Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Koperasi Pertanian. Show all posts
Showing posts with label Koperasi Pertanian. Show all posts

Tuesday, 17 December 2024

Belajar dari Koperasi Pertanian Jepang

 Belajar dari Koperasi Pertanian Zen Noh Jepang

 

Pemerintah harus segera membuat program menuju ke korporatisasi koperasi dengan berbasis produksi pertanian dan pangan, dari saat ini koperasi kovensional yang hanya terbatas simpan-pinjam saja. Langkah strategis tersebut akan menciptakan koperasi kelas dunia, seperti dilakukan petani di Jepang yang berhasil membangun pabrik pengolahan pasca panen yang maju dan dapat mengekspor produknya ke banyak negara.

 

Sejarah Koperasi Pertanian Jepang

 

Zen Noh Jepang merupakan koperasi terbesar di dunia dari 300 koperasi yang diranking oleh International Co-operative Alliance (ICA). Dengan basis pertanian, jejaring Zen Noh telah merambah ke berbagai bisnis, yang menjangkau banyak negara. Padahal, koperasi ini baru dibentuk pada 1972, jauh lebih muda ketimbang koperasi-koperasi raksasa di Eropa dan Amerika Serikat.

 

Para petani Jepang, memiliki posisi tawar yang luar biasa kuat dalam konstelasi ekonomi dan politik di negaranya. Sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat Jepang bahwa berbagai komoditi pertanian yang dihasilkan petaninya jauh lebih mahal ketimbang komoditi sejenis dari negara lain.

 

Namun mereka yakin bahwa produk yang dihasilkan petani Jepang lebih unggul mutunya dibanding produk dari negara lain. Maka pemerintah Jepang tidak bisa sembarangan mengimpor komoditi tersebut tanpa persetujuan petani Jepang. Lengsernya Menteri Pertanian karena mengabaikan aspirasi petani, merupakan hal yang wajar terjadi di Jepang.

 

Petani Jepang memiliki kekuatan luar biasa karena mereka kompak bersatu dalam koperasi pertanian. Soliditasnya bukan cuma ditunjukkan untuk menekan secara politik, namun juga dalam mengembangkan jaringan bisnis industri pertaniannya. Dan, ini yang perlu dicatat dengan tinta tebal, semuanya bisa terjadi lantaran para petani Jepang bersatu dalam koperasi.

 

Ketangguhan Koperasi Zen Noh

 

Koperasi pertanian Jepang, membentang dalam sebuah jaringan yang kokoh, dari tingkat primer hingga sekunder, yang mengerucut pada Zen Noh sebagai gabungan koperasi pertanian pada level nasional. Dengan perputaran omset pernah mencapai 63.449 dolar AS per tahun, Zen Noh menempati urutan tertinggi dalam ICA Global 300, yang dirilis ICA pada Oktober 2007.

 

Di sektor pertanian dan industri pangan, koperasi yang terbesar di dunia berdasarkan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah Zen-Noh dari Jepang senilai sekitar USD56,15 miliar, diikuti Nonghyup USD41,41 miliar dari Korea Selatan, dan CHS Inc USD32,68 miliar dari Amerika Serikat.

 

Zen Noh berdiri pada 30 Maret 1972 merupakan penggabungan dua koperasi pertanian sekunder level nasional, yaitu Zenkoren (bergerak dalam pengadaan kebutuhan pertanian) dan Zenhanren (bergerak di bidang pemasaran produk pertanian). Kedua koperasi sekunder ini berdiri pada 1948.

 

Secara keseluruhan, Zen Noh menghimpun 1.173 koperasi pertanian, 1.010 di antaranya merupakan koperasi primer pertanian. Sisanya merupakan koperasi sekunder pertanian tingkat provinsi, gabungan koperasi yang terkait dengan bidang pertanian dan peternakan.

 

Hampir semua kebutuhan petani Jepang, dipenuhi melalui koperasi yang umumnya disebut JA. Mulai dari pengadaan berbagai peralatan dan input pertanian, permodalan, sampai pemasaran produk pertanian. Bahkan, kebutuhan barang sehari-hari pun, diperoleh lewat koperasinya.

