Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Total Factor Productivity. Show all posts
Showing posts with label Total Factor Productivity. Show all posts

Monday, 1 December 2025

Terungkap! 10 Negara dengan TFP Pertanian Tertinggi Dunia—Indonesia Mengejutkan di Peringkat Keenam!

 

Analisis Global Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian: Peringkat Sepuluh Negara Teratas dan Posisi Indonesia

 

ABSTRAK

 

Total Factor Productivity (TFP) merupakan indikator penting dalam menilai efisiensi sektor pertanian global. Artikel ini membahas peringkat TFP dari sepuluh negara berdasarkan data USDA (2022–2023) serta menguraikan konsep TFP, komponen penentu, dan relevansinya bagi perumusan kebijakan ketahanan pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Arab Saudi menempati posisi pertama dengan indeks TFP tertinggi, diikuti Kazakhstan dan Tiongkok, sementara Indonesia berada pada peringkat keenam. Temuan ini memberikan gambaran mengenai posisi daya saing pertanian Indonesia dalam konteks global dan implikasinya terhadap kebutuhan penguatan teknologi serta inovasi pertanian.

 

PENDAHULUAN

 

Produktivitas pertanian global semakin krusial di tengah peningkatan populasi dunia, tantangan perubahan iklim, serta penurunan kualitas dan ketersediaan sumber daya alam. Dalam konteks tersebut, Total Factor Productivity (TFP) digunakan sebagai indikator komprehensif untuk mengukur kemampuan sektor pertanian menghasilkan output tanpa adanya peningkatan input secara proporsional (Fuglie, 2018). Tidak seperti indikator produktivitas parsial yang hanya menilai kontribusi satu faktor input, TFP memberikan gambaran menyeluruh mengenai efisiensi, tingkat adopsi teknologi, dan inovasi dalam sistem produksi pertanian. Artikel ini mengulas peringkat negara-negara dengan TFP tertinggi di dunia dan menganalisis posisi Indonesia dalam dinamika pertanian global.

 

METODE

 

Data TFP diperoleh dari publikasi USDA Economic Research Service (ERS) tahun 2022, yang menyediakan indeks produktivitas pertanian lintas negara berdasarkan pendekatan ekonomi makro. Analisis dilakukan secara deskriptif melalui penyusunan tabel komparatif antarnegara, visualisasi grafik indeks TFP, serta peninjauan nilai produksi komoditas utama. Kajian literatur terkait teori fungsi produksi Cobb–Douglas digunakan untuk menjelaskan konsep dasar dan mekanisme penghitungan TFP (Coelli et al., 2005). Pendekatan ini memungkinkan identifikasi faktor determinan yang berpengaruh terhadap variasi TFP antarnegara.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

1. Peringkat 10 Negara dengan TFP Pertanian Tertinggi

Analisis data USDA menunjukkan bahwa Arab Saudi menempati peringkat pertama TFP pertanian global, disusul Kazakhstan, Tiongkok, Rusia, dan India. Indonesia berada pada peringkat keenam, di atas Australia, Amerika Serikat, Brazil, dan Uni Eropa. Tabel komparatif dan grafik visualisasi yang telah ditampilkan menunjukkan perbedaan signifikan dalam capaian TFP antarnegara, mencerminkan variasi teknologi, intensifikasi produksi, dan efektivitas pengelolaan input.

 

2. Konsep dan Pengukuran TFP

Secara teoritis, TFP dihitung menggunakan fungsi produksi Cobb–Douglas yang dirumuskan sebagai:

Y=A×Lα×Kβ

di mana Y adalah output pertanian, L tenaga kerja, K modal produksi, dan A merupakan TFP sebagai indikator teknologi serta efisiensi (Hayami & Ruttan, 1985).

