan budaya leluhurnya hingga kini. Dari pakaian tradisional hingga seni pertunjukan dan upacara khas, kebudayaan Jepang menawarkan keindahan, filosofi hidup, dan nilai-nilai yang mendalam. Berikut ini adalah dua belas kebudayaan utama Jepang yang patut kamu ketahui dan pelajari.


1. Kimono: Pakaian Tradisional Simbol Budaya



Kimono (着物) adalah pakaian tradisional Jepang yang memiliki bentuk seperti huruf T dengan potongan longgar dan lengan panjang. Kata “kimono” secara harfiah berarti "barang yang dikenakan." Pakaian ini tidak hanya sekadar busana, tetapi juga mencerminkan status sosial, musim, serta kepribadian pemakainya. Kimono dikenakan dalam berbagai kesempatan formal, seperti pernikahan, upacara minum teh, dan perayaan tahun baru.

 

2. Yukata: Kimono Musim Panas yang Lebih Ringan



Yukata (浴衣) adalah versi kasual dari kimono yang terbuat dari kain katun tipis. Pakaian ini biasanya dikenakan setelah mandi air panas atau saat menghadiri festival musim panas. Yukata memiliki kesan ringan dan segar, menjadikannya pilihan populer pada musim panas baik di kalangan pria maupun wanita. Warna dan motifnya pun beragam, mencerminkan selera dan nuansa perayaan yang ceria.

 

3. Geisha: Seniman Tradisional Penuh Pesona



Geisha (芸者), atau yang disebut juga geiko dan maiko (untuk geisha muda), adalah perempuan seniman penghibur tradisional Jepang yang terampil dalam seni tari, musik, serta percakapan sopan. Profesi ini muncul sejak abad ke-18 dan menjadi salah satu ikon budaya Jepang yang masih eksis hingga kini, terutama di kota Kyoto. Kehadiran geisha mencerminkan keanggunan dan kedalaman budaya Jepang yang menghargai seni dan estetika.

 

4. Upacara Minum Teh: Refleksi Filosofi dan Etika



Sadou (茶道), atau upacara minum teh, merupakan ritual menyajikan dan menikmati teh yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan tata cara yang mendalam. Melalui upacara ini, tuan rumah menunjukkan keramahannya, kepribadian, serta apresiasinya terhadap tamu dan peralatan yang digunakan. Upacara ini mencerminkan filosofi hidup orang Jepang: kesederhanaan, ketenangan, dan rasa hormat.

 

5. Ikebana: Seni Merangkai Bunga dengan Jiwa



Ikebana (生花) adalah seni merangkai bunga yang menekankan keindahan bentuk, garis, dan keseimbangan. Tidak sekadar menata bunga, ikebana mencerminkan harmoni antara manusia dan alam. Dalam budaya Jepang, bunga dianggap suci karena diyakini sebagai tempat bersemayamnya roh-roh atau dewa. Oleh karena itu, setiap rangkaian ikebana dibuat dengan penuh ketenangan dan penghormatan.

 

6. Tako: Layang-Layang Bernilai Seni Tinggi



Tako adalah seni membuat dan menerbangkan layang-layang yang sudah dikenal sejak lama di Jepang. Layang-layang Jepang biasanya memiliki desain yang khas dan penuh warna, sering kali menggambarkan karakter legenda atau simbol keberuntungan. Kegiatan ini sering ditampilkan dalam festival budaya dan acara khusus, mencerminkan keceriaan serta keterampilan tradisional masyarakat Jepang.

 

7. Kendo: Seni Bela Diri dengan Jiwa Samurai



Kendo (剣道) adalah seni bela diri yang menggunakan pedang bambu (shinai) dan pakaian pelindung. Meski terlihat seperti olahraga, kendo mengajarkan lebih dari sekadar teknik bertarung; ia menanamkan disiplin, fokus, dan etika samurai. Latihan kendo membutuhkan ketekunan dan ketajaman mental, menjadikannya salah satu budaya yang tetap hidup dalam jiwa generasi muda Jepang.

 

8. Judo: Olahraga Bela Diri Mendunia



Judo (柔道) merupakan bela diri asal Jepang yang berfokus pada teknik melempar dan mengunci lawan. Dikenalkan oleh Jigoro Kano pada akhir abad ke-19, judo kini menjadi salah satu cabang olahraga internasional yang dipertandingkan di Olimpiade. Selain fisik, judo juga melatih pengendalian diri dan semangat sportif, menjadikannya budaya yang menyeimbangkan tubuh dan jiwa.

 

9. Shogi: Catur Jepang yang Penuh Strategi



Shogi (将棋) adalah permainan papan yang sering disebut sebagai catur versi Jepang. Permainan ini dimainkan oleh dua orang, masing-masing dengan 20 bidak yang memiliki kemampuan unik dan dapat "dipromosikan" saat mencapai area tertentu. Keunikan shogi terletak pada aturan yang memungkinkan pemain mengembalikan bidak yang sudah ditangkap ke papan permainan. Hal ini menjadikan permainan shogi lebih dinamis dan kompleks dibandingkan catur Barat.

