Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Peternakan. Show all posts
Showing posts with label Peternakan. Show all posts

Friday, 17 September 2010

Peluang Usaha Ternak Ayam Kampung

 

 Peluang Usaha Ternak Ayam Kampung Terbuka

 
Peluang usaha skala kecil, mikro, dan koperasi dalam pengembangan bisnis unggas lokal jenis ayam kampung terbuka. Permintaan daging ayam kampung terus meningkat, sementara hanya sebagian kecil yang baru bisa dipenuhi.

Pangsa Pasar ayam kampung
Permintaan daging ayam kampung per hari di wilayah Ja¬karta, Depok, Tangerang, dan Bekasi sekitar 280.000 ekor, dan baru dipenuhi 5 persen. Pangsa pasar daging ayam kampung di Jabodetabek sekitar 45 persen dari total pasar unggas nasional. Karena itu, peluang usahanya masih sangat terbuka.

Peningkatan pasar ayam kampung tidak akan mengganggu pasar ayam pedaging yang selama ini sudah eksis karena karakteristik konsumennya berbeda Konsumen daging ayam kampung umumnya masyarakat dengan tingkat ekonomi yang baik. Sebagian lainnya karena telah memiliki kesadaran tinggi untuk mengonsumsi produk daging ayam organik atau yang tidak melalui proses rekayasa genetika.

Cetak biru pengembangan ayam kampung
Kementerian Pertanian, saat ini tengah menyusun cetak biru pengembangan ayam kampung. Melalui cetak biru itu akan tertuang sistem pengembangan ayam kampung. Selain itu, juga memberikan proteksi usaha ternak ayam kampung dari investor besar.

Usaha ternak ayam kampung mendapat perlindungan dari pemerintah. Hanya peternak skala kecil, mikro, dan koperasi yang boleh masuk, pemodal besar tidak boleh. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor. Melalui pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan tumbuh berkembang. Diharapkan blue print sudah ditandatangani Oktober 2010.

Melalui cetak biru itu, dalam 10 tahun mendatang diharapkan pangsa pasar daging ayam kampung mencapai 25 persen dari total konsumsi daging ayam nasional, yang saat ini sebesar 5,5 persen.

Gerakkan ekonomi rakyat dan pedesaan
Dengan target pasar 25 persen, diharapkan pasokan ayam kampung dalam 10 tahun mendatang mencapai 400 juta ekor setiap tahun. Bila satu ekor ayam kampung Rp 60.000, total perdagangan ayam kampung mencapai Rp 2,4 triliun. Ini tentu akan mampu menggerakkan ekonomi rakyat dan pedesaan. Belum lagi nilai perdagangan dari pakan ataupun jasa pengolahan. Saat ini baru ada 3.400 peternak ayam kampung secara intensif. Di luar itu masih ada 1 juta rumah tangga yang memelihara ayam kampung sekitar 35 ekor. Dengan pengembangan, diharapkan 100.000 rumah tangga akan beralih menjadi peternak ayam kampung intensif.

Bibit ayam buras
1. Bibit ayam buras yang dipelihara harus bebas dari penyakit unggas seperti Avian influenza, Newcastle disease, Fowl chollera, Fowl pox, Infectious bursal disease, dan Salmonellosis.
2. Bibit ayam buras yang dipelihara diutamakan yang berasal dari dari daerah lokasi usaha setempat.
3. Penyediaan dan pengembangan bibit ayam buras hasil persilangan antara ayam buras asli dari daerah setempat dengan ayam buras dari daerah lain atau yang disilangkan dengan ayam ras dapat dilakukan dibawah bimbingan Dinas Peternakan setempat atau lembaga / instansi teknis yang berwenang.

Untuk memperoleh bibit induk dan pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Bibit harus sehat dan tidak cacat;
2. Lincah dan gesit;
3. Penampilan tegap;
4. Mata bening dan bulat;
5. Rongga perut elastis;
6. Bulu halus dan mengkilat;
7. Produksi dan daya tetas tinggi;
8. Tidak mempunyai sifat kanibal;
9. Umur bibit antara 5-12 bulan untuk Induk dan 8-15 bulan untuk Pejantan.

Pakan ayam buras
1. Pakan yang digunakan harus cukup dan sehat.
2. Sediaan biologik, farmasetik, premiks, dan obat alami dapat digunakan pada usaha peternakan ayam buras dan telah mendapat nomor pendaftaran.

Obat hewan ayam buras
1. Obat-obat, bahan kimia, hormon dan bahan biologik untuk ternak ayam buras yang digunakan adalah yang sudah terdaftar di Kementerian Pertanian.
2. Penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Siapa berminat ekspor ayam kampung lezat tanpa residu antibiotik?


Sumber Referensi:
1. Kompas halaman 18, tanggal 15 September 2010.
2. Kepmentan nomor 420/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Pedoman budidaya ternak ayam buras yang baik (Good farming practice).