TFP meningkat ketika output bertambah tanpa peningkatan input yang sebanding. Kondisi ini umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kemajuan teknologi seperti penggunaan benih unggul, mekanisasi, dan sistem irigasi modern; perbaikan kualitas sumber daya alam; peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan dan penyuluhan; ketersediaan infrastruktur pendukung; serta kebijakan pemerintah yang mendorong inovasi dan investasi riset pertanian (Fuglie, 2018). Dengan demikian, TFP tidak hanya mencerminkan efisiensi teknis, tetapi juga akumulasi pengetahuan dan inovasi yang diterapkan di sektor pertanian.

 

3. Analisis Tiap Negara

 

Indeks Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian

 

No

Negara

Produksi Utama

Produksi 2023 (Juta Ton)

Indeks TFP (USDA 2022)

1

Saudi Arabia

Pertanian Vertikal

-

175.382

2

Kazakstan

Gandum, Bijian

-

131.592

3

Tiongkok

Beras, Gandum, Telur

1,6 milyar (Beras dan Gandum), 64% (telur global)

113.777

4

Rusia

Gandum, barley

11% (Gandum global)

113.150

5

India

Gandum, beras, susu sapi

127 (susu sapi), 26% (Beras dan gandum global)

112.342

6

Indonesia

Minyak sawit, kakao, kopi

409 (Minyak Sawit)

107.352

7

Australia

Gandum, daging sapi

-

103.689

8

Amerika Serikat

Jagung, susu sapi, daging

103 (susu sapi). 1,2 miliar (daging)

100.609

9

Brazil

Minyak sawit, kedelai, tebu

409 (Sawit), 39% (tebu global)

96.594

10

Uni Eropa

Susu sapi, gula bit

34 (Jerman susu sapi), 188 (Gula bit)

-

 

Arab Saudi – Peringkat 1

Peringkat tertinggi Arab Saudi dipengaruhi oleh transformasi besar dalam sistem produksi melalui teknologi pertanian vertikal, hidroponik, dan urban farming berstandar tinggi. Teknologi ini memungkinkan produksi intensif di wilayah kering yang sebelumnya tidak produktif.

 

Kazakhstan – Peringkat 2

Kazakhstan menunjukkan efisiensi tinggi melalui produksi bijian skala besar di lahan luas yang didukung mekanisasi modern dan efisiensi logistik, sehingga meningkatkan TFP meski dengan input relatif terbatas.

 

Tiongkok – Peringkat 3

Tiongkok mengandalkan intensifikasi teknologi—mulai dari varietas unggul, sistem irigasi presisi, hingga integrasi digital farming—yang berkontribusi pada tingginya TFP. Namun, keterbatasan lahan subur tetap menjadi tantangan struktural.

 

Indonesia – Peringkat 6

Posisi keenam Indonesia dicapai melalui keunggulan komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, dan kakao, serta meningkatnya adopsi teknologi dan manajemen lahan dalam dekade terakhir. Meskipun demikian, TFP Indonesia masih tertinggal dari negara-negara yang menerapkan teknologi canggih secara luas, sehingga peningkatan efisiensi produksi, digitalisasi pertanian, serta penguatan hilirisasi menjadi kebutuhan strategis untuk mendorong TFP ke level yang lebih tinggi.

 

KESIMPULAN

Studi ini menunjukkan bahwa Arab Saudi menempati posisi tertinggi dalam TFP pertanian global, disusul Kazakhstan dan Tiongkok. Indonesia berada pada peringkat keenam, menandakan performa pertanian yang cukup baik namun masih memiliki ruang peningkatan terutama dalam aspek teknologi, mekanisasi, digitalisasi, riset benih, dan penguatan infrastruktur. TFP terbukti menjadi indikator penting dalam menganalisis efisiensi, inovasi, dan daya saing sektor pertanian, sekaligus menjadi dasar bagi perumusan kebijakan strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

 

Daftar Pustaka

  • Coelli, T., Rao, D. S. P., O’Donnell, C., & Battese, G. (2005). An Introduction to Efficiency and Productivity Analysis. Springer.
  • Fuglie, K. (2018). R&D Capital, R&D Spillovers, and Productivity Growth in World Agriculture. Applied Economic Perspectives and Policy.
  • Hayami, Y., & Ruttan, V. (1985). Agricultural Development: An International Perspective. Johns Hopkins University Press.
  • USDA Economic Research Service. (2022). International Agricultural Productivity.
#TFP 
#PertanianGlobal 
#DataUSDA 
#ProduktivitasNegara 
#PertanianIndonesia

