Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Jurnalisme. Show all posts
Showing posts with label Jurnalisme. Show all posts

Monday, 17 February 2025

Angle Dalam Berita

 



Menyajikan Informasi dengan Perspektif yang Tepat

Dalam dunia jurnalisme, sudut pandang atau angle adalah cara atau perspektif tertentu yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada publik. Pemilihan angle yang tepat akan menentukan aspek mana yang lebih ditekankan dalam suatu peristiwa, sehingga memengaruhi cara audiens memahami dan merespons kejadian tersebut. Ini adalah hal yang sangat penting karena setiap pilihan angle dapat membentuk persepsi masyarakat terhadap suatu topik atau kejadian tertentu.

 

Mengapa Angle dalam Berita Itu Penting?

Angle dalam berita tidak hanya berfungsi sebagai cara menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai alat untuk membentuk opini publik. Dalam suatu peristiwa, seperti kecelakaan lalu lintas, seorang jurnalis bisa memilih berbagai angle yang berbeda, tergantung pada aspek apa yang ingin ditonjolkan. Misalnya, media bisa memilih untuk fokus pada sisi positif, negatif, atau bahkan dampak sosial dari kejadian tersebut. Pemilihan angle ini akan menentukan bagaimana audiens melihat dan memahami apa yang terjadi.

 

Berbagai Jenis Angle dalam Berita

 

1.     Angle Berita Positif

Fokus utama dari angle ini adalah menyoroti upaya-upaya positif yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam kejadian tersebut. Sebagai contoh, sebuah berita dapat memfokuskan pada bagaimana petugas kepolisian atau tenaga medis bekerja cepat untuk menyelamatkan korban kecelakaan. Dampaknya, audiens akan melihat sisi baik dari kejadian tersebut, seperti profesionalisme petugas atau solidaritas masyarakat dalam menghadapi situasi darurat.

 

2.     Angle Berita Negatif

Berbeda dengan angle positif, angle negatif berfokus pada penyebab atau kerugian yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa. Dalam kasus kecelakaan lalu lintas, media mungkin menyoroti kelalaian pengemudi, buruknya kondisi jalan, atau lemahnya regulasi lalu lintas yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Dengan fokus ini, audiens cenderung menjadi lebih kritis terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

 

3.     Angle Berita Sosial

Angle sosial lebih memusatkan perhatian pada dampak sosial dari suatu peristiwa. Dalam contoh kecelakaan, berita bisa menyoroti bagaimana kejadian tersebut mengganggu arus lalu lintas, dampaknya terhadap keluarga korban, atau bagaimana masyarakat setempat berpartisipasi dalam evakuasi. Pendekatan ini membuat audiens merasa lebih terlibat secara emosional, karena mereka dapat merasakan dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut terhadap kehidupan sehari-hari.

 

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemilihan Angle

 

Pemilihan angle dalam berita tidaklah terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya.

Salah satunya adalah nilai berita, yaitu seberapa penting atau menarik suatu peristiwa bagi masyarakat. Jika peristiwa tersebut dianggap besar atau relevan, media mungkin akan memilih angle yang lebih menonjolkan sisi-sisi tertentu untuk menarik perhatian pembaca.

 

Selain itu, audiens yang dituju juga memengaruhi pemilihan angle. Media akan menyesuaikan cara penyajian berita berdasarkan karakteristik pembaca atau pemirsa mereka.

 

Terakhir, tujuan jurnalis atau media juga menentukan apakah mereka ingin memberikan informasi objektif, membangun opini publik, atau sekadar menarik lebih banyak pembaca atau pemirsa.

 

KESIMPULAN

 

Pengaruh Angle terhadap Persepsi Publik

Pada akhirnya, pemilihan angle dalam berita memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk persepsi publik terhadap suatu peristiwa. Media, sebagai saluran informasi utama, memiliki pengaruh besar dalam menentukan aspek mana yang lebih ditekankan dalam pemberitaan. Oleh karena itu, cara media memilih dan menyajikan angle bisa memengaruhi bagaimana masyarakat merespons dan menyikapi peristiwa yang sedang terjadi. Dalam dunia yang penuh informasi ini, memahami angle berita yang digunakan dapat membantu kita menjadi audiens yang lebih kritis dan bijaksana.

Wednesday, 11 January 2023

Cara Menulis Teras Berita



Cara Menulis Teras Berita (News Lead)

 

Cara menulis teras berita (news lead) paling mudah bagi pemula adalah membuat teras who lead. Dimulai dengan unsur Who dalam unsur 5W1H.

 

Dulu, saat pertama kali belajar cara menulis berita, saya diberi tahu wartawan senior bahwa cara menulis teras atau lead merupakan bagian paling sulit dalam membuat berita.

 

Jika penulisan teras dilalui, maka selanjutnya akan mudah karena tinggal menguraikan atau menceritakan detail, kadang kronologis, peristiwa yang diberitakan.

