Analisis
Global Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian: Peringkat Sepuluh
Negara Teratas dan Posisi Indonesia
ABSTRAK
Total
Factor Productivity (TFP) merupakan indikator penting dalam menilai efisiensi
sektor pertanian global. Artikel ini membahas peringkat TFP dari sepuluh negara
berdasarkan data USDA (2022–2023) serta menguraikan konsep TFP, komponen
penentu, dan relevansinya bagi perumusan kebijakan ketahanan pangan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa Arab Saudi menempati posisi pertama dengan indeks
TFP tertinggi, diikuti Kazakhstan dan Tiongkok, sementara Indonesia berada pada
peringkat keenam. Temuan ini memberikan
gambaran mengenai posisi daya saing pertanian Indonesia dalam konteks global
dan implikasinya terhadap kebutuhan penguatan teknologi serta inovasi
pertanian.
PENDAHULUAN
Produktivitas
pertanian global semakin krusial di tengah peningkatan populasi dunia,
tantangan perubahan iklim, serta penurunan kualitas dan ketersediaan sumber
daya alam. Dalam konteks tersebut, Total Factor Productivity (TFP) digunakan
sebagai indikator komprehensif untuk mengukur kemampuan sektor pertanian
menghasilkan output tanpa adanya peningkatan input secara proporsional (Fuglie,
2018). Tidak seperti indikator produktivitas parsial yang hanya menilai
kontribusi satu faktor input, TFP memberikan gambaran menyeluruh mengenai
efisiensi, tingkat adopsi teknologi, dan inovasi dalam sistem produksi
pertanian. Artikel ini mengulas peringkat negara-negara dengan TFP tertinggi di
dunia dan menganalisis posisi Indonesia dalam dinamika pertanian global.
METODE
Data
TFP diperoleh dari publikasi USDA Economic Research Service (ERS) tahun 2022,
yang menyediakan indeks produktivitas pertanian lintas negara berdasarkan
pendekatan ekonomi makro. Analisis dilakukan secara deskriptif melalui
penyusunan tabel komparatif antarnegara, visualisasi grafik indeks TFP, serta
peninjauan nilai produksi komoditas utama. Kajian literatur terkait teori
fungsi produksi Cobb–Douglas digunakan untuk menjelaskan konsep dasar dan
mekanisme penghitungan TFP (Coelli et al., 2005). Pendekatan ini
memungkinkan identifikasi faktor determinan yang berpengaruh terhadap variasi
TFP antarnegara.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Peringkat 10 Negara dengan TFP Pertanian Tertinggi
Analisis
data USDA menunjukkan bahwa Arab Saudi menempati peringkat pertama TFP
pertanian global, disusul Kazakhstan, Tiongkok, Rusia, dan India. Indonesia berada pada peringkat keenam, di atas
Australia, Amerika Serikat, Brazil, dan Uni Eropa. Tabel komparatif dan grafik
visualisasi yang telah ditampilkan menunjukkan perbedaan signifikan dalam
capaian TFP antarnegara, mencerminkan variasi teknologi, intensifikasi
produksi, dan efektivitas pengelolaan input.
2.
Konsep dan Pengukuran TFP
Secara
teoritis, TFP dihitung menggunakan fungsi produksi Cobb–Douglas yang dirumuskan
sebagai:
Y=A×Lα×Kβ
di
mana Y adalah output pertanian, L tenaga kerja, K modal
produksi, dan A merupakan TFP sebagai indikator teknologi serta
efisiensi (Hayami & Ruttan, 1985).
TFP
meningkat ketika output bertambah tanpa peningkatan input yang sebanding.
Kondisi ini umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kemajuan
teknologi seperti penggunaan benih unggul, mekanisasi, dan sistem irigasi
modern; perbaikan kualitas sumber daya alam; peningkatan keterampilan tenaga
kerja melalui pendidikan dan penyuluhan; ketersediaan infrastruktur pendukung;
serta kebijakan pemerintah yang mendorong inovasi dan investasi riset pertanian
(Fuglie, 2018). Dengan demikian, TFP tidak hanya mencerminkan efisiensi teknis,
tetapi juga akumulasi pengetahuan dan inovasi yang diterapkan di sektor
pertanian.
3.
