Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Pasar Produk Perikanan. Show all posts
Showing posts with label Pasar Produk Perikanan. Show all posts

Thursday, 19 February 2009

Ingin Ekspor Telur Ikan Terbang ke Jepang?

Pada saat ini (Pebruari 2009) terdapat perusahaan Jepang yang menginginkan impor telur ikan terbang dari Indonesia, sehingga pada kesempatan ini ditampilkan artikel dari Trubus untuk pembaca yang berminat meningkatkan ekspor telur ikan terbang dari Indonesia ke Jepang. Bolehkah menggunakan alat tangkap yang lebih canggih?


Ekspor Telur Ikan Terbang
oleh Trubusid

Butiran telur-telur kekuningan yang masih terikat benang mirip serabut itu dibilas berulang-ulang. Setelah bersih dijemur dengan cara diangin-anginkan di atas kayu. Telur yang sudah kering itu lalu digosokkan berkali-kali di atas papan stainless steel berukuran 20 cm x 45 cm untuk dibuang serabutnya. Telur dibilas dan diangin-anginkan kembali. Prosesi pengolahan telur ikan terbang sebelum diekspor itu dapat disaksikan di Makassar, Sulawesi Selatan.

Telur ikan terbang Hirundichthys oxycephalus itu berasal dari nelayan-nelayan di Galesong. Nelayan Bugis dari daerah pesisir berjarak 22 km di selatan Makassar itu pemburu jempolan telur ikan terbang. Dari tangan mereka, Gassing Rafi, eksportir, membelinya seharga Rp75.000-Rp90.000/kg.

Telur ikan terbang memang lezat. Penikmat yang berdatangan dari manca-negara seperti Korea Selatan, Jepang, hingga Lithuania, suka sekali menyantap karena rasanya gurih. Selain itu menyantap telur ikan terbang sangat bergengsi. Maklum, citra kelezatannya hampir setara dengan telur ikan sturgeon dari Laut Kaspia, kaviar.
Menurut Gassing permintaan telur ikan terbang sangat tinggi. Ia menggambarkan pada 2005 omzet perusahaannya mencapai Rp6-miliar. Pada 2006 dan 2007, nilai itu meroket sampai Rp10-miliar dan Rp20-miliar. ‘Pada 2007 volume pengiriman mencapai 60 ton. Kebutuhan pasar mencapai 2 kali lipat,’ kata Gassing yang berkali-kali terpaksa menampik pesanan itu.

Pakkaja

Ikan yang hidup di perairan Sulawesi, Papua, hingga Flores itu tidak setiap saat menghasilkan telur, meski musim berbiaknya sepanjang tahun. Masa puncak melimpahnya telur berlangsung pada Juni-Agustus. Ketika itu musim angin timur mulai habis, yang ditandai dengan kerap terjadi upwelling-arus vertikal-yang membawa plankton berlimpah. Saat itulah ikan tuing-tuing-bahasa setempat-saling mencari pasangan dan diakhiri dengan bertelur.

Saat itu pula nelayan dengan berbekal alat tangkap siap berburu. Alat tangkap berbentuk tabung berbahan rotan bergaris tengah 50 cm. Biasanya nelayan memakai jerami untuk menghubungkan 2 tabung. Jerami itulah yang menjadi media ikan
betina meletakkan telur. ‘Pakkaja menga-pung sehingga mudah diamati,’ kata Gassing.

Waktu telur melimpah, dalam 1 unit pakkaja bisa diperoleh 10-15 kg telur selama 3 minggu melaut. Namun, sejak awal dekade 1990 pakkaja diganti alat yang lebih sederhana bernama bale-bale. Meski lebih sederhana, alat yang sepintas mirip rakit itu lebih ampuh menjaring telur. Nelayan bisa mendapatkan 30-40 kg telur dalam waktu sama. Itu lantaran celah bale-bale yang rapat dan banyak, disukai ikan terbang untuk menyembunyikan telurnya.

Telur hasil tangkapan langsung dibersih-kan nelayan dengan air laut. Telur yang masih penuh serat itu lantas dijemur di atap perahu selama 1-2 hari sebelum diolah kembali oleh eksportir atau pengepul. ‘Perlu dibersihkan lagi berkali-kali agar kadar seratnya kurang dari 20%,’ ujar Gassing yang mengekspor dalam bentuk beku setelah diawetkan dengan garam.

Langka

Beberapa tahun terakhir telur ikan terbang makin sulit didapatkan, sehingga nelayan perlu waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkannya. Hal itu tak lepas dari menyusutnya populasi ikan terbang akibat perburuan telur berlebihan yang mengganggu regenerasi. Akibatnya nelayan Galesong harus berlayar sampai Fakfak, Provinsi Papua Barat untuk mendapat telur. Pada musim bertelur, tercatat hingga 4.400 nelayan dan 900 perahu pengepul datang di Fakfak.

Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan pada 2006 memperlihatkan produksi telur ikan terbang pada 2005 hanya 3.300 ton. Itu hanya 50% dari jumlah produksi pada 1977. Nasib ikan terbang tampaknya mulai meniti ujung tanduk. Seperti saudaranya ikan sturgeon-penghasil kaviar yang penangkapan telurnya sudah dilarang-pembatasan kuota volume tangkapan ikan terbang juga perlu dipertimbangkan. Itu semata-mata demi regenerasi ikan terbang terjaga sehingga tidak punah. (Augy Syahailatua, PhD, kepala Bidang Sumberdaya Laut - Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
Sumber : Trubus, Juli 2008

Friday, 9 January 2009

Satu Milyar Rupiah Lebih Harga Satu Ekor Tuna Bluefin

Pada lelang perdana tahun 2009 yang dilaksanakan 8 Januari di Tsukiji Market (Tokyo Metropolotan Central Wholesale Market) seekor ikan Tuna Bluefin telah dilelang dengan harga 9,63 juta yen per ekor. Kalau kurs hari ini 1 yen = 120 rupiah maka satu ekor ikan tersebut seharga 1,15 milyar rupiah. Angka tersebut merupakan harga lelang termahal di Jepang dalam kurun waktu 8 tahun terakhir.

Dengan harga fantastik ini ikan Tuna Bluefin tersebut telah diperebutkan oleh dua orang penawar yang satu dari China dan yang lainnya dari Jepang. Yang pertama bernama Ricky Cheng Wai-tao berumur 41 tahun asal China seorang manejer Restoran Itamame Shusi di Hongkong dan beberapa tempat lainnya. Yang kedua asli Jepang bernama Yasuke Imada berumur 63 tahun manejer Restoran Susi yang sangat bergengsi, Restoran Kyubey namanya yang berlokasi di daerah elit Ginza, Tokyo.

