Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Magang Petani Muda Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Magang Petani Muda Indonesia. Show all posts

Tuesday, 21 July 2009

Kabar dari Pengurus IKAMAJA Jawa Timur

Tulisan di bawah ini surat dari Ikamaja Jawa Timur:

Assalamu'alaikum War. Wab.
Salam kangen pada Bapak, semoga Bapak dalam lindungan Allah SWT, kami atas nama pengurus Ikamaja Jawa Timur mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada Bapak, perlu Bapak ketahui bahwa anggota IKAMAJA di Jawa Timur telah melakukan aktivitas dibidang masing-masing apa yang telah dipelajari selama di Induk Semang, kami ingin selalu berkomunikasi dengan Bapak dengan e-mail apabila bapak berkenan agar bapak bisa mengetahui kegiatan teman-teman Ikamaja di Jawa Timur, dan tidak putus tali silaturahmi, kami nantinya juga ingin mengetahui alamat e-mail atau facebook dari Induk semang kami dan salam buat semuanya, terutama kepada Bapak. Dan ini program yang telah di laksanakan atas nama organisasi Ikamaja di Jawa Timur yaitu setiap 3 bulan sekali kita koordinasi semua anggota, untuk pendanaan kita telah melaksanakan penghijauan yang bekerja sama dengan Perhutani Kanwil Jawa Timur dengan program sejuta pohon, semoga ini bermanfaat untuk kita semua. dan banyak lagi program yang lain. Demikian, atas diterimanya dari kami semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum War. Wab.
Pengurus Ikamaja Jatim

Wednesday, 6 May 2009

Pemuda Petani Indonesia Siap Belajar di Jepang

Oleh
*Muhamad Nasrul Pradana

Pada hari Kamis (4/23), bertempat di National Olympics Memorial Youth Center (NYC), Shibuya Ward, Tokyo telah diadakan upacara penerimaan trainee yang berasal dari Indonesia, Thailand, Malaysia dan Filipina untuk mengikuti pelatihan kepemimpian di Jepang selama satu hingga tiga tahun ke depan. Program pelatihan ini terselenggara atas dukungan dari Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) sebagai bentuk realisasi atas bantuan dana yang diberikan Jepang untuk pembangunan sosial ekonomi di Indonesia yang berupa “Bantuan Pembangunan Pemerintah (Official Development Assistance, ODA)”. Adapun pelaksana program utama pelatihan ini adalah Japan Agricultural Exchange Council (JAEC), disamping JICA (Japan International Cooperation Agency) yang telah lama memberikan bantuan dalam proyek kerjasama teknik untuk pengembangan Sumber Daya Manusia di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia.

Para peserta trainee yang datang ke Jepang ini, sebelumnya telah mengikuti proses seleksi yang sangat ketat di negara mereka masing-masing selama kurang lebih satu tahun. Untuk trainee Indonesia dikoordinir oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Departemen Pertanian, RI. Kemudian, mereka juga telah belajar bahasa Jepang selama kurang lebih 1 (satu) sampai 2 (dua) bulan sebelum berangkat ke Jepang agar dapat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mereka datang ke Jepang, mereka langsung diberikan pembekalan ilmu-ilmu dasar pertanian di Jepang yang sangat berguna selama kegiatan pelatihan berlangsung.

Mereka juga diikutsertakan kembali dalam pembelajaran khusus bahasa Jepang dengan para guru dan pelatih yang siap membantu mereka sebelum ditempatkan di berbagai daerah, antara lain: Prefektur Chiba, Aichi, Wakayama, Nara, Nagano, Niigata, Kumamoto, Gifu, Miyagi dan lain sebagainya . Namun karena singkatnya waktu belajar, hanya sekitar tiga minggu, mereka masih memiliki banyak kendala dalam berkomunikasi dengan orang Jepang. Disinilah, para trainee perlu berusaha keras untuk selalu belajar dan menggunakan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari sambil bekerja di lapangan nantinya, ungkap salah seorang staf JAEC, Mr. Sakamoto. Tidak ada jalan lain selain belajar keras untuk dapat menerima segala ilmu yang akan diajarkan oleh para induk semang (petani) selama di Jepang.

Peserta trainee ini sengaja dikirimkan dari Indonesia ke Jepang untuk menuntut ilmu pertanian, terutama mengenai teknik bercocok tanam, teknologi pertanian, manajemen pertanian sampai dengan pemasaran produk di sentra-sentra penjualan. Atase Pertanian, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo – Jepang, Bapak Pudjiatmoko, PhD melalui sambutan tertulis karena berhalangan hadir pada upacara pembukaan ini, menyampaikan bahwa tidak hanya ilmu bertani saja yang akan mereka pelajari, namun budaya kerja keras, disiplin dan kerjasama yang kuat perlu juga dipelajari untuk kemudian diterapkan dalam membangun pertanian negara Indonesia. Hasil pelatihan yang didapat oleh para peserta trainee diharapkan dapat berguna dalam melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik “change for the better (kaizen)” dan membangun pertanian di daerah masing-masing setelah kembali ke Indonesia serta menjadi bekal dimasa depan untuk menjadi petani yang tangguh dan teladan.

Diharapkan melalui program pelatihan kepemimpinan petani ini, hubungan persahabatan Indonesia – Jepang dapat semakin meningkat terutama dalam hal pengembangan sumber daya manusia serta “transfer of technology” yang dimiliki oleh petani Jepang kepada para petani Indonesia.

Ketigabelas peserta trainee dari Indonesia ini akan berusaha keras dalam mempelajari teknik pertanian Jepang yang dimulai dari proses produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Beberapa trainee mengungkapkan permasalahan utama Pertanian Indonesia saat ini lebih terletak pada proses penentuan harga yang tidak seimbang (terkadang berat sebelah) antara para petani dan tengkulak. Selain itu, dari segi strategi pemasaran juga masih terdapat berbagai kendala bagi petani-petani kecil yang salah satunya disebabkan oleh daya beli masyarakat yang rendah sehingga para petani juga terpaksa menjual produknya dengan harga rendah agar masyarakat kecil dapat mengkonsumsi produk mereka.

Di sela-sela waktu diskusi, salah satu peserta trainee menceritakan pengalamannya dalam menjual produk beras. Para petani menginginkan harga beras tersebut dapat dijual cukup tinggi di pasaran. Namun, jika dijual dengan harga tinggi maka rata-rata karyawan pabrik tidak mampu untuk membeli karena upah yang terlalu minim, sehingga memungkinkan terjadinya masalah kelaparan di suatu daerah. Masalah lainnya, para petani harus siap bersaing dengan hasil produk pertanian murah yang diimpor dari negara-negara tetangga, seperti China dan Thailand. Akibat persaingan harga di pasar setempat, para petani harus menurunkan harga produknya untuk dapat bersaing dengan harga produk impor. Hal ini membuat para petani merasa dirugikan karena terkadang hasil penjualan produk pertanian mereka tidak mampu menutupi biaya produksinya. Permasalahan ini merupakan suatu dilema bagi para petani terutama dalam mencari jalan keluar yang terbaik.

