Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Promosi Produk Pertanian. Show all posts
Showing posts with label Promosi Produk Pertanian. Show all posts

Tuesday, 13 January 2009

Pertemuan Asosiasi Teh Jepang di awal tahun 2009

Di usianya yang menginjak 70 tahun, Japan Tea Association (JTA) atau Asosiasi Teh Jepang menyelenggarakan pesta Perayaan Tahun Baru pada tanggal 13 Januari 2009 di World Trade Center, berlokasi di Hamamatsucho, Tokyo. Pertemuan ini dihadiri oleh Pengurus dan anggota JTA, perwakilan Kedutaan Besar Negara penghasil teh (Malawi, India, Srilangka, Kenya dan Indonesia) pejabat dari Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF), Ministry of Health and Welfare, Media Masa, Instruktur Teh, perusahaan teh dan perusahaan yang mendukung industri minuman teh. Wakil KBRI Tokyo yang hadir dalam pertemuan ini Wakepri Bapak Ronny P. Yuliantoro, Atase Pertanian Pudjiatmoko dan Atase Perdagangan Tulus Budhianto.

Pada kesempatan ini Indonesia ditunjuk sebagai wakil dari Negara-negara pengekspor teh untuk memberikan sambutan. Sambutan ini disampaikan oleh Bapak Ronny P. Yuliantoro. Dalam sambutannya beliau menegaskan bahwa Indonesia telah meningkatkan kwalitas produksi teh sehingga menghasilkan teh yang aman dan enak dikonsumsi serta baik untuk kesehatan.

Sambutan Ketua JTA, Mr. Kenji Kataoka mengungkapkan bahwa kebutuhan teh Jepang cukup besar dibarengi banyak penggemar teh yang telah mengetahui khasiat teh untuk kesehatan, tetapi mereka juga sadar akan pentingnya mutu teh yang aman bagi tubuh mereka, sehingga para perusahaan industri teh sangat memperhatikan terhadap ketetapan Positive List untuk produk teh yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang.

Asosiasi Teh Jepang telah melakukan kegiatan-kegiatan berupa seminar tentang proses pembuatan teh, cara penyajian teh, dan khasiat teh bagi kesehatan tubuh. Untuk menjaga hubungan baik dengan para pencinta teh, JTA juga melaksanakan lomba pidato untuk masyarakat pencinta teh.












Dalam sambutan Mr. Kobayashi pejabat dari Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (MAFF) Jepang menyatakan bahwa untuk menjamin keamanan minuman dan makanan Jepang pada prinsipnya mengacu kepada ketentuan yang telah diterapkan oleh WHO dan FAO.

Dari beliau juga diperoleh keterangan bahwa petani teh di Jepangpun perlu dibantu oleh pemerintah untuk memperoleh produksi yang baik dan berkesinambungan. Karena jumlah produksi teh dalam negeri Jepang masih kurang maka Jepang perlu mengimpor banyak teh dari negara lain.

Menurutnya harga teh yang telah diolah bisa mencapai 5 kali lipat dari harga bahan baku teh dari petani, sehingga para perusahaan minuman teh dapat memperoleh keuntungan yang lumayan. Ini merupakan informasi yang penting agar industri teh di Indonesia juga dapat terpacu berkembang pesat untuk mengisi pangsa pasar teh di masa datang.

Pemandangan yang sangat menarik pada acara ini adalah biasanya orang Jepang menggunakan minuman sake (minuman beralkohol) ketika bersulang, tetapi kali ini mereka bersulang menggunakan teh hitam tanpa gula yang telah mereka sediakan dengan rapih di atas nampan. Meskipun semua hadirin bersulang minum teh, semua hadirin tampak ceria. Berarti bukan hal yang aneh kalau bersulang mengangkat gelas berisi teh. Setelah bersulang, disela-sela perbincangan ketika makan siang satu perusahaan yang cukup besar menyampaikan keinginannya untuk melakukan penambahan impor teh Indonesia dalam tahun 2009. Arigatou Gozaimasu....

Thursday, 11 December 2008

Kopi Toraja Dipamerkan di Jepang

Pameran Eco-Product 2008 diselenggarakan pada tanggal 11-13 Desember 2008 di Bigsight, Odaiba, Tokyo. Pembukaan pameran dilakukan pada tanggal 11 Desember 2008 pukul 10:00. Dalam rangka memeriahkan perayaan HUT ke-50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada pembukaan pameran kali ini telah dilakukan pembukaan khusus di panggung Komunikasi. Acara yang sangat menarik perhatian masyarakat ini dihadiri oleh tamu kehormatan Prince dan Princess Akishino. Tampak pada gambar sebelah kiri Prince dan Princess Akishino disambut oleh Bapak Ginanjar Kartasasmita dan istri.






Peristiwa penting ini dibuka oleh Mr. Yasuo Fukuda Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang yang juga Mantan Pedana Menteri Jepang. Pada acara pembukaan turut memberikan sambutan Duta Besar RI Dr. H. Jusuf Anwar, SH., MA. (Gambar samping), Bapak Ginanjar Kartasasmita Penasehat Persada Ikatan Alumni dari Jepang, dan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Mr.Nobuhide Minorikawa.











Pada kesempatan ini telah dipentaskan di panggung budaya Sunda "Rampak Kendang" dari Universitas Pasundan Bandung.










Setelah acara pembukaan selesai Prince dan Princess Akishino meninjau Industrial Theme di Hall 2, Individual Theme di Hal 5, Indonesian Eco Style Gallerry di Hall 6 dan Eco-Collaboration Plaza di Hall 4. Prince dan Princess Akishino mengamati semua booth yang terdapat di Anjungan Indonesia, sebentar-sebentar Prince dan Princess Akishino berdua tampak berdiskusi. Akhirnya Prince dan Princess Akishino singgah sebentar di booth Indonesia yang sedang memamerkan produk pertanian "Kopi Toraja" asal Indonesia yang terkenal enak di Jepang.








