Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Bantuan Luar Negeri. Show all posts
Showing posts with label Bantuan Luar Negeri. Show all posts

Sunday, 12 January 2025

Motif Negara Donor Memberikan Bantuan



Bantuan luar negeri merupakan salah satu alat utama yang digunakan dalam hubungan internasional untuk mencapai tujuan strategis suatu negara. Sebagai instrumen diplomasi, bantuan ini menjadi sarana yang efektif untuk memengaruhi tindakan negara lain, mendukung propaganda, hingga melaksanakan aksi militer. Dalam pandangan Weisman, bantuan luar negeri adalah komponen diplomasi yang signifikan dan dapat berfungsi sebagai alat pengontrol yang efektif dalam hubungan antarnegara.

 

Namun, di balik pemberian bantuan ini, terdapat berbagai motif yang mendorong negara donor untuk menyalurkan bantuannya. Motif-motif tersebut mencerminkan tujuan strategis dan kepentingan negara donor dalam membangun relasi dengan negara penerima bantuan.

 

Motif Kemanusiaan Ekspresi Belas Kasih dan Kepedulian

 

Motif kemanusiaan mendasari pemberian bantuan dengan tujuan utama mengurangi penderitaan manusia. Bantuan ini sering kali diberikan kepada korban konflik, bencana alam, atau negara-negara berkembang yang sedang berjuang melawan kemiskinan. Ada dua indikator utama dalam motif kemanusiaan:

 

1. Mengurangi Kemiskinan

Kemiskinan adalah tantangan global yang membutuhkan perhatian serius. Bantuan luar negeri dalam bentuk proyek pemberdayaan ekonomi, seperti penciptaan lapangan kerja, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin di negara penerima.

 

2. Menunjukkan Kepedulian

Melalui bantuan kepada korban konflik atau masyarakat miskin, negara donor menunjukkan solidaritas dan kepeduliannya. Tindakan ini juga memperkuat hubungan emosional antara negara donor dan penerima.

 

Motif Ekonomi Untuk Mendorong Pertumbuhan dan Kerja Sama Ekonomi

 

Motif ekonomi sering kali menjadi alasan utama di balik bantuan luar negeri. Bantuan ini tidak hanya membantu negara penerima untuk bangkit, tetapi juga menciptakan keuntungan ekonomi bagi negara donor. Indikator motif ekonomi meliputi:

 

1. Perdagangan

Bantuan dapat membuka peluang bagi negara penerima untuk berpartisipasi dalam perdagangan internasional. Dengan demikian, negara tersebut memiliki kesempatan untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan pada bantuan di masa depan.

2. Investasi

Bantuan dalam bentuk investasi menciptakan manfaat timbal balik, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan perluasan pasar bagi perusahaan internasional.

3. Ekspor dan Impor

Melalui bantuan, negara penerima sering kali diarahkan untuk menjadi mitra dagang yang strategis bagi negara donor. Hubungan ini menciptakan rantai perdagangan yang saling menguntungkan.

 

Motif Sosial Politik Untuk Membangun Aliansi dan Stabilitas Global

 

Motif sosial politik mencakup upaya untuk membangun hubungan yang lebih erat antara negara donor dan penerima serta menciptakan stabilitas internasional. Beberapa indikator dalam motif ini adalah:

 

1. Ikatan Diplomatik

Bantuan luar negeri sering digunakan untuk mempererat hubungan bilateral. Negara donor berupaya membangun rasa saling percaya yang akan mendukung kerja sama di masa depan.

2. Keamanan Aliansi dan Perdamaian

Bantuan keamanan, baik dalam bentuk militer maupun non-militer, diberikan untuk memperkuat aliansi strategis dan menciptakan perdamaian.

3. Promosi Demokrasi dan HAM

Negara donor sering kali memanfaatkan bantuan luar negeri untuk mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi. Tujuan ini diharapkan dapat menciptakan kestabilan politik dan mencegah konflik di negara penerima.

4. Pengakuan Internasional

Dengan memberikan bantuan, negara donor dapat memperkuat posisinya di kancah internasional. Pengakuan dari komunitas global menjadi aset penting dalam membangun reputasi dan pengaruh politik.