Thursday, 27 November 2025

Indonesia’s Agricultural Rise: The Hidden Global Power Shifting 21st-Century Food Security and Productivity Rankings

 

Global Agricultural Performance and Indonesia’s Strategic Position in the 21st Century

 

Pudjiatmoko

Member of the Nanotechnology Technical Committee, National Standardization Agency, Indonesia

 

ABSTRACT

 

The global agricultural sector is experiencing rapid transformation driven by technological innovation, climate variability, demographic change, and evolving agrarian policies. Using recent data from the Food and Agriculture Organization (FAO) and the United States Department of Agriculture (USDA), this article examines the performance of leading agricultural countries and highlights the growing significance of Indonesia in the global food system. Particular emphasis is placed on Total Factor Productivity (TFP) as a critical indicator for assessing long-term agricultural efficiency and competitiveness. The analysis demonstrates that countries with high TFP—including Saudi Arabia and Kazakhstan—are able to achieve substantial productivity gains without proportional increases in land, labor, or other inputs. The article concludes by outlining policy implications for strengthening Indonesia’s agricultural resilience and innovation capacity.

Keywords: Global agriculture, Total Factor Productivity (TFP), agricultural efficiency, food security, technological innovation, climate resilience, Indonesia agriculture, productivity growth.

 

1. INTRODUCTION

 

Agriculture remains a foundational sector for global food security, rural development, and economic stability. In recent decades, the sector has undergone profound changes driven by technological advancement, climate pressures, and increasing demand for sustainable production systems (FAO, 2017). As a result, evaluating agricultural performance requires not only an assessment of production volume but also a focus on efficiency, innovation, and environmental sustainability.

Total Factor Productivity (TFP), widely used in agricultural economics, provides a comprehensive measure of productivity gains attributable to technological progress, management improvements, and structural transformation (Fuglie, 2019). TFP has become essential for comparing agricultural performance across countries and for understanding long-term growth patterns in the global food system.

This paper analyzes countries with the most advanced agricultural sectors, drawing on FAO and USDA datasets. It also examines Indonesia’s position within this landscape, emphasizing the country’s potential to strengthen agricultural competitiveness through technological adoption and efficiency improvements.

 

2. GLOBAL AGRICULTURAL PERFORMANCE

 

Table 1 presents the top 10 countries based on the agricultural Total Factor Productivity (TFP) index, 2022 (USDA ERS International Agricultural Productivity dataset, 2015 base = 100).


Table 1. Top 10 Countries by Agricultural Sector

Country

Main Production

2023 Production (Million Tons)

USDA TFP Index 2022

United States

Corn, cow milk, meat

103 (milk), 1.21 billion (corn)

100.609

China

Rice, wheat, eggs

1.6 billion (rice & wheat), 64% (global eggs)

113.777

Brazil

Palm oil, soybean, sugarcane

409 (palm oil), 39% (global sugarcane)

96.594

India

Wheat, rice, cow milk

127 (milk), 26% (global rice & wheat)

112.342

European Union

Cow milk, sugar beet

34 (Germany milk), 188 (sugar beet)

107.352

Indonesia

Palm oil, cocoa, coffee

409 (palm oil)

107.352

Australia

Wheat, beef

199 (global wheat)

110.689

Russia

Wheat, barley

11% (global wheat)

113.150

Saudi Arabia

Vertical farming

-

175.382

Kazakhstan

Wheat, grains

131.592

 

2.1 United States

The United States is globally recognized for its high agricultural output and advanced input-use efficiency. In 2023, the U.S. produced 103 million tons of cow’s milk and accounted for 42% of global corn output (FAO, 2024). High productivity levels are sustained through precision farming, biotechnology, and large-scale mechanization.


