Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Gaza. Show all posts
Showing posts with label Gaza. Show all posts

Sunday, 22 June 2025

Darurat Gaza! 930 Ribu Anak Kelaparan



Darurat Gaza!  930 Ribu Anak Kelaparan: Dunia Hanya Bisa Menonton

 

Bayangkan dunia di mana anak-anak hanya makan dedaunan dan pakan ternak untuk bertahan hidup. Inilah kenyataan mengerikan yang sedang berlangsung di Gaza hari ini. Sejak pengepungan total diberlakukan pada 2 Maret 2025, lebih dari 2,1 juta penduduk Gaza—termasuk 1,1 juta anak—dikepung kelaparan tanpa akses makanan, obat-obatan, atau bantuan kemanusiaan. Lebih dari 500.000 jiwa kini mengalami malnutrisi akut, sementara ratusan anak telah meninggal karena kelaparan. Krisis ini bukan hanya soal kemanusiaan—ini adalah bencana generasi yang terus memburuk di depan mata dunia.

 

Pada 2 Maret 2025, otoritas memberlakukan pengepungan total. Akibatnya, seluruh bantuan kemanusiaan dilarang masuk ke Gaza. Truk-truk yang membawa makanan, obat-obatan, dan perlengkapan kemanusiaan terhenti dan membusuk di perbatasan. Hingga 12 Mei 2025, organisasi bantuan kemanusiaan seperti World Food Program (WFP) hampir atau sepenuhnya kehabisan persediaan. Saat ini, seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,1 juta jiwa mengalami kekurangan pangan, dan lebih dari 500.000 orang menderita malnutrisi akut.

 

Anak-anak Gaza Kelaparan

Ketahanan pangan sangat mendesak bagi anak-anak dan ibu menyusui. Dari 1,1 juta anak yang tinggal di Jalur Gaza, sembilan dari sepuluh mengalami kemiskinan pangan ekstrem, menurut Save the Children. Per 5 Juni 2025, sebanyak 2.700 anak di bawah usia 5 tahun mengalami malnutrisi akut berat (Severe Acute Malnutrition/SAM). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 15,6% anak Gaza di bawah usia 2 tahun mengalami malnutrisi akut. Angka ini meningkat tajam dibandingkan hanya 0,08% sebelum konflik terakhir.

 

Akibat blokade pangan, banyak keluarga hanya makan dua kali atau kurang per hari, dengan makanan bernilai gizi sangat rendah—sering kali berupa pakan ternak dan dedaunan. Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan 57 anak telah meninggal akibat kelaparan sejak Maret tahun ini. Angka ini kemungkinan masih di bawah kenyataan. Penilaian dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang didukung PBB menyatakan bahwa 93% anak Gaza—sekitar 930.000 anak—berisiko terkena kelaparan.

 

Penyakit dan Malnutrisi di Gaza

Malnutrisi berdampak serius pada pertumbuhan anak karena tubuh mereka belum mampu melawan penyakit atau pulih dari cedera tanpa asupan gizi yang memadai. Asupan gizi yang buruk melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menghambat penyerapan nutrisi, sehingga anak-anak lebih rentan terhadap diare, pneumonia, dan campak, menurut WHO. Untuk sembuh dari penyakit, anak-anak justru memerlukan lebih banyak makanan—sesuatu yang tidak tersedia di Gaza saat ini. Hal ini menciptakan lingkaran kelaparan yang kejam. Malnutrisi pada masa anak-anak berdampak seumur hidup: menghambat pertumbuhan, mengganggu perkembangan kognitif, dan pada akhirnya menurunkan kesejahteraan suatu generasi. Akibatnya, satu generasi terancam terjebak dalam kemiskinan permanen.

