Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday 27 January 2023

Covid-19 Varian Kraken


Sudah Masuk ke Indonesia, ini 7 Gejala Covid-19 Varian Kraken


Virus corona penyebab Covid-19 subvarian Omicron Kraken atau XBB 1.5 telah ditemukan di Indonesia. Subvarian satu ini dibawa oleh warga negara Polandia yang tiba di Indonesia pada awal Januari 2023.  Dengan demikian, masyarakat tampaknya perlu mewaspadai gejala Covid-19 varian Kraken ini.  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyebut bahwa Kraken jadi subvarian yang paling menular saat ini.

 

Di Amerika Serikat (AS), misalnya, Kraken membuat jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit melonjak 16,1 persen dalam beberapa waktu terakhir.

 

Gejala Covid-19 Varian Kraken

 

Pada dasarnya, gejala Covid-19 varian Kraken tak berbeda dengan tanda-tanda yang ditimbulkan Omicron lainnya.

 

1. Pilek dan bersin

Pilek bisa dialami pasien yang terinfeksi Kraken. Hidung akan terasa gatal hingga tersumbat.

 

2. Kelelahan

Kelelahan bisa terjadi akibat tubuh yang mengeluarkan energi dalam jumlah besar saat melawan serangan virus.

 

3. Sakit kepala

Sakit kepala umum dirasakan pasien Covid-19. Sakit kepala biasanya akan terasa seperti sensasi kepala yang berdenyut.

 

5. Batuk kering

Pada kasus Covid-19, batuk yang muncul biasanya bersifat kering tanpa dahak. Intensitas batuk biasanya meningkat di malam hari.

 

6. Nyeri otot dan lemas

Badan terasa lemas, nyeri persendian atau otot bisa dialami pasien Covid-19. Mereka yang terinfeksi varian Kraken juga bisa mengalami gejala ini.

 

7. Sakit tenggorokan

Sakit tenggorokan bisa jadi salah satu gejala awal Covid-19. Tenggorokan akan terasa nyeri hingga sulit menelan.

 

Itulah beberapa gejala Covid-19 varian Kraken. Segera lakukan pemeriksaan jika mengalami beberapa gejala di atas.

 

Sumber:

CNN Indonesia, Rabu 25 Januari 2023 19:20 WIB


Monday 16 January 2023

Penyebab SGOT Tinggi

Dari banyaknya enzim yang ada dalam tubuh kita, SGOT merupakan salah satu enzim yang memiliki berbagai peran penting. SGOT atau Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, merupakan enzim yang biasanya ditemukan pada hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga otak.


Enzim ini memiliki fungsi seperti membantu untuk mencerna protein dalam tubuh. Pemeriksaan SGOT sendiri dilakukan dengan mengambil sampel darah pada pengidap. Pada orang sehat, enzim ini biasanya akan terlihat normal. Batas normal yang seharusnya dimiliki, yaitu 5–40 µ/L (mikro per liter).

 

Akan tetapi, batas normal SGOT tidaklah sama untuk setiap orang. Sebab, tingkat enzim ini bergantung pada bagaimana teknik dan prosedur yang ada ketika meneliti sampel darah pada pengidap.

Pertanyaannya, hal apa sih yang bisa menyebabkan tingginya kadar SGOT dalam tubuh?

 

Tak Cuma Masalah Hati

 

Dalam keadaan normal, SGOT berada di dalam sel-sel organ di dalam tubuh, terutama sel hati. Nah, ketika organ, seperti hati, mengalami kerusakan, maka enzim ini akan keluar dari sel dan kemudian masuk ke dalam pembuluh darah. Hal ini yang membuat hasil SGOT meningkat di dalam tubuh.

SGOT tidak berada di dalam organ hati saja, jadi ketika kadar enzim ini meningkat, bukan berarti masalahnya terdapat pada hati. Namun, bila dalam tes darah diketahui SGOT meningkat dan tidak normal, kemungkinan besar kamu mengalami gangguan fungsi hati.