Akhirnya keduanya sepakat untuk saling berbagi, masing-masing memperoleh separuh ikan yang ditangkap di Oma, Prefektur Aomori, Jepang. Imada menerima cara ini karena dia ingin menghindari perang penawaran yang akan mendongkrak harga ikan tuna semakin tinggi.

Sushi “Otoro” dengan bahan dari bagian ikan yang banyak mengandung lemak, di Hongkong harga satu potongnya (satu suap) sekitar 1.100 yen, sedangkan di Ginza 2.000 yen. Pada awal tahun lalu (2008) di tempat yang sama Cheng menang lelang ikan yang sejenis dengan harga 6,02 juta yen per ekor.

Konsumsi ikan tuna di China telah meroket 20 kali menjadi 4.000 ton pada tahun 2005 dari 200 ton pada tahun 2000, kata Lou Xiaobo, Profesor Tokyo University of Marine Science and Technology. Lou mengharapkan jumlah konsumsi ikan tuna di China meningkat terus akibat peningkatan jumlah masyarakat ekonomi kelas atas.

Sumber: Japan Times, 9 Januari 2009

Sunday, 16 November 2008

Belut China dipalsukan labelnya sebagai belut Jepang

Polisi Kobe telah menahan 8 orang yang terlibat dalam pemalsuan label belut bakar asal China. Belut bakar sebanyak 256 ton yang dibudidayakan di China telah dipalsukan labelnya menjadi belut bakar yang dibudidayakan di Prefektur Aichi, Jepang. Pemalsuan label belut bakar asal China ini terjadi di daerah Takamatsu, Prefektur Kagawa, Jepang pada bulan Pebruari - Maret 2008. Perusahaan importir seafood pemalsu diduga telah menjual belut sebanyak 49 ton kepada intermediate wholesaler melalui wholesaler yang terlibat pada bulan Maret - Juni 2008.

Belut bakar yang dibudidayakan di Jepang biasanya harganya mencapai dua sampai tiga kali lipat harga belut bakar yang dibudidayakan di China.

Importir seafood yang terlibat kasus ini menyampaikan pemalsuan label ini untuk menghapus dalam inventory bahwa belut bakar yang dibudidayakan di China tidak dijual, setelah terdapat laporan keracunan makanan beku yang mengandung pestisida asal China pada akhir Januari 2008.

Sumber : Japan Times November 16, 2008

Thursday, 16 October 2008

Arowana Indonesia Termahal di Tokyo Tower

Ikan Arowana berasal dari Indonesia harganya 2.500.000 yen (dua juta lima ratus ribu yen). Ikan jenis Super Red Arowana (Scleropages fornosus) yang panjangnya mencapai 90 cm ini dipelihara dan dipamerkan di Tokyo Tower Aquarium. Coba banyangkan jenis kendaraan apa yang bisa dapat ditukar dengan ikan asal Indonesia ini. Harga ikan Arowana yang sangat cantik tersebut kalau dikurskan ke yen pada saat ini sekitar 225 juta rupiah, kurang lebih sama harganya dengan Toyota Inova.

Klasifikasi Ilmiahnya:

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Actinopterygii
Order: Osteoglossiformes
Family: Osteoglossidae
Subfamily : Heterotidinae
Arapaima
Heterotis
Subfamily : Osteoglossinae
Osteoglossum
Scleropages

Sedangkan ikan lain yang dipamerkan disana yaitu ikan Specckle-bellied Lungfish (Protopterus aethiopicus) asal Victoria, Afrika Selatan panjangnya 1500 cm dibandrol 1.000.000 (sejuta) yen.

Black Piranha (Serrasalmus rhombeus) atau disebut juga S. niger panjangnya 50 cm tertulis harganya 480.000 yen.

Jaguar cichlid (Parachromis managuensis) asal Nicaragua panjangnya 35 cm senilai 80.000 yen.

Synspilum” (Cichlasoma synspilum) asal Guatemala panjangnya 30 cm tertera diaquariumnya 50.000 yen.

Ikan asal Indonesia yang termahal Arowana ini perlu kita jaga keaslian dan kelestariaannya. Perlu beberapa gen tertentu ikan ini yang asli dicatat dan didaftarkan di Gene Bank sebagai tanda resmi bahwa ikan ini berasal dari Indonesia. Jangan hanya diakui asal dari Indonesia tetapi para pembudidaya yang berhasil dari negara lain. Semoga dengan usaha dan kerja keras kita dalam pengembangan tekhnologi budidaya ikan Arowana dapat mengambil banyak manfaat dikemudian hari.

Friday, 12 September 2008

Largest Tuna Market in the World

Consumption of tuna for sashimi increased considerably since the 1970s. To meet Japanese demand for sashimi tuna, tuna are caught in seas around the world. Although the largest canned tuna market is the United States, because dealing prices for sashimi tuna are some 20 to 30 times greater than for canned tuna, tuna parts that can be used for sashimi are all brought into Japan. For this reason, the supply of tuna on the Japanese market exceeds demand.

With the increase in the availability of imported tuna have come decreases in their prices, turning tuna from high-quality food into everyday food. According to the "Annual Report of the Research on Household Economy (1997)," annual household consumption of fresh fish and shellfish declined from 50.6kg in 1977 to 40.2kg, but the share of tuna in overall consumption increased from 6.5% to 7.9%.

Tuna is also consumed in significant quantities by the food service industry. Consumption of fresh tuna is particularly high in this industry because of recent increases in the number of high quality but relatively inexpensive sushirestaurants.

International Resource Management


The decline in the quantity of species from which popular fatty meat can be obtained has created the need for resource conservation. Because there are no maritime boundaries, however, such measures cannot be implemented by any one nation. Relevant international agencies are implementing conservation measures including the establishment of a permit system for fisheries operation, introducing catch quantity controls, and setting fishing quotas by country.

Japanese Government Measures

The Japanese government takes the following action to meet conservation measures designated by international treaties:
First, tuna fisheries specified under Article 52, Clause 1 of the Fisheries Act for special fisheries control and conservation, meaning that tuna fisheries operations cannot be conducted without government approval. Fishing vessels are also required to submit reports on the quantities of their catch. In certain fishing zones, fishing vessels are required to submit such reports even during operation.

Japan also enacted the Ministerial Ordinance for the Permission and Regulation of Designated Fisheries to take measures against vessels that fly a flag of convenience and ignore resource conservation measures or against vessels that belong to countries that are not a member of international fisheries control agencies. Under this Ordinance, Japan reserves the right to take action against vessels operating without permission in sea zones designated by the Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries if Japanese personnel are on board.

