Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Sains. Show all posts
Showing posts with label Sains. Show all posts

Monday, 10 February 2025

Dasar Ilmu Genetika dalam Al-Qur'an

 

ABSTRAK

 

Al-Qur'an tidak hanya bertentangan dengan ilmu pengetahuan pada masanya, tetapi juga sejalan dengan ilmu pengetahuan tersebut. Namun, ini tidak berarti bahwa Al-Qur'an adalah buku ilmu pengetahuan murni. Sebaliknya, Al-Qur'an menegaskan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan hanyalah sebagian dari pengetahuan kitab Al-Qur'an untuk pemahaman dan petunjuk bagi manusia. Manusia menghabiskan bertahun-tahun mempelajari rahasia antara produksi dan reproduksi di antara tumbuhan, sementara misteri ini tidak ada dalam kitab-kitab sebelumnya seperti Taurat dan Injil. Saya tidak tahu mengapa Allah membuat Al-Qur'an menjadi pengecualian dalam hal ini, tetapi apa pun alasannya, itu tidak lain adalah mukjizat ilahi. Setiap hari, sebuah realitas baru ditemukan melalui eksperimen canggih, dan kemudian umat Muslim mengetahui mengapa Allah dalam ayat-ayat Al-Qur'an berfirman: “tumbuhan saling berpasangan.” Mungkin umat Muslim sendiri dulu tidak memiliki jawaban yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan ini, dan kita tahu bahwa sejarah ilmu genetika tidak lebih dari dua ratus tahun. Ilmu genetika saat ini telah berkembang menjadi dua kelas, yaitu manusia dan tumbuhan, di mana dalam kedua kasus tersebut Allah telah berbicara dalam Al-Qur'an sejak lama. Oleh karena itu, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta teknologi terdepan di bidang nanoteknologi, pemahaman kita tentang Al-Qur'an dan ayat-ayat mukjizatnya menjadi semakin dalam. Dalam studi ini, kami mencoba mengungkap beberapa dasar ilmu genetika dalam Al-Qur'an.

 

Kata Kunci: Genetika, Manusia, Al-Qur'an, Perkawinan, Mukjizat Ilahi

 

PENDAHULUAN

 

Tidak diragukan lagi, Al-Qur'an adalah dokumen tertulis ilmiah tertua dalam bidang embriologi manusia dan genetika. Al-Qur'an menyatakan bahwa anak-anak mewarisi sifat-sifat orang tua mereka. Al-Qur'an juga menjelaskan bagaimana sperma dan ovum dibuahi di dalam rahim, menjadi gumpalan seperti jeli dan daging selama beberapa minggu, serta bagaimana organ vital berkembang dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, Al-Qur'an membahas tentang perkawinan tumbuhan dan serangga seperti lebah, yang mengangkut nektar ke bunga dan membantu tanaman lain untuk berbuah.

 

Tentu saja, genetika tidak mudah didefinisikan mengingat luasnya bidang studi yang ditemukan saat ini. Namun, seperti namanya, secara umum, genetika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari genom manusia dan tumbuhan, serta pewarisan sifat pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Dalam sejarah Islam, terdapat sebuah kisah di mana seorang laki-laki datang kepada Imam Ali (A.S.) dan berkata: "Saya ingin menceraikan istri saya, karena dia pasti berkhianat dan melahirkan seorang bayi berkulit hitam, sementara keluarga kami tidak ada yang berkulit hitam!" Imam Ali (A.S.) menjawab: "Bawalah istri dan anakmu ke sini."

 

Laki-laki itu mengikuti perintah tersebut, kemudian Imam Ali (A.S.) bertanya kepada ayah dan ibu dari istri laki-laki tersebut, serta menanyakan hal yang sama kepada laki-laki itu. Imam juga mengajukan beberapa pertanyaan tentang kakek-neneknya. Setelah itu, Imam Ali (A.S.) berkata: "Seperti yang dikatakan oleh istrimu, kakeknya berkulit hitam dan bayi ini mirip dengannya! Jadi istrimu bukan seorang pengkhianat!"

 

Hari itu, Imam Ali (A.S.) menyelesaikan masalah ini dan para ulama Islam menulis ulang kejadian tersebut selama seribu tiga ratus tahun, tetapi tidak ada yang bertanya apakah pewarisan sifat dari pihak wanita juga penting dalam menentukan karakteristik seorang anak. Tidak ada yang mempertanyakan apakah, menurut kepercayaan keliru orang Arab dan Yunani kuno, pria hanya melakukan proses pembuahan tanpa peran aktif lainnya, padahal sebenarnya sperma pria hanya setengah dari sel. Setengah lainnya adalah ovum wanita yang dibuahi dan membentuk sel lengkap. Juga, tidak ada yang bertanya mengapa pewarisan dari leluhur wanita dapat muncul pada anak laki-laki. Hingga akhirnya Gregory Mendel, seribu seratus tahun kemudian, mengungkapkan konsep pewarisan sifat.

 

AL-QUR'AN DAN BIOLOGI MOLEKULER

 

Al-Qur'an mengakui asal-usul hewan sebagai berasal dari benih jantan dan betina, yang disebutkan dalam ayat-ayat di Surah An-Najm. Namun, perkembangan ilmu genetika secara singkat dan ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: Orang pertama yang mampu memindahkan sifat-sifat warisan adalah seorang pendeta Austria bernama Gregory Mendel yang memperkenalkan aturan-aturan ini melalui eksperimennya pada tanaman kacang polong pada tahun 1865. Namun, komunitas ilmiah pada saat itu tidak banyak memperhatikan pandangan dan penemuannya, sehingga hasil kerja Mendel terlupakan, dan seolah-olah ilmu ini ditutup untuk sementara.

 

Pada tahun 1900, penemuan kembali hukum-hukum yang diusulkan oleh Mendel oleh Drewis, Shermac, dan Cornens membuat teorinya dipertimbangkan dan diterima, serta Mendel dijuluki sebagai bapak ilmu genetika. Pada tahun 1953, dengan penemuan struktur DNA oleh James Watson dan Francis Crick, terciptalah bidang baru dalam biologi yang disebut biologi molekuler.