Untuk memecahkan masalah-masalah pertanian Indonesia yang ada saat ini, para peserta trainee bertekad untuk berusaha menemukan jawabannya

Petani teladan selama mengikuti kegiatan program pelatihan ini yang akan memakan waktu sekitar 1 (satu) hingga 3 (tiga) tahun ke depan di Jepang ini. Para petani juga mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah untuk dapat selalu mendukung usaha bisnis pertanian mereka sepulang dari Jepang nantinya. Tanpa dukungan dari pemerintah, para petani tidak dapat berbuat banyak karena terbentur dengan kebijakan perdagangan produk pertanian yang berbelit serta modal yang sangat terbatas. Ketigabelas petani juga mengajak seluruh penduduk Indonesia untuk dapat “mencintai produk dalam negeri” dan mereka akan selalu berusaha memproduksi produk pertanian yang berkulitas agar dapat bersaing dengan produk impor.

Mr. Sakamoto-san dari JAEC juga menambahkan, jika rekan-rekan ingin melakukan perubahan terhadap pertanian Indonesia, hal-hal yang harus dilakukan oleh para peserta trainee adalah selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan selalu berpikir maju ke depan dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia. Sakamoto-san juga mengharapkan kepada para trainee agar memiliki keinginan dan keyakinan yang kuat dalam mengikuti program pelatihan ini dengan baik, sehingga para induk semang (petani Jepang) merasa sangat senang dan bangga atas jerih payah yang dilakukan oleh rekan-rekan trainee sekalian selama di lapangan nantinya. Satu hal penting yang harus ditanamkan adalah jagalah nama baik bangsa negara Indonesia selama tinggal di negeri Sakura ini. Ditambahkan pula bahwa para trainee diharapkan “banyak belajar, banyak bekerja dan banyak makan” selama program pelatihan ini berlangsung.

Akhir kata, hal sekecil apapun yang kita pelajari pasti mempunyai makna dan arti, sehingga kita tetap harus terus belajar dan berkarya secara positif untuk menjadi petani kebanggaan bangsa Indonesia.

Minasan, Ganbatte kudasai!!!

*Sekretaris Umum IASA (Indonesian Agricultural Sciences Association) /
Interpreter JAEC (Japan Agricultural Exchange Council)
Tokyo University of Agriculture, Graduate School of Agriculture, Department of International Bio-Business (MSc. Candidate)
3-9-37, Sakuragaoka, Setagaya-ku, Tokyo 156-0054

Sumber: IASA, 26 April 2009

Tuesday, 9 December 2008

Tekad Petani Muda Indonesia Magang di Jepang

Pada akhir November 2008, tujuh orang Pemuda Petani Indonesia telah selesai menuntut Ilmu Pertanian selama delapan bulan di Prefektur Niigata, Jepang. Gambar disebelah adalah tujuh pemuda petani yang telah sukses berjuang melakukan magang pertanian di Jepang. Adapun nama-namanya adalah sebagai berikut:

1. Mawardi Suhaimi asal Propinsi Bangka Belitung telah belajar bercocok tanam padi, sayuran dan memelihara ternak sapi di Pertanian milik Mr. Nobutoshi Ikezu dengan alamat 1783 Oubaden Machi, Nagaoka-shi, Niigata-ken.
2. Suriyanto dari Daerah Khusus Yogyakarta telah belajar bercocok tanam padi, sayuran dan beternak sapi ptong di pertanian milik Mr. Yoshio Watanabe di 3129 Nishinagara, Shibata-shi, Niigata-ken 957-0004
3. Dani Frimansyah asal Jember, Propinsi Jawa Timur telah belajar pertanian padi dan sayuran di pertanian milik Mr. Kiyonari Saito di 498-1 Koda, Shibata-shi, Niigata-ken 957-0202
4. Sofyan dari Propinsi Jambi telah belajar pertanian padi dan sayuran di pertanian milik Mr. Kentarou Miyazawa dengan alamat 1499-1 Kogurosawa, Tokamachi-shi, Nigata-ken 949-8527
5. Edi Ayeng asal Bangkayang, Propinsi Kalimantan Selatan telah belajar bertani padi dan sayuran serta beternak babi di pertanian milik Mr. Yoshinori Shimada dengan alamat 1499-1 Kamigoumiyanohara, Tsunan-machi, Nakanauma-gun, Niiggata-ken 494-8125
6. Sahid Badari dari Klaten, Propinsi Jawa Tengah telabh belajar bertani padi dan sayuran di pertanian milik Mr. Noboru Iguchi di 348 Myougasawa, Minamiuonuma-shi, Niigata-ken 949-7231
7. Eko Prasetyo Winarto asal Propinsi Bengkulu, sebagai ketua kelompok telah belajar pertanian padi, bunga potong dan Tembako di pertanian milik Mr. Jyouchi Kawakami di 1631 Kitanarita, Tanai-shi, Niigata-ken 959-2724

Pemuda Petani yang gagah-berani ini, mempunyai cita-cita mulia yaitu mengembangkan pertanian di daerahnya masing-masing. Dengan senyuman Pemuda Petani yang telah memperoleh sertifikat magang ini menyambut masa depan dengan semangat kerja tinggi seperti etos kerja petani Jepang yang telah memproduksi hasil pertanian berkwalitas baik. Pemuda Petani ini tidak hanya telah terlatih baik ketrampilan bertani maupun memiliki semangat juang yang tinggi, mereka juga telah semakin terbuka wawasannya dalam pengembangan agrobisnis. Mereka tinggal di rumah petani Jepang sehingga mereka telah dapat menjalin hubungan erat dengan keluarga petani Jepang, seperti tampak gambar sebelah Sdr. Eko diantar oleh seluruh anggota Mr. Kawakami dalam acara pesta perpisahan.

Kami dari Jepang menghimbau kepada para Kepala Pemerintahan Daerah beserta aparat yang terkait dalam peningkatan pertanian untuk memanfaatkan SDM bagaikan berlian ini. Ingin bukti ? Silahkan meneliti karya dan kerja para pendahulu mereka yang tergabung dalam IKAMAJA (Ikatan Alumni Magang Pertanian dari Jepang). Banyak Alumni magang pertanian dari Jepang yang berhasil menjadi petani teladan sebagai penggerak petani di daerahnya masing-masing, memproduksi hasil pertanian yang dapat menembus pasar swalayan dan bahkan ekspor ke manca Negara termasuk ke negeri guru mereka, Jepang.

Bapak-Ibu Gubernur, Bupati, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan serta pihak terkait lainnya tolong ulurkan tangan untuk memperhatikan usaha Pemuda Petani ini, bimbing mereka dan ajak kerja sama mereka dalam memajukan pembangunan pertanian di wilayah mereka masing-masing. Dengan demikian Bapak-Ibu dapat ikut berpartisipasi mengukir prestasi Negara agraris tercinta ini menjadi Negara yang ikut andil dalam menangani krisis pangan dunia melalui peningkatan produksi pertanian.

Thursday, 21 August 2008

Pelatihan Pertanian di Prefektur Ibaraki, Jepang

Setelah praktek bertani di pertanian orang tua angkat masing-masing selama 4 bulan lebih, tanggal 18 -27 Agustus 2008, para trainee pertanian program JAEC kembali mengikuti pelajaran pertanian di kelas bertempat di Koibuchi Gakuen Prefektur Ibaraki. Gambar di sebelah kiri terlihat keceriaan sebelas pemuda petani Indonesia yang sedang menimba ilmu teknologi pertanian seusai kuliah di ruang kelas yaitu Sdr. Maulana Yusuf (asal DKI), Syaipul Rahman Bin Daim (Kalsel), Agus Ali Nurdin (Jabar), Dadan Ramdani Nugraha (Jabar), Muhamad Najib (Jambi), I Made Dedy Sudiantara (Bali), Yuki Aramdhani (Jabar), Erwin (Sumut), Aep Komarudin (Jabar), Husnul Muhlis (Kalsel) dan Saeroji (Jatim).