SGOT memang seringkali dianggap sebagai enzim hati, sehingga bila kadarnya tinggi, dicurigai terdapat gangguan fungsi hati. Meski begitu, tingginya kadar enzim ini enggal selalu menandakan gangguan fungsi hati. Lalu, selain masalah hati apa yang bisa menyebabkan meningkatkan kadar SGOT?

 

Dalam dunia medis, meningkatkan kadar SGOT juga berhubungan penyakit celiac, penyakit pada otot rangka, hingga hipertiroid (kasusnya jarang terjadi). Nah, ketiga penyakit tersebut juga bisa sama memicu meningkatkan kadar SGOT.

 

Pemeriksaan SGOT, Kapan Waktunya?

Pemeriksaan enzim ini lebih sering dilakukan bila adanya indikasi gangguan pada fungsi hati. Meski begitu, tak ada salahnya kok untuk melakukan pemeriksaan enzim ini secara rutin. Dengan begitu, kita akan tahu apakah enzim ini masih berada dalam kisaran normal, rendah, atau tinggi.

 

Dengan kata lain, meski dirimu tak merasakan adanya gejala aneh dalam tubuh, rutin melakukan pemeriksaan ini merupakan tindakan preventif yang cukup baik.

 

Kadar normal enzim ini adalah 5-40 µ/L (mikro per liter). Andaikan angkanya naik sebanyak 2–3 kali lipat, masih dalam batasan yang wajar kok, jadi kamu tak perlu panik.

 

Sebab kondisi ini bisa saja disebabkan oleh metabolisme tubuh yang tinggi akibat dari beban fisik yang berat. Nah, yang mesti diwaspadai dan perlu melakukan pemeriksaan bila kadarnya meroket sebanyak 8–10 kali lipat. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:

 

• Gagal hati.

• Infeksi virus.

• Perlemakan hati.

• Konsumsi alkohol yang berlebihan.

 

Nah, andaikan dirimu mengidap salah satu masalah kesehatan di atas, segeralah temui dokter. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.

 

Sumber:
Rizal Fadli. 2019. SGOT tinggi ini penyebabnya. Halodoc.


Wednesday 11 January 2023

News Lead atau Teras Berita



Cara menulis teras berita (News Lead)

 

Cara menulis teras berita (news lead) paling mudah bagi pemula adalah membuat teras who lead. Dimulai dengan unsur Who dalam unsur 5W1H

Dulu, saat pertama kali belajar cara menulis berita, saya diberi tahu wartawan senior bahwa cara menulis teras atau lead merupakan bagian paling sulit dalam membuat berita.

Jika penulisan teras dilalui, maka selanjutnya akan mudah karena tinggal menguraikan atau menceritakan detail, kadang kronologis, peristiwa yang diberitakan.

 

Dalam pelatihan jurnalistik sesi penulisan berita atau pelatihan humas sesi penulisan press release, saya biasa meminta peserta untuk membuat berita, minimal judul dan teras. Dari sana saya tahu, bagi pemula atau kebanyakan orang, membuat teras berita memang susah.

 

Apa itu teras berita dan bagaimana cara menulisnya?

 

Pengertian Teras Berita

Teras (lead) adalah alinea pertama dalam sebuah naskah berita. Wartawan biasanya menyampaikan inti berita atau fakta terpenting di bagian ini.

Dengan demikian, news lead atau teras berita adalah paragraf pembuka atau alinea pertama berita. Teras berita memberikan informasi terpenting dari berita secara ringkas dan jelas.

Bagian naskah berita setelah judul ini harus menarik dan menjaga minat pembaca. Ringkasan atau kalimat yang lebih pendek dari lead biasanya menjadi judul berita.

Jadi, teras berita bisa merupakan kalimat lebih panjang dari judul berita.