 

Dengan jaringannya, koperasi pertanian Jepang menangani sektor pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk sektor pendukungnya seperti keuangan dan asuransi. Pada awalnya, komoditi pertanian yang menjadi perhatian adalah padi. Upaya para petani Jepang telah berhasil meningkatkan produksinya, total produksi beras yang dihasilkan, rata-rata mencapai 1,58 juta ton per tahun.

 

Untuk menstabilkan pasokan dan permintaan, secara sistematis, Zen Noh mengatur sistem produksi dengan memverifikasi lahan budidaya yang dapat dikonfirmasi. Mereka juga ketat mengurangi biaya distribusi. Mengoptimalkan sawah, selain memenuhi permintaan beras, Zen Noh mengkreasi usaha bisnis makanan olahan berbahan beras.

 

Namun, pada perkembangan selanjutnya, koperasi juga mengarahkan petani untuk melakukan diversivikasi tanaman. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi over supply beras sehingga harganya jatuh. Koperasi selalu mengupayakan agar harga setiap komoditi di tingkat petani tetap tinggi, sesuai dengan standar hidup di Jepang, yang termasuk paling tinggi di dunia.

 

Tidak seperti negara berkembang yang pada umumnya mengorbankan sektor pertanian untuk membangun industri, yaitu dengan memperkecil nilai tukar hasil pertanian berhadapan dengan barang produk industri. Di Jepang nilai tukar keduanya selalu diusahakan seimbang. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan para petani, setara dengan masyarakat yang bekerja di sektor industri.

 

Strategi tersebut, bukan tanpa risiko. Semula, Jepang memang bisa menerapkan kebijakan untuk melarang impor komoditi pertanian yang banyak dihasilkan petaninya, kendati harganya jauh lebih mahal di banding pasar dunia.

 

Namun, pada 1993, Jepang dipaksa membuka keran impor, melalui Kesepakatan Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT). Berdasarkan kesepakatan itu, mulai 1995 Jepang membuka impor beras, meskipun dibatasi hanya 4 persen dari kebutuhan beras dalam negeri. Memasuki tahun 2000, batasan itu diberbesar menjadi 4,8 persen.

 

Namun, Pemerintah Jepang tetap melindungi petaninya, antara lain dengan menetapkan bea masuk cukup tinggi, di samping tetap memberikan subsidi pada input pertanian. Melalui koperasi, petani Jepang memang mempunyai lobi yang kuat di pemerintahan.

 

Bahkan di partai besar, banyak orang koperasi yang berkiprah di sana. Mereka mampu meyakinkan pemerintah, bahwa membatasi impor komoditi pertanian dalam jangka panjang bakal menimbulkan ketergantungan yang bisa berakibat fatal. Dalam jangka pendek, melindungi pertanian di dalam negeri, juga terkait dengan stabilitas politik nasional.

 

Kebanggaan Petani Jepang

Lalu, apakah pertanian Jepang menjadi pasif berlindung di balik proteksi pemerintah? Tentu saja, tidak. Koperasi pertanian Jepang aktif melakukan kampanye mengusung tema “Produk Lokal untuk Konsumen Lokal”. Upaya menjaga loyalitas penduduk Jepang pada produk pertanian dalam negeri ini, tidaklah semata-mata mengandalkan unsur emosional, tapi juga rasional.

 

Petani Jepang bangga dapat memproduksi hasil pertaniannya seperti beras, buah, sayur dan daging dengan kwalitas premium sehingga diburu oleh pelanggan dan dapat dieksport dengan harga tinggi. Dilain pihak masyarakat Jepang sadar betul bahwa meskipun harganya relatif lebih mahal namun mereka lebih memilih produk pangan petani dalam negeri karena mutunya baik termasuk cita-rasanya.

