Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Remitansi Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Remitansi Indonesia. Show all posts

Wednesday, 19 November 2025

Terungkap! TKI Hong Kong Penyumbang Devisa Raksasa RI—Pahlawan yang Lama Diabaikan!

 


TKI Hong Kong, Pahlawan Devisa yang Terlupakan

 

Mereka bangun saat kota masih gelap. Bekerja saat kita tertidur. Mengirim uang saat mereka sendiri menahan rindu. TKI di Hong Kong bukan sekadar pekerja migran—mereka adalah pahlawan yang menanggung lelah untuk membangun hidup orang lain. Terima kasih, pahlawan devisa. Indonesia berdiri lebih kokoh karena kalian.

 

Setiap akhir pekan, ribuan pekerja migran Indonesia di Hong Kong tumpah ruah di Victoria Park dan Central. Di balik tawa, musik, dan kerumunan itu, ada kenyataan yang sering kita lupakan: mereka adalah penyumbang devisa negara dalam jumlah miliaran dolar—tetapi penghargaan yang mereka terima belum sebanding dengan pengorbanannya.

 

Data resmi menunjukkan sekitar 150 ribu lebih pekerja Indonesia bekerja di Hong Kong, mayoritas sebagai pekerja rumah tangga. Mereka bangun lebih pagi daripada siapa pun, tidur paling larut, bekerja enam hari seminggu, dan hidup di negara dengan biaya hidup tinggi. Upah minimum yang mereka terima—sekitar HK$5.000 per bulan—seringkali habis untuk kebutuhan hidup dan kiriman rutin untuk keluarga di tanah air. Namun dari gaji yang sederhana itulah lahir kontribusi besar: lebih dari USD 2 miliar remitansi dari Hong Kong saja mengalir ke Indonesia setiap tahunnya. Angka itu menjadi oksigen bagi ribuan keluarga dan bagian penting dari stabilitas ekonomi nasional.

 

Namun, seiring derasnya aliran devisa, kita juga harus berani mengakui tekanan yang mereka hadapi. Aturan “live-in” membuat banyak dari mereka bekerja tanpa batas jam yang jelas. Sebagian menghadapi beban mental akibat kesepian, konflik dengan majikan, atau kekhawatiran soal masa depan keluarga yang bergantung pada uang kiriman dari Hong Kong. Meski begitu, mereka tetap bertahan—karena di balik peluh ada mimpi: menyekolahkan anak, melunasi utang, membangun rumah, atau memulai usaha kecil saat pulang nanti.

 

Ironisnya, para pekerja yang menjadi tulang punggung devisa ini masih sering dipandang sebelah mata. Penghargaan sosial bagi PMI belum setara dengan nilai ekonomi dan pengorbanan emosional yang mereka berikan. Padahal tanpa mereka, banyak keluarga tidak akan bergerak naik kelas, dan negara kehilangan salah satu sumber devisa terbesarnya di luar sektor formal.

Artikel ini ingin menegaskan satu hal: para TKI di Hong Kong bukan sekadar pekerja migran—mereka pahlawan keluarga dan negara.

 

Mereka layak mendapatkan:

  • perlindungan hukum yang lebih kuat,
  • biaya penempatan yang rendah dan bebas pungli,
  • literasi keuangan yang lebih luas,
  • akses psikososial yang memadai,
  • dan yang terpenting: penghargaan sosial sebagai pejuang ekonomi bangsa.

 

Di era menuju Indonesia Emas 2045, narasi tentang pahlawan tak boleh hanya berisi kisah para tokoh besar. Narasi itu juga harus memuat para perempuan dan laki-laki yang bekerja dalam sunyi di negeri orang demi masa depan generasi berikutnya.

 

Merekalah pahlawan devisa—dan sudah waktunya negara berhenti sekadar menghitung uang yang mereka kirim, tetapi mulai menghitung martabat yang harus kita jaga.


#TKIHongKong 

#PahlawanDevisa 

#PMIIndonesia 

#PekerjaMigran 

#RemitansiIndonesia 

#KisahTKI 

#TenagaKerjaIndonesia 

#PahlawanKeluarga #DiasporaIndonesia