 

Setelah satu abad sejak penemuan Mendel, terjadi kombinasi antara biologi molekuler dan genetika. Biologi molekuler berfokus pada struktur dan mekanisme kerja gen, sedangkan genetika mempelajari penyakit genetik dan pendekatan terapeutik. Kombinasi ini menghasilkan bidang baru yang disebut rekayasa genetika. Dalam waktu singkat, rekayasa genetika mampu mendominasi berbagai bidang seperti kedokteran, industri, dan pertanian, serta mengadopsi berbagai pandangan terkini.

Dasar dari rekayasa genetika dan bioteknologi adalah transfer satu atau lebih gen dari satu organisme ke dalam kumpulan genetik organisme lain. Dengan demikian, organisme baru ini akan memiliki gen yang sebelumnya tidak dimilikinya dan kini akan dipaksa untuk mengekspresikan gen tersebut di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Hasil ekspresi ini dapat menghasilkan sifat atau produk tertentu.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, rekayasa genetika dan bioteknologi telah memberikan kontribusi yang berharga bagi umat manusia. Pencapaian paling penting dari pengetahuan ini termasuk dampaknya di berbagai bidang seperti pembiakan hewan dan tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak produk, penyediaan obat dan hormon dengan kemurnian tinggi dan biaya rendah, serta pengobatan penyakit genetik dengan mengubah sel telur. Selain itu, diagnosis penyakit genetik sebelum kelahiran, diagnosis akurat hubungan anak dengan orang tua, serta teknik mengidentifikasi pelaku kejahatan melalui sisa-sisa tubuh, rambut, atau darah mereka adalah kemampuan lain dari genetika molekuler.

 

Ilmu genetika merupakan ilmu yang masih muda dan tidak memiliki sejarah panjang. Sejarah singkat ini menunjukkan betapa kerasnya para ilmuwan bekerja untuk membuktikan ilmu ini kepada manusia selama dua abad terakhir. Namun, apakah kita dapat mengakui bahwa temuan-temuan ini baru bagi kita? Ya, semua hal ini didasarkan pada pengenalan DNA dan struktur genom manusia serta tumbuhan yang merupakan hasil penelitian ilmuwan. Namun, dasar-dasar genetika telah sepenuhnya diungkapkan dalam Al-Qur'an, dan hari ini sangat disayangkan mempelajari genetika tanpa menyadari bahwa penemunya bukanlah dari kita.

 

Selain itu, ada rasa takjub dan kekaguman bagi manusia untuk mengetahui bahwa:

1.  Betapa bijaksananya Allah yang Maha Suci, dalam mukjizat-Nya, Ia menyebutkan hal-hal yang baru ditemukan ribuan tahun kemudian dan menjadi pengingat bagi manusia seperti air yang murni dan bersih.

2.  Lebih mudah memahami makna ayat-ayat Al-Qur'an yang telah ditemukan secara ilmiah.

3.  Manusia semakin percaya pada kebesaran Allah dan Kitab-Nya.

4.  Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an, baik seribu empat ratus tahun yang lalu maupun saat ini, tidak memiliki tandingan dan selalu unggul. Semua orang yang menulis buku untuk menentang Al-Qur'an sepanjang sejarah tidak pernah mampu menyaingi teks Al-Qur'an, melainkan hanya menghina dan mencela diri mereka sendiri, yang kemudian mengakui ketidakmampuan mereka.

5.  Ayat ini benar-benar dipercaya sebagai "Kitab ini adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa" (Al-Baqarah/1).

6.  Al-Qur'an tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern. Ini tidak berarti bahwa Al-Qur'an adalah buku ilmiah murni, tetapi Al-Qur'an mengonfirmasi ilmu pengetahuan, di mana ilmu pengetahuan hanyalah sebagian dari pengetahuan dalam Al-Qur'an yang diberikan untuk pemahaman dan petunjuk bagi manusia. "Segala sesuatu telah datang dalam kitab suci ini untuk memberi petunjuk kepada umat manusia."

 

Dengan demikian, tidak lebih dari dua abad telah berlalu sejak para ilmuwan genetika mengungkap cerita mereka, dan sebenarnya kurang dari satu abad penuh penelitian ilmiah tentang DNA manusia, hewan, tumbuhan, dan studi genomik. Peta lengkap genom manusia, tumbuhan, dan hewan juga baru tersedia kurang dari tiga puluh tahun yang lalu.

 

Para cendekiawan Muslim, melalui kajian harian dan penemuan-penemuan terbaru, semakin menyadari kebesaran ilahi dan kekuasaan Allah, serta bagaimana membangunkan manusia yang terlelap dalam kebodohan selama seribu seratus tahun dan menempatkannya hanya di awal jalan menuju pengetahuan. Sesungguhnya, apa yang telah ditemukan dari ilmu genetika dan yang masih akan ditemukan hanyalah langkah kecil yang membimbing manusia ke dalam misteri alam yang belum terungkap.

 

APA YANG DIKATAKAN AL-QUR'AN TENTANG DNA?

 

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, ilmu genetika mencakup berbagai cabang dan spesialisasi yang pada dasarnya terbagi menjadi dua kategori umum: hewan dan tumbuhan. Penerapan genetika dalam ilmu kedokteran dilakukan melalui penelitian pada hewan dan masih diuji terlebih dahulu pada hewan sebelum diterapkan pada target (pasien). Jika hasilnya berupa strategi atau obat, maka akan diperkenalkan ke dunia. Oleh karena itu, genetika medis, yang mencakup peran plasenta pada hewan dan manusia serta peran warisan genetik dalam plasenta, merupakan bagian penting dari studi ini.

DNA atau asam deoksiribonukleat adalah unit yang berada di pusat setiap sel yang mengandung informasi genetik dari sel-sel tersebut. Sel-sel ini beroperasi berdasarkan informasi yang tersimpan dalam DNA. DNA memiliki struktur protein dan mengandung gen-gen; secara kimiawi, DNA merupakan polimer panjang dengan unit-unit nukleotida yang terdiri dari kolom-kolom yang terikat fosfat. Molekul DNA dapat terdiri dari jutaan nukleotida dan menyerupai tangga spiral yang terhubung oleh basa-basa nitrogen.