 

Dalam pelatihan jurnalistik sesi penulisan berita atau pelatihan humas sesi penulisan press release, saya biasa meminta peserta untuk membuat berita, minimal judul dan teras. Dari sana saya tahu, bagi pemula atau kebanyakan orang, membuat teras berita memang susah.

 

Apa itu teras berita dan bagaimana cara menulisnya?

 

Pengertian Teras Berita

Teras (lead) adalah alinea pertama dalam sebuah naskah berita. Wartawan biasanya menyampaikan inti berita atau fakta terpenting di bagian ini.

Dengan demikian, news lead atau teras berita adalah paragraf pembuka atau alinea pertama berita. Teras berita memberikan informasi terpenting dari berita secara ringkas dan jelas.

Bagian naskah berita setelah judul ini harus menarik dan menjaga minat pembaca. Ringkasan atau kalimat yang lebih pendek dari lead biasanya menjadi judul berita.

Jadi, teras berita bisa merupakan kalimat lebih panjang dari judul berita.

 

Contoh:

 

Judul: Presiden Kunjungi Cianjur

Lead: Presiden mengunjungi wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin, 5 Desember 2022, dengan menggunakan rangkaian kendaraan darat.

Goenawan Muhamad  dalam buku Andaikan Saya Wartawan Tempo menyebutkan, teras memiliki dua tujuan:

Menarik pembaca untuk mengikuti cerita.

Membuka jalan bagi alur cerita.

 

PRINSIP PENULISAN LEAD BERITA

Berikut ini prinsip dasar penulisan teras berita, khususnya berita langsung (straight news).

1. Kemukakan Fakta Terpenting dan Menarik

Ini konsep penulisan teras berita dari Melvin Mincher dalam News Reporting and Writing (2008). Ia merumuskan apa yang harus dilakukan wartawan dalam membuat sebuah lead.

Seorang wartawan haruslah menanyakan kepada dirinya sendiri tentang fakta-dakta yang ditemukan di lapangan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah:

Apa yang unik, atau paling penting atau tidak biasa dari sebuah kejadian?

Siapa yang terlibat – siapa yang melakukan atau siapa yang memberikan penjelasan?

Setelah berhasil menjawab dua pertanyaan diatas maka seorang wartawan harus menjawab pertanyaan untuk membentuk sebuah lead:

Lead jenis apa yang lebih tepat dipakai

Gaya bahasa seperti apa yang akan dipakai di dalam lead

Apa yang lebih membuat pembaca tertarik untuk ditempatkan di awal.

 

2. Ikuti Unsur 5W1H

Penulis berita yang baik selalu mengikuti unsur berita 5W1H dari strategi penulisan laporan dalam jurnalisme untuk meliput semua isu yang terkait dengan judul berita.

Sebelum menulis lead, Anda perlu mengajukan pertanyaan mendasar tentang penulisan berita:

Siapa

Apa

Kapan

Di Mana

Mengapa

Bagaimana

 

Pastikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam menulis berita, terutama teras, dan tinggalkan informasi yang kurang penting. Ingat piramida terbalik!

 

Secara umum, berita disusun dengan gaya piramida terbalik, di mana informasi disajikan dalam urutan kepentingan yang menurun. Hal ini memungkinkan penonton untuk membaca detail yang paling penting dengan cepat sehingga mereka dapat memutuskan apakah akan melanjutkan atau berhenti membaca cerita tersebut. Dari sudut pandang penyuntingan, penggunaan gaya piramida terbalik memudahkan pemotongan cerita dari bawah, jika perlu. Diciptakan lebih dari seabad yang lalu, gaya piramida terbalik tetap menjadi formula dasar penulisan berita (Scanlan, 2003).

 

3. Sederhana

Lead terbaik adalah yang ringkas dan jelas. Pikirkan tentang cerita Anda dan kemudian tulislah cara yang sederhana namun kuat untuk merefleksikannya.

Jangan membebani pembaca Anda dengan bahasa yang terlalu rumit atau kata-kata tambahan. Lead Anda harus jelas dan ringkas.

Ingat rumus ABC dalam menulis berita: Accuracy, Brevity, dan Clarity. Akurat, ringkas, dan jelas. Meskipun ini harus digabungkan di seluruh naskah berita Anda, rumus ini sangat penting dalam lead.

 

Cara Menulis Teras Berita

Cara menulis lead paling umum dilakukan wartawan adalah membuat teras dengan formula 5W1H berikut ini:

SIAPA melakukan APA, KAPAN, DI MANA, MENGAPA, dan BAGAIMANA

Siapa = subjek, nama orang, nama organisasi, pelaku, saksi

Apa = nama kegiatan, nama acara, nama kejadian/peristiwa

Kapan = Unsur waktu: hari, tanggal, tahun –biasa ditulis, misalnya, Senin (26/12/2022) atau Senin, 26 Desember 2022.

