Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label pertanian modern. Show all posts
Showing posts with label pertanian modern. Show all posts

Wednesday, 8 October 2025

GMO vs CRISPR: Teknologi Genetik yang Bikin Heboh Dunia Pertanian!

 


Memahami Perbedaan GMO dan CRISPR


Di era bioteknologi modern, inovasi dalam bidang pertanian berkembang begitu pesat. Dari pengurutan DNA, kultur jaringan tanaman, hingga pengeditan gen—semuanya bertujuan untuk menciptakan tanaman yang lebih tangguh, produktif, dan efisien. Dua teknologi yang kini banyak diperbincangkan adalah GMO (Genetically Modified Organism) dan CRISPR/Cas (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats). Keduanya sama-sama mengubah genetik tanaman, tetapi dilakukan dengan cara yang sangat berbeda.

 

Organisme hasil rekayasa genetika atau GMO mulai populer sejak tahun 1990-an. Melalui teknik ini, ilmuwan memasukkan gen asing ke dalam DNA suatu organisme untuk memberikan sifat baru yang diinginkan—misalnya tahan hama, tahan herbisida, atau meningkatkan hasil panen. Karena ada gen dari spesies lain yang disisipkan, hasil modifikasi ini dapat terdeteksi melalui uji laboratorium. Contohnya, gen dari bakteri yang dimasukkan ke tanaman jagung agar tanaman tersebut mampu menghasilkan protein pelindung terhadap serangga tertentu.

 

Sementara itu, teknologi CRISPR/Cas bekerja dengan cara yang lebih presisi. Teknik ini tidak menambahkan gen asing, tetapi “mengedit” gen yang sudah ada dalam DNA tanaman. Ibarat fungsi gunting genetik, sistem CRISPR/Cas memotong bagian DNA tertentu, lalu membiarkan mekanisme alami sel memperbaikinya sehingga menghasilkan perubahan yang diinginkan. Hasilnya, tanaman yang dihasilkan memiliki sifat unggul tanpa menambahkan DNA dari luar, dan secara genetik sulit dibedakan dari tanaman hasil pemuliaan konvensional.

 

Untuk memudahkan pemahaman, bayangkan DNA seperti sebuah buku panduan kehidupan. Dalam teknik GMO, ilmuwan menambahkan bab baru yang berasal dari buku lain—misalnya menambahkan bab tentang “cara melawan hama” dari bakteri ke dalam “buku kehidupan” tanaman jagung. Sedangkan dalam teknik CRISPR/Cas, ilmuwan mengedit kalimat atau paragraf di dalam buku itu—memperbaiki kesalahan ejaan atau menambahkan kata agar maknanya lebih kuat, tanpa menulis bab baru. Kedua cara ini menghasilkan buku yang lebih baik, tetapi pendekatannya berbeda: satu menambah isi, yang lain memperbaiki dari dalam.

 

Infografik Deskriptif: GMO vs CRISPR/Cas

 

Aspek Perbandingan

GMO (Genetically Modified Organism)

CRISPR/Cas (Pengeditan Gen)

Cara Kerja

Menambahkan gen asing dari organisme lain ke dalam DNA

Mengedit atau memodifikasi gen yang sudah ada dalam DNA

Contoh Aksi

Gen bakteri disisipkan ke jagung agar tahan serangga

Gen tanaman diubah agar lebih tahan kekeringan

Asal Gen Baru

Dari spesies lain (transgenik)

Dari spesies yang sama (non-transgenik)

Deteksi Laboratorium

Mudah terdeteksi karena gen asing jelas berbeda

Sulit dibedakan dari hasil pemuliaan alami

Presisi Pengubahan

Lebih kasar, dapat memengaruhi bagian lain DNA

Sangat presisi dan terarah

Tingkat Kontroversi

Lebih tinggi (isu etika dan keamanan)

Lebih rendah, dianggap “alami” karena tanpa gen asing

Mulai Dikembangkan

Sejak 1990-an

Sejak 2010-an

Analogi Buku

Menulis bab baru dari buku lain

Mengedit kalimat dalam bab yang sama

 

Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada sumber perubahan genetiknya. GMO menambahkan gen baru dari luar, sedangkan CRISPR/Cas hanya mengubah gen yang sudah ada. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama: membantu manusia menciptakan tanaman yang lebih kuat dan produktif untuk menghadapi tantangan pertanian masa depan seperti perubahan iklim, hama baru, dan keterbatasan lahan.

 

Teknologi ini tentu menimbulkan perdebatan di masyarakat, baik dari segi etika, keamanan, maupun dampaknya terhadap lingkungan. Namun, satu hal yang pasti: bioteknologi pertanian terus bergerak maju dan membuka peluang besar bagi ketahanan pangan dunia.

 

Untuk kamu yang ingin terus mengikuti berbagai topik menarik seputar edukasi dan inovasi teknologi pertanian, pangan, peternakan, dan kesehatan hewan, kunjungi Jurnal Atani Tokyo di https://atanitokyo.blogspot.com/. Dapatkan inspirasi dan wawasan terbaru tentang bagaimana ilmu pengetahuan mengubah wajah pertanian Indonesia dan dunia!


