Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label La Nina. Show all posts
Showing posts with label La Nina. Show all posts

Saturday, 27 September 2025

La Nina: Pengertian, Dampak, dan Penyebabnya



La Nina merupakan salah satu fenomena iklim global yang kerap memengaruhi cuaca di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Fenomena ini terjadi ketika suhu permukaan laut di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik lebih dingin dari kondisi normal. La Nina dianggap sebagai kebalikan dari El Nino, dan keduanya adalah bagian dari siklus iklim yang dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO).

 

Fenomena ini muncul akibat interaksi dinamis antara lautan dan atmosfer. Ketika angin pasat bertiup lebih kuat dari biasanya dari arah timur, massa air hangat di Samudra Pasifik terdorong ke barat, mendekati kawasan Asia dan Indonesia. Sebaliknya, perairan dekat Amerika Selatan mengalami pendinginan karena air laut dingin dari dasar laut naik ke permukaan (upwelling). Kondisi inilah yang memperkuat La Nina.

 

Dampak La Nina di Dunia dan Indonesia

 

La Nina memiliki pengaruh besar terhadap pola cuaca global. Di beberapa wilayah, fenomena ini menyebabkan musim dingin lebih keras, sementara di belahan lain justru lebih hangat. Intensitas badai tropis pun dapat meningkat, terutama di Samudra Pasifik. Di sepanjang pantai Pasifik, perairan yang lebih dingin menjadi kaya akan nutrisi, menciptakan ekosistem laut yang mendukung kehidupan spesies tertentu, seperti salmon dan cumi-cumi.

 

Bagi Indonesia, dampak La Nina sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Curah hujan cenderung lebih tinggi, suhu udara lebih rendah, dan kelembapan meningkat drastis. Kondisi ini memicu terbentuknya lebih banyak awan hujan sehingga risiko banjir, tanah longsor, hingga badai tropis semakin besar. Tak hanya itu, kondisi laut juga ikut terdampak dengan meningkatnya gelombang tinggi yang mengancam aktivitas perikanan maupun pelayaran.

 

Fenomena La Nina pernah tercatat cukup kuat di Indonesia pada periode 2010–2011, 2016–2017, serta 2020–2022. Pada masa-masa tersebut, curah hujan ekstrem mengakibatkan banjir besar di berbagai wilayah dan menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Meski begitu, curah hujan yang melimpah juga dapat memberikan sisi positif, misalnya mendukung ketersediaan air bagi sektor pertanian tertentu.

 

Penyebab Terjadinya La Nina

 

Secara garis besar, La Nina terjadi karena penguatan angin pasat yang bertiup dari timur ke barat di Samudra Pasifik. Angin ini mendorong air laut hangat menuju Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sehingga suhu laut di kawasan ini menghangat. Di sisi lain, perairan di Pasifik bagian timur mendingin karena upwelling air laut dalam.

 

Perbedaan tekanan udara juga memperkuat terbentuknya La Nina. Saat tekanan atmosfer di wilayah Indonesia dan Australia lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Selatan, pergerakan massa udara dan laut semakin mendukung pendinginan di timur Pasifik. Kombinasi inilah yang membuat La Nina bisa bertahan selama berbulan-bulan, bahkan lebih dari satu tahun pada kasus tertentu.

 

Penutup

 

La Nina, yang dalam bahasa Spanyol berarti Anak Gadis, adalah fenomena alam yang berulang dalam siklus iklim dunia. Meski bisa mendatangkan manfaat, seperti meningkatnya produktivitas perikanan di beberapa wilayah, dampak buruknya juga tidak bisa diabaikan. Di Indonesia, La Nina sering kali identik dengan curah hujan ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Karena itu, pemahaman tentang fenomena ini menjadi penting agar masyarakat dan pemerintah dapat menyiapkan langkah mitigasi sejak dini.