 

Dampak terhadap Ibu Menyusui dan Ibu Hamil

Hingga musim semi 2025, diperkirakan sebanyak 17.000 ibu di Gaza berisiko mengalami malnutrisi akut dan membutuhkan pengobatan dalam setahun mendatang, menurut WHO. Ibu menyusui membutuhkan gizi yang cukup untuk dapat menghasilkan ASI bagi bayi mereka. ASI adalah satu-satunya sumber gizi bagi bayi di bawah enam bulan. Tanpa asupan gizi yang cukup pada ibu, bayi tidak dapat memperoleh ASI yang dibutuhkan untuk membangun kekebalan terhadap penyakit dan infeksi. Akibatnya, malnutrisi di Gaza semakin parah.

 

Penanganan Malnutrisi Anak di Gaza

Sejak pengepungan dimulai pada 2 Mei, pasokan medis semakin langka. Tidak ada makanan, obat-obatan, maupun bahan bakar yang masuk ke Jalur Gaza selama 10 minggu terakhir. United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) telah kehabisan tepung dan paket makanan siap saji. Persediaan medis mereka hanya tersisa sepertiga. Sembilan belas pusat perawatan malnutrisi WHO hanya memiliki persediaan untuk menangani 500 anak dengan malnutrisi akut—hanya sebagian kecil dari total 70.000 anak Gaza yang membutuhkan perawatan segera. Meski langka, solusi tetap ada untuk mengatasi malnutrisi di Gaza.

 

Sepanjang tahun 2024, WFP telah menyalurkan 10 juta porsi makanan siap saji di seluruh Gaza, sebagian besar untuk anak-anak. Paket bantuan berisi kacang-kacangan, produk berbasis gandum, biji-bijian, minyak nabati, biskuit energi, dan garam telah disalurkan ke keluarga-keluarga Gaza. Paket ini sangat penting untuk mencegah malnutrisi.

 

Salah satu solusi penting adalah Ready-to-Use Therapeutic Food (RUTF), pasta padat gizi yang diberikan kepada anak-anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun yang mengalami malnutrisi. UNICEF bertanggung jawab atas distribusi RUTF di Gaza. RUTF merupakan pasta berbahan dasar lemak yang terbuat dari kacang tanah, gula, susu bubuk, minyak, serta vitamin dan mineral penting. Formulasi berbasis lemak ini memudahkan penyerapan nutrisi. Tergantung pada tingkat keparahan, anak-anak diberikan beberapa sachet RUTF per hari. Produk ini siap saji dan dapat dikonsumsi di rumah, menjadikannya sangat efektif untuk penyembuhan malnutrisi, dengan tingkat keberhasilan hingga 90% dalam menyembuhkan anak dari malnutrisi akut berat. Pada tahun 2024, UNICEF telah mengirimkan 1.500 kotak RUTF ke Gaza bagian utara.

 

Segera setelah blokade dicabut, tersedia cukup makanan untuk memberi makan satu juta anak selama empat bulan. Perawatan sangat mungkin dilakukan—yang dibutuhkan hanyalah akses.


Kesimpulan Menantang

Dunia saat ini sedang diuji oleh tragedi terbesar abad ini: 930 ribu anak Gaza terjebak dalam kelaparan, sementara jutaan mata hanya menonton tanpa daya. Anak-anak yang seharusnya berlari di lapangan kini terbaring lemah karena perut kosong, ibu menyusui tak mampu memberi ASI karena tubuhnya pun kekurangan gizi, dan satu generasi dipaksa mewarisi luka kemanusiaan yang tak terhapuskan. Pertanyaannya sederhana, tapi mengguncang nurani: sampai kapan dunia akan diam, membiarkan anak-anak mati perlahan karena lapar, ketika solusi sebenarnya ada di depan mata—akses bantuan yang sengaja ditutup?


Jika dunia gagal membuka blokade dan membiarkan Gaza tenggelam dalam kelaparan, maka sejarah tidak hanya akan mencatat tragedi ini sebagai genosida generasi, tetapi juga sebagai pengkhianatan terbesar umat manusia terhadap hati nuraninya sendiri.

 

SUMBER:

Helen Cusick. Malnutrition in Gaza: An overview. 19 Juni 2025. https://borgenproject.org/blog/.