In addition, as the world's biggest tuna consumer, Japan takes actions such as establishing management agencies in sea zones where no international management exists. To clarify its stance on resource management and conservation, Japan has enacted the Law Concerning Special Measures to Strengthen the Conservation and Management of Tuna Resources.

Aquaculture and Species Propagation

To decrease the risk of fluctuation in catches and establish a stable supply, leading trading houses and distributors have joined fisheries organizations in increasing the quantity of aquacultured tuna handled.

Tuna aquaculture involves catching tuna of at most medium size and raising them at a fish preserve. Aquacultured tuna are relatively stable in quality, are priced reasonably, and can be supplied throughout the year. Typical aquacultured tuna include southern blue fin tuna from Australia and blue fin tuna from Croatia and Spain. There are also other attempts at aquaculture being made, but none to now have been practical.

Market Entry

Before Japanese market entry, importers must become aware of many requirements. Some tuna species are prohibited for import while others are subject to quarantine inspection. Dealers must become aware of what they are. There are also many other problems, some of which are as follows:
• Requirement of knowledge for selecting the appropriate species and distinguishing quality
• Requirement of knowledge and experience with market prices and procedures
• Need for obtaining reliable suppliers capable of maintaining a stable supply of fresh fish
• Difficulties in purchasing only the needed species in the needed quantities because almost all trading houses purchase an entire vessel of frozen tuna
• Need for considerable investment in preservation facilities before entering the wholesale market for frozen tuna, and need to secure routes and channels for buying and distribution for fresh tuna
• Difficulties for newcomers wishing to enter the market because relationships between suppliers and buyers run in most cases to many years
• Need for expertise and facilities for processing tuna for retail

Imports

For marine products such as tuna, imports are defined as "goods that are carried into Japan as foreign goods." Tuna imports include tuna caught by vessels of foreign nationality outside Japanese territorial waters and then carried into Japan, or tuna caught by vessels of Japanese nationality that are landed first in other countries before they are brought into Japan. All other tuna are considered Japanese products, regardless of where they are caught.

Recent Developments

Consumption of raw tuna has increased since the 1970s. To supplement Japanese production, imports of tuna have increased. Imports fluctuate yearly because of the resource's dependency on the natural environment, but they have held steady in recent years, ranging from between 360,000 tons and 390,000 tons.

Whole tuna (mostly "semi-dressed," i.e., without gills and entrails) accounts for 70% of total import volume, consisting of about 200,000 tons of fresh fish and between 60,000 and 70,000 tons of fresh fish. "Semi-dressed" fish, because they remain fresh a long time, are best for making sashimi and accounts for the main import demand. Meat fillets and fish meat are considered together; their imports have been increasing since 1993. Their increase is the result of decreased processing and transportation costs.

By species, yellow fin tuna and big-eyed tuna accounted for 80% of total import volume. Most of these tuna are imported frozen. Imports of blue fin tuna and southern blue fin tuna are small but increasing. The unit prices of these species are higher than others because they are in great demand as high-quality fish for sashimi. For this reason, twice as much of these species are imported fresh as are frozen. Volume of albacore or long-finned tuna imports is small, and most of these imports are used for making processed food.

Countries of Origin

Japan is the world's largest market for tuna used to make sashimi. In 1998, Taiwan was the largest exporter of tuna to Japan, followed by the Republic of Korea. They each accounted for approximately 20% of total Japanese tuna imports. These two countries were followed by Indonesia, some flag of convenience countries (Honduras, Belize, etc.), Australia, Singapore, Spain, and the United States.
Taiwan and the Republic of Korea possess a large fleet of super low temperature tuna fishing vessels that together equal the size of the Japanese fleet. These fleets operate around the world, meaning that imports from Taiwan and the Republic of Korea are not only large in volume, but also rich in species. Most frozen tuna are imported from these two countries.

Indonesia also possesses similar fleets, but in recent years, the country has begun to make use of air transports of fresh tuna. Indonesia is Japan's largest source of fresh yellow fin tuna and big-eyed tuna. Australia, Spain, and the United States tend to deal in high quality tuna such as blue fin tuna and southern blue fin tuna.
Besides countries listed above, fresh tuna are imported from many other countries in Europe, the Americas, and the South Pacific. Fresh tuna are usually caught and taken to the nearest port, then air-freighted to Japan.

Share Accounted for by Imports


Volume of tuna imports began to increase about 20 years ago and have been steady in the last decade. Since domestic tuna production has been sluggish over the same period, the share accounted for by imported tuna has increased gradually, imports exceeding domestic production in 1996.

For blue fin tuna, southern blue fin tuna, big-eyed tuna, and yellow fin tuna, volume of imports about equals the volume of domestic production. Little of albacore or long-finned tuna are imported. About 40% of domestic albacore or long-finned tuna are exported.

Laws and Regulations

Tuna imports are subject to the Foreign Exchange and Foreign Trade Control Act. Tuna are also subject to the Food Sanitation Law. Tuna imported from certain areas are also subject to the Quarantine Act. In addition, tuna are subject to resource conservation and management laws, including the Law for Regulation of Fishing Operation by Foreign Nationals and the Law Concerning Special Measures to Strengthen the Conservation and Management of Tuna Resources.

Foreign Exchange and Foreign Trade Control Act


Imported tuna are subject to the following provisions under this Act:
Blue fin Tuna and Their Preparations from Belize, Honduras, or Panama
These products are designated as Import License Items by the Ministry of International Trade and Industry. The International Convention for the Conservation of Atlantic Tuna (ICCAT) prohibits the import of fresh or frozen blue fin tuna from the above countries.

Import of Tuna (Excluding Albacore or Long-finned Tuna) by Vessels and Frozen Tuna
These products are designated as Advance Confirmation Items by the Ministry of International Trade and Industry and require the importer to follow certain procedures. Importers must submit an application form for confirmation to the Agricultural and Marine Products, Office, International Trade Administration Bureau, Ministry of International Trade and Industry. The application form must be prepared according to the format shown in the "Ministry of International Trade and Industry Official Bulletin."

Fresh and Frozen Blue fin Tuna

These products are designated as Customs Confirmation Items. A certificate of statistics must be submitted to customs during customs clearance. This certificate is issued by a confirmation agency of a tuna fishing vessel's flag country.

Food Sanitation Law

When importing fresh, chilled, or frozen tuna, the importer must submit a "Notification Form for Importation of Foods, etc." along with other necessary documents to the quarantine station at the port of entry. Imports will be inspected at the bonded area or the quarantine station.

Carbon monoxide (CO), which artificially tinges tuna with a red color and gives it an appearance of freshness, is NOT permitted for use under Food Sanitation Law. Potential importers should note that if CO is detected, imports will not be permitted.