 

Contoh:

 

Judul: Presiden Kunjungi Cianjur

Lead: Presiden mengunjungi wilayah terdampak gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin, 5 Desember 2022, dengan menggunakan rangkaian kendaraan darat.

Goenawan Muhamad  dalam buku Andaikan Saya Wartawan Tempo menyebutkan, teras memiliki dua tujuan:

Menarik pembaca untuk mengikuti cerita.

Membuka jalan bagi alur cerita.

 

PRINSIP PENULISAN LEAD BERITA

Berikut ini prinsip dasar penulisan teras berita, khususnya berita langsung (straight news).

1. Kemukakan Fakta Terpenting dan Menarik

Ini konsep penulisan teras berita dari Melvin Mincher dalam News Reporting and Writing (2008). Ia merumuskan apa yang harus dilakukan wartawan dalam membuat sebuah lead.

Seorang wartawan haruslah menanyakan kepada dirinya sendiri tentang fakta-dakta yang ditemukan di lapangan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah:

Apa yang unik, atau paling penting atau tidak biasa dari sebuah kejadian?

Siapa yang terlibat – siapa yang melakukan atau siapa yang memberikan penjelasan?

Setelah berhasil menjawab dua pertanyaan diatas maka seorang wartawan harus menjawab pertanyaan untuk membentuk sebuah lead:

Lead jenis apa yang lebih tepat dipakai

Gaya bahasa seperti apa yang akan dipakai di dalam lead

Apa yang lebih membuat pembaca tertarik untuk ditempatkan di awal.

 

2. Ikuti Unsur 5W1H

Penulis berita yang baik selalu mengikuti unsur berita 5W1H dari strategi penulisan laporan dalam jurnalisme untuk meliput semua isu yang terkait dengan judul berita.

Sebelum menulis lead, Anda perlu mengajukan pertanyaan mendasar tentang penulisan berita:

Siapa

Apa

Kapan

Di Mana

Mengapa

Bagaimana

 

 

Pastikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam menulis berita, terutama teras, dan tinggalkan informasi yang kurang penting. Ingat piramida terbalik!

Secara umum, berita disusun dengan gaya piramida terbalik, di mana informasi disajikan dalam urutan kepentingan yang menurun. Hal ini memungkinkan penonton untuk membaca detail yang paling penting dengan cepat sehingga mereka dapat memutuskan apakah akan melanjutkan atau berhenti membaca cerita tersebut. Dari sudut pandang penyuntingan, penggunaan gaya piramida terbalik memudahkan pemotongan cerita dari bawah, jika perlu. Diciptakan lebih dari seabad yang lalu, gaya piramida terbalik tetap menjadi formula dasar penulisan berita (Scanlan, 2003).

 

3. Sederhana

Lead terbaik adalah yang ringkas dan jelas. Pikirkan tentang cerita Anda dan kemudian tulislah cara yang sederhana namun kuat untuk merefleksikannya.

Jangan membebani pembaca Anda dengan bahasa yang terlalu rumit atau kata-kata tambahan. Lead Anda harus jelas dan ringkas.

Ingat rumus ABC dalam menulis berita: Accuracy, Brevity, dan Clarity. Akurat, ringkas, dan jelas. Meskipun ini harus digabungkan di seluruh naskah berita Anda, rumus ini sangat penting dalam lead.

 

Cara Menulis Teras Berita

Cara menulis lead paling umum dilakukan wartawan adalah membuat teras dengan formula 5W1H berikut ini:

SIAPA melakukan APA, KAPAN, DI MANA, MENGAPA, dan BAGAIMANA

Siapa = subjek, nama orang, nama organisasi, pelaku, saksi

Apa = nama kegiatan, nama acara, nama kejadian/peristiwa

Kapan = Unsur waktu: hari, tanggal, tahun –biasa ditulis, misalnya, Senin (26/12/2022) atau Senin, 26 Desember 2022.