 

Sebagai kesimpulan bantuan luar negeri bukan sekadar tindakan altruistik, tetapi merupakan strategi multifungsi yang mencakup dimensi kemanusiaan, ekonomi, dan sosial politik. Dalam praktiknya, motif-motif ini sering kali saling tumpang tindih, mencerminkan kepentingan nasional dan tujuan strategis negara donor. Dengan memahami motif-motif ini, kita dapat lebih bijak dalam mengevaluasi dampak dan tujuan dari bantuan luar negeri dalam dinamika hubungan internasional.


Saturday, 23 November 2019

Jepang Bantu Fiji Bernilai $52 Juta

 

Kedutaan Besar Jepang Bantu Fiji dengan 374 Proyek Bernilai $52 Juta melalui Grant Assistance for Grass-Root Human Security Project

 

Kedutaan Besar Jepang, melalui program Grant Assistance for Grass-Root Human Security Project, telah memberikan bantuan kepada Fiji dalam bentuk 374 proyek senilai $52 juta.

 

Berbicara pada acara Japan Development Tour 2019, Koordinator Pendanaan Proyek untuk program tersebut dari Kedutaan Besar Jepang, Emily Dutt, menyatakan bahwa tujuan dari hibah ini adalah menyediakan pendanaan yang diperlukan untuk kegiatan berskala relatif kecil, yang secara langsung memberikan manfaat kepada masyarakat akar rumput.

 

Dutt mengungkapkan bahwa melalui pendanaan ini, Jepang telah membantu Fiji dalam bentuk 209 proyek pendidikan, 31 proyek air, 90 proyek kesehatan lingkungan, 36 proyek transportasi dan teknologi informasi, 7 proyek pertanian dan perikanan, serta proyek lainnya.

 

Dutt juga menambahkan bahwa lebih dari $1,1 juta telah dialokasikan untuk proyek pendidikan, termasuk renovasi sekolah-sekolah setelah Badai Tropis Winston.

 

Untuk bantuan di bidang kesehatan dan lingkungan, hibah ini digunakan untuk menyumbangkan bus donor darah ke Rumah Sakit Lautoka, ambulans ke Rumah Sakit Labasa, serta truk pengangkut sampah kepada Dewan Kota Nasinu.

 

Dalam bidang pertanian dan perikanan, bantuan yang diberikan oleh Kedutaan Besar Jepang meliputi peningkatan Pasar Ikan Lautoka dan pengembangan pertanian berkelanjutan di Pulau Gau.

 

Untuk bantuan transportasi dan air, program ini mencakup penyediaan pasokan air di 4 komunitas di Macuata, donasi tangki air berkapasitas 5000 liter, pemberian bus sekolah kepada Gospel School for the Deaf di Suva, serta pembangunan jembatan penyeberangan di Gau.

 

Masyarakat yang memenuhi syarat untuk program Grant Assistance for Grass-Root Human Security Project adalah organisasi non-pemerintah (LSM) dan organisasi nirlaba.

Batas maksimum bantuan melalui pendanaan ini adalah $1,8 juta.

 

SUMBER

Fijivillage.com

Sabtu, 16/11/2019

Oleh: Priteshni Nand

 

Tuesday, 10 May 2011

Bantuan untuk Petani yang Kurang Mampu

Bantuan Hibah Jepang bagi Republik Indonesia pada Putaran Kennedy Kedua (2KRSecond Kennedy Round) berupa ”Bantuan untuk Petani yang Kurang Mampu”

1.

Pada tanggal 12 Januari 2011, pemerintah Jepang telah menyetujui proyek pemanfaatan dana imbangan yang dikenal dengan nama Putaran Kennedy Dua (2KR) dalam bentuk bantuan hibah Jepang tahun 2011 berupa “Bantuan untuk Petani yang Kurang Mampu” sebesar 25 milyar rupiah atas permohonan dari pemerintah Indonesia.

2.

Pemerintah Indonesia secara konsisten terus mengupayakan kestabilan pasokan beras bagi rakyat dengan tujuan memperkokoh jaminan keamanan pangan. Bantuan hibah berupa “Bantuan untuk Petani yang Kurang Mampu” atau dikenal dengan Putaran Kennedy Dua (2KR) merupakan bantuan hibah Jepang untuk peningkatan produktifitas beras Indonesia dan membantu petani yang kurang mampu, yang mana pemerintah Indonesia membeli pupuk kalium dari luar negeri yang sulit didapatkan karena tidak dapat diproduksi di dalam negeri, dan menjualnya dengan harga murah kepada petani tersebut. Hasil penjualan pupuk ini akan diakumulasikan oleh pemerintah Indonesia dan dimanfaatkan sebagai bantuan untuk upaya-upaya mandiri bagi peningkatan pendapatan petani yang kurang mampu.

