Pengaruh
ekstrak etanol propolis sebagai pengganti antibiotik pemacu pertumbuhan
terhadap performa, biokimia serum, dan respons imun ayam pedaging.
ABSTRAK
Tujuan:
Penelitian in vivo ini dilakukan untuk menyelidiki pengaruh berbagai tingkat
ekstrak etanolik propolis terhadap performa pertumbuhan, karakteristik karkas,
biokimia serum, dan respons imun humoral ayam pedaging, dibandingkan dengan
penggunaan antibiotik flavofosfolipol.
Bahan dan
Metode:
Sebanyak
312 ekor anak ayam pedaging (Ross 308) berumur satu hari dibagi secara acak ke
dalam enam perlakuan dengan empat ulangan kandang per perlakuan. Keenam
perlakuan tersebut terdiri atas pakan basal berbasis jagung–bungkil kedelai
(kontrol); kontrol ditambah 4,5 mg/kg flavofosfolipol; serta kontrol yang
disuplenen dengan ekstrak etanolik propolis sebanyak 50, 100, 200, dan 300
mg/kg. Perlakuan diberikan selama 42 hari.
Hasil:
Baik propolis maupun antibiotik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter
performa, meskipun perlakuan pakan menunjukkan kecenderungan peningkatan bobot
badan dan konsumsi pakan harian ayam pedaging dibandingkan kelompok kontrol
(p>0,05). Tidak ada perlakuan yang secara signifikan memengaruhi pertambahan
bobot badan (PBB); namun, ayam pedaging yang diberi pakan mengandung 200 mg/kg
propolis menunjukkan nilai PBB yang lebih baik dibandingkan kelompok lain pada
fase starter, grower, dan keseluruhan periode pemeliharaan (p>0,05). Hasil
karkas dan bobot relatif organ dalam tidak dipengaruhi oleh perlakuan pada hari
ke-42, kecuali bobot lemak abdominal yang menurun pada ayam pedaging yang
diberi antibiotik. Tidak ada perlakuan yang secara signifikan memengaruhi
respons imun humoral. Perlakuan pakan juga tidak memberikan pengaruh signifikan
terhadap parameter biokimia serum (p>0,05), meskipun ayam pedaging yang
menerima 100 mg/kg propolis memiliki kadar kolesterol lipoprotein densitas
tinggi (HDL) yang lebih tinggi dan kadar trigliserida yang lebih rendah
dibandingkan kelompok lain.
Kesimpulan:
Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak
etanolik propolis pada pakan ayam pedaging berbasis jagung dan kedelai tidak
memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap parameter performa
pertumbuhan, meskipun menunjukkan potensi perbaikan profil lipid darah.
Kata
kunci: ayam pedaging, antibiotik, biokimia serum, performa pertumbuhan,
propolis, respons imun
PENDAHULUAN
Antibiotic
growth promoter (AGP) telah digunakan selama sekitar 60 tahun dalam produksi
ternak untuk meningkatkan performa pertumbuhan dan menjaga kesehatan hewan
[1–7]. AGP dianggap dapat meningkatkan performa pertumbuhan unggas dengan cara
mengubah kondisi saluran pencernaan, sehingga meningkatkan kapasitas penyerapan
nutrien [8]. Namun, penggunaan AGP secara luas pada dosis subterapeutik dalam
pakan ternak menimbulkan kekhawatiran karena dapat menyebabkan perkembangan
resistensi antibiotik pada patogen manusia, yang berpotensi menjadi risiko
kesehatan jika gen resistensi tersebut ditransfer dari hewan ke mikrobiota
manusia [9,10]. Oleh karena itu, peternak unggas mulai mencari strategi untuk
mengurangi atau mengganti penggunaan AGP dalam produksi unggas. Akibatnya,
permintaan terhadap alternatif alami pengganti antibiotik subterapeutik yang
mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan performa ayam pedaging dan
keamanan produk unggas terus meningkat.