Analisis Tiap Negara
Indeks
Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian
|
No |
Negara |
Produksi
Utama |
Produksi
2023 (Juta Ton) |
Indeks
TFP (USDA 2022) |
|
1 |
Saudi
Arabia |
Pertanian
Vertikal |
- |
175.382 |
|
2 |
Kazakstan |
Gandum,
Bijian |
- |
131.592 |
|
3 |
Tiongkok |
Beras,
Gandum, Telur |
1,6
milyar (Beras dan Gandum), 64% (telur global) |
113.777 |
|
4 |
Rusia |
Gandum,
barley |
11%
(Gandum global) |
113.150 |
|
5 |
India |
Gandum,
beras, susu sapi |
127
(susu sapi), 26% (Beras dan gandum global) |
112.342 |
|
6 |
Indonesia |
Minyak
sawit, kakao, kopi |
409
(Minyak Sawit) |
107.352 |
|
7 |
Australia |
Gandum,
daging sapi |
- |
103.689 |
|
8 |
Amerika
Serikat |
Jagung,
susu sapi, daging |
103
(susu sapi). 1,2 miliar (daging) |
100.609 |
|
9 |
Brazil |
Minyak
sawit, kedelai, tebu |
409
(Sawit), 39% (tebu global) |
96.594 |
|
10 |
Uni
Eropa |
Susu
sapi, gula bit |
34
(Jerman susu sapi), 188 (Gula bit) |
- |
Arab
Saudi – Peringkat 1
Peringkat
tertinggi Arab Saudi dipengaruhi oleh transformasi besar dalam sistem produksi
melalui teknologi pertanian vertikal, hidroponik, dan urban farming berstandar
tinggi. Teknologi ini memungkinkan produksi intensif di wilayah kering yang
sebelumnya tidak produktif.
Kazakhstan
– Peringkat 2
Kazakhstan
menunjukkan efisiensi tinggi melalui produksi bijian skala besar di lahan luas
yang didukung mekanisasi modern dan efisiensi logistik, sehingga meningkatkan
TFP meski dengan input relatif terbatas.
Tiongkok
– Peringkat 3
Tiongkok
mengandalkan intensifikasi teknologi—mulai dari varietas unggul, sistem irigasi
presisi, hingga integrasi digital farming—yang berkontribusi pada tingginya
TFP. Namun, keterbatasan lahan subur tetap menjadi tantangan struktural.
Indonesia
– Peringkat 6
Posisi
keenam Indonesia dicapai melalui keunggulan komoditas perkebunan seperti kelapa
sawit, kopi, dan kakao, serta meningkatnya adopsi teknologi dan manajemen lahan
dalam dekade terakhir. Meskipun demikian, TFP Indonesia masih tertinggal dari
negara-negara yang menerapkan teknologi canggih secara luas, sehingga
peningkatan efisiensi produksi, digitalisasi pertanian, serta penguatan
hilirisasi menjadi kebutuhan strategis untuk mendorong TFP ke level yang lebih
tinggi.
KESIMPULAN
Studi
ini menunjukkan bahwa Arab Saudi menempati posisi tertinggi dalam TFP pertanian
global, disusul Kazakhstan dan Tiongkok. Indonesia berada pada peringkat
keenam, menandakan performa pertanian yang cukup baik namun masih memiliki
ruang peningkatan terutama dalam aspek teknologi, mekanisasi, digitalisasi,
riset benih, dan penguatan infrastruktur. TFP terbukti menjadi indikator
penting dalam menganalisis efisiensi, inovasi, dan daya saing sektor pertanian,
sekaligus menjadi dasar bagi perumusan kebijakan strategis untuk memperkuat
ketahanan pangan nasional.
Daftar
Pustaka
- Coelli, T., Rao, D. S. P.,
O’Donnell, C., & Battese, G. (2005). An Introduction to Efficiency
and Productivity Analysis. Springer.
- Fuglie, K. (2018). R&D
Capital, R&D Spillovers, and Productivity Growth in World Agriculture.
Applied Economic Perspectives and Policy.
- Hayami, Y., & Ruttan, V.
(1985). Agricultural Development: An International Perspective.
Johns Hopkins University Press.
- USDA Economic Research
Service. (2022). International Agricultural Productivity.