Di mana = nama lokasi, nama tempat, lokasi kejadian, tempat acara

Why = latar belakang kejadian, tujuan, sebab, motif

How = proses, detail acara, suasana, kronologi peristiwa.

 

Teras yang dimulai dengan unsur WHO paling mudah dibuat sekaligus paling umum dilakukan oleh wartawan dalam penulisam berita langsung;

Contoh Teras Siapa (Who Lead):

Presiden FIFA, Gianni Infantino, memuji Piala Dunia Qatar sebagai yang terbaik sepanjang sejarah. (Kompas).

 

Contoh teras who lead lainnya, berupa nama lembaga:

Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga enam meter. (Antara)

 

Teras who lead merupakan “lead tradisional” dalam jurnalistik. Teras dimulai dengan Siapa dan diikuti Apa. Dalam contoh di atas:

Siapa = Presiden FIFA; BMKG

Apa = memuji Piala Dunia Qatar; mengimbau masyarakat.

Dengan demikian, “teras siapa” (who lead) adalah teras berita yang dimulai dengan nama –baik nama orang maupun nama lembaga, lalu diikuti apa yang diucapkan atau dilakukannya.

Masih banyak jenis teras berita lainnya, namun untuk pemula, satu teras “who lead” di atas kiranya sudah cukup sebagai permulaan.

 

10 Pedoman Penulisan Teras Berita dari PWI

 

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memberikan pedoman bagi para anggotanya dalam menulis teras berita.

Berikut ini “10 Pedoman Penulisan Teras Berita” versi PWI sebagaimana dikutip dari Bahasa Jurnalistik dan Komposisi karya H. Rosihan Anwar (1984).

 

1. Pokok Terpenting

Teras berita yang menempati alinea atau paragraf pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea atau paragraf pertama itu dapat terdiri dari lebih satu kalimat, akan tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi tiga kalimat.

 

2. Ringkas

Teras berita, dengan mengingat sifat Bahasa Indonesia, jangan mengandung lebih dari antara 30-45 kata. Apabila teras berita itu singkat, misalnya terdiri dari 25 perkataan atau kurang dari itu, maka itu lebih baik.

 

3. Mudah dimengerti

Teras berita harus ditulis sedemikian rupa sehingga:

Cepat dimengerti, mudah diingat, dan mudah disiarkan dengan radio atau televisi.

Kalimat-kalimatnya singkat, sederhana susunannya, mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa, jauh dari kata-kata mubazir.

Melaksanakan ketentuan “satu gagasan dalam satu kalimat”.

Tidak mendomplengkan atau memuatkan sekaligus semua unsur 3A dan 3M (apa, siapa, mengapa dan bilamana, dimana, bagaimana).

Dibolehkan memuat lebih dari satu unsur dari 3A-3M (5W1H).

 

4. Pelengkap di badan berita

Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun berfungsi sebagai penambah/pelengkap keterangan, hendaknya dimuat dalam badan berita.

 

5. Utamakan Unsur “Apa”

Teras berita, sesuai dengan naluri manusia yang ingin segera tahu apa yang telah terjadi, sebaliknya mengutakmakan unsur “apa”. Jadi, lebih baik teras berita dimulai dengan unsur “apa”.

Unsur “apa” itu berisi kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan/mengintisarikan kejadian yang diberitakan.

 

6. Mulai dengan unsur “Siapa”

Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur “siapa”, karena hal itu selalu menarik perhatian manusia. Apalagi kalau “siapa” itu seorang yang menjadi tokoh di bidang kegiatan dan lapangannya.

Akan tetapi, kalau unsur “siapa” itu tidak begitu menonjol, maka sebaiknya ia tidak dipakai dalam permulaan berita.

 

7. Unsur waktu (when) jarang digunakan di awal

Teras berita jarang mempergunakan unsur “bilamana” pada permulaan berita. Sebab unsur waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian.

Unsur waktu hanya dipakai sebagai permulaan teras berita jika memang unsur itu bermakna dalam berita.

 

8. Urutan: Tempat - Waktu

Urutan dalam teras berita sebaiknya unsur tempat dulu, kemudian disusul oleh unsur waktu.

 

9. Usur dalam Dadan Berita

Unsur “bagaimana” (how) dan unsur “mengapa” (why) diuraikan dalam badan berita, jadi tidak dalam teras berita.

 

10. Teras Kutipan

Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seseorang (quotation lead), asalkan kutipan itu bukan suatu kalimat yang panjang.

Dalam alinea berikutnya, hendaknya segera ditulis nama orang itu dan tempat serta kesempatan ia membuat pernyataan.

Demikian cara menulis teras berita sebagai panduan bagi pemula.*

 

SUMBER:

Romeltea.com December 26, 2022