Apa cita-ciata mereka setelah kembali ke Indonesia? Cita-cita mereka mulia semua.

Maulana Yusuf: Mengembangkan pertanian dengan miniru atau mempraktekan gaya Jepang. Ingin mengembangkan padi, sayuran dan ternak baik sebagai produsen maupun penjual hasil pertanian tersebut.

Syaiful Rahman: Mengembangkan tehnik pertanian yang telah dipelajari di Jepang dengan mempraktekan di daerahnya untuk kemajuan bangsa dan negara.

Muhamad Najib : membeli tanah untuk mengembangkan ilmu yang didapat dan membangun kebun. Pada gilirannya akan membangun rumah.

Agus Ali Nurdin : Memproduksi sayuran dan padi organik. Juga membuat perusahaan atau distributor sayuran dan beras organik.

Aep Komarudin : Ingin menjadi pembudidaya sayuran dan membuat pengepakan sendiri.

Erwin : Membangun pengolahan hasil pertanian di daerah khususnya padi kemudian mengembangkan produk lain.

Dadan Ramdani Nugraha : Memajukan usaha yang sudah berjalan agar lebih maju dengan bekal pengalaman dari program training ini.

I Made Dedy Sudiantara : Ingin bergerak dibidang peternakan babi dan sapi sekaligus pemasarannya.

Gambar sebelah kiri suasana belajar ketika Ogawa Sensei sedang mengajar ilmu tanah dan pemupukan. Pelajaran disampaikan dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Yuki Aramdhani : Bercita-cita meneruskan usaha yang sudah ada dan berusaha mengembangkan lagi. Dan juga mempraktekan ilmu yang dipelajari di Jepang.

Saeroji : Berusaha membantu membangun bangsa dalam memperbaiki pertanian, di desa, Kecamatan, Kabupaten dan Negara dengan cara memperbaiki usaha tani yang telah dilaksanakan. Menyampaikan ilmu yang diperoleh kepada kawan-kawan dan kelompok tani, Gapoktan, KTNA dan juga pemuda-pemuda tani.

Husnul Muchlis : Memajukan usaha tani sendiri dulu lalu membantu usaha tani masyarakat disekitar.


Kendala dari sebagian besar mereka hadapi dalam mengikuti pelatihan ini adalah bahasa Jepang. Kata mereka kalau bisa belajar bahasa Jepang yang cukup lama ketika sebelum berangkat ke Jepang.

Kami bersyukur kalau sekarang sudah bisa komunikasi cukup baik, hanya kadang-kadang salah paham. Kalau salah paham ini yang membuat kita malu, kata seorang trainee.

Budaya malu memang baek, tetapi jangan dipertahankan terus-menurus yang bikin kinerja belajar dan berlatih kita menurun.

Ja... Ganbarimashou.

Friday, 25 April 2008

Petani Muda Magang di Gunma Jepang

Pada tanggal 25 April 2008 telah dilakukan acara penerimaan 11 petani muda magang asal Indonesia melakukan pelatihan di Gunma Prefecture. Salah satu petani muda tersebut I Ketut Suartika yang berasal dari Sangeh, Bali akan menimba teknik peternakan sapi di Gunma sejak April 2008. Baru selesai mengikuti pembekalan selama 10 hari di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Gunma Sdr. Ketut memperoleh kesempatan rileks sejenak di Taman Bunga Misato Shibazakura Koen yang letaknya tidak jauh dari SPMA Gunma (Gambar sebelah). Taman ini menyajikan pemandangan indah berupa hamparan aneka warna bunga Shibazakura yang dapat bertahan hidup selama sebulan. Taman dibuka untuk umum dari tanggal 5 April sampai dengan 6 Mei 2008.




Selama setahun Sdr. Ketut akan menimba teknik bertani ala Jepang, belajar beternak sapi di peternakan milik Mr. Morita. Sapi jenis ini setelah berumur 20 bulan berat-badannya bisa mencapai rata-rata 800 kg per ekor, harganya sekitar 450-500 yen per kg berat hidup. Sapi yang dipelihara sekarang tinggal separuhnya yaitu 150 ekor. Mr. Morita sengaja menurunkan jumlah sapi yang dipelihara karena harga makanan sekarang sangat tinggi, terutama jagung sebagai salah satu bahan makanan utamanya. Dia menduga harga jagung yang meningkat ini disebabkan jagung juga diserap pasar sebagai bahan pembuatan biofuel.








Fasilitas di kandang sapi
1.Tempat pemberian makanan sapi
2.Tempat minum sapi secara otomatis.
3.Terlihat Bahan makanan sapi dari jerami.
4.Tempat penyimpanan makanan.
5.Terlihat makanan dengan bahan pokok berasal dari jagung.
6.Tempat pengolahan kotoran menjadi kompos.
7.Bahan alas kandang sapi dari gergajian kayu.
8.Terlihat sapi berumur 8 bulan (gambar tengah)
9.Sapi berumur 20 bulan (gambar bawah) dengan berat 800 kg per ekor siap untuk dijual.

Thursday, 26 April 2007

Pertemuan Ikatan Alumni Magang Jepang

Program Magang bagi Pemudatani Indonesia di Jepang sampai dengan saat ini telah meluluskan 935 orang (XXIII angkatan) yang berasal dari berbagai propinsi/kabupaten di tanah air. Hasil dari kegiatan magang dipandang cukup berhasil dalam mengembangkan pembangunan pertanian di tanah air. Beberapa di antaranya bahkan sudah berhasil mengembangkan kemitraan usaha dengan pengusaha besar. Dasar pelaksanaan kegiatan Pertemuan Tahunan ini adalah Nota Kesepakatan Bersama (MOU) yang ditandatangani oleh pihak Departemen Pertanian cq. Badan Pengembangan SDM Pertanian (Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian) dengan Japan Agricultural Exchange Council/JAEC-Tokyo (Director The Japan Agricultural Exchange Council) pada tanggal 23 Januari 2003.

Dasar pelaksanaan kegiatan Pertemuan Tahunan ini adalah Nota Kesepakatan Bersama (MOU) yang ditandatangani oleh pihak Departemen Pertanian cq. Badan Pengembangan SDM Pertanian (Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian) dengan Japan Agricultural Exchange Council /JAEC-Tokyo (Director The Japan Agricultural Exchange Council) pada tanggal 23 Januari 2003. Hasil Pertemuan Tahunan 2006 yang dilaksanakan di Bangkok Thailand disepakati bahwa kegiatan Pertemuan Tahunan 2007 (The Joint Annual Meeting of ASEAN Country on 2007) dilaksanakan di Indonesia paling lambat minggu pertama Februari 2007. Pertemuan Tahunan (Annual Meeting) dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 6 s.d. 9 Februari 2007.

Pertemuan bertujuan untuk :

(1) Menyatukan pemahaman dan pandangan yang sama antara pihak Indonesia dalam hal ini Badan Pengembangan SDM Pertanian dengan pihak Japan Agricultural Exchange Council (JAEC) dalam pelaksanaan kegiatan program magang dalam jangka waktu tertentu sebagaimana yang tuangkan dalam Nota Kesepakatan (MOU);

(2) Mendapatkan informasi dari delegasi negara peserta untuk perkembangan permagangan dan pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil dari pertemuan ini adalah tercapainya kesepakatan bersama antara Badan Pengembangan SDM Pertanian dan pihak Japan Agricultural Exchange Council (JAEC) mengenai Program Magang bagi Pemudatani Indonesia di Jepang dalam jangka waktu tertentu sebagaimana yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).

