1. Persiapan Bahan Baku
- Bahan
utama: propolis mentah (biasanya berwarna cokelat tua, lengket, dan
bercampur lilin serta kotoran sarang lebah).
- Tujuan tahap ini: menghilangkan kotoran, serangga,
atau potongan kayu yang menempel.
- Langkah:
- Dinginkan
propolis mentah (± −20 °C selama 2–3 jam) agar mudah dihancurkan.
- Hancurkan
menjadi serbuk kasar dengan blender atau mortar.
2. Ekstraksi (Proses Utama)
Tujuan: memisahkan senyawa bioaktif propolis (flavonoid,
fenol, asam aromatik) dari lilin, resin, dan kotoran.
Ada beberapa
metode ekstraksi yang umum digunakan:
a. Ekstraksi
Etanol (metode paling umum)
- Pelarut: Etanol 70–95% (lebih disukai 70% untuk
ekstraksi komponen polar dan nonpolar secara seimbang).
- Rasio
bahan: propolis: etanol = 1:5 atau 1:10 (berat/volume).
- Prosedur:
- Campurkan
propolis serbuk dengan etanol.
- Rendam
selama 3–7 hari dalam wadah tertutup, sambil diaduk setiap hari.
- Setelah selesai, saring menggunakan
kertas saring Whatman atau kain halus.
- Filtrat
(hasil saringan) adalah ekstrak etanol propolis.
- Catatan:
Jika ingin hasil lebih cepat, bisa
gunakan ultrasonic-assisted extraction (UAE) selama 30–60 menit pada
suhu ± 40 °C.
b. Ekstraksi
dengan Pelarut Air (untuk aplikasi makanan/minuman)
- Pelarut:
air panas 60–70 °C.
- Kelebihan: lebih aman untuk konsumsi oral.
- Kekurangan:
tidak mengekstrak komponen nonpolar secara optimal (flavonoid lebih
sedikit).
- Prosedur:
Sama seperti ekstraksi etanol, tetapi gunakan air panas dan waktu ekstraksi 2–3 jam.
c. Ekstraksi Superkritis (Supercritical CO₂ Extraction)
- Pelarut: CO₂ superkritis pada suhu 35–40 °C dan
tekanan 150–300 bar.
- Kelebihan:
tidak meninggalkan residu pelarut, hasil sangat murni, cocok untuk produk
farmasi.
- Kekurangan: biaya alat tinggi dan membutuhkan teknisi
terlatih.
3. Konsentrasi dan Pemurnian
Setelah ekstraksi, pelarut (etanol/air) harus dihilangkan
agar tersisa ekstrak murni.
a. Evaporasi
- Gunakan
rotary evaporator atau pemanas air suhu < 60 °C.
- Tujuan: menguapkan pelarut dan
memperoleh ekstrak kental berwarna cokelat tua.
b. Filtrasi tambahan
- Jika
masih terdapat sisa lilin atau padatan, dapat dilakukan filtrasi dingin
(cold filtration):
- Simpan ekstrak di lemari es (4 °C)
selama 24 jam.
- Lilin akan mengendap, lalu disaring
kembali.
Hasilnya: ekstrak propolis murni (bebas lilin, kaya
senyawa aktif).
4. Formulasi Menjadi Produk Siap Pakai
Ekstrak murni ini
dapat diformulasikan sesuai tujuan penggunaan:
|
Bentuk |
Tujuan |
Contoh Bahan Tambahan |
|
Tingtur propolis |
Obat tetes, antiseptik mulut |
Etanol 70% |
|
Ekstrak kental propolis |
Bahan baku salep, kosmetik |
Beeswax, minyak zaitun |
|
Kapsul propolis kering |
Suplemen oral |
Maltodekstrin, gelatin |
|
Nano-propolis / liposom propolis |
Efektivitas tinggi dalam terapi |
Surfaktan, fosfolipid, sonikasi |
5. Standarisasi dan Uji
Kualitas
Agar propolis siap digunakan secara medis atau terapi,
dilakukan uji mutu:
|
Jenis Uji |
Tujuan |
|
Uji total flavonoid & fenol |
Menilai kadar senyawa aktif |
|
Uji antimikroba / antioksidan |
Mengukur potensi biologis |
|
Uji residu
pelarut (GC/MS) |
Menjamin keamanan konsumsi |
|
Uji toksisitas (LD₅₀) |
Menilai keamanan dosis |
Referensi Ilmiah Terkini
- Bankova,
V. et al. (2022). Propolis: Chemical composition and biological
activity. Phytochemistry Reviews, 21(2), 345–368.
- Salatino, A. & Teixeira, E. W.
(2021). Chemical
diversity of propolis and the problem of standardization. Journal
of Ethnopharmacology, 276, 114171.
- Huang,
S. et al. (2023). Advances in extraction and application of
propolis bioactive compounds. Food Chemistry Advances, 7, 100202.
- Zhao,
Y. et al. (2024). Green extraction of propolis by supercritical CO₂
and its antimicrobial evaluation. Frontiers in Nutrition, 11,
1325509.