Struktur DNA ditemukan oleh Francis Crick dan James Watson pada tahun 1953, dan keduanya menerima Hadiah Nobel pada tahun 1962 atas penemuan ini. Sel yang tidak memiliki DNA tidak memiliki fungsi dan secara praktis mati. Al-Qur'an menyebutkan bahwa: "Manusia diciptakan dari 'عجل (ketergesa-gesaan),' Kami akan menunjukkan ayat-ayat Kami 'di masa depan'. Jadi janganlah tergesa-gesa." (Nabi-nabi, 37). Poin menarik adalah bahwa "Kami akan menunjukkan di masa depan" mengindikasikan bahwa Kami akan menunjukkan tanda-tanda Kami, yang menunjukkan bahwa ini segera akan ditemukan, dan bagian ini meningkatkan kemungkinan bahwa ayat tersebut merujuk pada DNA.

 

Pada manusia, semua sel yang diperlukan untuk menciptakan manusia baru diproduksi melalui pembelahan sel dan fungsi gen serta instruksi yang membentuk DNA dan RNA. Akhirnya, berkat Tuhan dan partikel mikroskopis hidup dan cerdas ini, seorang manusia dewasa menjadi seperti orang tuanya. Perubahan sedikit saja pada salah satu gen selama dan setelah pembelahan sel dapat menghasilkan anak yang cacat, yang dapat berupa berbagai sindrom, dan semuanya tidak mungkin terjadi tanpa adanya Pencipta yang besar dan tertib.

 

Dasar-dasar ilmu genetika tentang hewan dan manusia disebutkan dalam Al-Qur'an. Contoh terbaik mengenai hewan adalah kisah Bahtera Nuh; di mana Allah memerintahkan agar hewan-hewan disimpan berpasangan. Bagi Allah yang dapat menciptakan segala sesuatu dari tiada, menciptakan Adam dan Hawa dari tanah, dan menciptakan seorang anak dengan nama Isa (A.S) tanpa seorang ayah, penciptaan hewan-hewan tersebut hanya membutuhkan satu kata dari Allah. Allah hanya perlu mengatakan "jadilah", dan ciptaan baru akan terjadi, tetapi dengan memasangkan hewan, Allah ingin mengajarkan kepada manusia bahwa reproduksi hanya terjadi secara berpasangan.

 

Dalam Al-Qur'an, pada surah Al-Infitar, ayat 6 hingga 9, Allah berfirman: "Hai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah? (6) Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu, dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang? (7) Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (8) Sekali-kali bukan, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. (9)"

Pada ayat ketujuh, urutan ilmiah ini mengacu pada tindakan enzim DNA polimerase dan primer yang melakukan replikasi dan menempatkan C berlawanan dengan G dan A berlawanan dengan T, serta melakukan proses koreksi dan pengurutan. Ayat kedelapan merujuk pada kelanjutan proses replikasi oleh enzim ligase, yang menyatukan dua untai DNA dan menciptakan yang baru. Proses penciptaan dalam ayat ketujuh mengindikasikan awal dari simulasi dan pembelahan sel.

Al-Qur'an menyebutkan: “Yang menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu, dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang?” Kita tahu bahwa bahkan satu sperma saja cukup untuk membuahi sel telur, sehingga Al-Qur'an terlebih dahulu membedakan jenis kelamin, yaitu pasangan pria (laki-laki) dengan cairan di rahim (tempat yang aman). (Dengan bertemu dengan sel telur) Sel-sel perlahan-lahan berdiferensiasi, menjadi spesifik, dan menghasilkan jaringan. Al-Qur'an berkata: “Lihatlah, manusia, dari apa Kami menciptakannya? Dari air yang lentur yang membawa setengah warisan manusia, dan air ini tidak bernilai, tidak berasal dari bumi sama sekali, melainkan dari dimensi yang luhur dari manusia dan ruh, dengan nilai yang tinggi dan keunggulan, karena manusia sebenarnya bukanlah apa-apa selain jiwanya yang bersifat rendah dan unik.”

 

Molavi berkata, “Wahai manusia, jiwa dan pikiranmu yang bernilai, jika tidak tubuhmu tidaklah bernilai.” Maka ras manusia dibentuk dari air itu. Dalam bahasa Arab, kata "سالله” berarti sesuatu yang perlahan-lahan dipisahkan dan dikeluarkan, jadi makhluk hidup dalam air mani laki-laki dan perempuan, yaitu sperma dan sel telur, dapat disebut sebagai ratusan juta sperma. Biasanya dalam air mani pria, hanya satu sperma yang dipisahkan dan membuahi sel telur, saat sel telur dilepaskan dari ovarium dan bertemu dengan sperma di dalam rahim.

 

Di sisi lain, gen ini bisa disebut gen hidup dan DNA yang ada pada sperma dan ovum, yang menyebabkan pembelahan sel dan diferensiasi sel, karena kromosom yang ada di antara gen-gen pada sperma dan sel telur hampir berbeda. Keduanya saling "membunuh" dan seolah-olah terpisah dari keadaan asalnya, sehingga sel yang berdiferensiasi tidak lagi menjadi bagian dari tubuh wanita, melainkan entitas hidup yang berkembang bersama ibu. Di sisi lain, air ini adalah semacam dorongan. Mekanisme mutasi menyebabkan sperma mencapai sel telur dengan bantuan antena. “Manusia diciptakan dari air yang lentur.”

 

Kasus medis dan embriologi yang menjadi dasar ilmu genetika manusia banyak ditemukan dalam Al-Qur'an, dan seiring berlalunya waktu serta kemajuan ilmu pengetahuan, konsep-konsep tersebut kini lebih nyata. Allah tidak menganggap embrio buatan manusia berasal hanya dari laki-laki, melainkan mencampurkannya dengan kombinasi dua cairan dari laki-laki dan perempuan yang menjadi dasar semua penemuan genetika, serta betapa besar usaha manusia untuk membuktikan fakta ini. Inilah yang dikatakan Al-Qur'an: "Sungguh Kami telah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur (laki-laki dan perempuan; gamet laki-laki; gamet perempuan; sperma dan sel telur)" dan sekali lagi Allah menyatakan dalam Al-Qur'an: "Sungguh Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan."