Di mana = nama lokasi, nama tempat, lokasi kejadian, tempat acara

Why = latar belakang kejadian, tujuan, sebab, motif

How = proses, detail acara, suasana, kronologi peristiwa.

 

Teras yang dimulai dengan unsur WHO paling mudah dibuat sekaligus paling umum dilakukan oleh wartawan dalam penulisam berita langsung;

Contoh Teras Siapa (Who Lead):

Presiden FIFA, Gianni Infantino, memuji Piala Dunia Qatar sebagai yang terbaik sepanjang sejarah. (Kompas).

 

Contoh teras who lead lainnya, berupa nama lembaga:

Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga enam meter. (Antara)

 

Teras who lead merupakan “lead tradisional” dalam jurnalistik. Teras dimulai dengan Siapa dan diikuti Apa. Dalam contoh di atas:

Siapa = Presiden FIFA; BMKG

Apa = memuji Piala Dunia Qatar; mengimbau masyarakat.

Dengan demikian, “teras siapa” (who lead) adalah teras berita yang dimulai dengan nama –baik nama orang maupun nama lembaga, lalu diikuti apa yang diucapkan atau dilakukannya.

Masih banyak jenis teras berita lainnya, namun untuk pemula, satu teras “who lead” di atas kiranya sudah cukup sebagai permulaan.

 

10 Pedoman Penulisan Teras Berita dari PWI

 

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memberikan pedoman bagi para anggotanya dalam menulis teras berita.

Berikut ini “10 Pedoman Penulisan Teras Berita” versi PWI sebagaimana dikutip dari Bahasa Jurnalistik dan Komposisi karya H. Rosihan Anwar (1984).

 

1. Pokok Terpenting

Teras berita yang menempati alinea atau paragraf pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea atau paragraf pertama itu dapat terdiri dari lebih satu kalimat, akan tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi tiga kalimat.

 

2. Ringkas

Teras berita, dengan mengingat sifat Bahasa Indonesia, jangan mengandung lebih dari antara 30-45 kata. Apabila teras berita itu singkat, misalnya terdiri dari 25 perkataan atau kurang dari itu, maka itu lebih baik.

 

3. Mudah dimengerti

Teras berita harus ditulis sedemikian rupa sehingga:

Cepat dimengerti, mudah diingat, dan mudah disiarkan dengan radio atau televisi.

Kalimat-kalimatnya singkat, sederhana susunannya, mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa, jauh dari kata-kata mubazir.

Melaksanakan ketentuan “satu gagasan dalam satu kalimat”.

Tidak mendomplengkan atau memuatkan sekaligus semua unsur 3A dan 3M (apa, siapa, mengapa dan bilamana, dimana, bagaimana).

Dibolehkan memuat lebih dari satu unsur dari 3A-3M (5W1H).

 

4. Pelengkap di badan berita

Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun berfungsi sebagai penambah/pelengkap keterangan, hendaknya dimuat dalam badan berita.

 

5. Utamakan Unsur “Apa”

Teras berita, sesuai dengan naluri manusia yang ingin segera tahu apa yang telah terjadi, sebaliknya mengutakmakan unsur “apa”. Jadi, lebih baik teras berita dimulai dengan unsur “apa”.

Unsur “apa” itu berisi kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan/mengintisarikan kejadian yang diberitakan.

 

6. Mulai dengan unsur “Siapa”

Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur “siapa”, karena hal itu selalu menarik perhatian manusia. Apalagi kalau “siapa” itu seorang yang menjadi tokoh di bidang kegiatan dan lapangannya.

Akan tetapi, kalau unsur “siapa” itu tidak begitu menonjol, maka sebaiknya ia tidak dipakai dalam permulaan berita.

 

7. Unsur waktu (when) jarang digunakan di awal

Teras berita jarang mempergunakan unsur “bilamana” pada permulaan berita. Sebab unsur waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian.

Unsur waktu hanya dipakai sebagai permulaan teras berita jika memang unsur itu bermakna dalam berita.