Anjungan kopi Toraja menerangkan dengan bahasa Jepang tentang proses budidaya dan pengolahan kopi Toraja sehingga menghasilkan Eco-product yang bermutu prima, enak, baik untuk kesehatan dan ramah lingkungan. Tampak pada gambar pemandu booth seorang Pramuniaga Senior yang fasih berbahasa Jepang.










Para pengunjung boleh bebas minum kopi Toraja tanpa dipungut biaya. Oishiii.....














Tampak antrian pengunjung yang ingin mencoba dan mengulangi minum kopi Toraja lagi.










Sambil minum kopi pengunjung disuguhi kesenian Khas Jawa Barat Angklung yang dipertunjukan oleh para pelajar Indonesia yang sedang menimba ilmu di Jepang.

Sunday, 6 January 2008

Kunjungan kerja Bupati Purbalingga


Bupati Purbalingga Drs. H. Triyono Budi Sasongko (kiri) bersama Ibu singgah di KBRI Tokyo ketika melakukan studi banding pengelolaan lingkungan hidup di Jepang.

Di Purbalingga terdapat 7 investor Asing yang menanamkan modalnya yang telah mendorong laju perekonomian di Purbalingga. Pada kesempatan itu Bapak Bupati menyampaikan potensi pertanian di daerahnya dan menyerahkan Buku Potensi Kabupaten Purbalingga kepada Atase Pertanian KBRI Tokyo sebagai bahan untuk promosi pertanian Kabupaten Purbalingga.

Produk Pertanian di Natural Expo Japan 2007



Dalam upaya pengembangan ekspor pertanian dan meningkatkan daya saing (competitive advantages) produk pertanian di pasar internasional Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian menjalankan strategi promosi dalam bentuk pameran, misi dagang, campaign, business forum, maupun negosiasi/lobby dalam forum kerjasama bilateral, regional dan multilateral.

Khusus untuk kegiatan pameran di Jepang tahun 2007 dipilih event Natural Product Expo di Tokyo Big Sight 10 – 12 Oktober 2007, dalam rangka mempromosikan spices dan herbal products Indonesia di pasar Jepang. Pelaksanaan pameran diselenggarakan bekerjasama dengan Atase Pertanian Indonesia (ATANI) KBRI Tokyo Jepang.

Paviliun Indonesia tampil dalam booth seluas 45 m2 yang menampilkan produk rempah-rempah, traditional spa dan kosmetika, medicinal herbs, desiccated coconut, jagung, teh dan air minuman, yang diwakili oleh 9 perusahaan. Sasaran yang ingin dicapai adalah lebih dikenalnya produk – produk pertanian Indonesia di pasar Jepang, dengan harapan adanya products awareness terhadap produk pertanian Indonesia sehingga dapat terjalin kerjasama investasi dan pemasaran dibidang pertanian antara para pelaku usaha (eksportir) Indonesia dan importir Jepang, serta meningkatkan kinerja ekspor produk pertanian Indonesia khususnya ke Jepang.

Adapun yang menjadi tujuan dari keikutsertaan Indonesia khususnya pada pameran Natural Product ini adalah :
•Memperkenalkan produk pertanian Indonesia yang diperkirakan merupakan kebutuhan negara Jepang.
•Membuka dan meningkatkan akses pasar.
•Menciptakan awareness terhadap produk – produk pertanian Indonesia.
•Menciptakan image (citra) bangsa Indonesia di dunia internasional.

Natural Product Expo Jepang adalah salah satu pameran International terbesar yang khusus menampilkan Natural Produk Industry dan Makanan Kesehatan. Pameran tahun 2007 ini, merupakan tahun ketiga dari keseluruhan penyelenggaraan Natural Product Expo Jepang. Pameran ini merupakan peluang yang sanagt baik untuk bertemunya para pengusaha besar yang mempunyai specialisasi dalam bidang perdagangan Natural Product, Industry obat-obatan, suplement makanan, obat-obat dari bahan alami serta berbagai jenis kosmetik yang menggunakan bahan dasar alami untuk dapat memperluas pangsa pasarnya.

Natural Product Expo Japan 2007 diikuti oleh lebih dari 150 peserta dimana 50 % -nya berasal berbagai negara di dunia, yang dikunjungi oleh lebih dari 10.000 pengunjung dalam 3 hari pelaksanaan. Pengunjung terbesar adalah dari kalangan distributor atau retailer, selain itu terdapat juga pengunjung dari kalangan industri, konsumen dan partisipan lainnya.

Natural Product Expo Japan 2007 dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan BIO FACH JAPAN dan NATURAL EXPO dimana event ini lebih memfokuskan pada produk-produk organik dan produk alami sehingga ketiga acara tersebut memiliki keterkaitan yang sangat kuat.

Pameran ini memberikan peluang yang sangat besar bagi para pengusaha atau eksportir Natural Product dari Indonesia untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan pangsa pasar khususnya di Jepang baik berupa bahan baku seperti rempah-rempah, hasil bumi dan obat-obatan traditional Indonesia (Jamu).

Ini dikarenakan Jepang merupakan konsumen ketiga terbesar di dunia untuk produk-produk Organik dan Natural. Berdasarkan hasil survey Nation Health Food Market terdapat perkembangan sebesar 4% pertahun untuk konsumsi makanan suplement yang berbahan dasar alami tanpa menggunakan bahan kimia, demikian pula untuk kosmetik. Ini dikarenakan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan manfaat dari produk-produk yang menggunakan bahan dasar dari alam.