 

Ini berarti bahwa manusia dan perempuan pertama kali diciptakan dari tanah, kemudian hubungan kelamin mereka terjadi hanya melalui mekanisme reproduksi dan pernikahan, di mana keturunan dihasilkan dari perpaduan dua cairan berharga yang, berkat Tuhan, mewakili-Nya, karena Dia mampu mengubah tembaga menjadi emas. Setelah tahap sel telur ini, Al-Qur'an tidak merinci apa hormon yang disekresikan atau betapa rumitnya proses tersebut, melainkan menyentuh hal-hal yang melampaui pengetahuan manusia. Kita tahu bahwa sel telur sebenarnya adalah tahap awal penciptaan manusia dan awal dari tahap pra-embrionik (tahap pra-embrionik yang berlangsung dari jam nol hingga akhir minggu kedua, tahap embrionik yang berlangsung dari awal minggu ketiga hingga akhir minggu kedelapan, dan tahap janin dari awal minggu kesembilan hingga saat kelahiran).

 

Berdasarkan hal tersebut di atas, tahap pertama dalam Al-Qur'an adalah tahap pertumbuhan. Tahapan ini secara jelas dinyatakan dalam Surah Al-Mu'minun ayat 12 hingga 14: "Kemudian Kami tempatkan air mani di tempat yang kokoh." Kami ubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, lalu tulang yang dibalut dengan kulit, dan akhirnya Kami ciptakan makhluk lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik!

 

Imam Muhammad Baqir (A.S) menyatakan: Air mani membutuhkan waktu 8 hari untuk menetap di tempat yang kokoh, dan ini juga merupakan dasar dari ilmu genetika. Genetika mempelajari betapa kecilnya, meskipun penuh emosi, perubahan-perubahan ini terhadap jenis DNA dan RNA yang rusak di kromosom! Oleh karena itu, menurut Al-Qur'an, kesimpulan berikut dapat diambil dari informasi ini.

 

 

Berikut adalah beberapa poin utama dari argumen yang dikemukakan terkait penciptaan manusia, yang diselaraskan dengan konsep ilmiah dan ajaran Al-Qur'an:

 

1.  Manusia Diciptakan dari Gamet Laki-Laki dan Perempuan: Al-Qur'an menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari "campuran bahan" (surah Al-Insan: 2), yang merujuk pada perpaduan sperma laki-laki dan ovum perempuan. Ini sejalan dengan pengetahuan ilmiah bahwa fertilisasi terjadi ketika sperma membuahi sel telur, membentuk zigot yang menjadi dasar perkembangan embrio.

 

2.  Aktivasi Gen oleh Sperma dan Ovum: Ayat-ayat Al-Qur'an (misalnya, "Kemudian Dia menciptakan manusia dengan mudah dari air yang melompat-lompat" - surah Ath-Thariq: 6-7) merujuk pada proses alami di mana sperma yang bergerak aktif bertemu dengan ovum. Aktivasi gen dan pembelahan sel dimulai setelah sperma berhasil membuahi sel telur, yang menjadi awal perkembangan manusia.

 

3.  Mekanisme Pertumbuhan Sel Telur dan Aktivitas Enzimatik: Ayat dalam surah Al-Mu'minun ayat 14 menyebutkan perkembangan manusia melalui tahapan yang bertahap, mulai dari air mani, gumpalan darah, daging, hingga pembentukan tulang yang dibalut dengan daging. Ini merujuk pada proses perkembangan embrio yang melibatkan aktivitas enzimatik dan diferensiasi sel dalam tahap-tahap pembentukan tubuh manusia.

 

4.  Manusia Mewarisi Sifat Orang Tua: Al-Qur'an menegaskan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang diwarisi dari ayah dan ibu. Sifat-sifat fisik, seperti warna kulit, cacat bawaan, atau kemampuan tertentu, diwariskan melalui genetik dari kedua orang tua. Ini sejalan dengan ilmu genetika modern yang menjelaskan bahwa sifat-sifat diwariskan melalui DNA dari ayah dan ibu, yang dapat muncul dalam generasi yang jauh.

 

5.  Penciptaan Manusia dari Air yang Terhina: Al-Qur'an mengingatkan bahwa manusia diciptakan dari "air yang hina" (campuran sperma dan ovum), dan Tuhan yang menjadikannya sebagai makhluk yang sempurna. Hal ini menegaskan kemuliaan manusia yang berasal dari proses sederhana namun mengandung nilai tinggi yang hanya bisa terjadi melalui kekuasaan Tuhan.

 

6.  Pengertian Tentang Perkawinan dan Reproduksi: Al-Qur'an tidak hanya membahas tentang penciptaan manusia, tetapi juga tentang penciptaan tumbuhan secara berpasangan. Hal ini mencerminkan penemuan ilmiah modern, seperti yang dijelaskan dalam hukum pewarisan genetika oleh Gregor Mendel, bahwa tanaman juga memiliki mekanisme reproduksi yang melibatkan pasangan jantan dan betina. Sebagai contoh, pohon kiwi dan pohon lilac memiliki basis kelamin yang terpisah antara jantan dan betina.

 

7.  Kromosom dan Penentuan Jenis Kelamin: Dalam reproduksi manusia, laki-laki memiliki kromosom XY dan perempuan memiliki kromosom XX. Kromosom Y dari sperma laki-laki menentukan kelahiran anak laki-laki, sementara kromosom X menentukan kelahiran anak perempuan. Namun, kadang-kadang terjadi penyimpangan dalam proses ini, yang dapat menghasilkan kelainan seksual atau manusia dengan sifat campuran antara maskulin dan feminin.

 

Kesimpulan dari argumen ini adalah bahwa Al-Qur'an secara implisit menyebutkan prinsip-prinsip yang kemudian dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern, termasuk dalam hal genetika, reproduksi, dan perkembangan manusia. Pandangan ini menunjukkan bahwa teks suci ini mengandung pengetahuan ilmiah yang mendalam, yang baru dipahami lebih jelas seiring perkembangan ilmu pengetahuan.

 

Melihat kromosom XY, kita menemukan bahwa kromosom laki-laki mengandung kedua kromosom Y dan X laki-laki, sementara perempuan hanya memiliki kromosom X. Al-Qur'an dalam surah Al-Qiyamah, ayat 37-39, merujuk pada hal ini: "Dia memiliki setetes mani yang dituangkan ke dalam rahim, lalu menjadi segumpal darah, dan Allah menciptakan dia serta menyusunnya dan menjadikannya sepasang laki-laki dan perempuan."

