Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Clade baru. Show all posts
Showing posts with label Clade baru. Show all posts

Saturday, 13 September 2025

Terungkapnya Clade Baru Virus Flu Burung H5N1


Pada akhir tahun 2012, peternak itik di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dikejutkan oleh wabah misterius. Ribuan itik mati mendadak, sebagian besar masih berusia muda. Gejala yang muncul cukup aneh: ada itik yang kepalanya terpuntir (tortikolis), matanya memutih, hingga lumpuh dan mati. Pada itik dewasa, dampaknya lebih banyak berupa penurunan produksi telur.

 

Balai Besar Veteriner Wates segera turun tangan melakukan investigasi. Tim lapangan mengumpulkan sampel dari jaringan tubuh, usapan tenggorok, kotoran, bahkan bulu itik. Hasil uji laboratorium menunjukkan, penyebab utamanya bukan bakteri atau jamur, melainkan virus flu burung tipe H5N1.

 

Mengapa Kasus Ini Mengherankan?

 

Sejak tahun 2003, Indonesia sudah akrab dengan virus flu burung H5N1 clade 2.1 yang terutama menyerang ayam. Itik selama ini relatif lebih tahan, sehingga kasus kematian massal jarang terjadi. Namun, dalam wabah 2012 ini, justru itik yang paling terpukul. Rata-rata tingkat kematian mencapai hampir 40%, bahkan di beberapa lokasi mencapai 100%.

 

Yang lebih mengejutkan, hasil analisis genetik menunjukkan virus yang menyerang itik tersebut bukan berasal dari clade lama (2.1), melainkan dari clade baru: 2.3.2.1. Virus ini sebelumnya belum pernah terdeteksi di Indonesia. Dengan kata lain, ada kemungkinan telah terjadi “pendatang baru” dalam peta flu burung nasional.

 

Bukti dari Laboratorium

 

Pemeriksaan jaringan otak itik yang mati memperlihatkan adanya kerusakan saraf parah, peradangan, dan jejak antigen virus yang menempel di sel-sel otak. Semua ini menegaskan bahwa virus H5N1 memang menyerang sistem saraf itik dengan ganas.

 

Analisis DNA memperlihatkan bahwa virus tersebut punya kemiripan 97–98% dengan virus clade 2.3.2.1 yang beredar di luar negeri, sementara kesamaannya dengan virus lama clade 2.1 di Indonesia hanya sekitar 91–93%. Artinya, virus ini kemungkinan besar datang dari luar, bukan hasil mutasi dari virus lokal.

 

Implikasi bagi Indonesia

 

Penemuan clade baru ini menjadi alarm penting. Selama hampir satu dekade, Indonesia “hanya” bergulat dengan virus H5N1 clade 2.1. Kini, munculnya clade 2.3.2.1 membuka potensi ancaman baru: apakah virus ini bisa menyebar ke ayam atau bahkan menular ke manusia? Pertanyaan ini membutuhkan riset lanjutan.

 

Selain itu, kasus ini juga mengingatkan pentingnya sistem pengawasan penyakit hewan. Lalu lintas unggas, baik itik maupun produk turunannya, bisa menjadi jalur masuk dan penyebaran virus baru. Tanpa pengawasan ketat, virus ini berpotensi meluas ke wilayah lain di Indonesia.

 

Kesimpulan

 

Wabah pada itik di Jawa pada tahun 2012 bukan sekadar kejadian lokal, melainkan penanda munculnya clade baru flu burung H5N1 di Indonesia. Fakta ini menegaskan bahwa virus flu burung terus berevolusi, menembus batas spesies, dan siap menghadirkan ancaman baru jika tidak diawasi dengan baik.

 

Langkah selanjutnya sangat jelas: riset lebih mendalam, pengawasan lebih ketat, serta kolaborasi antarpeternak, pemerintah, dan ilmuwan untuk mencegah wabah lebih besar di masa depan.