Peserta Pameran pada Paviliun Indonesia di Natural Product Expo 2007 terdiri dari :
1.PT. Borobudur Herbal Industry Indonesia : Herbal products.
2.PT. Indocare Citrapasific : sabun transparant tanpa alkohol.
3.PT. Tri Raharja / Javaplant : herbal products.
4.PT. Arjuna Flora dari Propinsi Jawa Tiimur (bidang usaha : bunga potong dan ubi Jepang / Beniimo).
5.PT. Salsabilla Rizky Pratama dari Propinsi Jambi (bidang usaha : Cinnamon/Kayu Manis).
6.PT. Latransa Citra dari Propinsi DKI Jakarta (bidang usaha : rempah-rempah).
7.PT. United Coconut Tina Indonesia dari Propinsi Sulawesi Utara (bidang usaha : Tepung Kelapa).
8.UD. Manna Utara dari Propinsi Gorontalo (bidang usaha : Jagung).
9.CV.Bali Tangi dari Propinsi Bali (bidang usaha : Traditional Spa and Cosmetic).
 

Dalam upaya tersebut kiranya produk-produk natural Indonesia seperti rempah-rempah dan jamu-jamuan perlu dikembangkan melalui peningkatan mutu produk dan binaan bagi kelompok tani ataupun pengusaha yang bergerak dalam bidang produk natural tersebut.

Sunday, 2 December 2007

Seminar Teh Indonesia di KBRI Tokyo

Untuk memperkenalkan dan mempromosikan teh Indonesia KBRI bekerjasama dengan Perusahaan Java Tea telah melaksanakan Seminar Teh di Loby KBRI pada tanggal 18 November 2007. Seminar berlangsung dari pikul 13:00 sampai dengan pukul 17:00, dihadiri oleh 86 orang peserta yang berasal dari kota Tokyo dan sekitarnya.

Dalam seminar telah disampaikan tentang sejarah teh, cara minum teh dan cara menanam teh di perkebunan di Indonesia. Prof. Dr. Masashi Omori dari Otsuma Woman’s University, Department of Food Science menyampaikan khasiat teh untuk kesehatan badan kepada para peserta seminar.

Pada kesempatan itu juga diperagakan cara menghidangkan teh agar dapat diperoleh rasa yang paling enak. Disamping itu para peserta telah menyaksikan pertunjukan tarian Indonesia dan memperoleh kursus bahasa Indonesia cuma-cuma secara kilat, Seluruh peserta terlihat sangat antusias mengikuti program tersebut sampai seminar usai.

Gambar-gambar suasana seminar teh terdapat dibawah.


Profesor Omori sedang menjelaskan khasiat teh


Peragaan cara menghidangkan teh yang benar


Para peserta seminar antusias mengikuti seminar

Wednesday, 25 July 2007

Pameran Internasional Produk Perikanan Ke-9


The 9th Japan International Seafood and Technology Expo diselenggarakan di East 4 • 5 Hall, Tokyo International Exhibition Center "Tokyo Big Sight" 18-20 Juli 2007. Sebagai penyelenggara expo ini adalah Japan Fisheries Association. Yang datang dalam expo besar ini adalah pengusaha ikan, pengusaha mesin pengolah ikan (exhitor), pembeli dan konsumen. Terdapat 22.493 pengunjung yang tercatat pada The 8th Japan International Seafood and Technology Expo.


Expo ini disponsori oleh The ministry of Health, Labour and Welfare, The Ministry of Economy, Trade and Industry,The Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries dan Japan Food Industry Center, Organization of Food Marketing Distribution Structure Improvement, National Cooperative association of squid processors dan berbagai organisasi swasta lainnya.


Setiap perusahaan memamerkan produknya dalam booth berukuran 9 m2 dengan ongkos sewa 250.000 yen. Untuk memperoleh kesempatan mengiklankan produk baru kepada para pelanggan yang prospektif, pada expo ini juga dilengkapi fasilitas “the Exhibitors and Exhibited Products Fliers Service”.


Fasilitas tersebut menawarkan pengiriman fliers exhibitor melalui PM (Promotion Mail) dan DM (Direct Mail) kepada Fishermen's federations and unions around the country, Fish stores, School lunch services, Take-out sushi shops, High-end Japanese cuisine restaurants, Japanese restaurants, Supermarkets, mass merchandisers, Department stores (those in charge of fisheries and gifts), Consumer cooperative associations, Select influential buyers who have visited the exposition in the past, Fisheries processing businesses, Sushi bars (including conveyor sushi bars), Izakaya taverns, Mid-range Japanese cuisine restaurants.

Perusahaan dari Indonesia yang mengikuti expo ini hanya satu perusahaan yaitu PT. Darma Samudera Fishing Industries (DSFI). DSFI menjajakan produk-produknya yaitu Red Snapper (Lutjanus Sangueinus), Malabar Snapper (Lutjanus altifrontalis), Grouper (Epinephelus Sp), Red mullet (parupeneus heptachantus), Baramundi ()Lates Calcalifer), Silver Jobfish (Pristipomoides filamentosus), Kingfish / Spanish Mackerel (Scomberomorus commersonii), Tuna (Thunnus albacares), Parrot fish (Scarrus Sp.), Octopus (Octopus vulgaris), Golden Threadfin (Nemiptherus Sp.), Blue Swimming Crab (portunus pelagicus), Logigo Squid (Logigo bleekeri), Cuttle fish (Sepia officinalis), oil fish (Lepidocybium Flavobrunneum), Seafood Mix.


Hasil analisis The 8th Japan International Seafood and Technology Expo oleh penyelenggara adalah sebagai berikut:


A. Exhibitor dan Pengunjung

1.Terdapat 295 perusahaan yang memamerkan produknya yang berasal dari 10 negara, kecuali Jepang yang memamerkan dalam satu suatu tempat.

2.Rata-rata terdapat 21,7 orang pengunjung pedagang ke satu booth perusahaan, sedangkan jumlah maksimum 400 orang.

3.Rata-rata tiket undangan dari setiap perusahaan.yang telah dikirimkan sebanyak 845,7 orang, sedangkan jumlah maksimum 10.000 orang.


B. Hasil expo yang diperoleh oleh exhibitor adalah sebagai berikut:

1.Sebanyak 53,8% memperoleh pelanggan baru.

2.Sebanyak 52,1% dijanjikan untuk memperoleh pesanan.