Propolis
merupakan bahan resin yang lengket dan kenyal, dikumpulkan oleh lebah madu
pekerja (Apis mellifera) dari tunas dan kuncup muda berbagai jenis pohon
serta semak tertentu, kemudian dicampur dengan lilin dan enzim saliva [11].
Propolis mengandung flavonoid, asam aromatik, asam kafeat, terpena, dan senyawa
fenolik yang memiliki berbagai aktivitas biologis terbukti, antara lain
antibakteri [12–14], antivirus [15], antijamur [16], antiinflamasi [17],
analgesik dan regeneratif jaringan [18], antioksidan [19,20], serta aktivitas
sitostatik dan hepatoprotektif [19].
Khojasteh
dan Shivazad [21] melaporkan adanya efek menguntungkan ekstrak etanolik
propolis terhadap indeks performa ayam pedaging. Namun, penelitian lain oleh
Kleczek dkk. [22] tidak menemukan pengaruh signifikan propolis terhadap
performa atau karakteristik karkas ayam pedaging. Eyng dkk. [23] bahkan
melaporkan efek negatif pemberian ekstrak etanolik propolis terhadap performa
pertumbuhan ayam pedaging selama fase starter, meskipun tidak ditemukan
perbedaan signifikan pada umur 42 hari. Asam kafeat dan quercetin yang
diisolasi dari propolis juga dilaporkan tidak memengaruhi produksi antibodi
pada tikus [12]. Sebaliknya, Freitas dkk. [24] menunjukkan bahwa
suplementasi propolis pada ayam petelur meningkatkan produksi imunoglobulin
(Ig) G spesifik terhadap sel darah merah domba (SRBC) dan antibodi alami, serta
berpotensi meningkatkan respons antibodi spesifik antigen terhadap vaksin.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh ekstrak etanolik propolis
terhadap performa pertumbuhan, karakteristik karkas, biokimia serum, dan
respons imun humoral pada ayam pedaging.
BAHAN DAN
METODE
Persetujuan
Etik
Semua
prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini telah ditinjau dan disetujui oleh
Komite Etika Perawatan Hewan, Universitas Isfahan.
Preparasi
Propolis
Propolis dikumpulkan dari sarang lebah madu menggunakan jaring plastik. Larutan
propolis 30% disiapkan dengan mencampurkan 700 mL etanol 96% dan 300 g
propolis. Campuran tersebut disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari
cahaya langsung, pada suhu ruang, dan dikocok dua kali setiap hari. Setelah 2
minggu, larutan disaring, kemudian ekstrak diuapkan menggunakan evaporator
vakum pada suhu 35°C hingga diperoleh konsentrasi akhir.
Penentuan
Total Kandungan Fenol
Total
kandungan polifenol dalam ekstrak etanol propolis ditentukan sesuai dengan
metode yang dijelaskan oleh Pierpoint [25].
Hewan dan
Perlakuan Pakan
Sebanyak
312 ekor anak ayam pedaging Ross 308 berumur satu hari ditimbang saat
kedatangan, kemudian dibagi secara acak ke dalam enam perlakuan, masing-masing
dengan empat kandang ulangan yang berisi 13 ekor anak ayam. Perlakuan yang
diberikan adalah sebagai berikut:
- pakan basal berbahan dasar jagung dan bungkil kedelai tanpa
aditif (Tabel 1) sebagai kontrol negatif (C);
- pakan C + 4,5 mg flavofosfolipol/kg pakan sebagai kontrol
positif;
- pakan C yang disuplementasi dengan ekstrak etanol propolis
masing-masing sebanyak 50, 100, 200, atau 300 mg/kg pakan.