 

Jika diperhatikan, orang yang memiliki kromosom Y adalah laki-laki, dan masuknya kromosom Y dari laki-laki merupakan faktor efektif dalam menentukan jenis kelamin laki-laki, karena jika kromosom X, akan melahirkan anak perempuan, dan jika Y, akan melahirkan anak laki-laki. Di masa lalu, bahkan sebelum munculnya ilmu genetika, dianggap bahwa wanita yang menentukan jenis kelamin janin, namun di dalam Al-Qur'an secara tidak langsung disebutkan dalam ayat di atas.

 

ENZIM DALAM AL-QUR'AN

 

Enzim umumnya adalah katalis biologis untuk protein, yang memainkan peran penting dalam tubuh dan dapat meningkatkan aktivitas hingga 107 kali lipat, mengambil berbagai bentuk. Dalam makalah ini, kami mempertimbangkan dua jenis enzim.

 

1.  Kelompok Enzim Pencernaan Pertama. Ada sejumlah enzim yang disekresikan di pankreas, yang dilepaskan dari duodenum ke lambung dan memainkan peran penting dalam pencernaan makanan yang kita konsumsi. Namun, jumlah enzim ini juga harus sebanding dengan jumlah makanan yang dikonsumsi karena peningkatan dan penurunan jumlah enzim dapat mempersulit penyerapan dan ekskresi makanan. Sebagai contoh, lemak dan gula memerlukan lebih banyak enzim dalam saluran pencernaan, dan pankreas menyesuaikan dengan jenis makanan yang kita konsumsi.

2.  Kelompok kedua adalah enzim yang digunakan dalam kloning DNA yang mengandung materi genetik dan inti sel kita, sebagaimana disebutkan dalam Bab Satu Buku Biologi Pra-Universitas, seperti enzim RNA polimerase yang berperan dalam transkripsi dua inti DNA. Bidel dan Titum juga menyatakan bahwa setiap gen memengaruhi dengan menghasilkan enzim. Gambar berikut menunjukkan peran RNA polimerase dalam transkripsi gen.

 

Dalam transkripsi, langkah pertama replikasi RNA polimerase sebagian memisahkan sepasang untai DNA yang digandakan, pada langkah kedua, RNA polimerase bergerak seperti kereta di atas rel dan menata masing-masing nukleotida DNA, lalu menyusunnya dan akhirnya memisahkan DNA dan mRNA yang terbentuk.

 

Dalam simulasi yang sedikit lebih kompleks, mirip dengan transkripsi, kecuali bahwa dua untai dibuat dari untai pertama dan enzim helicase dan lipase memainkan peran aktif dalam proses ini.

Telah ditulis dalam surah Ar-Rum, ayat 28: "Allah telah memberikan contoh kepada kalian: Apakah kalian mau berbagi dalam kenikmatan yang telah Kami berikan kepada kalian, jika kalian memiliki budak, sebagaimana kalian dan budak kalian setara dan takut kehilangan miliknya tanpa izin? Sebagaimana kalian takut terhadap pasangan bebas? Kami jelaskan ayat-ayat ini bagi mereka yang berpikir."

1.  Di awal ayat, terdapat contoh tentang diri kalian sendiri yang dapat merujuk pada tubuh, dan seperti yang kita ketahui, enzim memiliki aktivitas intraseluler.

2.  Bagian kedua merujuk pada pasangan kenikmatan, yang mungkin merujuk pada pencampuran makanan dengan enzim pencernaan.

3.  Di bagian ketiga, disebutkan dua persamaan, yang mungkin merujuk pada enzim yang terlibat dalam replikasi yang memisahkan dan menyusun dua untai.

 

Penyitaan independen dan tanpa izin disebutkan kemudian, yang juga berarti bahwa jika ada kesalahan atau manipulasi oleh manusia, hal ini dapat menyebabkan mutasi, kanker, dan kematian.

 

AL-QUR'AN DAN ILMU PENGOBATAN HERBAL

 

Ilmu alam, sebagai salah satu mukjizat Al-Qur'an, terdapat dalam ayat-ayat yang rujukannya tidak merusak konteks pengajaran Al-Qur'an, dan hanya pekerjaan teolog besar (Allah) yang berbicara sedemikian rupa sehingga hamba-hamba-Nya akan tunduk kepada-Nya dengan segala kemajuan yang mereka miliki, sehingga menghormati-Nya. Tidak ada salahnya mengetahui bahwa Allameh Tabataba'i, dalam bukunya Prinsip-Prinsip Filsafat dan Metode Realisme, menyajikan naturalisme Al-Qur'an sebagai berikut:

Di zaman kita, penentangan terhadap pemikiran dan perenungan tentang hal-hal gaib telah mengambil bentuk baru: warna filsafat indrawi. Seperti yang kita ketahui, di Eropa, metode empiris dan indrawi untuk memahami alam telah mengalahkan metode deduktif.

 

Setelah kemenangan ini, dianggap bahwa metode deduktif tidak valid di mana pun dan bahwa satu-satunya filsafat yang dapat diandalkan adalah filsafat indrawi. Konsekuensi teoretis dari teori ini adalah bahwa teologi harus dianggap meragukan, kabur, dan tidak dapat dideteksi karena tidak adanya akses ke indra dan pengalaman, dan sebagian orang akan sepenuhnya menolaknya. Ini adalah proses yang terjadi di dunia Barat.

 

Di dunia Muslim, sejarah penentangan terhadap pemikiran di satu sisi, keberhasilan metode indrawi dalam memahami alam di sisi lain, dan kesulitan merenungkan dan memecahkan masalah-masalah filosofis di sisi ketiga, membuat kelompok penulis tertentu terguncang. Hal ini menciptakan teori gabungan di antara mereka. Mereka mengklaim bahwa teologi dapat diteliti, tetapi dalam teologi hanya perlu menggunakan metode empiris yang digunakan untuk memahami alam.