3.Sebanyak 48,7% melanjutkan hubungan bisnis dengan pelanggan lama.

4.Sebanyak 24,8% menerima permintaan pesanan atau sample.

5.Terdapat 23,1% memperoleh evaluasi yang baik.

6.Terdapat 21,4% memperoleh informasi tentang perdagangan


C. Kontrak bisnis dengan exhibitor yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

1.Sebanyak 46,2% melakukan kontrak bisnis dengan supermarket / mass retailer

2.Sebanyak 45,3% melakukan kontrak bisnis dengan Seafood Processing

3.Terdapat 43,5% melakukan kontrak bisnis dengan Sushi shop

4.Terdapat 36,8% melakukan kontrak bisnis seafood broker

5.Terdapat 35,9% melakukan kontrak bisnis dengan Trading Agency.

Sunday, 3 June 2007

Promosi Buah Tropis Indonesia di Tokyo

Bapak Wakil Presiden Yusuf Kalla sedang memeriksa buah tropis Indonesia sambil mencoba kopi Indonesia yang sedang dipromosikan di Tokyo Jepang.


Pada tanggal 24-26 Mei 2007 telah diselenggarakan Pameran Kerajinan Indonesia di Wiswa Duta Besar RI, 5-2-9 Higashi-Gotanda, Sinagawa-ku, Tokyo. Departemen Pertanian ikut berpratisipasi memamerkan buah-buah tropis Indonesia kepada para pengunjung yang diantaranya pengusaha buah-buahan yang diundang. Pada gambar Ibu Rossi Anton Apriyantono (tengah) sedang menerangkan kepada Princess Takamado (kiri) tentang kelezatan buah tropis Indonesia yang masih segar diantaranya pisang Barangan asal Sumatera Utara yang sangat lezat. Princess Takamado berkenan membawa pulang buah tropis asal Indonesia tersebut yang diserahkan oleh Ibu Rossi Anton Apriyantono.


Selain buah juga dipamerkan tanaman hias asal Indonesia. Seusai pameran terdapat pengusaha AN Corporation yang berminat untuk mengimpor feather leaf dari Indonesia. Pada saat ini baru satu pengusaha Indonesia yang menyambut permintaan bayer Jepang tersebut. Atase Pertanian KBRI Jepang siap memfasilitasi terealisasinya ekspor tanaman hias asal Indonesia.


Pada hari penutupan Pameran Ny. Perdana Menteri Sintaro Abe (berpakaian putih) tertarik untuk mencicipi salak Indonesia disaksikan oleh Ibu Hj. Mufidah Yusuf Kalla dan Ibu Rossi Anton Apriyantono. Ny. Sintaro Abe berkenan membawa pulang bunga Anggrek asal Indonesia yang diserahkan oleh Ibu Rossi Anton Apriyantono.


Perusahaan Buah-buahan yang diundang pada Pameran Dekranas


1. Itochu Corporation

2-5-1 Kita-Aoyama, Minato-ku, Tokyo 107-8077

Telephone: +813-3497-6241

Fax: +813-3497-6233


2. Ikeda International Co. Ltd.

3-47-12 Honmachi, Shibuya-ku, Tokyo 151

Telephone: +813-3320-8186

Fax: +813-3497-6233


3. Kanematsu Corporation

2-2-1 Shibaura, Minato-ku, Tokyo 105-8005

Telephone: +813-5440-9580

Fax: +813-5440-6559


4. Matsuda Sangyo Co. Ltd.

6F Shinjuku Nomura Building,

1-28-2 Nishisinjuku, Shinjuku-ku, Tokyo 183-0558

Telephone: +813-3346-2311

Fax: +813-3348-2428


5. Royal Co. Ltd.

Kyoka Group, KN Ginza Bldg 5F

1-15-6 Ginza, Chuo-ku, Tokyo 104-0061


6. Nissin Food Products Company Ltd.

4-1-1 Nishinakajima, Yodogawa-ku, Osaka, 532-8524 Telephone: 66 3057711 Fax: 66 3041288


7. XanGo Japan K.K.

Kioi-cho Kelton Bldg 5F, Kioi-cho 4-5, Chiyoda-ku, Tokyo 102-0094

Telephone : 03-4590-3535

Fax. : 03-4590-3536


8. NISSHIN TRADING CO., LTD. (Nisshin Tsusho K.K.)

1-3-4, Nishiazabu, Minato-ku, Tokyo 106-0031

Telephone : +81-3-5785-3920

Fax. : +81-3-5785-3929


9. H AND T CO., LTD. (Eichi Ando Ti Y.K.)
 

204 Parkside Nanei, 4-1-12, Nagai-Higashi, Sumiyoshi-ku, Osaka 558-0004
Telephone : +81-6-6697-2083
Fax.: +81-6-6697-2093



10. KATAYAMA RINGO CO., LTD. (Katayama Ringo Y.K.)
 

396, Kanda, Katada, Hirosaki, Aomori 036-8052 Telephone : +81-172-33-7321 Fax. : +81-172-33-7322



11. H AND T CO., LTD. (Eichi Ando Ti Y.K.)
 

204 Parkside Nanei, 4-1-12, Nagai-Higashi, Sumiyoshi-ku, Osaka 558-0004 Telephone : +81-6-6697-2083 Fax. : +81-6-6697-2093


12. P.K. SIAM CO., LTD. (Pi Kei Saiam Y.K.)
 

4-11-9, Kinshi, Sumida-ku, Tokyo 130-0013 Telephone : +81-3-3625-7080 Fax. : +81-3-3625-7090

 

13. TANGO TRADING CO., Ltd (K.K. Tango Tsusho)
 

408, 25-36, Higashi, Shibuya-ku, Tokyo 150-0011 Telephone : +81-3-5778-4692 Fax. : +81-3-5778-4693

Monday, 7 May 2007

OCHA Festival 2007 di Shizuoka 1 - 4 November 2007

OCHA Festival 2007 atau Tea Festival 2007 akan diselenggarakan di kota Shizuoka pada tanggal 1 – 4 November 2007. Festival yang ke tiga ini diselenggarakan oleh pemerintah Prefektur Shizuoka.