3.

Yang disetujui pada kesempatan ini adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk proyek yang ditangani petani kurang mampu sebagai berikut.

(1)

Peningkatan produktifitas tanaman umbi-umbian (singkong, ketela rambat) melalui regularisasi sistim pengawasan produksi

(2)

Peningkatan pendapatan petani melalui produksi gandum di NTT, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan

(3)

Peningkatan pendapatan petani skala kecil melalui pengembangan hortikultura yang berkesinambungan

(4)

Pengembangan perusahaan susu skala kecil melalui pemanfaatan sumber daya daerah dan penerapan proses limbah yang sistematis di kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan

(5)

Proyek bantuan “Program produksi 1 juta ekor sapi” di propinsi NTB

(6)

Peningkatan pendapatan petani karet skala kecil melalui penggunaan hewan ternak untuk jarak tanam dan produksi pupuk organik di kabupaten Musi Rawas, propinsi Sumatera Selatan

(7)

Penguatan Pusat Latihan Pertanian dan Komunitas Pertanian

Dengan bantuan terhadap proyek-proyek di atas, diharapkan akan berkontribusi besar bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia.

4.

Pemerintah Jepang akan membantu usaha-usaha yang dilakukan pemerintah Indonesia secara aktif dalam hal pasokan pangan yang stabil dan penanganan pengentasan kemisikinan.

Sumber : Kedutaan Besar Jepang di Jakarta

Thursday, 4 November 2010

Jarak Pagar Buat Ramah Lingkungan

 

Proyek Pengembangan Ramah Lingkungan dengan Aneka Pemanfaatan Jarak Pagar (Jatropha Curcas) di Indonesia


Pada hari Senin, tanggal 18 Oktober, bertempat di Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, telah diselenggarakan upacara penandatangan kontrak proyek bantuan hibah grassroots melalui LSM Jepang “Pengembangan Ramah Lingkungan dengan Aneka Pemanfaatan Jarak Pagar (Jatropha Curcas) di Indonesia (Tahap III)” (jumlah bantuan maksimal USD432,783). Pada acara penandatanganan ini, hadir untuk menandatangi kontrak, Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia, Kojiro Shiojiri dan Direktur Perwakilan LSM APEX (Asian People’s Exchange), Bapak Nao Tanaka.


Kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di bagian timur Indonesia, merupakan wilayah yang sangat gersang, banyak lahan tidurnya, bahkan banyak penduduk kurang mampu yang tinggal disana. LSM Jepang APEX melaksanakan “Proyek Pengembangan Ramah Lingkungan dengan Aneka Pemanfaatan Jarak Pagar (Jatropha Curcas) di Indonesia” di Sikka. Proyek yang berdurasi selama 3 tahun ini, selain mempromosikan penanaman jarak pagar dengan partisipasi masyarakat setempat dan menyelenggarakn penghijauan, juga bertujuan meningkatkan pendapatan penduduk lokal dengan menjual biji tanaman tersebut. Secara bersamaan isi proyek ini juga mencakup pemanfaatan energi yang didapat dari hasil proses pembuatan minyak dari biji jarak bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.


Kontrak yang ditandatangani kali ini merupakan proyek tahun ke-3. Selama 2 tahun terakhir, seluas 320 hektar tanah telah ditanami tanaman jarak pagar, bahkan hasilnya kelihatan yang mana Jatropha Center yang telah selesai dibangun sebagai fasilitas untuk membuat minyak dari biji jarak telah selesai. Proyek pada tahun ke-3 bertujuan untuk memulai kegiatan model pengembangan lokal secara menyeluruh berdasarkan hasil akumulasi yang didapat selama 2 tahun terakhir.


Melalui pelaksanaan proyek ini, selain penghijauan lahan tidur di kabupaten Sikka yang gersang dan banyak lahan tidur, serta merupakan tempat tinggal banyak penduduk kurang mampu, diharapkan dapat memajukan pengembangan lokal dengan partisipasi masyarakat.


Sumber: Press Release, Kedutaan Jepang di Jakarta tanggal 18 Oktober 2010