 

8. Urutan: Tempat = Waktu

Urutan dalam teras berita sebaiknya unsur tempat dulu, kemudian disusul oleh unsur waktu.

 

9. Usur dalam badan berita

Unsur “bagaimana” (how) dan unsur “mengapa” (why) diuraikan dalam badan berita, jadi tidak dalam teras berita.

 

10. Teras Kutipan

Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seseorang (quotation lead), asalkan kutipan itu bukan suatu kalimat yang panjang.

Dalam alinea berikutnya, hendaknya segera ditulis nama orang itu dan tempat serta kesempatan ia membuat pernyataan.

Demikian cara menulis teras berita sebagai panduan bagi pemula.*

 

SUMBER:

Romeltea.com December 26, 2022

Mengenal Jenis Opini di Media Massa


 

Media massa tidak hanya berisi berita, tapi juga artikel opini atau pendapat dan feature. Berikut ini jenis-jenis opini di media massa.

Media Massa tidak hanya berperan menyampaikan informasi, tapi juga memberikan pemahaman dan pencerahan kepada pembaca.

Pemahaman/pencerahan itu diberikan media terutama melalui artikel opini. Artikel ini umumnya berisi pandangan, gagasan, atau analisis tentang sebuah peristiwa atau masalah.

Di jajaran manajemen redaksi media, biasanya ada editor khusus opini, yaitu redaktur opini. Bertanggung jawab atas rubrik atau kategori opini, redaktur opini bertugas menyeleksi dan mengedit artikel yang akan dipublikasikan.

 

Selain rubrik/kategori opini, ada juga rubrik kolom, tajuk rencana (editorial), surat pembaca (letter to editor), pojok, dan karikatur yang berisi opini.

Opini adalah ide, pendapat, atau gagasan seseorang mengenai suatu peristiwa yang sifatnya tidak objektif dan belum tentu kebenarannya. Karenanya, dalam kode etik jurnalistik, wartawan dilarang mencampurkan fakta dan opini dalam menulis berita.

Karenanya pula, artikel opini disebut juga by line story yaitu cerita yang mencantumkan nama penulisnya secara jelas, baik nama samaran, nama peta, maupun nama asli.

Sebelum membahas jenis-jenis opini di media massa, kita kupas dulu pengertian opini di media massa.

 

Pengertian Opini

Secara bahasa, opini berasal dari bahasa Inggris, opinion, yang artinya pendapat atau pikiran. Kata opinion berhubungan erat dengan kata option dan hope, yang artinya pilihan atau harapan.

Dalam bahasa Indonesia, opini artinya pendapat; pikiran; pendirian (KBBI).

Secara etomologis, kata opini berasal dari bahasa latin, yaitu opinari, yang berarti berpikir atau menduga. Kata opini sendiri mengandung akar kata onis yang berarti “harapan”.

 

Menurut Leonardo W. Dood dalam Djoenaesih S. Sunarjo (Opini Publik, 1997), opini adalah suatu sikap atau pendapat seseorang mengenai sebuah persoalan ataupun keadaan yang pernah maupun sedang terjadi.

Opini antara satu orang dengan orang lainnya cenderung tidak sama sebab dipengaruhi pola pikir, pengetahuan, serta lingkungannya dalam menanggapinya situasi ataupun persoalan tersebut.

Opini, dalam hal ini artikel, termasuk karya jurnalistik karena berisi pendapat yang didukung oleh fakta atau data yang menjadi inti jurnalisme.

Dalam jurnalistik, opini juga sebenarnya termasuk fakta, yaitu fakta berupa gagasan (fact in idea). Karenanya pula, dalam jurnalistik ada jenis berita opini (opinion news), yaitu berita berisi pemikiran, pernyataan, atau pendapat seseorang (sumber berita), bisanya pejabat atau pengamat.

 

JENIS-JENIS OPINI DI MEDIA MASSA

 

Berikut ini jenis-jenis opini di media massa. Wikipedia mengistilahkannya opinion piece berupa tulisan yang berisi pendapat penulisnya.