Teh dikenal sebagai minuman yang dapat digunakan untuk media mempelancar komunikasi serta dapat membuat badan terasa santai bagi peminumnya. Teh juga menimbulkan efek yang menguntungkan ini telah dibuktikan secara ilmiah bisa membuat tubuh menjadi segar.

Industri teh merupakan salah satu jenis industri yang sedang berkembang pesat dan pasarnya sangat menjanjikan.

Jepang merupakan negara ekonomi terkuat nomor dua dengan GDP 4.623 trilyun USD pada tahun 2004. Jepang mempunyai daya beli tinggi dan berpotensi besar terutama dalam pasar minuman.

Shizuoka merupakan pusat green tea di Jepang. Shizuoka terkenal akan keindahan alamnya yang dihiasi dengan keelokan gunung Fuji. Disamping itu juga terkenal dengan kebun tehnya yang menghampar hijau, yang luasnya 45% dari seluruh kebun teh di Jepang.

Festival ini diharapkan dapat mendorong orang diseluruh dunia mengenal teh lebih dekat lagi. Maka dari itu panitia telah melaksanakan Festival ini dua kali yaitu pada tahun 2001 dan 2004. Festival tersebut telah dikunjungi oleh 140.000 pengunjung dan peserta Festival dari 24 negara.

Prefektur Shizuoka tidak hanya penting dalam teh di Jepang tetapi juga sedunia. Maka dari itu telah diputuskan untuk menyelenggarakan Festival teh ke tiga pada tahun 2007 ini untuk mempromosikan industri teh, penanaman teh dan penelitian teh.

Bagi yang ingin berpartisipasi dalam festival ini sekali gus mempromosikan teh tanah air, dipersilahkan menghubungi Mr. Yukihiro YAMAGUCHI Assistant Director of Tea Promotion Office for Shizuoka Prefectural Government, Mizunomori Bldg.3F, 14-1 Minamichou,Shizuokacity,422-8067,JAPAN
e-mail: yukihiro1_yamaguchi@pref.shizuoka.lg.jp

Tuesday, 17 April 2007

Aroma Teh Jawa Menarik Kunjungi Indonesia

Aroma khas teh Indonesia mampu membangkitkan keinginan masyarakat Jepang untuk mengunjungi Indonesia, khususnya para penggemar teh asal Indonesia yang hadir pada acara “Tea Seminar” di Hokkaido, Jepang, tanggal 27 Januari 2007. Para penggemar “Teh Jawa,” sebutan teh asal Indonesia di Jepang, mengungkapkan keinginan mereka untuk mengujungi Indonesia agar bisa melihat dari dekat proses pengolahan teh yang mereka minum sehari-hari.

Demikian disampaikan oleh KBRI Tokyo yang diterima hari ini, Jumat 2 Februari 2007.

Menurut KBRI, Indonesia merupakan salah satu negara pensuplai teh ke Jepang. Teh Indonesia juga dijadikan minuman kaleng yang terkenal di Jepang. Minuman ini disebut “Java Tea” atau Teh Jawa. Selain promosi teh, acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia yang diharapkan dapat menarik masyarakat Jepang untuk berwisata ke Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut telah diajarkan percakapan bahasa Indonesia sehari-hari, dan diperkenalkan kepada peserta tentang budaya Indonesia dengan memperagakan pakaian adat Jawa Tengah dan Padang. Film tentang sejarah teh juga disajikan untuk menambah pengetahuan mereka.

Peserta berjumlah 113 orang sebagian besar wanita berumur antara 35 tahun sampai dengan 60 tahun. Mereka tertarik untuk mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat. Japan Tea Association menjadwal kunjungan tersebut akan dilaksanakan pada bulan Maret 2007.

Monday, 9 April 2007

Pengumpulan data untuk Promosi produk pertanian ke Hokkaido dan Okinawa

KBRI Tokyo telah melakukan pengumpulan data untuk promosi produk pertanian ke Hokkaido pada tanggal 11 – 13 Desember 2006 dan ke Okinawa tanggal 13 – 15 Desember 2006. Kunjungan dipimpin oleh Drh. Pudjiatmoko, Ph.D ini dimaksudkan untuk melakukan penjajagan potensi ekspor produk pertanian-perikanan Indonesia di Jepang dan melihat peluang investasi dari Jepang ke Indonesia. Hasil kunjungan berisi hal-hal pokok sebagai berikut:

A. Kunjungan ke Hokkaido, 11-13 Desember 2006

1. Dalam kunjungan ini wakil KBRI telah menemui: Konsul Kehormatan Indonesia di Hokkaido, Direktur Ekonomi dan Perdagangan Prefektur Hokkaido, Ketua Kantor Urusan Ekonomi Sapporo, General Manajer Hubungan Internasional Chamber of Commerce and Industry Sapporo, dan Deputy General Manager Federasi Ekonomi Hokaido.

2. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, wakil KBRI menyampaikan bahwa kunjungan ke Hokkaido merupakan upaya meningkatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jepang, khususnya prefektur Hokkaido. Wakil KBRI mengenalkan potensi usaha di Indonesia khususnya di bidang pertanian dan perikanan, termasuk peluang mempekerjakan trainee dari Indonesia. Tim KBRI menyampaikan bahan-bahan mengenai promosi dan peluang investasi di Indonesia. Selanjutnya, Tim KBRI juga menyampaikan undangan kepada pihak swasta Hokkaido dan Sapporo untuk mengikuti misi investasi yang diadakan KBRI Tokyo pada bulan Maret 2007.