Tabel 1. Bahan
dan komposisi nutrien yang dihitung pada pakan dasar fase starter dan grower
(berdasarkan bahan segar)
|
Item
|
Starter
(1–21 hari)
|
Grower
(22–42 hari)
|
|
Bahan pakan (berdasarkan bahan segar), g/kg
|
|
|
|
Jagung
|
560
|
580
|
|
Bungkil
kedelai 44% PK
|
389
|
350
|
|
Minyak
kedelai
|
10
|
34
|
|
Mono-kalsium
fosfat (15% Ca, 23% P)
|
13
|
9,3
|
|
CaCO₃
(kalsium karbonat)
|
17,3
|
17
|
|
NaCl
(garam)
|
3,5
|
3,3
|
|
Premiks
mineral jejak¹
|
2,7
|
2,7
|
|
Premiks
vitamin²
|
2,7
|
2,7
|
|
DL-metionin
|
1,8
|
1,0
|
|
Komposisi yang dihitung, g/kg
|
|
|
|
Energi
metabolis, kkal/kg
|
2825
|
3030
|
|
Protein
kasar (PK)
|
204
|
189
|
|
Kalsium
|
9,8
|
9,0
|
|
Fosfor
tersedia
|
4,4
|
3,5
|
|
Metionin
+ sistein
|
8,7
|
7,4
|
|
Lisin
|
11,9
|
10,9
|
¹ Premiks
mineral menyediakan komponen berikut per kilogram pakan: 120 mg Zn dari
ZnSO₄, 120 mg Mn dari MnSO₄, 80 mg Fe dari FeSO₄·5H₂O, 10 mg Cu dari CuSO₄, 2,5
mg I dari Ca(IO₄)₂, 1 mg Co dari CoSO₄, dan 0,2 mg Se dari Na₂SeO₃.
² Premiks
vitamin menyediakan komponen berikut per kilogram pakan: 13.200 IU vitamin
A, 4.000 ICU vitamin D, 66 IU vitamin E, 39,6 µg vitamin B₁₂, 13,2 mg
riboflavin, 110 mg niasin, 22 mg D-pantotenat, 0,4 mg vitamin K, 2,2 mg asam
folat, 4,0 mg tiamin, 7,9 mg piridoksin, 0,253 mg biotin, dan 100 mg
etoksikuin.
PK =
Protein Kasar
BAHAN DAN
METODE
Pakan
Basal dan Pemeliharaan Ayam
Pakan
basal diformulasikan untuk memenuhi atau melampaui standar nutrisi ayam
pedaging yang direkomendasikan oleh NRC (1994) [26]. Program pemberian pakan
terdiri atas pakan starter (umur 1–21 hari; 2.825 kkal ME/kg, 20,4% protein
kasar [PK]) dan pakan grower (umur 22–42 hari; 3.030 kkal ME/kg, 18,9% PK).
Percobaan
dilakukan selama 6 minggu di kandang berukuran 120 × 120 × 80 cm, dengan
penyediaan air minum dan pakan secara ad libitum selama seluruh periode
penelitian. Jadwal pencahayaan diatur selama 23 jam terang dan 1 jam gelap
setiap hari. Suhu kandang dikontrol pada 32°C (hari ke-1 hingga ke-7), 29°C
(hari ke-8 hingga ke-14), 26°C (hari ke-15 hingga ke-21), dan 22°C (hari ke-22
hingga akhir percobaan).
Performa
dan Komponen Karkas
Bobot
badan (BB) dan mortalitas ayam pedaging dicatat pada umur 21 dan 42 hari.
Pertambahan bobot badan harian (PBH) dan konsumsi pakan harian (DFI) diukur
pada akhir minggu ke-3 dan ke-6, sedangkan rasio konversi pakan (DFI/PBH; g:g)
dihitung berdasarkan data tersebut.
