Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Tumbuhan Unik. Show all posts
Showing posts with label Tumbuhan Unik. Show all posts

Friday, 3 October 2025

Keajaiban Benih Bersayap, Tanda Kuasa Allah


Benih bersayap Alsomitra macrocarpa adalah salah satu biji bersayap terbesar di dunia tumbuhan. Ia seakan menjadi bukti betapa Allah Swt. telah merancang ciptaan-Nya dengan penuh kesempurnaan. Bayangkan, di suatu sore cerah di Kebun Raya Bogor, puluhan biji bersayap—berwarna cokelat di tengah dengan sayap putih yang halus—meluncur dari pohon tua yang menjulang tinggi, berputar anggun layaknya pesawat layang mini hingga akhirnya mendarat di tanah. Momen itu bukan hanya indah secara visual, tetapi juga menunjukkan bagaimana prinsip aerodinamika bekerja secara alami untuk membantu tumbuhan menyebarkan generasinya.

 

Allah Swt. berfirman:

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah perbendaharaannya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu." (QS. Al-Hijr [15]: 21)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di alam semesta, termasuk sayap benih Alsomitra, diciptakan dengan ukuran dan keseimbangan yang sempurna.

 


Saat melayang, biji Alsomitra menunjukkan dua pola gerakan. Pertama, gerakan meluncur maju dalam lintasan spiral yang lebar. Kedua, gerakan yang disebut osilasi phugoid—benih sempat terangkat, berhenti sejenak, lalu turun perlahan sebelum kembali berakselerasi untuk terangkat lagi. Bagi para insinyur penerbangan, osilasi ini biasanya dianggap mengganggu stabilitas pesawat. Namun, pada benih Alsomitra, gerakan itu justru memperlambat jatuhnya benih dan memperpanjang waktu mereka melayang di udara. Semakin lama biji berada di udara, semakin besar peluang angin untuk membawa mereka jauh dari pohon induknya.

 

Fenomena ini menjadi pengingat firman Allah Swt.:

"Dialah yang memperjalankan angin sebagai pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan). Hingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan..." (QS. Al-A’raf [7]: 57)

 

Jika angin mampu membawa awan mendatangkan hujan, maka tidaklah sulit bagi Allah untuk menjadikannya sarana bagi biji-biji kecil berpindah ke tempat baru agar tumbuh menjadi kehidupan yang baru pula.

 

Mengapa tumbuhan harus menyebarkan benihnya sejauh mungkin? Jawabannya sederhana: demi kelangsungan hidup. Jika benih jatuh terlalu dekat dengan induknya, mereka akan berebut cahaya, air, dan nutrisi. Selain itu, banyak habitat alami yang bersifat sementara, misalnya celah cahaya di hutan hujan. Tumbuhan yang bisa memanfaatkan hembusan angin akan memiliki peluang lebih besar untuk menemukan tempat tumbuh baru yang sesuai.

 

Rasulullah bersabda:

"Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa dalam setiap ciptaan Allah, ada hikmah dan jalan untuk mempertahankan kehidupan. Demikian pula dengan tumbuhan, Allah menyediakan mekanisme penyebaran benih agar mereka tetap lestari.

 

Ada berbagai strategi yang digunakan tumbuhan untuk memanfaatkan angin dalam menyebarkan bijinya. Pertama adalah strategi “sayap”, seperti pada Alsomitra. Kedua, strategi “parasut” atau bulu halus, sebagaimana kita lihat pada dandelion atau pohon kapuk. Ketiga, strategi biji “debu” yang amat ringan, seperti anggrek yang mampu menembus lautan hingga mendarat di pulau-pulau terpencil.

 

Allah Swt. berfirman:

"Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai; dan kebun-kebun anggur, zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu berbuah dan masaknya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-An’am [6]: 99)

 

Setiap strategi penyebaran benih adalah tanda kebesaran Allah, bahwa tumbuhan tidak diciptakan sia-sia, melainkan bagian dari keseimbangan alam semesta.

 

Keberhasilan penyebaran ini menjelaskan mengapa keluarga tumbuhan seperti anggrek (Orchidaceae) dan bunga matahari (Asteraceae) memiliki ribuan spesies. Dengan menaklukkan angin, mereka mampu menjelajah daratan baru, beradaptasi, dan berevolusi menjadi beragam bentuk kehidupan.

 

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan." (HR. Muslim)

Keindahan cara benih-benih itu melayang adalah bukti dari keindahan ciptaan Allah. Setiap kali kita menyaksikan fenomena alam seperti ini, sejatinya kita sedang diajak untuk bertafakur.

 

Pada akhirnya, Alsomitra macrocarpa bukan hanya sekadar benih bersayap raksasa yang indah dilihat. Ia adalah simbol kecerdikan ciptaan Allah dalam merancang mekanisme penyebaran hidup. Dari Bogor hingga pulau-pulau terpencil di samudra, angin telah menjadi kendaraan setia bagi biji-biji kecil yang ingin menaklukkan dunia.

 

Allah Swt. berfirman:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'." (QS. Ali ‘Imran [3]: 190-191)

 

Maka, melihat benih Alsomitra yang melayang di udara bukan sekadar kekaguman ilmiah, tetapi juga panggilan iman untuk mengingat kebesaran Sang Maha Pencipta Allah Swt.


Video Alsomitra macrocarpa:

https://video.search.yahoo.com/search/video?fr=mcafee&p=Video+Alsomitra+macrocarpa&type=E210US714G0#action=view&id=60&vid=c3bad22499a9e32d50a0534a8eeaf6fa