2.2 China

China remains the world’s largest producer of rice, wheat, and eggs. Its 2023 cereal production exceeded 1.6 billion tons, supported by extensive irrigation systems, hybrid varieties, and state-led agricultural modernization (Huang et al., 2021). Despite limited land resources, China has maintained strong productivity growth through continuous technological improvements.


2.3 Brazil

Brazil is a major global supplier of soybean, sugarcane, and livestock products. Its agribusiness strength stems from land expansion, investment in mechanized farming, and the development of high-yield crop varieties (da Silva & de Souza, 2020). The country accounted for 39% of global sugarcane production in 2023.


2.4 India

India dominates global dairy production, with output reaching 127 million tons in 2023. Wheat and rice production also contribute significantly to global supply. Productivity increases are closely linked to improvements in irrigation efficiency and the adoption of high-yielding seeds (Pingali, 2012).


2.5 European Union

The European Union maintains a highly efficient agricultural system supported by strong regulatory frameworks and advanced production technologies. Germany, France, and the Netherlands play central roles, with the EU producing 188 million tons of sugar beet in 2023 (European Commission, 2023).


2.6 Indonesia

Indonesia is the world’s leading producer of palm oil and an important exporter of cocoa and coffee. In 2023, the country’s palm oil production reached approximately 409 million tons. Agricultural modernization programs—including digital agriculture and mechanization—have contributed to improved productivity (Ministry of Agriculture Republic of Indonesia, 2023).


2.7 Australia

Australia’s agricultural sector excels despite its arid environment. Its success is supported by innovations in dryland agriculture, water-efficient irrigation, and climate-smart technologies (Mallawaarachchi & Foster, 2021).


2.8 Russia

Russia is the world’s largest wheat exporter, capturing 11% of global supply in 2023. Its competitive advantage stems from extensive arable land and significant investment in cereal production and export infrastructure (Rylko & Jolly, 2005).

 

3. TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) AND AGRICULTURAL EFFICIENCY


TFP offers a comprehensive measure of agricultural efficiency by quantifying improvements that arise not from additional inputs but from innovation, technological adoption, and better management practices (Fuglie & Rada, 2013). Countries with high TFP are capable of producing more with the same or fewer resources—an essential characteristic for achieving sustainable food systems.

Saudi Arabia and Kazakhstan are notable examples. Saudi Arabia’s TFP index reached 175.38 in 2022, driven by large-scale investments in vertical farming, controlled-environment agriculture, and advanced irrigation systems (USDA, 2022). Kazakhstan, with a TFP index of 131.59, has emerged as a regional leader in sustainable grain production, supported by vast land availability and improved production technologies.

TFP is widely recognized as a key indicator for long-term agricultural resilience. High TFP growth correlates with stronger food system stability, lower environmental pressure, and enhanced competitiveness (IFPRI, 2019; FAO, 2010).

 

4. DISCUSSION: INDONESIA’S STRATEGIC POSITION

 

Indonesia’s agricultural sector has continued to grow through expansion of mechanization, digitalization programs, and improvements in supply chain efficiency. However, Indonesia’s long-term competitiveness will increasingly depend on its ability to enhance TFP through intensified research, innovation, and private-sector participation in agricultural development.

Given that returns on investment in agricultural R&D range between 30% and 75% (Alston et al., 2020), increasing national investment in research institutions and innovation ecosystems is critical. Policies that strengthen intellectual property rights—while ensuring accessibility for smallholder farmers—are essential to promoting a sustainable, inclusive agricultural innovation system.

Indonesia’s strong performance in palm oil and cocoa demonstrates significant global relevance, yet diversification into high-value crops and advanced technologies will be necessary to maintain growth under increasing climate and market pressures.

 

5. CONCLUSION


Agricultural competitiveness in the 21st century is shaped not merely by land availability or input intensity but by technological capability, innovation, and resource-use efficiency. Countries such as the United States, China, Brazil, and the European Union continue to lead in production and innovation, while Saudi Arabia and Kazakhstan demonstrate the transformative impact of high TFP.