Pada umur
42 hari, dua ekor ayam jantan dari setiap ulangan dipilih secara acak,
ditimbang, dan dimatikan dengan dislokasi serviks. Hasil karkas dihitung
sebagai persentase bobot karkas (tanpa kepala, kaki, bantalan lemak abdomen,
dan organ dalam) terhadap bobot hidup. Berat lemak abdomen, hati, jantung,
pankreas, dan sekum ditentukan dan dinyatakan sebagai persentase dari bobot
hidup.
Respons
Kekebalan (Imunitas)
Pada umur
9 hari, anak ayam disuntik secara subkutan di daerah dorsal leher dengan 0,2 mL
vaksin inaktif penyakit Newcastle (NDV) dan vaksin flu burung (AI; subtipe H9).
Selanjutnya, vaksin hidup Lasota strain
dari NDV diberikan secara oral pada umur 21 hari.
Titer antibodi terhadap NDV, virus flu burung (AIV), dan sel darah merah
domba (SRBC), serta rasio heterofil terhadap limfosit (H:L) diukur untuk
menilai respons imun. Pada umur 25 hari, dua ekor ayam jantan dari setiap
ulangan diinokulasi secara intravena dengan 1 mL suspensi SRBC 1%. Enam hari
setelah inokulasi, darah diambil, dan titer antibodi ditentukan. Total antibodi
SRBC dinyatakan dalam log₂ dari kebalikan pengenceran tertinggi yang
menunjukkan aglutinasi [27].
Pada umur 28 hari, darah diambil dari dua ekor ayam jantan untuk mengukur
antibodi terhadap NDV dan AIV menggunakan uji penghambatan hemaglutinasi (HI).
Hasil titer HI kemudian dikonversi menjadi log₂.
Pada umur 42 hari, delapan ekor ayam dari setiap perlakuan digunakan untuk
menentukan rasio H:L. Darah diambil dari vena brakialis menggunakan spuit yang
mengandung heparin sebagai antikoagulan. Apusan darah dibuat dan diwarnai
dengan pewarnaan May–Grünwald–Giemsa [28]. Jumlah heterofil dan limfosit
dihitung hingga total 60 sel, kemudian rasio H:L dihitung [29].
Biokimia
Serum
Pada umur
42 hari, setelah puasa selama 12 jam, sekitar 2 mL darah per ekor dikumpulkan
dari vena brakialis menggunakan tabung vakum tanpa litium heparin. Sampel
diinkubasi pada suhu 37°C selama 2 jam, kemudian disentrifugasi pada 2.000 ×g
selama 10 menit pada suhu 8°C (SIGMA 4-15 Lab Centrifuge, Jerman). Serum yang
diperoleh digunakan untuk analisis biokimia.
Dua sampel
serum dari setiap ulangan dianalisis untuk trigliserida, kolesterol total,
lipoprotein densitas tinggi (HDL), lipoprotein densitas rendah (LDL), dan kolesterol
total menggunakan kit komersial (Pars Azmoon Co., Teheran, Iran).
Analisis
Statistik
Data
dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) untuk rancangan acak lengkap
(RAL) dengan prosedur General Linear Model (GLM) pada perangkat lunak SAS [30].
Perbandingan rata-rata dilakukan dengan uji
Tukey, dan perbedaan dianggap signifikan pada tingkat p<0,05.
HASIL
Kandungan
Fenolik Total
Ekstrak
etanol propolis yang digunakan dalam penelitian ini mengandung 173,6 mg/g total
polifenol.
Performa
dan Sifat Karkas
Data
indeks performa ayam pedaging disajikan pada Tabel 2. Berat badan ayam pedaging
tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan pada hari ke-21 (periode starter),
meskipun terdapat kecenderungan peningkatan pada ayam yang diberi pakan
mengandung antibiotik atau ekstrak etanol propolis dengan berbagai tingkat konsentrasi.
Demikian
pula, selama fase pertumbuhan (hari ke-22 hingga 42), berat badan ayam pedaging
tidak berbeda secara statistik antar perlakuan, meskipun cenderung lebih tinggi
pada kelompok yang menerima pakan mengandung antibiotik atau ekstrak etanol
propolis dibandingkan dengan kontrol.