 

Meskipun harganya relatif lebih tinggi, koperasi pertanian menjamin bahwa seluruh komoditi pertanian yang dihasilkan anggotanya, memenuhi standar higienis tinggi. Dengan label sistem bar-code di setiap kemasan pertanian yang dibeli di toko koperasi, konsumen dengan jelas mengetahui siapa petani yang menanam produk yang mereka beli. Maka, jika terjadi sesuatu, komplain lebih mudah di lakukan. Agar produk pertanian itu bisa dijual lebih murah, koperasi membangun jaringan toko sendiri, sehingga bisa memotong rantai distribusi.

 

Zen Noh telah beranggotakan 1.032 koperasi. Perkembangan bisnis setiap koperasi pertanian di Jepang telah mendorong Zen Noh terus melebarkan sayap bisnisnya, dengan jaringan yang tersebar di 26 negara, termasuk Indonesia, dan memiliki afiliasi dengan 249 perusahaan. Jumlah karyawannya mencapai 12,5 ribu orang lebih.

 

Produktivitas Ketahanan Pangan Berkelanjutan

 

Sehubungan tuntutan perlindungan lingkungan hidup secara global untuk meningkatkan “Produktivitas ketahanan pangan berkelanjutan” maka dibuat kebijakan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

 

Kerangka Kerja “Produktivitas ketahanan pangan berkelanjutan” mencakup seluruh rantai pasokan pangan dengan meningkatkan koherensi dan transparansi kebijakan. Ini sangat penting untuk membangun kepercayaan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi pangan.

 

Langkah pertama untuk memperbaiki kebijakan lingkungan hidup yaitu membalik kebijakan yang mempertahankan petani dalam kegiatan yang tidak kompetitif dan berpenghasilan rendah, merusak lingkungan, menghambat inovasi, memperlambat perubahan struktural dan generasi dan melemahkan ketahanan. Sehingga kebijakan pertanian difokuskan pada tindakan meningkatkan produktivitas dan berkelanjutan jangka panjang, seperti investasi modal sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan akses petani ke pasar.

 

Peraturan dan kebijakan mendukung kelestarian lingkungan hidup yang baik disertai dengan kelancaran akses pasar, telah mendorong terlaksananya praktik bisnis yang baik bagi produsen industri pertanian. Pada saat ini produsen didorong berinovasi untuk merespons tantangan peningkatan produktivitas pangan beserta sistem pengelolaannya.

 

Membangun sistem inovasi pertanian lebih kuat dengan meningkatkan kolaborasi semua pelaku jaringan untuk menghasilkan inovasi tepat guna yang dibutuhkan oleh sektor pertanian. Dengan tata kelola yang baik dapat membantu terbentuknya tujuan strategis yang jelas melalui (a) konsultasi dengan pemangku kepentingan; (b) mekanisme dan prosedur evaluasi yang komprehensif; dan (c) penerapan metode baru serta membantu peningkatan keterampilan petani sesuai dengan kebutuhan.

 

Sebagai kesimpulan sudah saatnya petani Indonesia didukung dan didorong untuk membangun dan mengembangkan Koperasi Nasional menuju koperasi kelas dunia. Pemerintah didukung DPR segera membuat program korporatisasi koperasi pertanian dan pangan untuk menuju masyarakat petani Indonesia yang tangguh dan berdaya saing

 

SUMBER:

Pudjiatmoko. Belajar dari Koperasi Pertanian Zen Noh Jepang. Indopos.co.id. 4 Oktober 2022.

Thursday, 23 April 2020

Koperasi Pertanian Daging Wagyu


Koperasi Pertanian dan Pengembangan Daging Wagyu di Jepang


Koperasi Pertanian di Jepang punya moto “Satu Untuk Semua Semua Untuk Satu” berfungsi sebagai perantara anatara penghubung produsen dan konsumen Zen BOH Group membantu memastikan pengembangan pertaniam Jepang yang kuat dan berkelanjutan.
Koperasi Jepang
Di Jepang, koperasi adalah organisasi yang berupaya mendukung masyarakat dan kehidupan sehari-hari di dalamnya dengan mengelola operasi mereka dengan cara jangka panjang, beragam, dan altruistik, berdasarkan pada prinsip-prinsip swadaya dan kerja sama. Tujuan utama mereka adalah untuk meningkatkan mata pencaharian anggota mereka.  Di Jepang terdapat 36.000 organisasi.
Grup JA 