Types of sliced fish or shucked shellfish, including tuna, are subject to "Standards of Frozen Fresh Fish and Shellfish for Raw Consumption." According to this set of standards, the number of bacteria per gram of the inspected item must be less than 100,000 and its group of colon bacilli must be dormant.

Quarantine Act


Fresh fish and shellfish imported from cholera areas are subject to quarantine inspection under the Quarantine Act. Fresh, chilled, or frozen tuna are subject to quarantine inspection if they are imported from the following areas:
• Countries in Asia and Africa designated by the World Health Organization (WHO)
• Countries designated by the Japanese Ministry of Health and Welfare (Bangladesh, Indonesia, Thailand)

Reference

Law for Regulation of Fishing Operation by Foreign Nationals
Permission is required from the Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries in accordance with the Law for Regulation of Fishing Operation by Foreign Nationals if a foreign fishing vessel seeks to land in Japan with fish. Such permission is not required for fish shipped from a foreign country. Such shipments, however, still require a certificate of shipment issued by a government agency of the shipping country.

Law Concerning Special Measures to Strengthen the Conservation and Management of Tuna Resources

These products are designated as Customs Confirmation Items. A certificate of statistics must be submitted to customs during customs clearance. This certificate is issued by a confirmation agency of a tuna fishing vessel's flag country.

Distribution

The figure below illustrates the main import and distribution channels for fresh, chilled, and frozen tuna. Recent years have seen the emergence of distribution channels that bypass wholesale markets, but even in such cases, selling prices depend on the auction prices set at the wholesale markets. Importers and trading houses also frequently involve themselves with tuna purchasing and wholesaling. The leading trading houses also often purchase entire vessels of tuna.
Air transport dealers, on the other hand, range in size from small business operators to big businesses.

Industry Contacts

Japan Fish Traders Association
No.2 Muneyasu Bldg., 1-23 Kandanisiki-cho, Chiyoda-ku, Tokyo 101-0054
TEL: +81-3-5280-2891

Federation of Japan Tuna Fisheries Cooperative Associations
The Katsuo-Maguro Hall, 2-3-22 Kudankita, Chiyoda-ku, Tokyo 102-0073
TEL: +81-3-3264-6161

Source: Pacific Islands Center, the South Pacific Economic Exchange Support Centre (SPEESC)

Thursday, 24 July 2008

Harga belut di Jepang naik 10%

Harga belut Jepang yang dijual di restoran meningkat sampai sekitar 10% disebabkan hasil tangkapan dalam negeri sedikit dan belut murah yang di budidayakan di China dihindari karena masalah keamanan. Harga belut bakar meningkat ketika menjelang hari puncak musim panas yang jatuh pada tanggal 24 Juli 2008, waktu kebiasaan masyarakat Jepang makan belut bakar untuk mencegah keletihan musim panas.

Restoran Kiyokawa, sebuah restoran belut yang telah berumur ratusan tahun di Kawasan Nihonbashi, Tokyo merupakan salah satu restoran yang akhir-akhir ini telah menaikan harga belut yang disajikannya. “Harga beli belut Jepang mulai naik sejak bulan Oktober tahun 2007 dan kami tidak ada pilihan untuk menaikan harga jual” kata pemilik Restoran Yoshi Watanabe, yang telah menaikkan harga belut bakar beserta nasi dari 3.200 yen menjadi 3.500 yen pada bulan April 2008.

Pada jaringan "Convenience Store" am/pm Japan Co., menaikan harga belut bakar sebanyak 11%, harganya menjadi 980 yen setelah mengganti belut China menjadi belut Jepang. Akan tetapi di pihak lain jaringan Supermarket Aeon Co., memutuskan untuk memperoleh belut China lebih banyak dalam rangka memperluas hidangan makanan-belut. Aeon menjual belut bakar China 880 yen per 200 gram, dan mengaku bahwa produknya berkwalitas baik dan bebas dari bahan kimia.

Menurut Fisheries Agency, tahun lalu Jepang telah mensuplai sekitar 103.000 ton belut. Sekitar 20% berasal dari dalam negeri Jepang dan 60% diimpor dari China. Akan tetapi impor belut dari China menurun drastis setelah terjadi kasus keracunan-makanan pada bulan Januari 2008 diusut tercemar dari "Gyoza" beku diimpor dari China. Terjadi peningkatan perhatian kemanan terhadap produk makan yang diimpor dari China setelah terjadi skandal pemalsuan label dari sebuah perusahaan yang diduga menjual belut bakar yang dibudidayakan di China sebagai produk buatan Jepang.

Saran kami dari Jepang untuk menggunakan momentum ini dengan baik agar pembudidaya belut di Indonesia mengembangkan produknya baik secara kwalitas maupun kwantitas untuk memenuhi pasar Jepang.

Sumber : www.beritaiptek.com dari The Japan Times 20 Juli 2008

Tuesday, 27 May 2008

Ikan Kurisi untuk bahan surimi

Ikan Kurisi di Jepang biasa diolah menjadi Surimi.

Ikan Kurisi mempunyai nama internasional Threadfin Bream.

Klasifikasi ikan Kurisi adalah sebagai berikut:

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea

Famili : Nemipteridae

Genus : Nemipterus

Spesies : Nemipterus nematophorus

Saturday, 17 May 2008

Indonesia pengekspor ikan hias nomor empat

Indonesia memiliki 253 spesies ikan hias yang melebihi dari negara-negara lain, seperti Singapura, Philipina, Thaliand, Sri Langka, Kenya, Ethiopia, Hawai, Puerto Rico. Spesies ikan hias di Indonesia adalah famili Chaetodontidae yang terdiri dari Chaetodon Solaris, Falcula, Trifasciatus, Vegaburdus, Kleini, Melamatus, Refflesii; famili Euxiphpopidae (Angel Fish) meliputi Euxiphpopodaenavachus (Angel Plama), Xanthomatapon (Angel Napoleon) dan famili Amphiprionidae meliputi Ephippium dan Ocellaris serta dari famili Labridae terdiri dari Thalassomma lunare, Cirrhilabuss cyanoleura, Hippocampus sp.

Lain halnya dengan yang dari sungai air tawar berasal dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan Papua. Sekalipun belum banyak spesies yang ditemukan, tetapi baru sekitar 62 spesies yang berhasil dikembangkan dan diekspor. Demikian pula untuk spesies seperti Scelorophages Formasus (Super Red Arowana). Melanataenia (Rainbow), Glassolepis (Red Rainbow), sejak tahun 1990 sudah berhasil dibudidayakan.