Tidak
terdapat perbedaan signifikan dalam asupan pakan harian (DFI) antar perlakuan
selama periode starter. Perlakuan juga tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
DFI selama periode pertumbuhan maupun selama keseluruhan masa pemeliharaan
(hari ke-1 hingga 42), meskipun ayam pedaging yang diberi pakan disuplementasi
antibiotik atau ekstrak etanol propolis cenderung memiliki DFI sedikit lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Selama
fase starter, fase grower, maupun keseluruhan periode percobaan, ayam pedaging
yang menerima pakan dengan suplementasi ekstrak etanol propolis 200 mg/kg
menunjukkan nilai rasio konversi pakan (feed:gain) yang lebih baik dibandingkan
dengan kelompok lain, meskipun perbedaan tersebut tidak signifikan secara
statistik.
Tidak ditemukan perbedaan nyata (p>0,05) pada tingkat mortalitas antar
perlakuan.
Tabel 2. Pengaruh
pakan perlakuan terhadap indeks performa ayam broiler pada berbagai umur
|
Parameter
|
Perlakuan
|
SEM
|
|
Kontrol
|
Antibiotik
|
|
Bobot
badan (BW), g
|
|
|
|
Hari
ke-21
|
617,5
|
632,1
|
|
Hari
ke-42
|
2164
|
2252
|
|
Konsumsi pakan harian (DFI), g/ekor/hari
|
|
|
|
Hari
1–21
|
45,2
|
45,7
|
|
Hari
22–42
|
147,3
|
152,1
|
|
Hari
1–42
|
95,7
|
99,1
|
|
Rasio
konversi pakan (Feed:gain, g:g)
|
|
|
|
Hari
1–21
|
1,66
|
1,63
|
|
Hari
22–42
|
2,00
|
1,97
|
|
Hari
1–42
|
1,89
|
1,87
|
Keterangan:
- BW = Body Weight (bobot badan)
- DFI = Daily Feed Intake (konsumsi pakan harian)
- SEM = Standard Error of the Mean (galat baku
rata-rata)
- Feed:gain = rasio antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan
pertambahan bobot badan
Tabel 3
menunjukkan rata-rata bobot relatif organ sebagai persentase terhadap bobot
hidup. Dalam percobaan ini, hasil karkas dan bobot relatif organ dalam tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan akibat perlakuan pakan, kecuali pada
bobot relatif bantalan lemak perut yang menurun pada ayam pedaging yang diberi
suplemen antibiotik.
Tabel 3. Pengaruh
perlakuan pakan terhadap hasil karkas dan bobot relatif organ dalam ayam
broiler pada umur 42 hari
|
Bobot
relatif organ (%)
|
Perlakuan
percobaan
|
SEM
|
|
Kontrol
|
Antibiotik
|
|
Karkas
|
70,0
|
70,1
|
|
Lemak
abdominal
|
1,53ᵃᵇ
|
1,34ᵇ
|
|
Hati
|
2,19
|
2,33
|
|
Jantung
|
0,56
|
0,63
|
|
Pankreas
|
0,23
|
0,24
|
|
Sekum
|
0,58
|
0,53
|
Keterangan:
ᵃ,ᵇ Nilai pada baris yang sama dengan superskrip berbeda menunjukkan perbedaan
nyata (p < 0,05).
SEM = Standard Error of the Mean (galat baku rata-rata).
Respons
Imun
Pengaruh
perlakuan terhadap respons imun humoral disajikan pada Tabel 4. Hasil
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh perlakuan pakan terhadap parameter
imun yang diukur, termasuk titer antibodi terhadap NDV, AI, SRBC, serta rasio
H:L.