 

Kelompok ini mengklaim bahwa Al-Qur'an adalah satu-satunya cara untuk mengenal Allah, mempelajari alam dan makhluk menggunakan metode indrawi, dan cara lain adalah sia-sia, karena Al-Qur'an secara eksplisit mempelajari manusia dalam manifestasi alam di sepanjang ayat-ayatnya — yang mustahil dilakukan kecuali dengan metode intuitif — dan menyebut sumber serta kunci kebangkitan dalam studi semacam ini.

 

Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an mengundang studi indrawi tentang alam dan menekankannya, tetapi apakah studi alam tersebut cukup untuk memecahkan semua masalah yang diangkatnya? Naturalisme tentu saja memberi kita informasi tentang ilmu pengetahuan, kekuasaan, dan kebijaksanaan pencipta dunia, tetapi juga tentang maksud bahwa pencipta dunia mengetahui apa yang dia lakukan di alam. Dan mampu atas segala sesuatu: "Bukankah Allah yang menciptakan segala makhluk mengetahui rahasia mereka? Dia adalah Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi" (Al-Mulk, 1). Dalam hal ini, Dia juga menginginkan kita untuk memiliki pengetahuan yang lebih tinggi, dan bahwa Dia mengetahui segalanya tanpa terkecuali dan pasti mampu atas segala sesuatu: "Allah memiliki ilmu dan pengetahuan tentang segala sesuatu. Segala sesuatu mungkin bagi Allah" (Al-An'am / 101). Bagaimana kita menemukan ilmu dan kekuasaan yang tak terbatas dengan mempelajari makhluk yang bagaimanapun terbatas?

 

Pengetahuan tentang alam dan lingkungan terkandung dalam Al-Qur'an, salah satu contohnya adalah genetika tanaman dan rujukan pada pasangan tumbuhan. Dalam Al-Qur'an, lebih dari 750 ayat merujuk pada alam; berbagai aspek dari efek dan keindahannya diingat. Dalam sebagian besar ayat-ayat ini, kita dianjurkan untuk membaca Kitab Alam dan mengajarkannya. Banyak ayat Al-Qur'an merujuk pada pasangan buah-buahan, tumbuhan, dan manusia. (Ar-Ra'd / ayat 3; Asy-Syu'ara ayat 7; Yasin, ayat 36). Hal yang sama dinyatakan dalam ayat 5, surah Al-Hajj, dan surah Luqman, ayat 10 dan ayat 4-5 dalam surah Ghafir. Allah dapat menciptakan segala jenis buah dan segala sesuatu dalam bentuk berpasangan."

 

Adalah wajar bahwa Tuhan menciptakan semua hewan dan tumbuhan dalam pasangan, dan menjadikan hasil keturunan mereka sebagai hasil dari pernikahan dan reproduksi berdasarkan pasangan jantan dan betina. Tidak ada makhluk di alam yang berada di luar informasi ini, artinya semua makhluk memiliki proses reproduksi seksual. Dalam ayat 49 dari surah Az-Zariyat kita membaca: "Dan dari segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)."

 

Dan dalam ayat 36 dari surah Yasin, Allah berfirman: "Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui."

 

Ayat ini menjelaskan dengan lebih jelas cakupan pasangan dalam tumbuhan, manusia, dan benda-benda yang melampaui jangkauan ilmu pengetahuan manusia. Banyak komentator, karena mereka belum memahami makna pernikahan dalam arti sebenarnya (kedua jenis kelamin), telah menafsirkan ayat tersebut untuk merujuk pada berbagai tradisi makhluk duniawi yang berpasangan secara merata, seperti siang dan malam, terang dan gelap, laut dan gurun, matahari dan bulan, perang dan damai, dan seterusnya. Namun hari ini kita menemukan penafsiran yang lebih akurat terhadap kedua ayat ini, karena penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa semua materi di alam semesta terdiri dari komponen yang sangat kecil yang disebut atom. Sebelumnya, atom dikenal sebagai sesuatu yang tak terpecahkan, dan oleh karena itu diberi nama "atom" yang berarti tak terpecahkan. Dari sini, dengan bantuan ilmu pengetahuan manusia, atom dipecah dan energi atom serta industri terkait mulai berkembang.

 

Ketika atom dipecah, mereka mengidentifikasinya sebagai terdiri dari sebagian besar elektron dan proton, yang memberikan pengertian yang lebih tepat tentang pasangan dalam semua partikel di alam semesta, yaitu dua "jantan" dan "betina", "positif" dan "negatif", tercapai tanpa pengecualian, sementara penafsiran para ilmuwan sebelumnya tidak hanya tidak sesuai dengan konsep kesepadanan, tetapi juga memiliki banyak pengecualian.

 

Dalam lima ayat Al-Qur'an, pasangan disebutkan dalam dunia tumbuhan. Dalam ayat 10 dari surah Luqman kita membaca: "Kami turunkan air dari langit, dan Kami tumbuhkan di bumi setiap jenis tumbuhan yang berharga berpasang-pasangan." Dan dalam ayat 5 dari surah Al-Hajj, dikatakan: "Kamu melihat bumi kering dan mati, tetapi ketika Kami turunkan hujan di atasnya, ia bergerak dan tumbuh, dan menciptakan setiap pasangan tumbuhan yang indah."

Dalam ayat 53 dari surah Taha, kita membaca: "Dan dari langit Dia menurunkan air, yang dengannya Kami keluarkan pasangan-pasangan berbagai tumbuhan dari bumi."

 

Memang benar bahwa di masa lalu manusia kurang lebih menyadari bahwa beberapa spesies tumbuhan memiliki tipe jantan dan betina, dan digunakan untuk melakukan penyerbukan dengan inokulasi (khususnya pohon kurma di mana jantan dan betina telah dikenal sejak dulu, dan mereka diserbuki melalui penyerbukan), tetapi untuk pertama kalinya pada pertengahan abad kedelapan belas, seorang ilmuwan dan ahli botani terkenal asal Swedia bernama "Linnaeus" mengumumkan bahwa pasangan (jantan dan betina) di dunia tumbuhan adalah masalah umum, dan tumbuhan juga memiliki kesamaan. Sebagian besar hewan dibuahi melalui pertemuan jantan dan betina, kemudian menghasilkan buah. Namun seperti yang telah kita lihat, Al-Qur'an telah menyatakan kebenaran ini dua belas abad sebelumnya, sebelum para ilmuwan mengungkap misterinya, Al-Qur'an dalam banyak kesempatan telah merujuk pada pasangan dalam dunia tumbuhan.