Peserta Joint Annual Meeting berasal dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Dari Indonesia dihadiri oleh Kepala Badan SDM Pertanian DR. Ato Suprapto, Kapusbanglatan, Ir. Heri Suliyanto MBA, Atase Pertanian RI di KBRI Tokyo, DR. Pudjiatmoko, para pejabat terkait dari Pusbanglatan, pejabat Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, dan pengurus IKAMAJA.

Selain itu undangan yang hadir selama Joint Annual Meeting terdiri dari:
1. Kepala BBDAH Kayuambon Lembang;
2. Ketua KTNA Nasional;
3. Pengurus IKAMAJA Nasional;
4. Staf Biro Kerjasama Luar Negeri Departemen Pertanian;
5. Anggota IKAMAJA.

Kegiatan ini telah berhasil memfasilitasi Joint Annual Meeting 2007 untuk mencapai tujuannya yakni menyamakan persepsi tentang pelaksanaan magang Jepang tahun 2006 terhadap permasalahan yang terjadi dan memperoleh masukan dari pengalaman negara peserta lainnya dalam melaksanakan program magang yang sama. Kegiatan ini berhasil memulai tekad meningkatkan pelaksanaan program magang Jepang baik dari pihak Indonesia maupun dari pihak JAEC.

LAPORAN MASING-MASING NEGARA

1. INDONESIA

Masalah yang timbul dan pemecahan yang sedang dan akan diambil untuk memperbaiki kelancaran program magang. Problem-problem yang timbul dalam pelaksanaan magang Jepang adalah:

a. Proses seleksi calon peserta dinilai belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Syarat bahwa calon peserta magang haruslah seorang petani sering dilanggar. Monitoring evaluasi dari petugas pusat terhadap pelaksanaan seleksi di daerah tidak dapat dilakukan terhadap semua daerah. Hal ini disebabkan oleh jumlah petugas dan dana yang terbatas.

b. Pelatihan orientasi dan persiapan keberangkatan dinilai kurang berhasil menempa mental dan disiplin calon peserta magang. Iklim selama pelatihan dinilai terlalu lembek dan longgar jika dibandingkan dengan keadaan ril yang akan mereka hadapi di Jepang. Akibatnya, sesampai di Jepang peserta magang merasa kaget dan stress sehingga muncul pikiran bahwa mereka diperlakukan sebagai tenaga kerja paksa.

c. Kemampuan bahasa sering menjadi hambatan dalam kelancaran interaksi antara peserta magang dengan induk semang. Masalah seperti tidak tersedianya waktu untuk melaksanakan sholat dan sulitnya memperoleh makanan halal hanya terjadi di sebagian kecil induk semang. Jika kemampuan bahasa Jepang memadai, hal ini akan dapat dihindari.

d. Persepsi induk semang dan peserta magang tentang magang sangat berbeda. Induk semang menganggap bahwa magang itu kerja penuh. Sedangkan peserta menganggap magang itu belajar, diskusi, pendampingan, dan bekerja. Perbedaan persepsi ini menjadi penghalang semangat kerja.

e. Waktu kerja peserta magang sering melebihi waktu yang disepakati antara JAEC dengan AAHRD yaitu 50 jam per minggu. Kerja lembur tidak pernah diatur secara jelas.

f. Uang saku yang diperoleh peserta Magang Jepang relative lebih kecil dibanding dengan program magang yang dikelola oleh instansi lain dari Indonesia. Keadaan ini tidak jarang menimbulkan ketidaknyamanan bagi peserta magang.

g. Ketidaksesuaian antara usahatani yang dikelola di tanah air dengan yang ditemui di Jepang menjadi kendala pada awal kegiatan magang dan pada saat magang berakhir. Peserta magang tidak tahu harus mengembangkan usahatani apa di kampung halaman karena yang dialami selama magang sangat berbeda jauh dengan usahatani orangtuanya atau usahataninya.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, Indonesia mengajukan beberapa rekomendasi yaitu:

a. Sampai dengan berakhirnya MOU antara JAEC dan Badan Pengembangan SDM Pertanian tahun 2008, proses seleksi dan pelatihan akan melibatkan IKAMAJA. Dengan pengalamannya selama magang di Jepang, diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas seleksi dan materi pelatihan.

b. Memperbaiki sebagian isi MMU sehingga sesuai dengan harapan peserta magang. Hal-hal yang telah diatur dengan jelas akan disosialisasikan kepada peserta magang maupun induk semang. Sedangkan hal-hal yang dapat menimbulkan persepsi yang berbeda akan diusulkan untuk diperbaiki MMU nya.

c. Setelah MOU antara JAEC dan Badan Pengembangan SDM Pertanian berakhir tahun 2008, maka diusulkan MOU baru akan dibuat antara IKAMAJA dengan JAEC. Badan Pengembangan SDM Pertanian bertindak sebagai fasilitator dan evaluator.

2. FILIPINA

Filipina yang diwakili oleh Ms. Solidad B. Fernando menyajikan program kerja yang sedang dilaksanakan bagi para peserta magang. Para peserta magang yang telah kembali akan menerima bantuan untuk memulai atau memperluas usaha tani mereka. Proyek ini membantu peserta magang mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan yang mereka dapatkan selama di Jepang. JAECAAP (perkumpulan alumni magang Jepang Filipina) yang telah tersebar di 16 daerah memonitor pelaksanaan hal tersebut. Filipina juga menjelaskan beberapa persoalan yang sedang dihadapi oleh mereka.

Seperti minimnya pendanaan untuk orientasi calon peserta magang sehingga kadang-kadang peserta harus mencari sendiri sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga non pemerintah. Juga karena topan yang melanda Filipina baru-baru ini, lemahnya sistem monitoring yang dilakukan pimpinan daerah dan JAECAAP, dan keharusan mempunyai kontrak penjualan dengan pembeli prospektif menyebabkan pembayaran kembali bantuan yang telah diterima para eks magang agak tersendat.

Kerja yang dilakukan pemerintah Filipina sekarang adalah mengadakan pertemuan rutin antara pengurus JAECAAP dan pemimpin daerah untuk pengumpulan pembayaran bantuan yang telah diterima, mendorong anggota JAECAAP menjadi anggota Dewan Pertanian dan Perikanan. Pada level nasional, JAECAAP diharapkan lebih memperkuat monitoring bantuan yang telah diberikan dan rencana bekerjasama dengan organisasi sosial dan nirlaba untuk mencari sumber pendanaan untuk kegiatan-kegiatan JAECAAP seperti Rotary Club, Lions, Kiwanis, Philippine Jaycees.

3. THAILAND

Ms. Ratana sebagai Kepala Perwakilan Delegasi Thailand menerangkan keadaan negerinya yang terkenal sebagai negara yang berbasis pertanian tetapi walau demikian sumbangan bagi Pendapatan Nasional Bruto hanya 8,6 % dari total keseluruhan dan jumlah petani mengalami penurunan karena harga yang tidak stabil dan kecilnya keuntungan. Maka dari itu para petani muda adalah target dari pembangunan ilmu dan kemampuan sebagai penerus masa depan pertanian. Banyak langkah yang telah dan sedang dilakukan untuk memfokuskan target itu.

Salah satu langkah yang telah lama dilakukan adalah kerjasama dengan JAEC sejak tahun 1983 untuk mendidik petani muda belajar di luar negeri khususnya Jepang. Kemampuan bahasa, adaptasi dengan lingkungan dan budaya baru, dan lemahnya peran asosiasi alumni magang adalah masalah yang kini dihadapi oleh Thailand. Walaupun demikian manfaat yang diperoleh sangat besar seperti pendidikan manajemen pertanian yang sama sekali baru, transfer ilmu dari alumni ke komunitas mereka, dan banyak alumni sukses membangun pertanian mereka.