 

10. Origami: Seni Melipat Kertas Bernilai Pendidikan



Origami (折り紙) adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk, mulai dari binatang hingga benda sehari-hari. Origami tidak hanya menghibur, tetapi juga bermanfaat untuk pendidikan karena melatih keterampilan motorik halus, konsentrasi, dan kreativitas. Di Jepang, origami juga memiliki nilai simbolik, seperti burung bangau kertas yang melambangkan harapan dan perdamaian.

 

11. Kabuki: Teater Tradisional Penuh Warna



Kabuki (歌舞伎) adalah teater drama-tari yang dikenal dengan kostum mencolok, riasan tebal, serta gerakan dan suara yang teatrikal. Penampilan kabuki sering kali mengangkat kisah sejarah atau legenda Jepang. Karena nilai seninya yang tinggi, UNESCO menetapkan kabuki sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Pertunjukan ini menjadi salah satu hiburan klasik yang masih digemari hingga kini.

 

12. Hanami: Tradisi Menikmati Mekarnya Sakura



Hanami (花見), yang berarti "melihat bunga", adalah tradisi menikmati keindahan bunga sakura yang mekar pada musim semi. Masyarakat Jepang biasanya menggelar tikar di bawah pohon sakura dan menikmati makanan bersama keluarga atau teman. Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap alam, hanami juga menjadi simbol harapan dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat Jepang.



Kebudayaan Jepang mencerminkan kekayaan nilai-nilai yang menjunjung tinggi estetika, kedisiplinan, keharmonisan dengan alam, dan penghormatan terhadap tradisi. Mengenal budaya Jepang bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga memberi inspirasi untuk hidup yang lebih seimbang dan penuh makna. Tentunya, masih banyak kebudayaan Jepang lainnya yang juga tak kalah menarik untuk dipelajari dan dihargai.

 

Sunday, 1 December 2019

Mengenal Adat Istiadat Jepang

Jalan-Jalan ke Kuil Sensoji Asakusa Tokyo

Sensoji Asakusa Tokyo
Sensoji salah satu kuil tertua sekaligus yang paling ramai dikunjungi wisatawan.

 Liburan akhir tahun hampir tiba. Jika kebetulan punya rencana berlibur ke Jepang, mampirlah ke Kuil Sensoji, salah satu kuil tertua sekaligus yang paling ramai dikunjungi wisatawan. Berlokasi di Asakusa, kuil yang dibangun pada abad keenam ini sering disebut Kuil Kannon Asakusa. Wisatawan bisa pergi ke sana dengan naik kereta bawah tanah (chikatetsu) dari semua stasiun terkenal di Tokyo.

Akses yang mudah dari seluruh penjuru kota, ditambah adanya toko oleh-oleh terkenal di Nakamise Dori, menjadikan area Asakusa objek wisata paling ramai di Tokyo

Saat sampai di area kuil, pengunjung akan disambut sebuah lampion raksasa berwarna merah yang tergantung di gerbang Kuil Sensoji atau bernama Kaminarimon. Di sana, pengunjung bisa berfoto dengan latar lentera yang lengkap dengan desain gerbang ala Jepang.

Pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menyusuri Nakamise-dori yang sebenarnya adalah jalan utama menuju Kuil Sensoji di Asakusa.

Nakamise-dori menghubungkan Kaminarimon dengan Kuil Sensoji di bagian dalam. Dengan panjang sekitar 200 meter, Nakamise-dori tersusun lebih dari 80 toko yang menjual pernak-pernik dan oleh-oleh khas Jepang, seperti kipas Jepang atau Yukata dan kimono.

Satu hal yang harus dicoba di Nakamise-dori adalah sembei atau kerupuk beras yang rasanya unik dengan harga 180 yen.

Wisatawan bisa menemukan gelas dan piring dengan ukiran huruf Jepang, kaus dengan tulisan kanji, hiasan gantung, gantungan kunci, dan semua aksesoris lainnya.

Kuliner

Area Kuil Sensoji juga menyuguhkan wisata kuliner dengan harga bervariasi. Anda bisa makan sushi, gyudon, ramen, soba, dan makanan khas Jepang lainnya dengan harga miring. Restoran-restoran ini bisa kita temukan di sepanjang jalan Stasiun Asakusa Subway sampai ke Gerbang Kaminarimon.

Di ujung jalan pasar "Nakamise-dori", barulah tampak kompleks Kuil Sensoji, yang terdiri dari kuil dan beberapa bangunan untuk tempat tinggal pendeta Budha, serta fasilitas lainnya.

Seperti di semua kuil di Jepang, sebelum kita masuk ke kuil itu sendiri selalu disediakan bangunan dengan air yang disucikan. Untuk membasuh tangan dan kaki atau disebut ‘Osuisha’, yaitu sebuah tempat untuk menyucikan diri sebelum memasuki bangunan utama.

Bagi yang ingin bersembahyang di kuil, khususnya yang beragama Buddha, wisatawan berkumpul untuk membasuh tangan dan kaki serta berkumur dengan air yang keluar dari mulut patung naga yang terbuat dari batu dan berada di tengah.

Setelah membasuh tubuh dan membersihkan diri, akhirnya mereka berkumpul di sekitar "Jokoro", atau tempat dupa, yang berada di depan aula utama kuil. Mereka melumuri tubuh mereka dengan asap dari dupa yang sedang dibakar. Kemudian masuk ke dalam kuil dengan mengantri.

Sumber:
Republika 30 November 2019.