 

Menariknya, tumbuhan berbeda dalam hal bahwa banyak dari mereka memiliki jantan dan betina, dan di beberapa lainnya, jantan terpisah dari betina. Jadi dalam surah Taha ayat 53, Allah merujuk pada "reproduksi atau penyerbukan", dan masalah "pasangan tumbuhan" juga disebutkan dalam surah Ar-Ra'd (ayat 35) di mana Allah berfirman, "Maha Suci Allah yang telah menciptakan seluruh pasangan, baik yang keluar dari bumi, diri mereka sendiri, maupun pasangan yang tidak mereka ketahui."

 

Pasangan yang tidak diketahui manusia, atau yang baru saja diketahui, seperti pasangan antara virus dan bahkan partikel atom yang memiliki muatan neutron positif dan elektron negatif, atau bisa jadi mekanisme seperti virus, nematoda, dan jamur. Reproduksi dan pasangan mereka sekarang dapat dimengerti, tetapi pada masa itu sulit dipahami. Dengan munculnya ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi baru serta produksi teknologi baru, manusia mulai menyadari bahwa mereka tidak mengetahui apa-apa, dan bahwa lingkaran ilmu pengetahuan manusia terbatas untuk mengakses semua ilmu sekaligus dan memerlukan waktu untuk mengungkap fakta-fakta. Informasi ilmiah yang lebih baik tersedia untuk semua orang.

 

APA YANG DIKATAKAN AL-QURAN TENTANG LEBAH?

 

Kata "نحل" berarti lebah madu dalam ayat 68 dan 69 dari Surah An-Nahl di bagian 2 Al-Quran. Allah berfirman: "Tuhanmu memberikan wahyu kepada lebah!" Kemudian Allah berbicara tentang lebah dan madu, namun dalam bentuk misi ilahi dan misteri yang diilhamkan melalui nama Wahyu. Pertama disebutkan, "Dan Tuhanmu memberi wahyu kepada lebah untuk memilih rumah dari gunung-gunung, pohon-pohon, dan bangunan yang dibuat oleh manusia."

 

Misi pertama lebah disebutkan dalam ayat ini, yaitu membangun rumah. Hal ini mungkin karena masalah tempat tinggal yang layak adalah syarat pertama kehidupan, diikuti oleh aktivitas lainnya. Dalam ayat kedua Surah An-Nahl, misi kedua lebah dimulai. Al-Quran mengatakan: "Kami telah mengilhaminya untuk memanfaatkan sepenuhnya buah-buahan dan mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh Tuhanmu."

 

Akhirnya, tahap terakhir dari misi mereka, sebagai hasilnya, dinyatakan, "Di dalam lebah, ada minuman khusus yang datang dalam berbagai warna." Menarik untuk dicatat bahwa para ilmuwan telah menemukan bahwa lebah adalah pembuat madu yang ahli, di mana sifat-sifat obat dan terapeutik dari tanaman sepenuhnya dipertahankan dan ditransfer ke dalam madu.

 

Dalam kisah sarang lebah dan hadiah berharga yang mereka bawa ke dunia manusia, yang sekaligus merupakan makanan, penyembuh, dan pelajaran hidup, terdapat tanda nyata dari kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berpikir. Seperti yang terlihat, salah satu tugas lebah adalah menyedot sari bunga dan tanaman untuk menghasilkan madu di perut pertama lebah. Lebah madu dengan nama ilmiah: "Apis mellifera" merupakan bagian dari "Hymenoptera". Lebah memiliki bagian mulut untuk menggigit dan menyedot. Metamorfosisnya lengkap dan mereka hidup secara kolektif dalam tiga kategori:

1.  Ratu yang bertelur.

2.  Lebah jantan (drones) hanya untuk membuahi ratu-ratu baru.

3.  Pekerja yang mandul dan sering memiliki banyak jenis.

 

Sarang lebah dapat berada di dalam kotak berukuran 2 cm³ yang disebut sarang modern, atau di dalam keranjang yang disebut sarang tradisional. Tubuh lebah dipenuhi dengan rambut yang memiliki duri pendek di samping dan mudah menangkap butiran serbuk sari. Pada mata majemuk dan kaki, terdapat rambut halus. Kaki depan (tibia) memiliki rambut pendek yang kasar dan lurus yang digunakan untuk membersihkan mata dari serbuk sari bunga dan disebut sikat mata.

 

Sayap lebah terjalin dengan kait atau sayap terbang saat terbang, dan ujung sayap membentuk pola tertentu. Mereka bisa bergetar 3 kali per detik. Mandibula atau rahang bawah digunakan oleh pekerja halus untuk mengumpulkan serbuk sari dan membuat cabang. Rahang atas atau (maxillae) seperti sendok panjang dan digunakan untuk mengumpulkan serbuk sari.

 

Bibir bawah berubah menjadi pelengkap sensorik dorsal dan sekitarnya (Labial Palps). Cairan nektar ditarik ke dalam perut besar atau perut madu (Money Stomach) sebagai hasil dari hisapan. Empat bibir segitiga membuka katup dan mencegah madu masuk ke perut, kecuali bila diperlukan untuk nutrisi. Usus lebah sempit dan memanjang, dengan sekitar 100 tubulus kecil, malpighi, dan rektumnya besar, berakhir di anus. Ada jarum di bagian bawah tubuh yang hanya terlihat pada pekerja dan ratu. Indra penciuman lebah sangat tajam, dan mata memiliki sejumlah besar unit visual serta otak yang relatif besar: lebah tidak bisa membedakan antara merah dan hitam.