4. MALAYSIA

Malaysia yang diwakili oleh Mohd. Hussin Bin Yunus dalam country report-nya menjelaskan latar belakang kerjasama antara Malaysia dan JAEC. Sejak awal mula diadakannya kerjasama, tujuan, orientasi peserta hingga seleksi kandidat petani yang akan dikirim. Mr. Hussin juga menjelaskan sistem pengawasan yang dilakukan berjenjang oleh pemerintah hingga kunjungan langsung ke tempat para pemuda magang melakukan aktivitasnya di Jepang. Malaysia tidak melepaskan begitu saja para pemuda magang yang baru kembali, tetapi menyediakan dan memberikan dukungan untuk para petani demi mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapat.

Pemerintah Malaysia untuk tahun 2007 ini sebelum memberangkatkan para pemuda akan lebih meningkatkan lagi kualitas peserta seperti pemantapan di tempat para alumni selama sebulan, cara penggunaan mesin-mesin pertanian, lebih memperkenalkan budaya Jepang agar mereka lebih mudah beradaptasi. Pihak Malaysia juga mengharapkan pengertian yang mendalam dari host farmer tentang budaya dan agama yang dianut pemuda Malaysia. JAEC juga diharapkan agar memberitahukan host farmer agar tetap komit pada MOU. Penyediaan penerjemah yang tidak hanya pandai berbahasa Melayu, tetapi juga paham tentang budaya dan adat para peserta.

DISKUSI JAEC DENGAN DELEGASI PESERTA

Rapat antara JAEC dengan delegasi Indonesia berlangsung di Ruang Eksekutif Hotel Grand Aquila pada tanggal 7 Februari 2007. Rapat yang berlangsung dari pukul 09.00 s.d. 12.00 tersebut dihadiri oleh dari pihak Indonesia: Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian, Kepala Bidang Pelatihan Non-Aparatur, Kepala Subbidang Permagangan Petani, Kepala Subbidang Agribisnis, Ketua IKAMAJA Nasional, dan Atase Pertanian Jepang, dari JAEC dihadiri oleh Direktur Executif dan Chief International Cooperation Section.

Rapat difasilitasi seorang penerjemah Bahasa Jepang ke Bahasa Indonesia. Rapat membahas hal-hal yang disampaikan pada country report sewaktu sidang hari pertama tanggal 6 Februari 2007 yaitu mengenai proses seleksi calon peserta magang, pelatihan orientasi dan persiapan menjelang keberangkatan ke Jepang, kemampuan bahasa dan komunikasi Bahasa Jepang, persepsi induk semang, waktu kerja, uang saku, dan ketidak sesuaian antara usahatani peserta magang di tempat asalnya dengan kegiatan magang di Jepang.

Berdasarkan rapat yang sangat alot tersebut disepakati beberapa hal sebagai berikut:

1. Indonesia akan memperbaiki sistem seleksi dan meningkatkan kontrol terhadap pelaksanaan seleksi tersebut. Pusabanglatan diminta lebih aktif mensosialisasikan pedoman seleksi kepada pemerintah daerah (Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten).

2. Sesuai dengan latarbelakang diadakannya magang Jepang ini, bahwa peserta magang haruslah mereka yang telah menjadi petani dan mempunyai prospek menjadi pemimpin pertanian di lingkungannya. Pihak JAEC sangat menyayangkan jika peserta yang dikirim tersebut tidak banyak tahu tentang pertanian.

3. Demikian juga sistem pelatihan orientasi hendaknya mampu memberikan kondisi yang mirip dengan kondisi yang akan dihadapi oleh peserta magang di Jepang. Kondisi dimaksud antara lain disiplin, pekerjaan yang menuntut kerja pagi hingga malam hari untuk waktu-waktu panen dan tertentu.

4. Kedepan, pelatihan orientasi dan pemantapan akan mengikutsertakan IKAMAJA secara aktif, sehingga pengalaman alumni magang dapat disampaikan kepada calon magang. Berdasarkan pengalaman mereka selama di Jepang, akan membantu melihat siapa diantara calon tersebut yang tidak akan kuat menghadapi situasi magang di Jepang.

5. Magang tidak boleh disamakan dengan program kerja yang mempeoleh bayaran lebih tinggi. Allowance (uang saku) tidak diartikan sebagai bayaran. Peserta magang harus mengerti bahwa mereka pergi ke Jepang untuk mencari ilmu, pengetahuan, pengalaman, belajar pertanian, budaya dan kebiasaan orang Jepang.

6. Masalah keterbatasan bahasa Jepang hendaknya dilihat dari dua sisi. Dari sisi peserta mereka hendaknya terus meningkatkan keterampilan berbahasa Jepang dengan cara mencoba kalimat yang sangat sederhana, belajar melalui photo, bermain dengan anak-anak di Jepang dsb. Dari pihak induk semang diminta pengertiannya bahwa belajar bahasa Jepang bagi anak-anak peserta magang tidaklah mudah. Jangan diartikan bahwa mereka melawan atau membangkang tetapi semata-mata karena kurang mengerti saja.

7. Bekerja melebihi waktu 50 jam kerja seminggu juga dibahas. Pihak JAEC menjelaskan bahwa terkadang pada hari-hari tertentu jam kerja melebih 8 jam kerja, hal itu hanya karena sifat dari pekerjaan di pertanian yang tidak bisa dibuat seperti jam kantor. Ada juga saatnya para peserta magang bekerja kurang dari 8 jam per hari. JAEC tetap memperhatikan saran agar otosan tidak memberikan pekerjaan yang terlalu berat bagi peserta magang.

8. Kesesuaian antara komoditas yang diinginkan dengan yang dialami di Jepang disepakati bahwa pihak JAEC berusaha seoptimal mungkin menyesuaian antara pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Dimohon agar peserta menyusun pilihannya secara benar dan tidak mengadakan perubahan setelah dokumen dikirim.

9. Secara umum kedua belah pihak (JAEC dan Indonesia) setuju tetap meneruskan program magang ini dengan terus mengadakan perbaikan dari masing-masing pihak.

10. Untuk program tahun 2007, JAEC dan Indonesia menyetujui pengiriman magang sebanyak 12 orang. Dokumen detail item, telah disepakati antara kedua belah pihak dengan sedikit perbaikan. Sebelumnya detail item ditandatangani oleh Kepala Badan PSDMP sekarang boleh ditandatangani oleh Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian.

Wednesday, 25 April 2007

Mitra Kerja Program Magang Petani di Jepang

1. The Japan Agricultural Exchange Council (JAEC) Tokyo

Profile organisasi
Fungsi organisasi ini adalah menyelenggarakan program The Asian Young Leaders Training Program sejak tahun 1983. Jumlah anggotanya 387 orang.

Nama Ketua : Shinichiro Asao
Nama Sekretaris : Hisaki Horiuchi
Alamat : Meiji-Seimei-Kamata-Ekimae Building 6F 39-2, Kamata 4-chome, Ota-ku, Tokyo 144-0052
Telpon : 03-5703-0251
Fax : 03-5703-0255
Email : -
Website : -

Analisa organisasi tersebut :
Organisasi cukup profesional dalam mengelola program petani magang. Setiap tahun dilakukan evaluasi memalui pertemuan annual meeting yang dilaksanakan di negara pengirim trainee secara bergiliran. Peserta pertemuan adalah Pengurus JAEC dan pejabat kementerian Pertanian negara pengirim trainee.