 

1. ARTIKEL 

 

Disebut juga artikel opini, artikel adalah karya jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat (opini), gagasan (ide), pemikiran serta fakta. Posisinya dalam karya jurnalistik masuk dalam kategori views (pandangan atau opini).

Sifat-sifat artikel dapat diuraikan sebagai berikut:

Faktual. Artikel adalah tulisan nonfiksi atau berdasarkan fakta dan data.

Berisi Gagasan dan Fakta. Artikel berisikan pendapat yang dilengkapi fakta peristiwa atau masalah.

Meyakinkan. Sebuah artikel dapat menjadi sarana penulisnya guna meyakinkan orang lain (pembaca) akan pentingnya suatu masalah dipikirkan atau disikapi. Dengan kata lain, artikel bisa menjadi agendasetter dan membentuk opini publik.

Mendidik. Artikel umunya mendidik dan mengajarkan sesuatu agar pembaca melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Memecahkan masalah. Artikel membahas suatu masalah yang disertai alternatif pemecahannya atau solusi.

Menghibur. Sebuah artikel bisa juga menghibur pembacanya dengan mengangkat tema yang ringan dan lucu.

 

Tulisan artikel sejatinya tidak punya struktur. Penulis bebas menuangkan masalah yang sedang dibahas, lalu menyambungnya dengan pendirian subjektif.

Namun, umumnya komposisi sebuah naskah artikel terdiri dari:

Judul (head).

Nama penulis (by line).

Pendahuluan (intro). Semacam teras (lead) dalam berita atau feature.

Penghubung intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah.

Isi tulisan atau uraian (body) yang biasanya terdiri atas sub-subjudul.

Penutup (ending). Biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu atau pertanyaan tanpa jawaban.

Dalam menulis artikel, penulis biasanya menggali ide, mengujinya, mengumpulkan referensi atau rujukan, termasuk fakta/data, membuat garis besar tulisan (outline), lalu menulis dan mengeditnya.

 

2. TAJUK RENCANA

 

Tajuk rencana –biasa disingkat tajuk– dikenal sebagai induk karangan sebuah media massa. Tajuk merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Lihat: Contoh Editorial.

Dalam bahasa Inggris, tajuk disebut editorial yang merujuk pada artikel opini yang dibuat oleh redaksi atau pandangan redakai.

Melalui tajuk, redaksi sebuah media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat.

 

Tajuk yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat medianya mengenai suatu masalah aktual.

Sikap, opini, atau pemikiran, yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi, yang mengelola atau berada dibelakang media tersebut.

Tajuk biasa ada di surat kabar. Ditempatkan di halaman atau rubrik khusus bersama tulisan opini lainnya (opinion pieces). Di situs berita atau media online, kita jarang menemukan kategori tajuk atau editorial.

 

Fungsi tajuk:

Menjelaskan berita, tentunya dengan interpretasi dan sudut pandang subjektif media atau penulisnya.

Mengisi latar belakang, yakni memberikan kaitan suatu berita dengan realitas sosial lainnya atau informasi tambahan.

Meramalkan masa depan, yakni memprediksi apa yang akan dapat te rjadi pada masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.

Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu peristiwa.

Tajuk tidak memiliki struktur tertentu. Namun umumnya, strukturnya terdiri atas judul, intro, dan uraian.

Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan pembaca akan berita yang muncul sebelumnya. Setelah itu uraian berisi opini penulisnya.

 

3. KARTUN/ KARIKATUR

 

Kartun atau karikatur bukan tulisan, melainkan gambar. Bisa juga berisi tulisan (teks), tapi sedikit saja. Isinya memvisualkan opini kartunis/karikaturis tentang suatu masalah atau peristiwa.

Secara bahasa, kartun artinya “gambar dengan penampilan yang lucu, berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku (terutama mengenai politik)” (KBBI).