JA tingkat primer (JA gabungan) juga mengoperasikan layanan kredit dan asuransi bersama. Badan JA tingkat prefektur dan nasional telah dibentuk untuk memungkinkan JA utama memberikan layanan ini secara lebih efisien. Secara keseluruhan, organisasi ini dikenal sebagai JA Group.  Di Jepang terdapat 10,26 juta anggota.
ZEN-NOH

ZEN-NOH bertanggung jawab atas bisnis pemasaran dan pasokan Grup JA, bekerja sama dengan koperasi pertanian besar di seluruh dunia dalam semangat saling menghormati untuk memastikan operasi bisnis yang stabil.

Daging sapi Wagyu terkenal di dunia
Sukiyaki, shabu-Daging Wagyu terkenal seduniashabu, teppanyaki nerupakan hidangan hot pot dan panggangan di Jepang menggunakan daging sapi wagyu Jepang kini telah menjadi sangat populer di luar negeri. Daging sapi wagyu Jepang terkenal di seluruh dunia karena citarasa penuh dan tekstur yang baik.  Marbling lemak daging sapi wagyu Jepang disebut "shimofuri," pola "sashi" (garis marmer) seperti es menyebar di seluruh daging seperti jala halus. Teksturnya yang meleleh di dalam mulut dan rasanya yang manis dan sepertinya benar-benar tak terlupakan.
Sapi Wagyu Jepang berasal dari Jepang dan varietas wagyu Jepang telah ditingkatkan kwalitasnya selama bertahun-tahun melalui program pemuliaan oleh organisasi pertanian dan petani daging sapi.  Upaya mereka menghasilkan daging berkualitas tinggi. Sapi wagyu Jepang diberi makan dengan pakan yang dipilih dengan cermat dan disimpan di lumbung yang bersih, dalam kondisi yang dirancang untuk menghindari stres.  Petani daging sapi memperhatikan dengan seksama setiap hewan, tidak ada waktu atau usaha.
Sistem Ketertelusuran Daging Sapi yang Teliti untuk Memastikan Keamanan
Setiap anak sapi yang lahir di Jepang diberi nomor ID dan terdaftar pada database bersama, yang diperbarui dengan informasi produksi dan distribusi tentang hewan tersebut sejak lahir hingga penjualan daging yang dihasilkan.  Nomor ID pada label yang ditempelkan pada sebungkus daging sapi memastikan ketersediaan informasi yang mudah tentang siapa yang memelihara anak sapi, ketika anak sapi itu lahir, dan bahkan sapi mana yang melahirkannya.  Sistem penelusuran daging sapi ini sudah sangat mapan di Jepang.  Sejarah produksi setiap potong daging sapi dapat dilihat di toko atau secara online di rumah.
Proses Keterlacakan