Ada lebih dari 240 species jenis ikan hias air tawar diimpor dari beberapa negara dan sudah berhasil dibudidayakan, antara lain Discus, Neon Tetra, Cardinal Tetra, Red Nose, Blue Lamp, Thropheus dan lain-lain. Pusat terbesar budidaya antara lain Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Jawa, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua.

Jumlah produksi Ikan Hias Air Tawar Indonesia 70 juta per tahun dengan 48 ribu pembudidaya ikan diseluruh Indonesia. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, potensi ikan hias Indonesia mencapai 4.500 species atau 60% dari total dunia, dan baru sekitar 300-500 jenis ikan hias yang diekspor, sedangkan yang dibudidayakan sekitar 50 jenis.

Tahun 2004 Indonesia menempati peringkat 4 dunia. Nilai ekspor ikan hias Indonesia 12,6 juta US dollar. Negara pengekspor ikan hias tertinggi adalah Singapura dengan nilai 41,4 juta US dollar, diikuti Malaysia dan Czech Republic dengan nilai masing-masing sebesar 17,6 US dollar dan 13,3 US dollar (sumber dari OFI 2004). Pada tahun yang sama Jepang merupakan negara pengimpor ikan hias nomor dua dengan nilai 25,6 US dollar. Urutan pertama ditempati Amerika Serikat dengan nilai 39,6 juta US dollar.

Perlu kita cermati mengapa Singapura dapat menempati posisi teratas, lebih tinggi dari Indonesia. Mungkinkah hal ini terjadi karena permasalahan seperti manajemen, teknis budidaya maupun riset dan teknologi?

Sumber : No. 30/PDSI/IV/2008

Thursday, 8 May 2008

List of Indonesian Fisheries Company



1. ABADI MAKMUR OCEAN Jl. Samudera No. 3, Komplek PPS Kendari , Kendari SULAWESI TENGGARA

2. AGAAS Jl. Satsuit Tubun No. 18 , Gorontalo GORONTALO

3. AGUNG Jl. Letda Winda No. 25, Dangin Puri , Denpasar BALI

4. ALAM JAYA Jl. Rungkut Industri II No. 25 , Surabaya JAWA TIMUR

5. ALFA KURNIA FISH ENTERPRISE Jl. Jend. A. Yani, Klademak I , Sorong PAPUA

6. ALLINCO UTAMA Jl. Prof. Supomo, Komp. Keuangan No. 4A , Jakarta D. K. I.
JAKARTA

7. ALMINA UTAMA Jl. Siaga I No. 25, Pejaten Barat, Pasar Minggu , Jakarta Selatan D. K. I. JAKARTA

8. ALSUM KAMPAR SEMESTA Jl. Sirimau, Bere-Bere , Ambon MALUKU

9. ANEKA JASA KOSMOPOLITAN Somerset Tower B Suite 1201, Jl. Raya Kupang Indah , Surabaya JAWA TIMUR

10. ANEKA SUMBER TATA BAHARI Jl. Dr. Malaiholo No. 40, Kel. Benteng , Ambon MALUKU

11. ANEKA TIRTA SURYA Jl. Bendi Utama No. 6, Tanah Kusir, Kebayoran Lama , Jakarta Selatan D. K. I. JAKARTA

12. ANUGERAH TEHORU MANISE Jl. W.R. Supratman No. 1 , Ambon MALUKU

13. ANUGERAH TIMUR MAKMUR Kelurahan Sugerat Kec. Bitung Barat , Bitung SULAWESI UTARA

14. AQUA MARINDO Jl. Raya Lenteng Agung No. 9 , Jakarta Selatan D. K. I. JAKARTA

15. AQUAFARM NUSANTARA Jl. Sei Bingei No. 36 , Medan SUMATERA UTARA

16. ARABIKATAMA KAHTULISTIWA FISHING INDUSTRY Jl. Gedung Panjang II No 14K , Jakarta D. K. I. JAKARTA

17. ARAHON INDAH Jl. Yos Sudarso No. 31-33 , Bau-Bau SULAWESI TENGGARA

18. ARISTIRTA ELPRIMA PUTRA Gedung AKA Lt 8, Jl. Bangka Raya No. 2, Kebayoran Baru , Jakarta D. K. I. JAKARTA

19. ARISTOCRATAMA BINAUSAHA Jl. Raya Tanjung Pasir, Kebun Teki , Tangerang BANTEN

20. ASHER PRIMATAMA LESTARI Jl. Karang Bolong Raya No. 8, Ancol Barat , Jakarta D. K. I. JAKARTA

21. ASI PUDJIASTUTI Jl. Merdeka 312, Pangandaran , Ciamis JAWA BARAT

22. ASIA PASIFIC AQUATICS Jl. Taya Utan Jati No. 7, Pegadungan , Jakarta D. K. I. JAKARTA

23. ASOSIASI KORAL, KERANG DAN IKAN HIAS INDONSIA (AKKI) Kompl. Ruko Taman Laguna No. 107 Jl. Raya Cileungsi Cibubur , Jakarta D. K. I. JAKARTA

