Contoh Proposal Penelitian dengan Pendekatan
Format BRIN
Judul
Penelitian:
Nanospirulina
sebagai Bahan Utama Sumber Protein dalam Riset Integratif Nano-Bioteknologi
Fermentatif untuk Pakan Ikan Air Tawar
Tim
Peneliti:
Ketua
Peneliti: (Diisi)
Institusi Pengusul: (Diisi)
Email: (Diisi)
Periode Penelitian: 12 Bulan (2026)
Bidang Fokus: Akuakultur – Teknologi Pakan – Nanoteknologi –
Bioteknologi Fermentatif
RINGKASAN
EKSEKUTIF
Pakan
merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha budidaya ikan air tawar, mencapai
60–70% dari total biaya operasional. Spirulina (Spirulina platensis)
telah lama dikenal sebagai sumber protein bernilai tinggi (>60%), pigmen
bioaktif, serta asam amino esensial. Namun demikian, pemanfaatannya dalam pakan
ikan masih terbatas oleh bioavailabilitas rendah, dinding sel yang sulit
dicerna, dan stabilitas nutrisi yang belum optimal.
Penelitian
ini mengusulkan pengembangan Nanospirulina, yaitu Spirulina yang diolah melalui
kombinasi nano-milling dan fermentasi kultur campuran (Bacillus spp. – Lactobacillus
plantarum), untuk meningkatkan kelarutan, kecernaan, dan stabilitas
nutrien. Nanospirulina kemudian diformulasikan sebagai komponen utama protein
dalam pakan pelet untuk ikan nila (Oreochromis niloticus) dan diuji
melalui pendekatan:
(1) produksi nanopartikel Spirulina,
(2) fermentasi peningkatan nutrisi,
(3) formulasi pakan dan karakterisasi fisik–kimia,
(4) uji proksimat, asam amino, dan bioavailabilitas in vitro, serta
(5) uji in vivo terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan (FCR), dan
parameter imun ikan.
Luaran
yang diharapkan terdiri atas: (a) prototipe pakan berbasis Nanospirulina, (b)
publikasi ilmiah terindeks SINTA/Scopus, (c) SOP proses nano-bioteknologi, dan
(d) potensi HKI (paten sederhana) terkait metode produksi Nanospirulina.
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ketersediaan
pakan ikan berkualitas tinggi secara berkelanjutan merupakan salah satu
tantangan utama dalam pengembangan sektor akuakultur nasional. Ketergantungan
pada tepung ikan impor menimbulkan risiko ekonomi dan lingkungan, sehingga
diperlukan sumber protein alternatif yang berkualitas, mudah diproduksi, dan
bernilai nutrisi tinggi.
Spirulina
merupakan mikroalga yang kaya protein, antioksidan, dan bioaktif, namun
penggunaannya sebagai bahan pakan ikan memiliki beberapa kendala:
- Dinding sel Spirulina yang
kokoh, sehingga protein sulit terurai pada sistem pencernaan ikan.
- Ukuran partikel Spirulina
konvensional (>20 µm) menghambat proses penyerapan nutrien.
- Senyawa bioaktif (phycocyanin,
peptida) mudah terdegradasi dalam proses ekstrusi panas.
Pendekatan
nano-bioteknologi fermentatif menjadi solusi strategis untuk meningkatkan
kualitas nutrien Spirulina melalui:
• pengecilan partikel hingga <100 nm,
• peningkatan kelarutan dan bioavailabilitas protein,
• reduksi antinutrien,
• penyediaan peptida bioaktif dari fermentasi mikroba.
Integrasi
teknologi ini berpotensi menghasilkan pakan berkualitas tinggi dengan efisiensi
FCR lebih baik, sehingga mendukung kemandirian industri pakan dan peningkatan
produktivitas budidaya ikan air tawar.
1.2.
Rumusan Masalah
- Bagaimana menghasilkan
Nanospirulina dengan ukuran partikel <100 nm yang stabil?
- Bagaimana pengaruh fermentasi
terhadap peningkatan protein terlarut, profil asam amino, dan pengurangan
antinutrien?
- Bagaimana kualitas fisik (floating
ability, water stability) dan kimia pakan berbasis Nanospirulina?
- Bagaimana
respon pertumbuhan, efisiensi pakan, dan parameter imun ikan nila terhadap
pakan Nanospirulina?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan
Umum
Mengembangkan
pakan ikan air tawar berbasis Nanospirulina melalui pendekatan integratif
nano-milling dan fermentasi kultur campuran.
Tujuan
Khusus
- Menghasilkan nanopartikel
Spirulina dengan ukuran 70–95 nm.
- Mengembangkan
fermentasi kultur campuran untuk meningkatkan kecernaan protein dan asam
amino.
- Merumuskan
pakan pelet berbasis Nanospirulina dengan karakteristik fisik–kimia yang
stabil.
- Mengevaluasi
performa pertumbuhan, FCR, PER, serta imun ikan nila melalui uji in
vivo.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat
Akademik
•
Menghasilkan model integratif nano-bioteknologi untuk peningkatan kualitas
pakan mikroalga.