Anggaran tahun ini menurun sehingga diharapkan sejak tahun 2007 negara pengirim trainee dihimbau untuk menyiapkan dana tiket trainee pulang-pergi ke Jepang. Sementara yang ikut dalam program ini adalah Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand. Ada negara lain yang berminat untuk mengikuti program ini adalah Vietnam, Myanmar dan Laos. Indonesia harus siap untuk berbenah diri.

Kepentingan Indonesia
Hubungannya dengan dengan kepentingan Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya adalah Petani muda Indonesia telah mengikuti program petani magang ini sejak tahun 1990 Yang jumlah pesertanya sekitar 15 orang per tahun.

2. The Japan Agricultural Exchange Council Fukui Prefecture

Profile organisasi
Fungsi organisasi ini adalah menyelenggarakan program petani magang sejak tahun 1990. Anggota organisasi ini terdapat 118 orang.

Nama Ketua : Hisaichi Shirasaki
Nama Sekretaris : Shingi Minami
Alamat : 14-22 Gojoho, Ono-shi, Fukui Pref. 912-0421
Telpon : 0779-64-1501
Fax : 0779-64-1219
Email : -
Website : -

Analisa organisasi tersebut
Pada tahun 2006 organisasi ini masih melakukan kerjasama dengan Badan SDM Departemen Pertanian dalam program petani magang di Propinsi Fukui. Orang tua angkat petani magang mengharapkan para trainee dapat berkomunikasi dengan semua anggota keluarga Host Familinya.

Kepentingan Indonesia
Hubungannya dengan dengan kepentingan Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya adalah telah terjalin kerjasama program petani magang Indonesia Jepang dimana jumlah pesertanya sekitar 2-7 orang per tahun..

3. The Niigata Agricultural Exchange Council (NAEC)

Profile organisasi
Organisasi ini telah menyelenggarakan program Petani magang sejak tahun 1995, dimana jumlah anggotanya terdapat 79 orang.

Nama Ketua : Toshiharu Morohashi
Nama Sekretaris : Joichi Kawakami, Nobutoshi Ikegu
Alamat : Kenshinren No.2 Bunshitsu, 1-86 Higashinakadori, Niigata-shi, Niigata Pref. 951-8116
Telpon : 025-223-2186
Fax : 025-223-2401
Email : -
Website : -

Analisa organisasi tersebut
Pada tahun 2006 organisasi ini masih melakukan kerjasama dengan Badan SDM Departemen Pertanian dalam program petani magang di Propinsi Niigata. Orang tua angkat petani magang mengharapkan para trainee mempunyai kemauan belajar dalam bidang pertanian.

Kepentingan Indonesia
Hubungannya dengan dengan kepentingan Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya adalah petani muda Indonesia telah mengikuti program petani dengan jumlah peserta sekitar 7 orang per tahun..

4. The Japan Agricultural Exchange Council (JAEC) of Gunma

Profile organisasi
Fungsi organisasi ini adalah menyelenggarakan program petani magang sejak tahun 1996, Jumlah anggota organisasi ini sebanyak 199 orang.

Nama Ketua : Takao Otake
Nama Sekretaris : Eiichi Noguchi
Alamat : Gardenhills 2-105,
674-1 Hisanaga, Fujimi-mura, Seta-gun, Gunma Pref. 371-0116
Telpon : 027-288-2902
Fax : 027-288-8524
Email : -
Website : -

Analisa organisasi tersebut
Pada tahun 2006 organisasi ini masih melakukan kerjasama dengan Badan SDM Departemen Pertanian dalam program petani magang di Propinsi Gunma. Orang tua angkat petani magang mengharapkan para trainee mempunyai kemauan belajar dalam bidang pertanian dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Kepentingan Indonesia
Hubungannya dengan dengan kepentingan Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya adalah petani muda Indonesia telah mengikuti program petani magang sejak tahun 1999 dengan jumlah pesertanya sekitar 15 orang per tahun.

5. Kumamoto Agricultural Exchange Association (KIA)

Profile organisasi :
Fungsi organisasi ini adalah menyelenggarakan program Petani magang sejak tahun 1997. Jumlah anggotanya terdapat 90 orang.

Nama Ketua : Tsumoru Aoki
Nama Sekretaris : Daisaku Tojiri, Kenichi Takehara
Alamat : 17-15 Suigenji 3-chome, Kumamoto-shi, Kumamoto Pref. 862-0950
Telpon : 096-387-1122
Fax : 096-383-7630
Email : -
Website : -

Analisa organisasi tersebut
Pada tahun 2006 organisasi ini masih melakukan kerjasama dengan Badan SDM Departemen Pertanian dalam program petani magang di Propinsi Gunma. Orang tua angkat petani magang mengharapkan para trainee dapat berkomunikasi dengan baik dan mengikuti peraturan pemerintah Jepang.

Kepentingan Indonesia
Hubungannya dengan dengan kepentingan Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya adalah petani muda Indonesia telah mengikuti program petani magang dengan jumlah pesertanya sekitar 5-10 orang per tahun.

Thursday, 19 April 2007

Pertemuan Nasional IKAMAJA ke II 2006


Pertemuan Nasional IKAMAJA ke II di Bandung 8-11 November 2006

 

IKAMAJA adalah Ikatan Alumni Magang Petani Muda Indonesia di Jepang. Anggotanya adalah para petani yang pernah melakukan magang pada pertanian di Jepang sejak tahun 1984. Banyak diantara mereka yang telah penjadi petani yang berhasil dan ada yang menjadi Petani Teladan, Kepala Desa dan bahkan menjadi anggota DPRD.


Pertemuan Nasional IKAMAJA ke II dilaksanakan pada tanggal 8-11 November 2006 di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Tani Mandiri desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung. Tempat tersebut merupakan Pertanian milik Bapak Isak Ketua IKAMAJA yang akan menjadi tempat pelatihan para petani di Jawa Barat.


Tema Pertemuan Nasional II adalah Meningkatkan kesejahteraan IKAMAJA Melalui Kelembagaan dan Profesionalisme.


Pertemuan dihadiri oleh menteri Pertanian, Kepala Badan Pengembangan SDM, Komisi IV DPR RI Bapak Umul, Kepala Dinas Tanaman Pangan Jawa Barat Bapak Asep Abdi, Atase Pertanian Perwakilan KBRI Tokyo, Pudjiatmoko dan 42 anggota IKAMAJA yang berasal dari 18 propinsi Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Dilakukan penandatangan MOU antara IKAMAJA dan PT. Emaralindo Hijau Lestari kerjasama dalam agribisnis disaksikan oleh Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pengembangan SDM.
Selesai penandatanganan MOU dilanjutkan penandatanganan Prasasti berdirinya P4S Tani Mandiri pada tanggal 9 November 2006.


Telah dilakukan temu wicara Mentan, Komisi IV DPR, Atase Pertanian KBRI Tokyo, Kepala Badan Pengembangan SDM, Wakil Gubernur Jabar dengan anggota IKAMAJA, yang diliput oleh stasiun TVRI.


Dalam temu wicara Menteri Pertanian menyampaikan bahwa petani muda IKAMAJA harus percaya diri dan bangga akan kemampuannya dalam memproduksi hasil pertanian, mengolah dan memasarkannya. Departemen Pertanian akan memberikan fasilitas sarana fisik dan computer untuk kelancaran berjalannya kegiatan pelatihan. Pada tahun 2009 ditargetkan terdapat 2 P4S di setiap kabupaten. Departemen Pertanian akan mengusahakan kredit tanpa agunan dengan bunga lebih rendah 2,5%.