24. AYU BUMI SEJATI Jl. Medan Belawan No. 105/47d Km. 17,5 , Medan SUMATERA UTARA

25. BALANDAI RAYA Jl. G. Bulusaraung No 18 , Makassar SULAWESI SELATAN

26. BALI AQUARIUM Jl. Muding Indah IV No. 12 , Denpasar BALI

27. BALINUSA WINDUMAS Jl. Ikan Tuna II, Pelabuhan Perikanan Benoa, Kec. Denpasar Selatan , Denpasar BALI

28. BANCAR MAKMUR INDAH Jl. Pulau Sumatera No. 13, Kawasan Industri Medan 1 , Medan SUMATERA UTARA

29. BANYU BIRU Jl. Bungur I No. 2, Kebayoran Lama , Jakarta Selatan D. K. I. JAKARTA

30. BARAMUDA BAHARI Desa Wonokoyo, Kec. Beji , Pasuruan JAWA TIMUR

31. BARUNA SAMUDERA JAYA Pondok Mutiara Harum Blok Z 18 , Sidoarjo JAWA TIMUR

32. BASAJAYA Pondok Mutiara Harum Blok Z No. 18 , Sidoarjo JAWA TIMUR

33. BEKAEL ESKA GEMILANG Jl. Karang Mulya No. 8, Karang Tengah, Ciledug , Tangerang BANTEN

34. BETEL CITRA SEYAN Jl. Mayor Dullah Lr. Cipta Niaga No. 05 Kel. Talumolo , Gorontalo GORONTALO

35. BINA WIMATRACO Jl. Cengkeh No. 16/18 , Jakarta Barat D. K. I. JAKARTA

36. BINTUNI MINA RAYA Jl. Merdeka No. 61 A , Manokwari PAPUA

37. BIRU BIAK Jl. D.S. Rumainum No. 1 , Biak PAPUA

38. BLUE STAR Jl. Reformasi No. 1, Raya Pondok Aren , Tangerang BANTEN

39. BONECOM SERVISTAMA COMPINDO Jl. Muara Baru Ujung Blok-T No. 1 , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

40. BUANA BINA SURYA Jl. Dula Raya Km. 8, Desa Ngadi, Tual , Maluku Tenggara MALUKU

41. BUMI AGRO LESTARI Jl. Adi Sucipto Km. 6 Sei Raya , Pontianak KALIMANTAN BARAT

42. BUMI MENARA INTERNUSA DAMPIT Jl. Pahlawan No. 1-3 Dampit , Malang JAWA TIMUR

43. BUMI MULYA Arthaloka Bld 3rd Floor Suite 305 B Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

44. BUMIFOOD INDUSTRY Plaza Abda 2nd Floor Jl. Jend Sudirman Kav 59 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

45. C AND P INTAN JAYA Jl Trans Sulawesi Desa Kapitu Kec. Tombasianamurang , Manado SULAWESI UTARA

46. CAHAYA BARU Jl. Cenek No. 15, Kodam Bintaro , Jakarta D. K. I. JAKARTA

47. CAHAYA GALESONG Jl. SLT Alauddin Palanga Gowa , Makassar SULAWESI SELATAN

48. CELEBES MINAPRATAMA Jl. Industri, Kelurahan Wangurer, Kec. Bitung Tengah , Bitung SULAWESI UTARA

49. CENTRA MULTI MINA Jl. Ir. Sutami No. 55 , Makassar SULAWESI SELATAN

50. CENTRAL COLDSTORAGE PRATAMA SAKTI Jl. Permata Hijau 1-2 No. 8 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

51. CENTRALPERTIWI BAHARI SHS Building Lantai 2, Jl. Ancol Barat Blok A5E No. 10 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

52. CHEN WOO FISHERY Jl. Kima 4 Block KG / B2, Kawasan Indusri , Makassar SULAWESI SELATAN

53. CITRA ARISCO MINA Jl. Sutami No. 17 , Makassar SULAWESI SELATAN

54. CONTINENTAL PRI Jl. Mangga Besar Raya No. 25 A , Jakarta D. K. I. JAKARTA

55. DAITRON INDONESIA Jl. MS Batubara No. 25 , Bandar Lampung LAMPUNG

56. DAMARINA SUMBER BAHARI Jl. Ikan Tuna Raya No. 19, Pelabuhan Benoa , Denpasar BALI

57. DATARAN BOSOWA Jl. Dr. Lemena No. 47 , Makassar SULAWESI SELATAN

58. DEHO CANNING COMPANY Jl. Raya Madidi , Bitung SULAWESI UTARA

59. DEMONIA PERKASA Jl. Petitenget No. 99A Kerobokan, Kuta , Badung BALI

60. DHARMA INTI PERMAI Jl. Lodan Raya No. 151 H, Ancol , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

61. DHARMA NIAGA Wisma Dharma Niaga 2nd floor, Jl. Abdul Muis No. 6-10 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

62. DHARMA SAMUDERA Jl. RA. Kartini No. 39 Kendari , Kendari SULAWESI TENGGARA

63. DHARMA SAMUDERA FISHING INDUSTRIES Jl. Laks. RE Martadinata I Gg. Industri II No. 2, Tanjung Priok , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

64. DINAR BALI Jl. Br. Kesambi, Kerobokan , Kuta BALI

65. DINAR JAKARTA Jl. Raya Dadap No. 30A, Desa Dadap , Tangerang BANTEN

66. DIPASENA CITRA DARMAJA Jl. Yos Sudarso No. 110 , Bandar Lampung LAMPUNG

67. DWI BINA UTAMA Jl. Jend. A. Yani, Kaligi , Sorong PAPUA

68. EKA SEAFOOD INDONESIA Citra Asri Benowo Km. 22 No. 15 , Surabaya JAWA TIMUR

69. ELOK AQUATICS Jl. Raya Siliwangi 10 A Pamulang , Jakarta D. K. I. JAKARTA

70. ERA MANDIRI CEMERLANG Jl. Muara Baru Ujung, Dermaga Timur Transit No. 27, Fishing Port , Jakarta D. K. I. JAKARTA

71. ERATAMA PUTRA GROUP Jl. Dr. Kusuma Atmaja No. 61 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

72. ERIKANI Jl. Samuel Languju Aertembaga , Bitung SULAWESI UTARA

73. FISHINDO CITRA SAMUDRA Jl. Pelpah Hijau IV Blok TT I No. 1, Komplek Kelapa Gading Sport Club Kelapa Gading Permai , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

74. FISHINDO KUSUMA SEJAHTERA TBK Jl. Suryopranoto No. 11 G , Jakarta D. K. I. JAKARTA

75. FLOBAMOR Jl. Teratei No. 5, Kel. Naikolan , Kupang NUSA TENGGARA TIMUR

76. FRESH ON TIME SEAFOOD Jl. Narogong Km. 26,5 , Bogor JAWA BARAT

77. GLOBAL MASTER Jl. Danau Maninjau No. 16, Rufei , Sorong PAPUA

78. GLOBALINDO SEA Jl. Sumatra 141 , Tarakan KALIMANTAN TIMUR

79. GLORIA INTERNATIONAL Jl. P. Jayakarta 119 No. 9 - 10 , Jakarta Pusat D. K. I. JAKARTA

80. GOLDEN MARINDO PERSADA Jl. Salembaran Raya 21, Teluk Naga , Tangerang BANTEN

81. GORO GAHANA Jl. Lonto Dg Pasewang No. 22 , Makassar SULAWESI SELATAN

82. GROWTH PACIFIC Jl. Komia Yos Sudarso Km. 10,5 Kawasan Industrial Estate , Medan SUMATERA UTARA

83. HARLEQUIN AQUATICS Jl. Gebangsari Dalam II No. 36 A Bambu Apus, Cipayung , Jakarta D. K. I. JAKARTA

84. INDO ART Jl. Mangga Besar Raya No. 25A , Jakarta Pusat D. K. I. JAKARTA

85. INDO MAGURO TUNAS UNGGUL Jl. Muara Baru Ujung Blok G-1/1-2 , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

86. INDO TROPICA LESTARI Slipi Tower 2 Unit BA, Jl. Letjen S. Parman Kav 22-24 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