3. Dalam pertemuan dengan Konsul RI telah dilakukan diskusi mengenai langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Hokkaido. Tim KBRI menjanjikan akan lebih banyak mengirim informasi mengenai Indonesia. Sebaliknya diharapkan Konsul Kehormatan juga mengirim informasi yang berguna mengenai Hokkaido ke KBRI Tokyo. Dijajagi pula kemungkinan penyelenggaraan promosi investasi di Hokkaido, dan kemungkinan bantuan dari Konsul kehormatan Hokkaido. Konsul Kehormatan menyampaikan akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Dubes RI di Tokyo pada bulan Januari 2007.

4. Dalam pertemuan dengan pemerintah Prefektur Hokkaido dan Sapporo didapat informasi mengenai struktur ekonomi di Hokkaido, dan potensi ekonomi yang dimiliki pengusaha Hokkaido. Hal-hal lain yang didapat adalah informasi mengenai: produk pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan salah satu unggulan produk di Hokkaido; kebijakan bidang pertanian Hokkaido mengikuti kebijakan pusat dalam membantu petani; mengenai kebijakan menerima trainee, Hokkaido selama ini menerima trainee dari China. Sebetulnya ada kebutuhan untuk menambah tenaga kerja, namun belum ada rencana menerima trainee dari negara lain; dalam hubungan bisnis ke luar negeri, pengusaha Hokkaido lebih banyak melakukan bisnis di China, Taiwan, dan Korea. Investasi lebih banyak dilakukan di China dan sejauh ini, hanya China yang secara aktif melakukan promosi di Hokkaido;

5. Dalam pertemuan dengan Sapporo Chamber of Commerce and Industry, didapat informasi mengenai hal-hal sbb: investasi di China banyak dilakukan di bidang food processing, perkayuan, perikanan dan pertanian; diluar China, belum ada negara lain yang melakukan promosi di Sapporo; terdapat 93 perusahaan Hokkaido yang melakukan investasi di China; Trainee yang bekerja di Sapporo kebanyakan dari China, dan banyak yang memiliki masalah dengan majikannya; Sapporo CCI mempunyai 24.000 anggota, termasuk berbagai perusahaan kecil menengah; Sapporo CCI bersedia menyediakan bantuan ruangan untuk promosi investasi Indonesia di Hokkaido. Selain itu, Sapporo CCI akan membantu mengundang anggotanya untuk hadir di promosi investasi Indonesia.

6. Dalam pertemuan dengan Federasi Ekonomi Hokkaido didapat informasi mengenai peran Federasi dalam membentuk kebijakan ekonomi prefektur Hokkaido. Selain itu didapat informasi sbb: hubungan ekonomi intensif dilakukan Hokkaido dengan China dan Taiwan. Selain itu, terdapat hubungan khusus dengan Finlandia karena kesamaan karakter Finlandia dengan Hokkaido; Federasi beranggota 300 perusahaan besar di Hokkaido; Federasi Ekonomi selama ini lebih banyak mempromosikan upaya memajukan ekonomi lokal di Hokkaido; Hokkaido memiliki potensi pengusaha di bidang food processing; meski ada kebutuhan meningkatkan tenaga kerja, namun dalam waktu dekat tidak mengusulkan menerima trainee asing; banyak trainee asal China bekerja di bidang pertanian dan perikanan; produk-produk Indonesia yang dikenal di Hokkaido adalah produk kayu dan produk perikanan terutama udang; Federasi juga siap untuk membantu upaya promosi investasi, dan perdagangan Indonesia di Hokkaido.


Pengamatan

7. Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasinya dengan prefektur Hokkaido. Di bidang perdagangan, selama ini banyak produk dari China yang diimpor Hokkaido dan di bidang investasi, banyak perusahaan Hokkaido yang berinvestasi di China. Produk unggulan utama yang menjadi unggulan Hokkaido adalah di bidang food processing, pertanian, perikanan.

8. Negara yang aktif melakukan promosi investasi dan perdagangan di Hokkaido selama ini adalah China. Ditemukan belum ada negara lain yang aktif melakukan promosi di Hokkaido selain China. Oleh karena itu, sebaiknya Indonesia segera dapat melakukan promosi investasi dan perdagangan di Hokkaido, sebelum negara-negara lain juga melakukan hal yang sama.

9. Dalam hal pengiriman trainee ke Hokaido, terlihat bahwa pihak Hokkaido mengakui adanya kebutuhan meningkatkan tenaga kerja. Namun mereka masih enggan menerima karena kawatir hubungan majikan dan trainee yang dianggap belum harmonis. Kiranya Indonesia perlu melakukan upaya meyakinkan pemerintah dan kalangan pengusaha Hokkaido untuk menerima trainee dari Indonesia karena kualitas trainee Indonesia tidak kalah dari trainee asal China.

B. Kunjungan ke Okinawa, 13-15 Desember 2006

1. Dalam kunjungan ke Okinawa, wakil KBRI telah menemui pihak Pemda Prefektur Okinawa yaitu Kepala Divisi Pertanian-Perikanan serta Divisi Perindustrian, perwakilan Japan External Trade Organization (JETRO) setempat, dan Vice President beserta General Manager Japan Agricultural Cooperative Association (JA) Naha, Prefektur Okinawa.

2. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, secara umum disampaikan maksud dan tujuan kunjungan wakil KBRI ke Okinawa yang antara lain adalah untuk meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi Indonesia dengan Jepang, khususnya Prefektur Okinawa. Dalam kaitan itu, kunjungan ini dimaksudkan untuk menjajagi peluang kerjasama yang bisa diperoleh dari Economic Partnership Agreement (EPA) kedua negara yang diharapkan tidak lama lagi diharapkan akan dapat dirampungkan, utamanya menyangkut sektor pertanian dan perikanan. Wakil KBRI juga menyampaikan potensi Indonesia di kedua sektor tersebut sekaligus menyampaikan bahan promosi dan peluang investasi di Indonesia. Dijajagi pula kemungkinan untuk menyelenggarakan kegiatan bersama dalam rangka promosi Indonesia di Okinawa.