• Memberikan kontribusi ilmiah berupa publikasi dan SOP teknologi.
Manfaat
Industri
•
Menyediakan formulasi pakan alternatif untuk mengurangi ketergantungan tepung
ikan.
• Menjadi dasar pengembangan usaha pakan berbasis mikroalga lokal.
Manfaat Sosial–Ekonomi
• Menurunkan biaya produksi budidaya ikan.
• Mendorong kemandirian pakan dan ketahanan pangan nasional.
1.5.
Kebaruan (Novelty)
Poin-poin kebaruan (novelty) penelitian secara ringkas adalah
sebagai berikut:
- Integrasi nano-milling dengan
fermentasi mikroba ganda (Bacillus spp. + Lactobacillus plantarum)
yang belum pernah diterapkan pada Spirulina untuk pakan ikan di Indonesia.
- Pengembangan Nanospirulina
dengan kontrol stabilitas zeta potential untuk mencegah agregasi dan
menjaga kestabilan koloid.
- Protokol fermentasi “dual
microbial system” yang secara sinergis memecah dinding sel Spirulina dan
meningkatkan peptida bioaktif serta asam amino esensial.
- Formulasi pakan dengan
Nanospirulina sebagai sumber protein utama sebesar 40–45%, bukan sekadar
aditif 1–5% seperti pada penelitian konvensional.
- Rantai pengujian terintegrasi
dari nanopartikel → fermentasi → formulasi pakan → uji in vitro → uji in
vivo, yang belum menjadi praktik umum dalam riset pakan mikroalga.
- Potensi hilirisasi berbasis
teknologi nano-bioteknologi fermentatif, meliputi prototipe pakan baru,
SOP proses, peluang paten sederhana, dan substitusi besar terhadap
penggunaan tepung ikan dalam industri pakan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA (Ringkasan)
2.1. Spirulina sebagai Sumber Nutrisi Ikan
Spirulina
mengandung 55–70% protein, vitamin, mineral, serta pigmen fungsional seperti
phycocyanin (Falk, 2020). Namun, struktur dinding selnya yang kompleks
mengurangi tingkat kecernaan.
2.2.
Keterbatasan Bioavailabilitas Mikroalga
Ukuran partikel besar dan kandungan polisakarida kompleks
menghambat efisiensi penyerapan nutrisi (Becker, 2007).
2.3. Teknologi Nano dalam Nutrisi Ikan
Nanoteknologi meningkatkan stabilitas nutrien, kelarutan,
dan penyerapan digestif (Yusoff et al., 2021).
2.4. Fermentasi Spirulina
Fermentasi oleh Bacillus dan Lactobacillus
menghasilkan enzim protease dan menurunkan antinutrien, meningkatkan asam amino
bebas (Koyande et al., 2019).
2.5. Substitusi Tepung Ikan dan Keberlanjutan
FAO (2022) menekankan pentingnya sumber protein
alternatif yang efisien dan ramah lingkungan.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Desain Umum Penelitian
Penelitian
berlangsung selama 12 bulan melalui empat tahap utama:
- Produksi Nanospirulina,
- Fermentasi dan karakterisasi,
- Formulasi pakan dan uji
laboratorium,
- Uji
in vivo pada ikan nila.
3.2.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
•
Spirulina kering
• Kultur Bacillus subtilis, B. licheniformis, Lactobacillus
plantarum
• Bahan pakan (tepung tapioka, minyak ikan, binder, premiks)
• Enzim pencernaan (pepsin, tripsin)
Alat
•
Planetary ball mill
• Particle size analyzer / DLS
• Incubator shaker fermentasi
• SDS-PAGE
• HPLC analisis asam amino
• Extruder dingin
• Akuarium uji 100 L
3.3.
Prosedur Penelitian (Rinci)
3.3.1.
Produksi Nanospirulina
- Spirulina dikeringkan (40°C).
- Proses nano-milling
menggunakan ball mill selama 18–24 jam.
- Analisis ukuran partikel
menggunakan DLS (target 70–95 nm).
- Stabilitas nanopartikel diuji
menggunakan zeta potential.
3.3.2.
Fermentasi Nanospirulina
- Spirulina dipasteurisasi
(70°C, 20 menit).
- Inokulasi
kultur mikroba (10⁶ CFU/mL).
- Fermentasi 24–48 jam pada
30–37°C.
- Analisis:
• pH fermentasi
• protein terlarut
• asam amino bebas (HPLC)
• SDS-PAGE
• aktivitas protease mikroba
3.3.3.
Formulasi dan Produksi Pelet
Formulasi
pakan:
• Protein total: 30–32%
• Nanospirulina menyumbang 40–45% total protein
• Lemak: 6–8%
• Binder: 5%
Uji
kualitas pelet meliputi:
• Floating ability
• Water stability
• Bulk density
• Kekerasan pelet
3.3.4.
Analisis Kimia dan Bioavailabilitas
•
Proksimat (AOAC)
• Profil asam amino (HPLC)
• Simulasi pencernaan in vitro (pepsin–tripsin)
• Aktivitas enzim pencernaan ikan
3.3.5. Uji In Vivo pada Ikan Nila
Desain:
RAL, 3 perlakuan × 3 ulangan selama 45–60 hari.