Komisi IV DPR RI yang diwakili Bapak Umul menyampaikan bahwa Komisi IV akan memperjuangkan anggaran untuk memberikan fasilitas yang diperlukan P4S. Untuk mensosialisasi IKAMAJA beliau menawarkan agar beraudiensi dengan Komisi IV DPR RI.


Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyampaikan bahwa pihaknya akan mendorong dan memfasilitasi semua kegiatan yang berhubungan dengan pelatihan dan penyuluhan pertanian. Indonesia saat ini masih kekurangan 44.000 penyuluh pertanian.


Kepala Dinas Tanaman Pangan Jawa Barat menyampaikan bahwa Pemerintah daerah akan mendukung sepenuhnya kegiatan pelatihan pertanian di Jawa Barat.


Dalam temu wicara disampaikan oleh Atase Pertanian bahwa Jepang maju dalam bidang pertanian karena di dukung oleh R and D perguruan tinggi dan lembaga penelitian.


Dalam temu wicara disampaikan oleh Ketua IKAMAJA bahwa mengharapkan agar P4S memperoleh fasilitas dari Deptan agar dapat mengembangkan kemaqmpuannya.


Dalam dialog, para anggota IKAMAJA telah menyampaikan hal-hal sebagai berikut:


Mereka mengharapkan pemerintah tetap meneruskan program magang yang telah berjalan sejak tahun 1984.


Anggota IKAMAJA memohon fasilitas dari Departemen Pertanian dalam penyelenggaraan pertemuan nasional.


Untuk kelancaran kegiatan IKAMAJA mereka mengharapkan pemberian fasilitas-fasilitas dari Departemen Pertanian


Mereka memohon agar Balai pendidikan dan latihan Deptan terbuka untuk menerima pelatihan dari anggota IKAMAJA.


Mereka memohon bantuan untuk memperoleh modal kredit dengan mudah.


Meskipun di tempat mereka belum terbentuk P4S tetapi secara tidak langsung mereka telah menjadi penyuluh swakarsa karena mereka telah memberikan penerangan ke masyarakat disekitarnya.


Mereka mengucapkan terimakasih atas diberikannya bantuan kepada keluarga yang tertimpa musibah tsunami.


Lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam program magang pemuda petani adalah sebagai berikut:


Metoda perekrutan calon petani muda magang dilaksanakan dengan professional.


Preorientasi yang dilaksanakan di Indonesia diberikan pembekalan yang cukup mengenai bahasa, budaya, adat-istiadat Jepang.


Orang tua angkat diusahakan paham tentang budaya Indonesia.


Masa orientasi dan pembekalan di Jepang harus cukup memadai agar siap ditempatkan di pertanian Jepang.


Untuk memperlancar persiapan mereka berusaha pertanian di Indonesia, sebaiknya dipersiapkan program pasca magang dengan baik. Mereka diberikan surat keterangan tentang keahlian bidang pertanian untuk disampaikan kepada para kepala pemerintah daerah.


Hasil diskusi dengan orang tua angkat dari Gunma Mr. Yamasaki, orang tua angkat petani muda di Jepang telah merintis program magang pertama kali dengan cara melakukan pengkajian di berbagai negara yang terlibat dalam IAEA (International Agricultural Exchange Association). Setelah itu mereka mendirikan IAEA Jepang. Hal ini dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan kegiatan IKAMAJA di Indonesia.


Dalam pertemuan telah dibahas persiapan Kongres IKAMAJA II di PENAS-Palembang pada tahun 2007.


Pada Pertemuan Nasional kali ini dijelaskan juga tentang pengetahuan mengenai Skim usaha tani yang disampaikan oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Bank Syariah Mandiri.


Dalam seminar telah disampaikan Sumber-sumber Pembiayaan untuk Pengembangan Sektor Pertanian oleh Dr. Endang S. Thohari.

Monday, 9 April 2007

Pelatihan Trainee Petani Muda di Gunma

 

 Pelatihan Trainee Petani Muda di Gunma Jepang 22-23 Maret 2007

 
Pelatihan Trainee Petani Muda di Jepang telah dilakukan dari tahun 1984 yang diprakarsai kerjasama antara departemen Pertanian dan Japan Agricultural Exchange Council (JAEC). Jumlah Petani Muda yang dikirimkan ke Jepang untuk menimba teknik pertanian setiap tahun sekitar 50 orang. Pada tahun ini terdapat 43 orang yang terdiri dari 41 orang laki-laki dan 2 orang perempuhan petani yang berusia sekitar 22 – 26 tahun. Mereka berpendidikan SMU sampai dengan sarjana dan telah berpengalaman bertani antar 3- 6 tahun.

Jumlah alumninya sampai sekarang 912 orang, mereka bergabung dalam suatu organisasi yang dinamakan Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA). Dalam ikatan organisasi ini mereka telah berperan dalam memberikan kontribusi pembangun pertanian melalui penyuluhan petani swadaya yang dilakukannya kepada masyarakat petani di sekitarnya.

Sebelum berangkat ke Jepang mereka diberikan pembekalan selama satu tenengah bulan di Bogor dan Lembang Bandung meliputi pelajaran Bahasa Jepang, Adat istiadat dan Budaya Jepang dan Tekhnik Pertanian modern.

Sebanyak 10 orang petani muda asal Indonesia telah melakukan pelatihan selama sepuluh hari di Norindai (Universitas Pertanian dan kehutanan di Gunma). Mereka bergabung dengan 19 orang trainee yang berasal dari Philipina.

Selama seminggu dari tanggal 14 – 22 Maret 2007, mereka memperoleh pelajaran bahasa Jepang teknik bertanam dalam green house dan cara pengolahan tanah. Pelajaran disampaikan dengan bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Selama pelatihan ini mereka bertempat tinggal dalam asrama Universitas Pertanian dan Kehutanan Gunma.

Dalam sambutan penutupan Atase Pertanian telah memberikan dorongan kepada mereka agar belajar, berlatih dan bekerja dengan giat, mengikuti peraturan yang berlaku di tempat pelatihan. Meskipun kita harus beradaptasi dengan lingkungan tempat berlatih tetapi kita tetap menjunjung tinggi budaya Indonesia dan agama yang kita peluk termasuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan agamanya masing-masing. Bagi yang beragama Islam tetap mendirikan ibadah sholat wajib dan tidak mengikuti mereka meminum sake dsb.

Mereka dihimbau agar selalu melakukan pencatatan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah mereka amati agar dapat menulis buku pegangan untuk dipakai ketika kembali ke Indonesia. Mereka diberikan target setelah kembali ke Indonesia, mereka bisa mengembangkan teknik pertanian di daerahnya. Untuk menyemangatinya diberikan contoh petani sukses di Lembang yang telah terbukti dapat menghasilkan produk sayur brokoli dan tomat bermutu baik yang dapat menembus pasar swalayan besar di Bandung dan Jakarta.

Dengan tercetaknya petani muda yang terampil dan kreatif dapat mengisi tenaga petani yang belakangan ini telah mengalami penurunan jumlah petani muda karena banyak pindah kekota untuk bekerja di sektor informal di kota-kota besar.