Jika berupa “gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran, dan sebagainya”, maka disebut karikatur.

Kartun adalah gambar lucu yang melukiskan kejadian-kejadian (biasanya politik) mutakhir dari suatu pemerintahan atau perilaku kebijakan seorang pejabat negara (Hornby, 1961).

Dalam gambar tersebut, biasanya memuat karikatur, gambar tiruan dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang dikartunkan itu.

Karikatur dibuat untuk melukiskan ucapan, perilaku atau rupa yang menekankan cirri khas orang atau tokoh yang disindirnya (Echols, 1975) sehingga memancing cemoohan pembacanya (Hornby, 1961).

 

4. RESENSI

 

Istilah resensi diartikan Echols (1975) dengan menggunakan istilah review, yaitu tinjauan terhadap karya seni dan sastra.

Resensi diartikan Hornby (1952) sebagai laporan tertulis tentang isi buku yang diterbitkan atau dipublikasikan paling akhir, untuk suatu terbita berkala.

Laporan yang dimaksud berupa penilaian terhadap semua aspek yang ada di dalamnya. Penulis resensi sering dijuluki pengkritik (kritikus).

Karena kritik sejati dalam penilaian jurnalistik, berbeda dibanding kritik pada umumnya.

 

Macam-macam resensi:

Resensi Buku, yaitu tinjauan terhadap buku, dipakai istilah timbangan dalam arti menimbang-nimbang isi buku itu.

Resensi Musik

Resensi Film

 

5. SURAT PEMBACA

 

Dalam bahasa Inggris, surat pembaca disebut “letter to the editor” atau surat untuk redaksi. Penulis surat mengemukakan opini, gagasan, atau informasi dengan maksud dimuat di media massa –dalam hal ini di rubrut “Surat Pembaca”.

Surat pembaca biasanya berisi komentar atau keluhan tentang apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya dan kepentingan masyarakat.

Di era kejayaan media cetak (surat kabar), surat pembaca menjadi andalan publik dalam menyampaikan opini atau aspirasi. Saat ini, di era internet, masyarakat menyalurkan opini atau komentarnya melalui media sosial.

 

Situs berita yang menyediakan kategori surat pembaca a.l. Detikcom dengan nama rubrik Suara Pembaca.

“Kirimkan tanggapan dan komentar Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik dan keluhan konsumen. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas.” Demikian keterangannya.

 

6. POJOK

 

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat nara sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau kontrovesial, untuk kemudian dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata – kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik, dan ada kalanya reflektif.

Tujuannya untuk “mencubit”, mengingatkan, menggugat. Kritis tetapi tetap etis. Sesuai dengan namanya, pojok ditempatkan dipojok.

Dalam setiap edisi penerbitan, pojok memuat tiga sampai lima kutipan pernyataan atau peristiwa menarik untuk dikomentari.

 

Ciri-ciri pojok:

Pojok berisi dua alinea: informasi dan komentar/opini.

Isi yang disajikan baik dalam alinea pertama maupun dalem alinea kedua, biasanya terangkai dalam kalmiat kalimat pendek.

Opini atau pandangan-pandangan dari lembaga surat kabar disajikan dalam kalimat -kalimat yang bersifat sinis dan humoris.

 

7. KOLOM

 

Kolom (column) adalah artikel opini singat dari seorang pakar atau ahli. Penulisnya disebut kolumnis. Saya sudah bahas tentang kolom ini di postingan Pengertian Kolom di Media Massa.

Demikian jenis-jenis opini di media massa. Sebagian besar saya kutip dari buku saya, Jurnalistik Terapan (Batic Press, 2001).

Dulu, para penulis umumnya mengirimkan artikel ke koran atau majalah untuk dimuat. Saat ini, di era internet, penulis bisa memiliki media sendiri berupa blog atau website dan akun media sosial.

 

SUMBER:

Romeltea.com August 10, 2021