Indonesia’s position as a global agricultural player is strengthening, particularly in palm oil, cocoa, and coffee production. To sustain long-term growth, Indonesia must prioritize TFP enhancement through investment in agricultural R&D, digitalization, mechanization, and environmentally sustainable practices. Strengthening these areas will enable Indonesia to secure a more resilient and competitive agricultural future.

 

REFERENCES

 

1.Alston, J. M., Andersen, M. A., James, J. S., & Pardey, G. P. (2020). The economics of agricultural R&D. Annual Review of Resource Economics, 12, 1–24.

2.da Silva, J. V., & de Souza, M. A. (2020). Technological advances in Brazilian agriculture. Journal of Agribusiness and Rural Development, 55(4), 455–468.

3. European Commission. (2023). EU agricultural markets annual report. Brussels: Directorate-General for Agriculture.

4.FAO. (2010). Agricultural productivity and sustainability indicators. Rome: Food and Agriculture Organization.

5. FAO. (2017). The future of food and agriculture: Trends and challenges. Rome: Food and Agriculture Organization.

6. FAO. (2024). FAOSTAT statistical database. Food and Agriculture Organization.

7.Fuglie, K. O. (2019). Total factor productivity in global agriculture. Applied Economic Perspectives and Policy, 41(4), 611–628.

8.Fuglie, K., & Rada, N. (2013). Resources, policies, and agricultural productivity in sub-Saharan Africa. USDA Economic Research Report No. 145.

9.Huang, J., Wang, X., & Rozelle, S. (2021). China’s agricultural modernization. Food Policy, 103, 102–115.

10. IFPRI. (2019). Global food policy report 2019. International Food Policy Research Institute.

11.Mallawaarachchi, T., & Foster, A. (2021). Climate resilience in Australian agriculture. Australian Journal of Agricultural and Resource Economics, 65(3), 437–456.

12.Ministry of Agriculture Republic of Indonesia. (2023). Annual agricultural performance report. Jakarta: Government of Indonesia.

13.Pingali, P. (2012). Green Revolution: Impacts, limits, and the path ahead. Proceedings of the National Academy of Sciences, 109(31), 12302–12308.

14.Rylko, D., & Jolly, R. (2005). Russia’s grain economy: Changes and challenges. Food Policy, 30(3), 253–268.

15.USDA. (2022). International agricultural productivity database. United States Department of Agriculture.


#Agriculture 

#TFP 

#Indonesia 

#FoodSecurity 

#Innovation

Thursday, 27 February 2025

Terungkap! 10 Negara dengan TFP Pertanian Tertinggi di Dunia — Indonesia Peringkat Berapa?

 



Indeks Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian


No

Negara

Produksi Utama

Produksi 2023 (Juta Ton)

Indeks TFP (USDA 2022)

1

Saudi Arabia

Pertanian Vertikal

-

175.382

2

Kazakstan

Gandum, Bijian

-

131.592

3

Tiongkok

Beras, Gandum, Telur

1,6 milyar (Beras dan Gandum), 64% (telur global)

113.777

4

Rusia

Gandum, barley

11% (Gandum global)

113.150

5

India

Gandum, beras, susu sapi

127 (susu sapi), 26% (Beras dan gandum global)

112.342

6

Indonesia

Minyak sawit, kakao, kopi

409 (Minyak Sawit)

107.352

7

Australia

Gandum, daging sapi

-

103.689

8

Amerika Serikat

Jagung, susu sapi, daging

103 (susu sapi). 1,2 miliar (daging)

100.609

9

Brazil

Minyak sawit, kedelai, tebu

409 (Sawit), 39% (tebu global)

96.594

10

Uni Eropa

Susu sapi, gula bit

34 (Jerman susu sapi), 188 (Gula bit)

-

 

Indeks Total Factor Productivity (TFP) adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi (seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku) dalam menghasilkan output di suatu sektor, termasuk sektor pertanian. TFP menghitung perubahan output yang tidak dapat dijelaskan oleh peningkatan jumlah faktor produksi, sehingga dapat dianggap sebagai ukuran dari kemajuan teknologi, peningkatan efisiensi, atau inovasi dalam proses produksi.