3. Dari Pemda Prefektur Okinawa bidang pertanian-perikanan dan perindustrian didapatkan informasi tentang data-data produk pertanian yang saat ini cukup menjadi andalan dan sedang digalakkan oleh Okinawa, khususnya untuk buah-buahan seperti sugarcane, pisang, mangga, dan nanas. Disamping memproduksi sendiri, Okinawa juga mendatangkan buah-buahan tersebut terutama dari Taiwan, Filipina, AS, Selandia Baru, Meksiko dan beberapa negara lainnya, tidak termasuk Indonesia. Untuk bidang perikanan, terdapat kerjasama yang berkelanjutan antara Indonesia dan Okinawa khususnya pengiriman tenaga trainee Indonesia sejumlah 30 orang per tahun ke Okinawa melalui kerjasama Pemda Prefektur, JICA dan perusahaan perikanan Okinawa. Untuk bidang pertanian, sejauh ini baru terdapat trainee dari Filipina dan Papua Nugini. Mengenai kebijakan bidang pertanian dan perikanan, Pemda Prefektur Okinawa mengikuti kebijakan pemerintah pusatnya dan secara umum juga memberikan dukungan bagi petani dan nelayannya dalam bentuk bantuan teknik dan manajerial serta fasilitas untuk training, dll.

4. Dalam pertemuan dengan perwakilan JETRO setempat, diperoleh penjelasan tentang potensi perdagangan/perindustrian Okinawa yang utamanya meliputi produk makanan dan kerajinan tangan. Diakui oleh pihak JETRO Okinawa bahwa potensi pasar Okinawa tidak terlalu besar mengingat tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif kurang dibanding prefektur Jepang lainnya dan lahan yang sebagian dipakai untuk pangkalan AS. JETRO juga menginformasikan bahwa nama Indonesia, khususnya Bali cukup dikenal oleh masyarakat Okinawa. Saat ini produk Indonesia yang telah masuk ke Okinawa antara lain adalah produk kerajinan tangan dan pembibitan bunga seruni (krisantum). Untuk lebih mempromosikan Indonesia dan produknya di Okinawa, disarankan agar dapat dilakukan kegiatan terpadu sektor perdagangan, investasi dan pariwisata.

5. Sementara itu, pihak JA Naha memberikan informasi tentang produk-produk pertanian berikut situasi pasar Okinawa yang akhir-akhir ini banyak didominasi oleh Taiwan, khususnya dalam hal buah-buahan seperti mangga, jambu (guava), belimbing, dlsb. Lebih lanjut, pihak JA Naha menyampaikan bahwa kondisi lahan dan iklim Okinawa yang sering dilanda taifu (topan) serta teknologi memadai yang dimiliki oleh Taiwan membuat Okinawa menjadi cukup banyak bergantung pada produk buah dan sayuran Taiwan serta dari beberapa negara lainnya. Pihak JA Naha juga menyampaikan bahwa dengan adanya kesamaan karakter lahan dan kondisi iklim (tropis) antara Okinawa dengan Indonesia, nampaknya terdapat potensi bagi Indonesia untuk memasarkan produk buah-buahannya ke Okinawa. Meskipun demikian, disarankan agar terlebih dulu dapat dipelajari teknologi dari Taiwan sehingga produk buah Indonesia benar-benar dapat memasuki tidak hanya pasaran domestik Okinawa, melainkan pula pasaran Jepang secara umum.

Pengamatan

6. Pemda Prefektur dan pihak-pihak lain yang ditemui di Okinawa terkesan sangat kooperatif dan memperlihatkan keseriusannya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada wakil KBRI, meskipun mereka pada umumnya di tengah kesibukan karena baru saja mengalami pergantian kepemimpinan Gubernurnya.

7. Terdapat potensi peningkatan hubungan perdagangan di bidang pertanian, khususnya untuk pemasaran buah-buahan produk Indonesia, mengingat adanya kesamaan karakter lahan dan kondisi permusiman antara Indonesia dengan Okinawa. Untuk bidang perikanan, terdapat keinginan dari pihak Pemda Prefektur Okinawa untuk meningkatkan hubungan kerjasama termasuk harapan memasuki perairan laut Indonesia bagi kapal-kapal nelayan Okinawa.

8. Dalam hal pengiriman tenaga trainee dari Indonesia ke Okinawa, selama ini yang telah berjalan adalah pengiriman tenaga trainee bidang perikanan. Untuk itu, kiranya dapat pula mulai dipikirkan untuk mengirimkan tenaga trainee bidang pertanian melalui kerjasama dengan Pemda Prefektur dan JICA setempat.

9. Mengenai kegiatan promosi secara umum, ke depan kiranya dapat dipertimbangkan untuk menyelenggarakan kegiatan secara terpadu meliputi sektor perdagangan, investasi dan pariwisata sehingga Indonesia dan produknya dapat lebih dikenal dan dipasarkan di Okinawa dan sebaliknya juga untuk menarik pengusaha/investor potensial Okinawa guna berinvestasi di Indonesia.

Peluang Investasi dan Bisnis di Maluku

Pada tanggal 12 September 2006 bertempat di KBRI-Tokyo telah diselenggarakan seminar investasi Indonesia, khususnya tentang potensi bisnis di Maluku. Seminar tersebut terselenggara atas kerjasama KBRI-Tokyo, Kantor United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)-Tokyo dan ASEAN-Japan Centre.

Seminar tentang peluang investasi dan potensi bisnis di Maluku tersebut dihadiri oleh lebih dari 30 (tigapuluh) orang peserta dari berbagai kalangan di Jepang, termasuk perwakilan JETRO-Tokyo, dan berbagai perusahaan Jepang di Tokyo, termasuk Nippon Suissan (Nissui) yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar. Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara adalah Wakil Gubernur Maluku, Bp. MA Latuconsina, dan Vice President PT Nissui Jakarta, Mr. Mori.