 

Tentu saja Allah tidak dengan sembarangan menamai lebah untuk dipelajari oleh hamba-Nya. Kehidupan kolektif mereka dan keteraturan, serta perkawinan tanaman dan produksi madu, semuanya mencerminkan kebesaran Tuhan dan isu-isu alam dan genetik yang terlibat pada serangga ini. Selain fakta bahwa lebah sendiri memiliki siklus reproduksi yang sangat terarah, yakni ratu sangat cerdas. Dia bertelur di sisi yang dirasa lebih membutuhkan. Misalnya, jika prajurit sedikit, dia bertelur di sisi prajurit, jika lebih banyak pekerja dibutuhkan, dia bertelur di sisi pekerja, dan hanya Allah yang mengetahui rahasia besar ini. Allah tahu bagaimana seekor serangga kecil memiliki harapan akan masa depan, dan betapa indahnya masa depan itu. Dalam siklus reproduksi alam, lebah memainkan peran besar, mengirim surat cinta bunga kepada bunga lainnya melalui serbuk sari, dan buku cintanya selalu terbuka berkat karunia Allah, serta Allah telah menjadikan serangga ini sebagai malaikat yang menghubungkan antara tanaman dan bunga.

 

KESIMPULAN

Dasar-dasar ilmu genetik adalah reproduksi dan pembagian sifat orang tua kepada anak-anaknya, yang telah ada sejak dua abad yang lalu. Kita sekarang menyadari kesalahan pemahaman bahwa dokter-dokter di Yunani kuno dan Iran percaya bahwa melalui semen, seorang pria kecil masuk ke rahim wanita dan bahwa wanita tidak berperan dalam menghasilkan dan mempertahankan anak yang berusia sembilan bulan. Keyakinan ini telah dibantah oleh penemuan ilmu ini, dan kini dilupakan karena para peneliti saat ini juga mempelajari kebesaran wanita, yaitu wanita dapat menjadi hamil seratus persen tanpa campur tangan pria. Sebenarnya, mereka sedang berperang melawan Tuhan, menurut Profesor Ashmith, bahwa kita, seperti Maria, ibu Yesus, juga dapat menciptakan bayi tanpa seorang ayah. Namun, ini belum berhasil dan upaya para peneliti hingga saat ini belum membuahkan hasil. Apa pun yang dihasilkan atau tidak dilakukan oleh manusia pada dasarnya adalah pekerjaan Tuhan. Hanya Tuhan yang, melalui rahmat-Nya, mentransfer sebagian dari pengetahuan-Nya kepada hamba-Nya atau mencapai kesuksesan seperti itu menurut kehendak-Nya, sehingga kebanggaan-Nya atas ciptaan-Nya hanyalah kehampaan bagi para ilmuwan, dan satu-satunya Pencipta yang unik adalah Tuhan yang dapat melakukan apa pun yang Dia inginkan; jika Tuhan berkata "jadilah", maka akan ada.

 

Seperti yang disebutkan, dasar dari pekerjaan genetik yang berlandaskan pada reproduksi dan peran pasangan dalam menentukan pewarisan sifat yang telah ditetapkan oleh Tuhan dalam Al-Qur'an tidak hanya mengenai manusia tetapi juga mengenai tanaman dan hal-hal lainnya yang kita tidak ketahui yang mungkin menyediakan reproduksi seksual, seperti virus, mikroba, bakteri, jamur, nematoda, dan segala jenis serangga dan sebagainya.

 

Ada serangga yang disebut Praying Mantis, yang telah dibuat Tuhan menjadi unik. Saat jantan mendekati betina, dia melihat tangan betina, meminta tangan secara harfiah; jika betina mengangkat tangan kirinya berarti dia meminta makanan, dan ketika dia menerima makanan, jantan sekali lagi melihat betina, jika dia mengangkat tangan kanannya, berarti dia mengizinkan untuk kawin. Setelah kawin, betina akan memakan jantan. Tuhan telah menempatkan begitu banyak makhluk kompleks di alam. Secara tiba-tiba manusia teringat kebesaran Allah yang berfirman: "Dan pasangan-pasangan yang tidak kamu ketahui."

 

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, Al-Qur'an adalah satu-satunya buku yang selalu diperbarui, berbeda dengan Taurat dan Injil, yang mempercayai datarnya bumi dan beberapa tempat sebagai akhir dunia dan memaksa Galileo untuk mengaku salah, "tolong jangan siksa aku." Namun, Al-Qur'an adalah buku keajaiban, buku yang menghadirkan mukjizat baru setiap hari. Sungguh, jika seseorang ingin menulis tentang ilmu pengetahuan alam atau genetika dan dasar-dasar ilmu genetik dalam Al-Qur'an dan Islam, pasti akan ada buku tebal atau beberapa sampul buku.

Al-Qur'an bukanlah sekadar buku ilmiah; ia adalah buku unik yang membimbing manusia menuju kebaikan dan rahmat. Ia memiliki segala macam kejutan dan pernyataan bijaksana, filosofis dalam ilmu humaniora dan bahkan matematika serta ilmu terapan lainnya. Al-Qur'an adalah mukjizat, buku surgawi yang penuh dengan misteri yang setiap hari ditemukan oleh manusia. Hanya Tuhan kita yang tahu apa yang Dia katakan dan apa yang Dia ciptakan.

 

REFERENSI

[1] The Holy Quran.

[2] Nahj al-Balagheh (Honorable sayings of Imam Ali (P.B.U.H).

[3] Ebrahimi, Mohammad Ali, Principles and Principles of Genetic Engineering, 2014, Tehran.

[4] Eftekharian, Seyyed Javad, Quran and Day Sciences, 1362, Tehran.

[5] Farouki, Hossein, Plants in the Quran, 1995, Mashhad.

[6] Golshani, Mehdi, Quran and Natural Sciences, 1996, Tehran.

[7] Majlesi, Mohammad Taghi, Bahar al-Anwar, 1999, Qom.

[8] Mir Mohammadi, Seyed Ali, Genetics, 2015, Isfahan.

[9] Sahabi, Yadollah, The Creation of Man in the Expression of the Quran, 2001, Tehran.

[10] Tabatabai, Mohammad Hussein, Tafsir alMizan, 2007, Qom.

 

SUMBER:

Dr. Mohammad Reza Afroogh. 2019. Fundamentals of Genetic Science in the Holy Quran. Journal of Genetics and Genetic Engineering Volume 3, Issue 4, 2019, PP 8-17. ISSN 2637-5370.

Faculty of Law and Theology, Najafabad branch, Islamic Azad University, Najafabad, Iran *Corresponding Author: Dr. Mohammad reza Afroogh, Faculty of Law and Theology, Najafabad branch, Islamic Azad University, Najafabad, Iran, Email: afroogh100@yahoo.com.