Program pelatihan petani magang ini dapat ditingkatkan lagi agar jumlah petani terampil dan inovatif dapat dikembangkan lagi untuk mendukung peningkatan tehnik pertanian Indonesia dan pada gilirannya akan meningkatkan produk pertanian baik untuk swasembada pangan maupun untuk peningkatan devisa negara dengan cara mengekspor produk pertanian yang bermutu ke manca negara.

Pada kesempatan mendatang pada bulan Juli 2007 para petani Jepang akan berkunjung ke Pertemuan Nasional Masyarakat Petani di Palembang.

Pisah-sambut Petani Magang FUKUI (Maret 2007)

Dalam rangka penerimaan petani muda magang di propinsi Fukui, pada tanggal 29 Maret 2007 telah dilakukan pertemuan di Kantor Gubernur Fukui Prefecture. Pertemuan dihadiri oleh Kepala Bidang Pertanian Fukui Prefecture Mr. Kawaguchi Yoshio dan 3 orang Stafnya, Atase Pertanian KBRI Tokyo, Ketua Asosiasi Petani Fukui JAEC Mr. Hisaichi Shirasaki, 5 trainee yang baru datang, 6 trainee yang mau pulang dan orang tua angkat petani. 

 

Di Kantor gumbernur Dalam pertemuan tersebut Ketua Asosiasi Petani Fukui JAEC Mr. Hisaichi Shirasaki menyampaikan bahwa Tahun ini bantuan dari Propinsi tidak ada tetapi kami telah memperoleh Fasilitas pelatihan petani di Pusat Pengujian Pertanian, Pusat Pengujian peternakan, Pusat Pengujian Hortikultura, Pusat Penghijauan hutan, Pusat Pengolahan makanan. Selain diberikan fasilitas tempat belajar juga diberikan bantuan guru untuk pelatihan mereka. Meskipn teknik pertanian berbeda Mr. Hisaichi Shirasaki mengharap para trainee yang pulang dapat meningkatkan pertanian di negaranya untuk menjadi petani seperti di Jepang. Kepada para trainee yang baru datang diharapkan belajar dan berlatih dengan baik.


Dalam kunjungan ke Kantor Gubernur Fukui Prefecture, Kepala Bidang Pertanian Mr. Kawaguchi Yoshio menyampaikan bahwa dari tahun 1982 telah diterima 143 trainee Indonesia yang telah belajar di Fukui. Selain Indonesia juga diterima trainee dari negara Thailand, Belanda, Swis, dan Jerman. Beliau merasa senang telah melihat 6 orang trainee dari Indonesia telah belajar dengan sukses. Beliau bercerita bahwa penduduk berumur yang terpanjang baik laki-laki maupun perempuhan se Jepang berasal dari Fukui. Hal ini karena mereka makan produk pertanian dan perikanan yang berasal dari Fukui dengan mutu baik dan jumlah yang cukup. Maka dari itu produk tersebut perlu dipertahankan. Beras Koshihikari yang rasanya paling enak berasal dari Fukui, tahun ini 50 tahun dari ditemukannya. Maka dari itu beliau mengajak agar para trainee belajar mengenai produk pertanian yang bagus-bagus ini dengan sebaik-baiknya.


Wakil dari orang tua angkat menyampaikan terimakasih atas bantuan KBRI dalam memfasilitasi kedatangan petani magang dari Indonesia. Semoga petani magang angkatan ini akan sukses melakukan pelatihan selama satu tahun di Fukui Prefecture.


Atase Pertanian menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada induk semang petani magang, pengurus Asosiasi Petani Fukui, dan pemerintah daerah Propinsi Fukui serta Sekolah Pertanian dan Kehutanan Fukui yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil sehingga telah terselenggaranya training petani magang di Fukui berjalan dengan lancar dan sukses. Atase Pertanian juga menyerahkan para traine kepada induk semang untuk dididik dengan baik sehingga setahun kemudian mereka dapat memperoleh ilmu yang cukup untuk membangun pertanian di Indonesia. Tahun ini Indonesia telah berbenah dalam menyeleksi para trainee. Seleksi telah dilakukan secara bertahap sehingga diharapkan memperoleh para trainee yang lebih baik kwalitasnya dari tahun-tahun sebelumnya. Atase Pertanian juga menghimbau agar para induk semang tetap menjaga hubungan komunikasi dengan para alumni trainee agar dapat ditingkatkan kerjasama dalam bidang produksi maupun distribusi produk pertanian untuk membangun kemakmuran bersama.


Dalam kesempatan ini pada tanggal 30 Maret 2007 Atase pertanian selanjutnya melakukan kunjungan ke pabrik penggilingan padi Mr. Toshiyaki Buto. Pabrik penggilingannya yang terdiri dari 3 unit mempunyai kapasitas 15 ton per hari. Keluarga Mr. Toshiyaki Buto mengolah lahan seluas 10 ha. Sedangkan 20 ha milik petani lain pengolahannya menggunakan peralatan tanam dan panen milik Mr. Buto. Mesin penggilingan dan pabrik memperoleh bantuan dari pemerintah daerah Propinsi dan Kabupaten sebanyak 60% hibah. Mesin pemisah mutu beras seharga 7 juta yen dan dilengkapi mesin pemilih pasir seharga 3 juta yen. Beliau juga mempunyai pabrik pengolahan mochi dengan kapasitas 1,5 ton per hari. Harga mesin penumbuk mochi 4 juta yen.


Atase Pertanian telah melakukan kunjungan ke peternakan Sapi pedaging jenis FH dan F one dengan populasi 120 ekor. Harga seekor pedet umur seminggu FH 50 ribu yen, F one 75 ribu yen sedangkan Yagyu 100 ribu yen. Makanannya berupa rumput kering dicampur dengan jagung dan konsentrat. Sebagai alas kandang adalah tahi gergajian atau sekam. Kotorannya dibiarkan selama satu bulan lalu dikumpulkan untuk dijadikan kompos yang pemrosesannya dilakukan di ruang pembuatan kompos disamping kandang. Berat Badan Sapi menjelang dijual sekitar 700 kg, sedangkan harga F one sekitar 1000 yen per kg Berat Badan.


Atase Pertanian juga telah melakukan kunjungan ke Pertanian Mr. Yamada Yutaka. Luas pertanian umeboshi yang dikelolanya 2 ha. Untuk Pemerah Umeboshi digunakan daun Shishou atau perila sebanyak 1 ton per tahun yang dipanen pada bulan Juli. Umeboshi yang berwarna hijau kekuningan dipanen menggunakan net warna hijau, lalu diolah dengan garam 20%, dilakukan grading menjadi 3 macam, grade A, B dan C kemudian diberi warna pemerah menggunakan cairan daun Shishou konsentrasi 20%. Umeboshi dipasarkan melalui koperasi JA atau dijual sendiri. Harga Umeboshi grade A berharga 980 yen per kemasan 500 gram di Toko pengecer. Menurut pengakuannya 40%nya adalah harga produk petani.


Para Trainee yang mau kembali ke Indonesia semua dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani. Mereka telah mempresentasikan pengalaman belajar dan berlatih selama di Jepang di depan tim penilai yang terdiri dari para orang tua angkat dan Asosiasi Petani Fukui, masing-masing diberikan waktu selama 10 menit. Semuanya dinilai telah siap untuk kembali ke daerahnya masing-masing untuk bertani sesuai dengan ketrampilan bertani yang mereka miliki dan kondisi lahan serta komoditi yang cocok di daerahnya masing-masing. Mereka memperoleh sertifikat pelatihan yang ditandatangani oleh Ketua JAEC Fukui. Kunjungan ke Kantor Gubernur Fukui telah diberitakan dalam surat Kabar Fukui.