Dalam pembukaan, sambutan KUAI RI-Tokyo yang dibacakan oleh Atase Pertanian KBRI-Tokyo, Drh. Pudjiatmoko, Ph.D, menyambut baik dan menyampaikan penghargaan atas terselenggaranya seminar berkat kerjasama KBRI-Tokyo, ASEAN-Japan Centre dan UNIDO. Seminar kali ini dipandang merupakan kesempatan yang berharga bagi para pengusaha Jepang untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai Maluku dan potensi bisnisnya. Selanjutnya, KUAI RI-Tokyo juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan hubungan kerjasama Indonesia-Jepang di banyak bidang termasuk investasi. Selain itu dikemukakan pula tentang perkembangan ekonomi Indonesia akhir-akhir ini yang menunjukkan peningkatan, namun di sisi lain juga masih menghadapi berbagai tantangan, khususnya untuk peningkatan pembangunan di daerah-daerah termasuk Maluku.

Wakil Gubernur Maluku, Bp. MA Latuconsina dan Kepala Dinas Perikanan, Bp. Romelus Farfar dalam presentasinya menyampaikan antara lain tentang letak dan kondisi geografis Maluku. Lebih lanjut dijelaskan tentang kondisi ekonomi Maluku terutama potensi investasinya. Beberapa hal yang menjadi dasar untuk berinvestasi di Maluku antara lain melimpahnya sumber daya alam, khususnya di bidang kelautan/perikanan. Disamping itu, dikemukakan bahwa adanya dukungan kuat Pemri untuk lebih menggalakkan pembangunan kawasan timur Indonesia. Selanjutnya, disampaikan pula bahwa telah terdapat beberapa investor asing di Maluku. Di antara investor asing di Maluku yang terbesar adalah Nippon Suissan. Bisnis utama investor Jepang tersebut antara lain di bidang pengolahan/budidaya ikan dan udang. Dengan adanya potensi dan juga kondisi yang berkembang di Maluku, pihak Pemda Maluku mengundang pengusaha Jepang untuk berinvestasi di daerah tersebut.


Sementara itu, pimpinan perusahaan Nippon Suissan - Jakarta dalam presentasinya menyampaikan pengalamannya dalam menjalankan bisnis di Maluku, mulai dari penjelasan latar belakang memasuki usaha perikanan di Maluku sampai dengan berbagai hambatan yang dihadapi antara lain sulitnya mendapatkan tenaga kerja trampil dari penduduk setempat, infrastruktur yang kurang memadai, dan masalah pembebasan lahan. Sejauh ini, Nissui telah menanamkan modalnya sejumlah US$ 25 juta di Indonesia, khususnya di bidang perikanan di Maluku. Lebih lanjut, diakui oleh Nissui bahwa kapasitas produksi udang yang menjadi andalan utamanya saat ini mencapai tidak lebih dari 230 ton. Oleh karena itu, Nissui sedang mengupayakan peningkatan kapasitasnya antara lain melalui perluasan lahan tambak budidaya udang, sehingga dapat memenuhi target yang dibutuhkan untuk dipasok ke Jepang.

Dalam kesempatan tanya jawab, beberapa peserta antara lain menanyakan tentang kondisi perkembangan bisnis Maluku saat ini, termasuk adanya informasi tentang masuknya beberapa negara pesaing Jepang, yaitu China dan Korea di Maluku, faktor utama Nissui mempertahankan bisnisnya di Maluku, serta prioritas Maluku saat ini untuk mengembangkan ekonominya.

Menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, dijelaskan bahwa saat ini kondisi Maluku telah menunjukkan pemulihan dan stabilitas keamanan yang cukup kondusif untuk menerima investor asing dari berbagai negara termasuk Jepang. Sejalan dengan peraturan pemerintah pusat (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun 2006) bahwa investasi asing/PMA masih sangat terbuka dengan persyaratan, yaitu bekerjasama dengan mitra lokal. Lebih lanjut, disampaikan pula bahwa potensi investasi di bidang perikanan, khususnya dalam hal penangkapan ikan masih terdapat potensi sekitar 76% yang belum tergarap. Demikian pula dengan budidaya ikan dan udang masih tergolong sangat besar dikarenakan saat ini baru 0.02% yang diolah dari potensi yang ada. Disamping itu, Maluku memiliki kadar air yang sangat menunjang bagi usaha budidaya ikan dan udang.

Wagub Maluku juga mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan manajemen Nissui – Tokyo antara lain untuk membicarakan penyelesaian masalah pembebasan lahan dan masalah perpajakan. Dalam hal ini, Wagub Maluku menyampaikan kesediaan dan komitmennya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi antara lain dengan mengundang pihak-pihak terkait termasuk masyarakat setempat, untuk mencarikan solusi yang saling menguntungkan. Wagub juga mengharapkan usaha perikanan Nissui dapat dikembangkan lebih lanjut mengingat potensi yang dimiliki Maluku.

Secara umum, seminar potensi investasi Maluku khususnya di bidang perikanan telah berjalan dengan lancar. Hal ini antara lain terlihat dari tingkat partisipasi kehadiran dan atensi peserta dalam seminar kali ini, yang sebagian merupakan bagian dari berbagai asosiasi perusahaan Jepang yang utamanya bergerak di bidang perikanan.

Upaya untuk menarik investasi dari luar/asing juga ditentukan oleh faktor-faktor di dalam negeri, terutama menyangkut masalah kepastian hukum/peraturan, ketersediaan SDM yang memadai, dan komitmen dari Pemda setempat. Hal yang telah dilakukan oleh Wagub Maluku beserta jajarannya dalam melakukan promosi investasi merupakan langkah yang positif untuk menunjukkan komitmen guna mendukung masuknya investasi asing, khususnya Jepang di bidang perikanan.

Dalam kaitan tersebut, KBRI-Tokyo akan memberikan fasilitasi sepenuhnya dalam rangka mendukung upaya Pemri khususnya Pemda untuk lebih mendorong investasi dari Jepang masuk ke berbagai wilayah di kawasan timur Indonesia.