 

Konsep TFP dalam Sektor Pertanian

 

Di sektor pertanian, TFP mengukur seberapa efisien sektor tersebut dalam menggunakan input untuk menghasilkan produk pertanian. Sektor pertanian sangat bergantung pada faktor-faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, modal, pupuk, dan teknologi. TFP yang tinggi menunjukkan bahwa sektor pertanian dapat menghasilkan lebih banyak produk dengan jumlah input yang lebih sedikit, yang mencerminkan peningkatan teknologi atau efisiensi.

 

Penghitungan TFP

 

Untuk menghitung TFP, kita biasanya menggunakan metode proyeksi atau fungsi produksi yang menggabungkan input dan output sektor pertanian. Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah dengan menggabungkan fungsi produksi Cobb-Douglas, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

Y=A×Lα×Kβ

 

Di mana:

  • Y = output (misalnya nilai produk pertanian)

  • L = tenaga kerja

  • K = modal (misalnya mesin, alat, pupuk, dll.)

  • A = teknologi atau faktor yang memengaruhi efisiensi (yang merupakan TFP)

  • α adalah elastisitas output terhadap tenaga kerja (biasanya diestimasi berdasarkan data)

  • β adalah elastisitas output terhadap modal (biasanya diestimasi berdasarkan data)

 

Pada persamaan Cobb Douglas jumlah dari elastisitas faktor input dapat menunjukkan tingkat tambahan hasil dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika α + β = 1 terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi, (Constant return to scale)

b. Jika α + β > 1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi, (Increasing return to scale).

c. Jika α + β <1 terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi, (Decreasing return to scale).

 

Indeks TFP dihitung berdasarkan perubahan dalam output yang tidak dijelaskan oleh perubahan dalam input. Secara matematis, perubahan TFP dapat dihitung dengan menggunakan persentase perubahan dalam output yang tidak dijelaskan oleh perubahan dalam input.

 

Faktor yang Memengaruhi TFP Sektor Pertanian

 

1.Kemajuan Teknologi

Inovasi dalam teknik pertanian, seperti penggunaan benih unggul, teknologi irigasi, atau mesin pertanian, dapat meningkatkan hasil produksi tanpa menambah jumlah input yang signifikan.

2.Perubahan dalam Sumber Daya Alam

Misalnya, perubahan dalam kualitas tanah, penggunaan air, atau pemanfaatan sumber daya alam lainnya dapat mempengaruhi produktivitas.

3.Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja

Pendidikan dan pelatihan untuk petani atau tenaga kerja di sektor pertanian dapat meningkatkan efisiensi mereka dalam menggunakan input.

4.Akses ke Infrastruktur

Akses ke infrastruktur yang lebih baik, seperti jalan, fasilitas penyimpanan, dan sistem distribusi, juga dapat meningkatkan efisiensi produksi.

5.Kebijakan Pemerintah

Kebijakan yang mendukung sektor pertanian, seperti subsidi atau investasi dalam penelitian dan pengembangan, dapat mendorong pertumbuhan TFP.

 

Peran TFP dalam Kebijakan Pertanian

 

Indeks TFP sangat berguna dalam mengevaluasi dan merencanakan kebijakan pertanian. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi TFP, pemerintah dapat merancang kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor pertanian. Selain itu, analisis TFP juga dapat membantu mengidentifikasi potensi kesenjangan dalam penggunaan teknologi atau sumber daya yang perlu diatasi untuk meningkatkan produktivitas.

 

Secara keseluruhan, TFP sektor pertanian mencerminkan tidak hanya perkembangan teknologi tetapi juga efisiensi dalam mengelola sumber daya. Dengan memonitor TFP, kita bisa menilai apakah sektor pertanian berkembang dengan baik atau apakah ada tantangan besar yang harus diatasi untuk mencapainya.

#TFP
#Pertanian
#Produktivitas
#DataUSDA
#AgricultureEfficiency