87. INDOCHITO INTERNATIONAL Jl. Merak 71 Rewwin Waru , Sidoarjo JAWA TIMUR

88. INDOFRANC Jl. Bungur Raya Rt 14/01 No. 442, Kebayoran Lama , Jakarta D. K. I. JAKARTA

89. INDOKOM SAMUDRA PERSADA Jl. Ir. Sutami Km. 13 Desa Sukanegara, Tanjung Bintang , Lampung Selatan LAMPUNG

90. INDOKOR INDONESIA GROUP JL. H. Rasuna Said Kav. 10-11, Kuningan , Jakarta D. K. I. JAKARTA

91. INDOMAGURO TUNAS UNGGUL Jakarta Fishing Port - Jl. Muara Baru Ujung Blok G/1-2 , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

92. INDOPISCES EXOTICA Jl. Abdul Wahab II Cinangka Kedaung Sawangan , Depok JAWA BARAT

93. INDOTROPIKA AGUNG LESTARI Tropika Apartment 2105 Jl. Letjen S. Parman Kav. 3 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

94. INDRASARI JL. Iindustri Ds. Kenanga, Blok Dukuh , Indramayu JAWA BARAT

95. INJAFIS Jl. Moh. Toha Km. 5 No. 47 , Tangerang BANTEN

96. INNI PIONEER FOOD INDUSTRY Plaza Pasific Jl. Boulevard Barat Blok A-1 No. 18 Kelapa Gading , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

97. INTI AQUATIQ PERDHANA Jl. Sultan Abdullah No. 59 , Makassar SULAWESI SELATAN

98. INTI MAKMUR Jl. Muara Karang Blok O Timur 2 , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

99. INTIMAS SURYA Jl. Ikan Tuna IV Pelabuhan Benoa , Denpasar BALI

100. INTINENTAL PRI Jl. Mangga Besar Raya No. 25 A , Jakarta

101. IRIAN MARINE PRODUCT DEVELOPMENT Jl. Udang, Klademak I , Sorong PAPUA

102. ISAIKO AROWANA JL A.M. Sangaji No 12 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

103. ISTANA CIPTA SEMBADA Jl. Raya Waru No. 30 A, Waru , Sidoarjo JAWA TIMUR

104. JASCO Jl. Bhayangkara Kuala Tungkal , Kuala Tungkal JAMBI

105. JUMBO TROPICAL FISH Jl. Abdul Wahab No. 22 Sawangan , Depok JAWA BARAT

106. KEDAMAIAN Jl. Muara Baru Ujung Blok M No. 3A , Jakarta D. K. I. JAKARTA

107. KELOLA MINA LAUT Jl. KIG Raya Selatan Kav. C-5 (Kawasan Industri) , Gresik JAWA TIMUR

108. KEONG NUSANTARA ABADI Jl. Raya Branti Km. 18, Desa Bumisari Rk. II, Kec. Natar , Lampung Selatan LAMPUNG

109. KHOM FOODS Jl. Muara Baru Ujung Blok I, Penjaringan , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

110. KOHYAMA BALI BARUNA Jl. Pelabuhan Benoa No. 10X, Pesanggaran, Benoa , Denpasar BALI

111. KRISTALIN EKALESTARI Jl. Pantai Mardila , Ambon MALUKU

112. KUDAMAS INTERNATIONAL Komplek Duta Harapan Indah Blok LL/11A Kapuk Muara, Penjaringan , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

113. LAURA INDO Jl. Sabar Jaya No. 59, Prajen, Banyuasin , Palembang SUMATERA SELATAN

114. LESTARI MAGRIS (LOLA MINA GROUP) Jl. Muara Karang Raya No. 117-119, Kel. Pluit , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

115. LOLA MINA Jl. Muara Baru Blok N Kav. 5-6, Penjaringan , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

116. MALINDO PERSADA MAKMUR Jl. Batu Kerbau No. 21 , Ambon MALUKU

117. MARINE CIPTA AGUNG Ds. Wonokoyo, Kec. Beji , Pasuruan JAWA TIMUR

118. MAYA MUNCAR Jl. Malaka II No. 17 EFG , Jakarta D. K. I. JAKARTA

119. MEDAN TROPICAL CANNING & FROZEN INDUSTRIES Jl. K.L. Yos Sudarso Km 10,5 Desa Mabar, Kawasan Industri Medan (PO Box 1427 Medan 20000) , Medan SUMATERA UTARA

120. MEGA BAHARI ADHIMANDIRI Jl. Teuku Umar No. 100 , Makassar SULAWESI SELATAN

121. MEGA KENCANA BIRU Jl. Tanah Abang III No. 6 , Jakarta Pusat D. K. I. JAKARTA

122. MEGA MARINE PRIDE Desa Wonokoyo, Kec. Beji , Pasuruan JAWA TIMUR

123. MEGA PRATAMA INDO Jl. Kima 6 Blok F1-42 , Makassar SULAWESI SELATAN

124. MIJASA MITRA Wisma Nusantara Building 8th floor, Jl. MH. Thamrin No. 59 , Jakarta Pusat D. K. I. JAKARTA

125. MINA KAROTA Jl. Yos Sudarso Namosain , Kupang NUSA TENGGARA TIMUR

126. MISAJA MITRA Nusantara Building 8 TH Floor, Jl. M.H. Thamrin No. 59 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