1.  Setiap ekor diberi nomor ID sendiri (nomor tag telinga).
2. Peternakan atau peternakan penggemukan memasuki nomor ID dan informasi terperinci tentang sertifikat keterlacakan.
3. Pusat pemrosesan daging memberikan nomor karkas pada daging yang disembelih.
4. Dua angka tersebut diperlakukan sebagai satu set, memungkinkan sejarah produksi daging sapi dilacak.
Wagyu di Pasar Global
Di seluruh dunia, wagyu Jepang identik dengan daging sapi mewah.  Penerimaan luas dari istilah ini dapat dilihat dalam pemasaran wagyu AS dan wagyu Australia.  Karenanya, untuk membangun merek kuat untuk wagyu Jepang yang diproduksi di Jepang, ZEN-NOH menjual daging sapi dengan merek ZEN-NOH Wagyu.  Di pasar di mana merek Jepang khusus kawasan dapat dijual (Hong Kong dan Singapura), kami berupaya untuk mempromosikan penggunaan merek regional tersebut.  ZEN-NOH juga telah membuka restoran yang dioperasikan langsung oleh ZEN-NOH Group untuk meningkatkan bisnis ritelnya, daripada hanya menjual grosir ke bisnis di luar negeri.  Melalui upaya tersebut, ZEN-NOH terus berupaya untuk mengomunikasikan daya tarik wagyu Jepang secara langsung kepada konsumen di luar negeri. ZEN-NOH mengoperasikan restoran kreatif Jepang Shiki Beverly Hills di AS, restoran Kacyo di Vietnam, dan restoran TOKIMEITĒ di London.  Selain itu, JA ZEN-NOH Meat Foods Co. Ltd. telah membuka dua restoran Jepang Wagyu Yakiniku Pure di Hong Kong.  Kami berencana untuk membuka lebih banyak restoran di AS dan Asia Tenggara untuk lebih meningkatkan operasi ritelnya.



x

Wednesday, 2 April 2014

Pilihan Peningkatan Industri Pertanian



Agar perekonomian Indonesia bisa terus berkembang secara berkelanjutan, perlu perubahan arah pembangunan ekonomi, terutama pembangunan pertanian dan manufaktur nasional.

Berbagai Usaha yang perlu dilakukan antara lain :

Pertama, melakukan kebijakan desentralisasi perencanaan dan kebijakan ekonomi nasuional.  Setiap daerah punya kemampuan berbeda yang harus dikembangkan secara optimal.

Kedua, meningkatkan produktivitas petani kecil yang seiring dengan pengembangan industrialisasiberbasis pertanian.  Masih ada peluang besar bagi peningkatan produktivitas tanaman  oleh petani kecil dari pada korporasi.  Cara ini dilakukan agar ada keterkaitan antara petani kecil dan Industri.  Tiongkok, misalnya, mulai berkembang ekonominya karena membangun unit produksidi pedesaan dalam jumlah banyak.

Ketiga, perlunya investasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung industrialisasiagar transfer tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri bisa berjalan dengan baik, seperti halnya dilakukan Thailand dan Korea Selatan.

Keempat, pentingnya penyesuaian kebijakan harga ditingkat makro, seperti nilai tukar dan suku bunga, untuk mendukung investasi dan pengurangan subsidi untuk konsumsi, seperti subsidi BBM.

Kelima, menghitung dengan cermat ekspansi lahan untuk perkebunan besar, seiring dengan meningkatkan produktivitas lahan yang ada. Perluasan lahan diharapkan bisa bersinergi untuk bisa memberikan insentif bagi peningkatan produktivitas.

Keenam, membentuk Koperasi Pertanian Nasional yang tangguh. Pemerintah membentuk Kopersi Pertanian Nasional yang kuat beranggotakan petani-petani di seluruh Indonesia. Pembentukan Koperasi Pertanian Nasional ini bertujuan untuk membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan petani. Perlu adanya usaha mobilisasi massa petani, mengatur usaha pertanian dan aktivitas mereka, serta memperkuat perekonomian mereka. Contohnya JA Cooperative koperasi pertanian di Jepang mempunyai posisi tawar yang sangat kuat termasuk dalam menentukan harga produk pertanian para petani mereka.

Koperasi Pertanian Nasional ini yang secara umum bisa bertugas antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan nasehat dalam mengelola usaha tani, penguasaan teknologi, dan penyebaran informasi pertanian,
2. Mengumpulkan, mengangkut, dan mendistribusikan serta menjual produk pertanian,
3. Penyediaan sarana produksi,
4.  Mengatur pengolahan produk pertanian dan penyimpanan produk,
5.  Sebagai Bank, dan
6. Sebagai badan asuransi.


Daftar bacaan:
1.    Kompas 2 April 2014, hal 15.
2.    http://atanitokyo.blogspot.com/2009/02/zen-noh-koperasi-terbesar-di-dunia.html