Parameter:
- Pertumbuhan: SGR, WG, biomassa
akhir
- Efisiensi pakan: FCR, PER
- Imunitas: lysozyme,
fagositosis, Ig total, antioksidan
- Kualitas air: suhu, pH, DO,
amonia
BAB 4.
ROADMAP PENELITIAN (3 Tahun)
|
Tahun |
Fokus |
Luaran |
|
1 |
Produksi
Nanospirulina, fermentasi, pakan prototipe, uji laboratorium |
Publikasi
SINTA / prototipe |
|
2 |
Optimasi formula, uji skala pilot |
Jurnal
Scopus, paten proses |
|
3 |
Uji lapangan, produksi semi-industri |
Produk
siap komersial |
BAB 5.
JADWAL PENELITIAN (Gantt Chart, 12 Bulan)
|
Kegiatan |
1–2 |
3–4 |
5–6 |
7–8 |
9–10 |
11–12 |
|
Persiapan |
●●● |
– |
– |
– |
– |
– |
|
Nano-milling |
●●● |
●● |
– |
– |
– |
– |
|
Fermentasi |
– |
●●● |
●● |
– |
– |
– |
|
Formulasi
pakan |
– |
– |
●● |
●●● |
– |
– |
|
Analisis
lab |
– |
– |
●●● |
●● |
– |
– |
|
Uji in
vivo |
– |
– |
– |
●●● |
●● |
– |
|
Analisis
data |
– |
– |
– |
– |
●●● |
– |
|
Laporan |
– |
– |
– |
– |
– |
●●● |
BAB 6.
RINCIAN ANGGARAN
6.1. Bahan Habis Pakai
|
Item |
Volume |
Harga/unit |
Total |
|
Spirulina kering |
10 kg |
Rp 450.000 |
Rp 4.500.000 |
|
Media fermentasi |
50 L |
Rp 80.000 |
Rp 4.000.000 |
|
Kultur bakteri (3 strain) |
6 vial |
Rp 500.000 |
Rp 3.000.000 |
|
Bahan pakan |
— |
— |
Rp 5.000.000 |
|
Reagen HPLC |
— |
— |
Rp 7.000.000 |
|
Reagen SDS-PAGE |
— |
— |
Rp 3.500.000 |
|
Enzim pencernaan |
— |
— |
Rp 2.000.000 |
|
Bahan kualitas air |
— |
— |
Rp 1.500.000 |
|
Subtotal |
Rp 30.500.000 |
6.2. Peralatan (sewa/pemakaian)
|
Peralatan |
Keterangan |
Total |
|
Sewa ball mill |
3 bulan |
Rp 6.000.000 |
|
Sewa DLS analyzer |
10 jam |
Rp 5.000.000 |
|
Sewa HPLC |
8 jam |
Rp 4.500.000 |
|
Extruder dingin |
2 bulan |
Rp 4.000.000 |
|
Akuarium & aerator |
15 unit |
Rp 7.500.000 |
|
Subtotal |
Rp 27.000.000 |
6.3. Tenaga Peneliti
|
Personil |
Lama |
Honor |
Total |
|
Ketua peneliti |
12 bulan |
Rp 2.000.000/bulan |
Rp 24.000.000 |
|
2 Asisten peneliti |
12 bulan |
Rp 1.200.000/bulan |
Rp 28.800.000 |
|
Mahasiswa magang |
6 bulan |
Rp 500.000/bulan |
Rp 3.000.000 |
|
Subtotal |
Rp 55.800.000 |
6.4. Transportasi, Dokumentasi, Lain-lain
|
Kebutuhan |
Total |
|
Transportasi lapangan |
Rp 4.000.000 |
|
Dokumentasi & publikasi |
Rp 5.000.000 |
|
Kontingensi 10% |
Rp 11.000.000 |
|
Subtotal |
Rp 20.000.000 |
TOTAL ANGGARAN: ± Rp 133.300.000
BAB 7.
ORGANISASI PENELITIAN
- Ketua
Peneliti – Koordinasi keseluruhan, validasi metodologi, publikasi.
- Anggota 1 – Nano-milling dan
analisis partikel.
- Anggota 2 – Fermentasi dan
analisis biokimia.
- Anggota
3 – Formulasi pakan dan uji fisik–kimia.
- Teknisi – Operasional
laboratorium dan uji in vivo.
- Mitra
industri – Validasi formula dan potensi hilirisasi.
BAB 8.
DAFTAR PUSTAKA
Becker, E.
W. (2007). Micro-algae as a source of protein. Biotechnology Advances.
Falk, J. (2020). Spirulina and protein sources in aquaculture. Aquaculture
Research.
Koyande, A. K. et al. (2019). Microalgae for sustainable agriculture. Bioresource
Technology.
Yusoff, F. M. et al. (2021). Nanoencapsulation in aquaculture feed. Aquaculture
Reports.
FAO. (2022). World Aquaculture Review.
#ProposalBRIN
#Nanospirulina
#NanoBioteknologi
#PakanIkan
#Akuakultur