127. MITRA KARTIKA SEJATI Jl. Kima Raya I Kav. D-1B , Makassar SULAWESI SELATAN

128. MITRA MANDIRI Jl. Barata Jaya 3 No. 63 - 65 , Surabaya JAWA TIMUR

129. MUARA MANGGALINDO Jl. Muara Baru Ujung Blok H Kav. 1-10 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

130. MULTI MONODON INDONESIA Jl. Kima Raya I Blok D-2 B , Makassar SULAWESI SELATAN

131. MULTI PRAWN INDONESIA Jl. Gatot Subroto Ds. Karangbong Gadangan , Sidoarjo JAWA TIMUR

132. MULTI SARI MAKASSAR Jl. Kima 14 Kav. 55 12 , Makassar SULAWESI SELATAN

133. MUTIARA MAS TRADING COY Jl. Nusantara No. 128-132 , Makassar SULAWESI SELATAN

134. NATURA INDONESIA Jl. Empang Bahagia I/39, Jelambar , Jakarta Barat D. K. I. JAKARTA

135. NUSA KENARI Jl. Yos Sudarso , Kupang NUSA TENGGARA TIMUR

136. NUSANTARA FISHERY Jl. ate-kate, Desa Unut , Ambon MALUKU

137. OCEAN GEMINDO Ds. Bulusari - Gempol , Pasuruan JAWA TIMUR

138. PACIFIC ANEKAMINA Jl. Warung Gantung No. 9 Blok C, Rawalele , Jakarta D. K. I. JAKARTA

139. PANCA NAGA JAYA Br. Batu Belig, Kerobokan, Kuta Utara , Badung BALI

140. PANIMA TANGGUH Sungai Saddang IV No. 19 , Makasar SULAWESI SELATAN

141. PANJI SABURAI PUTRA Jl. Raya Tanjung Bintang No. 99 , Bandar Lampung LAMPUNG

142. PANORAMA ALAM TROPIKA Jl. Bendi Utama No. 20, Kebayoran Lama , Jakarta Selatan D. K. I. JAKARTA

143. PELITA Jl. Sabutung No. 27/31 , Makassar SULAWESI SELATAN

144. PERTIWI ALAM SAMUDERA Kompleks Roxy Mas Blok B-3, Jl. KH. Hasyim Ashari , Jakarta D. K. I. JAKARTA

145. PHILLIPS SEAFOODS INDONESIA Wisma Slipi Lantai 12 Suite 1212, Jl. Letjen S. Parman Kav. 12 , Jakarta D. K. I. JAKARTA

146. PRIMA BAHARI INTI LESTARI Jl. Kima 12 Kav. 5 , Makassar SULAWESI SELATAN

147. RADIOS APIRJA Klalin I , Distrik Aimas PAPUA

148. RAJA AMPAT CANNING Jl. Jend. A. Yani, Klademak , Sorong PAPUA

149. SAMUDERA SENTOSA Jl. Wolter Monginsidi Km 5, Wangurer Timur , Bitung SULAWESI UTARA

150. SANGPUTRA WIMASJAYA Villa Taman Bandara, Jl. Prancis Blok M8/3 , Tangerang

151. SARANA TEKNIK Jl. Sumatera 33-35 , Denpasar BALI

152. SARI AYUWINDU SEMESTA Jl. Hamparan Perak No. 40 A, Marelan , Medan SUMATERA UTARA

153. SARI CAKALANG Madidir Weru , Bitung SULAWESI UTARA

154. SEKAR BUMI Jl. Jenggolo II/7 , Sidoarjo JAWA TIMUR

155. SINAR ABADI CEMERLANG Gedung Menara Era Lt. 6 No. 3, Jl. Senen Raya 135-137 , Jakarta Pusat D. K. I. JAKARTA

156. SITTOMAS MULIASAKTI Jl. Kima No. 7 Kav.2-2 Kawasan Industri , Makasar SULAWESI SELATAN

157. SOUTH SUCO Jl. Kima VI Block G 4 , Makasar SULAWESI SELATAN

158. SULTRATUNA SAMUDRA Komp. Grogol Permai Blok C/6 , Jakarta Barat SULAWESI TENGGARA

159. SUMBER BERKAT Jl. Raya Keramat Ruko BTN No. 29 Ds. Sukawali Kec. Pakuhaji Kab. Tangerang , Tangerang BANTEN

160. SUMBER KALIMANTAN ABADI Jl. Pasar Beringin No. 94 A, Tarakan , Balikpapan KALIMANTAN TIMUR

161. SYAM SURYA MANDIRI Jl. Propinsi No. 1 Kampung Kajang Kec. Anggana , Samarinda KALIMANTAN TIMUR

162. TAE HO BUMI ABADI Jl. Kima 3 Kav. 4B , Makasar SULAWESI SELATAN

163. TANJUNG SARI AQUARIUM Jl. Segera Geni Gg. Lumba-Lumba 7X , Tanjung Benoa BALI

164. TOBA SURIMI INDUSTRIES Jl. Pulau Pinang 2, Kawasan Industri Medan II Saentis - Deli Serdang , Medan SUMATERA UTARA

165. USAHA MINA Jl. Yos Sudarso No. 151 , Gorontalo GORONTALO

166. VIVARIA MARINE Komplek Gudang Bandara Mas A10/11, Jl. Marsekal Surya Dharma , Tangerang BANTEN

167. WEST IRIAN FISHING INDUSTRY Jl. Udang, Klademak I , Sorong PAPUA

168. WINDIKA UTAMA Jl. Beringin Raya No. 37 Wonosari Ngaliyan , Semarang JAWA TENGAH

169. WIRONTONO BARU Jl. Ancol III No. 2, Ancol Barat , Jakarta Utara D. K. I. JAKARTA

170. YANAGI HISTALARAYA Komplek pelabuhan perikanan samudera - Kendari , Kendari SULAWESI TENGGARA

171. YASMIN ABADI Jl. Segara Geni Gang Lumba-Lumba No. 9A, Tanjung Benoa , Denpasar BALI

Monday, 18 February 2008

Jepang Butuh Ikan Raja Kering

Raja (Okamejei) boesemani Ishihara, 1987.
En-Boeseman’s skate.
Ikan Raja panjangnya bisa mencapai 55 cm. Ikan ini dapat ditangkap di antara Lautan India dan Pasifik, terutama di laut China Timur dan Selatan sampai Serawak, dan terdapat juga di Laut Jawa dengan kedalaman 20 – 90 m. Ikan Raja yang biasa dimakan di Jepang selama ini adalah Raja kwangtungensis.




Sebuah perusahaan importir di Jepang ingin mengimpor ikan Raja kering dengan garis besar cara pengolahannya sebagai berikut.
1.Ikan dipotong dari kepala sampai ekor menjadi dua sehingga simetris kiri dan kanan.
2.Seluruh kulit ikan dikupas.
3.Daging ikan diiris dibelah menjadi dua supaya lebih tipis, lalu di bentangkan.
4.Akan diperoleh ukuran (a) 13-15 cm, (b) 15-19 cm, dan (c) 19-25 cm tergantung besar ikan.
5.Ikan dikeringkan dengan sinar matahari sehingga beratnya menjadi 10-15% berat awal untuk ukuran (a) dan 70-85% untuk ukuran (b) dan (c).
6.Dibungkus dalam plastik, dipak menjadi 10 kg/blok dimasukkan kedalam karton. Setiap karton berisi 2 blok.
7.Dikirimkan 12-15 ton per kontainer volume 40 feet kubik untuk setiap bulan.
8.Perusahaan yang telah berpengalaman dalam pengolahan ikan dan berpotensi untuk memproduksinya dipersilahkan memperkenalkan profile perusahaannya disertai keterangan peralatan dan fasilitas yang dimiliki.
9.Apabila telah diperoleh suatu kesepakatan, perusahaan importir Jepang akan memberikan bimbingan teknis cara produksi ikan olahan tersebut.
10.Sebagai catatan penting perusahaan importir akan berkomunikasi langsung dengan pemilik perusahaan eksportir di Indonesia.