Daftar Pustaka

  1. Bortesi, L., & Fischer, R. (2015). The CRISPR/Cas9 system for plant genome editing and beyond. Biotechnology Advances, 33(1), 41–52.

  2. Chen, K., Wang, Y., Zhang, R., Zhang, H., & Gao, C. (2019). CRISPR/Cas genome editing and precision plant breeding in agriculture. Annual Review of Plant Biology, 70, 667–697.

  3. European Food Safety Authority (EFSA). (2021). Guidance on the risk assessment of plants developed using genome editing. EFSA Journal, 19(10), e06735.

  4. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (NASEM). (2016). Genetically Engineered Crops: Experiences and Prospects. Washington, DC: The National Academies Press.

  5. World Health Organization (WHO). (2023). Modern biotechnologies and food safetyhttps://www.who.int/

  6. Zhang, D., Hussain, A., Manghwar, H., Xie, K., Xie, S., & Zhao, S. (2020). Genome editing with the CRISPR–Cas system: An art, ethics, and global regulatory perspective. Frontiers in Plant Science, 11, 921.




Wednesday, 5 February 2025

Terungkap! Inilah Bibit Jagung Super 2024 yang Panennya Lebih Cepat dan Hasilnya Maksimal!”

 


Bibit jagung bermutu terbaik 2024 adalah bibit jagung yang memiliki kualitas terjamin dan dapat meningkatkan hasil panen. Bibit jagung yang baik dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti budidaya komersial, peternakan, atau kebutuhan pangan keluarga.

 

Berikut beberapa rekomendasi bibit jagung bermutu:

 

·BISI 2

Bibit jagung manis yang produktif dan tahan terhadap hama.

Cocok ditanam di berbagai kondisi tanah.

 

·Bonanza F1

Bibit jagung hibrida yang manis dan bertekstur lembut.

Tahan terhadap penyakit bulai dan karat daun.

 

·Sweet Boy F1

Bibit jagung manis yang bertekstur empuk dan hasil bijinya besar.

Tahan terhadap kekeringan dan dapat beradaptasi dengan baik di iklim tropis.

 

·Exotic F1

Bibit jagung hibrida yang menghasilkan biji jagung manis dengan ukuran seragam dan rasa yang legit.

Cocok ditanam di dataran rendah hingga menengah.

 

·Master Sweet F1

Bibit jagung yang menghasilkan panen yang stabil dan kualitas manisnya konsisten.

Tahan terhadap penyakit dan cocok ditanam di berbagai jenis lahan.

 

·NK 212

Bibit jagung yang memiliki umur panen relatif lebih cepat.

 

·Maestro, Paragon, dan Nankai F1

Bibit jagung yang cocok untuk berbagai kondisi tanah dan cuaca.

 

·R7 Ultimate

Bibit jagung yang memiliki produktivitas tinggi dan tahan terhadap berbagai tanaman jagung.

#BibitJagung 

#JagungUnggul 

#PanenCepat 

#BenihHibrida 

#PertanianModern

Friday, 11 July 2008

Wow! ‘Pohon Tomat Raksasa’ di Hokkaido: Satu Pohon Bisa Hasilkan 20.000 Buah—Rahasianya Bikin Takjub!




"Pohon Tomat Raksasa" di Eniwa, Hokkaido, Jepang
 

Di sela-sela G8 Summit di Toyako Hokkaido, pada 9 Juli 2008 Ibu Ani Bambang Yudhoyono berkenan melakukan kunjungan kerja ke Ainu Village, Eco-link Village Eniva dan “Pohon Tomat Raksasa” dalam Ladies Program yang dikoordinir oleh Atase Pertanian KBRI Tokyo, Drh. Pudjiatmoko, Ph.D


Selain mempelajari budaya masyarakat Ainu di Ainu Village, pada kesempatan itu Ibu Negara mengunjungi kebun sayuran dan kebun tomat yang terdapat di Eco-link Village Eniwa. Kebun sayuran terdiri dari berbagai macam tanaman sayuran termasuk jagung yang ditanam dengan rapi sehingga menjadi taman yang indah. Kebun ini dibanggakan oleh Walikota setempat sebagai sarana pendidikan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran lingkungan hidup.


Sedangkan “Pohon Tomat Raksasa” satu pohon tomat yang berukuran besar sekali sehingga dapat berbuah sekitar 20.000 buah setahun. Pohon ditanaman dengan sistem hydrophonic di dalam green house.




























Gambar 1.  Rumah Ainu yang terdapat di dalam Ainu Village.
 




























Gambae 2. Ibu Ani Bambang Yudhoyono berkenan menyimak penjelasan tentang taman sayuran.




























Gambar 3. Taman yang terdiri dari berbagai macam tanaman sayuran.
 
 




























Gambar 4. Penjelasan teknik bertanam tomat dengan metoda hydrophonic.
 




























Gambar 5. Cabang pohon tomat disangga dan disebarkan dengan teratur dan merata.
 




























Gambar 6. Pohon tomat berumur 7 bulan ini pangkal batangnya bergaris-tengah15 cm.
 
 




























Gambar 7. Satu pohon dapat menghasilkan sekitar 20.000 buah tomat
 

#TomatRaksasa 

#Hokkaido 

#Hidroponik 

#PertanianJepang 

#Eniwa