Saturday, 20 December 2008

Bak Kemampuan Unta Hidup di Padang Pasir

Kemampuan unta yang lebih dari binatang lain adalah sebagai berikut:
1). Mampu tidak makan dan minum selama 8 hari pada suhu 50 derajat celsius.
2). Mampu meminum air hingga 130 liter dalam waktu kurang dari 10 menit.
3). Mampu menyerap 66% kelembapan udara karena mempunyai lapisan selaput lendir rongga hidung 100 kali lebih besar dari pada kepunyaan manusia.
4). Mampu melindungi matanya dari terjangan badai pasir karena mempunyai bulu mata berlapis dua.
5). Mampu menutup lubang hidungnya untuk mencegah masuknya pasir.
6). Mampu berjalan di atas padang pasir tanpa terperosok karena mempunyai telapak kaki lebar.
7). Mampu bertahan hidup hingga sebulan hanya dengan 2 kg rumput sehari, meskipun mampu melahap 30-50 kg makanan dalam sehari.
8). Mampu memakan tumbuhan berduri tajam karena mempunyai bibir yang sangat kuat mirip karet.

Bagaikan kemampuan unta budaya Bali dan Melayu Indonesia bisa mengarungi Samudra Pasifik hingga mencapai Tokyo, Jepang. Tari Bali dan Melayu telah menarik minat pemuda-pemudi Jepang, sehingga mereka mempelajarinya dan akhirnya dapat menguasainya. Tari Bali telah dipertunjukan di Wisma Duta KBRI Tokyo oleh Ms. Yuki Kawakami yang pernah menimba seni tari Bali dengan Darmasiswa (1999-2001) di Sekolah Tinggi Seni Tari, Denpasar. Tari Melayu telah dipertunjukan di tempat yang sama oleh Ms. Satomi Kawabata dan Ms. Utako Tomori yang mempelajari tari tersebut di sanggar tari di Jepang.

Pada gambar tampak 3 penari Jepang tersebut bersama istri Atase Pendidikan dan Kebudayaan seusai menari. Pertunjukan ini dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2008 dalam rangka pertemuan akhir tahun 2008 para pencinta budaya Indonesia dan warga KBRI Tokyo. Semoga hubungan persahabatan masyarakat Indonesia dan Jepang semakin erat.

Wednesday, 14 May 2008

Berkunjung ke Imperial Stock Farm

Setiap tahun diundang perwakilan dari berbagai negara untuk mengunjungi Imperial stock Farm. Pada tanggal 12 Mei 2008 kami berkesempatan hadir memenuhi undangan tersebut. Imperial stock Farm terletak di Takanezawa-machi, Shioya-gun, Prefektur Tochigi sekitar 110 km disebelah utara Tokyo. Ketinggian tanahnya 145 m diatas permukaan air laut. Pemandangannya indah, udaranya sejuk, menentramkan hati seperti tampak pada gambar 1 dari atas.











Sejarahnya, pada tahun 1875 Kementerian Dalam Negeri mendirikan sebuah peternakan di Prefektur Chiba untuk memelihara kambing dan pembibitan peternakan. Pada tahun 1885 Peternakan tersebut secara resmi pengelolaannya dipindahkan menjadi dibawah Kementerian Rumah Tangga Kaisar dan diberi nama Shimosa Imperial Stock Farm pada tahun 1888. Pada tahun 1969 Peternakan tersebut dipindahkan ke lokasi sekarang karena lokasi lama (Chiba) dibangun bandara internasional baru.











Total luas tanah Imperial stock Farm 252 ha yang terdiri dari 134 ha padang rumput, 66 ha hutan dan 52 ha bangunan dan jalan. Garis besar kegiatannya adalah a) Pembibitan dan pemeliharaan kuda, sapi perah, babi, kambing, ayam broiler dan layer dan burung pegar Jepang; b) Produksi berbagai jenis hasil peternakan seperti susu, keju, yogurt, daging, telur, ham, bacon, sosis dsb; c) Produksi rumput kering; d) Produksi bermacam-macam sayur-sayuran seperti tomat, lettuce, bawang, kentang, wortel dsb.











Pada saat kunjungan dipertunjukan Horo-hiki (Gambar 2, 3 dan 4 dari atas). Horo-hiki adalah satu dari kebudayaan tradisional Jepang. Pertunjukan diperankan oleh dua orang yang menunggang kuda dengan mengenakan pakaian upacara tradisional Jepang. Pertunjukan ini dilakukan pada waktu-waktu khusus yang diselenggarakan sejak pertengahan zaman Edo di abad 18. Horo atau pita ular-ular terbuat dari kain sutera panjangnya 10 meter dengan diameter 55 cm. Kuda berpasangan, penunggangnya membawa pita ular-lar dengan warna yang berbeda. Satu berwarna hijau dan putih yang menggambarkan musim semi sedangkan pasangannya berwarna merah dan putih menggambarkan musim gugur.

Pelajaran dipetik dari Imperial Stock Farm ini adalah Jepang negara industri besar sedunia kaisarnya telah mengutamakan pentingnya pertanian sejak 123 tahun yang lalu, dan dipertahankan hingga kini.