Policy Brief
Dampak
Deforestasi terhadap Siklus Hidrologi: Kajian Mekanisme dan Konsekuensi
Ekologis
Ringkasan
Eksekutif
Hutan hujan
Amazon, sebagai ekosistem tropis terbesar di dunia, memainkan peran vital dalam
menjaga stabilitas hidrologi dan iklim global. Laju deforestasi yang terus
meningkat telah mengganggu proses-proses hidrologis fundamental, termasuk
transpirasi, presipitasi, infiltrasi, dan penyimpanan air tanah. Bukti empiris
menunjukkan bahwa Amazon berpotensi mendekati titik kritis ekologis (tipping
point) pada tahun 2050 apabila kehilangan hutan terus berlanjut. Kebijakan
pengelolaan hutan berkelanjutan dan restorasi ekosistem menjadi sangat penting
untuk menjaga ketahanan air, keanekaragaman hayati, dan stabilitas
sosial-ekonomi di tingkat regional dan global.
1.
Peran Hutan dalam Siklus Hidrologi
Siklus
hidrologi terdiri dari proses evaporasi, transpirasi, kondensasi, presipitasi,
infiltrasi, aliran permukaan, dan penyimpanan air tanah. Vegetasi hutan memegang peran
sentral melalui:
- Transpirasi, yang menyumbang hingga
30–50% kelembapan atmosfer di kawasan tropis (Bonan, 2008).
- Pendinginan
evaporatif,
yang menstabilkan suhu dan menjaga kelembapan lokal.
- Peningkatan infiltrasi, melalui
struktur akar dan serasah daun yang menjaga porositas tanah.
- Pengaturan
siklus presipitasi,
terutama pada ekosistem besar seperti Amazon yang menghasilkan “flying
rivers”.
Hanya 3% air di bumi yang tergolong
air tawar, sehingga keberlangsungan mekanisme hidrologi ini sangat penting bagi
keberlanjutan ekosistem dan kebutuhan manusia.
2. Dampak Deforestasi terhadap
Siklus Hidrologi
a. Penurunan Transpirasi dan
Evaporasi
Hilangnya pohon menurunkan
pelepasan uap air ke atmosfer. Penelitian menunjukkan bahwa deforestasi Amazon
dapat menurunkan curah hujan sebanyak 20–30% di wilayah tertentu (Spracklen et
al., 2012). Penurunan ini memperburuk kekeringan dan mengurangi
stabilitas iklim lokal.
b.
Perubahan Pola Presipitasi
Ketika
evaporasi-transpirasi menurun, pembentukan awan juga melemah. Model iklim
memprediksi bahwa Amazon dapat berubah menjadi ekosistem semi-kering jika
kehilangan hutan mencapai 40% (Nobre et al., 2016). Curah hujan juga menjadi
lebih tidak teratur, meningkatkan frekuensi kejadian ekstrem.
c.
Penurunan Infiltrasi dan Peningkatan Runoff
Deforestasi
meningkatkan aliran permukaan hingga empat kali lipat, sementara kapasitas
tanah menyerap air menurun signifikan (Bruijnzeel, 2004). Dampaknya meliputi
erosi, sedimentasi sungai, banjir, serta penurunan kualitas air.
d.
Degradasi Tanah dan Kontaminasi
Tanpa akar dan
serasah, tanah kehilangan stabilitas dan unsur hara. Bahan kimia pertanian dan
polutan lain lebih mudah terbawa ke sungai, memperburuk kondisi ekosistem air
tawar dan mengancam kesehatan masyarakat.
3.
Bukti Empiris dari Amazon
Amazon telah
kehilangan sekitar 20% tutupan hutan dalam 50 tahun terakhir. Studi menunjukkan:
- Sebagian
besar wilayah Amazon kini mengalami musim kering yang lebih panjang
(Marengo et al., 2018).
- “Flying
rivers”, yaitu aliran uap air yang membawa kelembapan ke wilayah
selatan Brasil, semakin melemah. Kondisi ini berkontribusi
pada kekeringan ekstrem di São Paulo pada 2014–2015 (Nobre, 2014).
- Jika tren deforestasi tidak dihentikan, Amazon
diperkirakan mencapai tipping point pada tahun 2050, memicu
transformasi cepat menjadi sabana kering (Lovejoy & Nobre, 2018).
Perubahan di
Amazon memiliki efek teleconnections, memengaruhi curah hujan bahkan di
kawasan yang jauh dari pusat deforestasi.
4.
Upaya Restorasi dan Implikasi Kebijakan
Berbagai program global dan lokal
menunjukkan hasil yang menjanjikan:
- The
Canopy Project
dan inisiatif reforestasi global terbukti meningkatkan kelembapan lokal
dan kualitas tanah.
- Restorasi
catchment di Cape Town menunjukkan peningkatan ketersediaan air tanah
setelah vegetasi endemik dipulihkan.
Implikasi Kebijakan
Pemerintah nasional dan daerah
perlu:
- Membatasi deforestasi melalui
penegakan hukum, pemantauan satelit, dan pengawasan rantai pasok
komoditas.
- Mendorong
pengelolaan hutan berkelanjutan,
termasuk agroforestri dan sertifikasi hutan.
- Melindungi
daerah aliran sungai (DAS)
sebagai pusat pengaturan hidrologi.
- Mempercepat
restorasi ekosistem kritis,
terutama wilayah yang memengaruhi siklus presipitasi regional.
- Mengintegrasikan
sains hidrologi dalam perencanaan tata ruang, termasuk pembatasan alih
fungsi lahan di kawasan resapan air.
5. Kesimpulan
Deforestasi memiliki dampak
mendalam terhadap siklus hidrologi global. Pengurangan
tutupan pohon mengganggu transpirasi, mengubah pola presipitasi, meningkatkan
runoff, mempercepat erosi, dan memperburuk degradasi tanah. Jika tidak segera
dikendalikan, deforestasi dapat menyebabkan perubahan iklim regional, krisis
air, penurunan produktivitas pertanian, hilangnya biodiversitas, dan
instabilitas sosial-ekonomi.
Perlindungan
dan restorasi hutan adalah langkah mendesak untuk menjaga ketahanan iklim dan
ketersediaan air di masa depan.
Daftar Pustaka
Bonan, G. B. (2008). Forests and
climate change: Forcings, feedbacks, and the climate benefits of forests.
Science, 320(5882), 1444–1449.
Bruijnzeel, L. A. (2004). Hydrological
functions of tropical forests: Not seeing the soil for the trees?
Agriculture, Ecosystems & Environment, 104(1), 185–228.
Lovejoy, T. E., & Nobre, C. A.
(2018). Amazon tipping point. Science Advances, 4(2), eaat2340.
Marengo, J.
A., et al. (2018). Changes
in climate and land use over the Amazon region: Current and future variability
and trends. Frontiers in Earth Science, 6, 228.
Nobre, C. A. (2014). The future
climate of Amazonia. Scientific Report, INPE.
Nobre, C. A., Sampaio, G., Borma,
L. S., et al. (2016). Land-use and climate change risks in the Amazon and
the need of a novel sustainable development paradigm. PNAS, 113(39),
10759–10768.
Spracklen, D. V., Arnold, S. R.,
& Taylor, C. M. (2012). Observations of increased tropical rainfall
preceded by air passage over forests. Nature, 489(7415), 282–285.
The Canopy Project. (2020). Global
reforestation impact report. Earth Day Network.
#Deforestasi
#SiklusAir
#KrisisIklim
#RestorasiHutan
#KetahananAir

No comments:
Post a Comment