Tabel 4. Pengaruh
perlakuan pakan terhadap titer antibodi terhadap virus Newcastle dan Influenza
pada umur 28 hari, antibodi terhadap SRBC pada umur 31 hari, serta rasio H/L
dan albumin terhadap globulin pada umur 42 hari
|
Parameter
|
Perlakuan
percobaan
|
SEM
|
|
Kontrol
|
Antibiotik
|
|
Newcastle
(log₂)
|
7,25
|
7,10
|
|
Influenza
(log₂)
|
5,25
|
4,50
|
|
SRBC
(log₂)
|
7,75
|
6,80
|
|
H/L
|
0,44
|
0,51
|
Keterangan:
SEM = Standard Error of the Mean (galat baku rata-rata)
H/L = rasio Heterofil
terhadap Limfosit
SRBC = Sel
darah merah domba (Sheep Red Blood Cells)
Biokimia
Serum
Tabel 5
merangkum pengaruh perlakuan terhadap komponen biokimia serum pada umur 42
hari. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p > 0,05) pada parameter
biokimia serum akibat perlakuan. Namun, ayam broiler yang diberi ekstrak etanol
propolis sebanyak 100 mg/kg menunjukkan kadar kolesterol HDL yang lebih tinggi
dan kadar trigliserida yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Tabel 5. Pengaruh
perlakuan pakan terhadap parameter biokimia serum ayam broiler pada umur 42
hari
|
Parameter
|
Perlakuan
percobaan
|
SEM
|
|
Kontrol
|
Antibiotik
|
|
Trigliserida,
mg/100 mL
|
73
|
56
|
|
Kolesterol
total, mg/100 mL
|
98
|
106
|
|
Kolesterol
LDL, mg/100 mL
|
26
|
29
|
|
Kolesterol
HDL, mg/100 mL
|
79
|
81
|
Keterangan:
SEM = Standard Error of the Mean (galat baku rata-rata)
LDL = Low-Density
Lipoprotein
HDL = High-Density
Lipoprotein
PEMBAHASAN
Dalam
penelitian ini, baik antibiotik maupun propolis tidak memengaruhi performa ayam
pedaging. Hasil ini sejalan dengan laporan Kleczek et al. [22] yang
menyatakan bahwa penggunaan Flavomycin atau propolis tidak memberikan pengaruh
terhadap kinerja ayam pedaging. Namun, temuan tersebut berbeda dengan hasil
penelitian Attia et al. [31] yang melaporkan bahwa penggunaan propolis
secara kontinu maupun berkala dapat meningkatkan bobot badan dan efisiensi
konversi pakan sepanjang periode penelitian dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Roodsari et al. [32] juga melaporkan bahwa suplementasi
propolis dalam pakan meningkatkan bobot badan akhir serta memperbaiki konversi
pakan dibandingkan dengan ayam yang hanya diberi pakan basal.
Dalam
penelitian ini, suplementasi flavofosfolipol tidak menunjukkan efek signifikan
terhadap performa pertumbuhan. Hasil tersebut berbeda dengan laporan beberapa
peneliti lain [1,2,33,34]. Coates et al. [35] melaporkan bahwa
suplementasi antibiotik pada ayam broiler yang dipelihara dalam kondisi bebas
kuman tidak meningkatkan pertumbuhan dibandingkan dengan ayam yang dipelihara
secara konvensional. Para peneliti tersebut menyimpulkan bahwa antibiotik bekerja
dengan menekan pertumbuhan bakteri patogen yang dapat menyebabkan penurunan
performa. Dengan demikian, dalam penelitian ini, tidak adanya efek positif dari
propolis maupun antibiotik terhadap performa pertumbuhan kemungkinan disebabkan
oleh kondisi higienis lingkungan percobaan yang optimal.
Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh
signifikan terhadap karakteristik karkas, kecuali pada bobot relatif bantalan
lemak perut yang menurun pada ayam broiler yang diberi suplemen antibiotik.
Temuan ini sejalan dengan hasil Torki et al. [36] yang melaporkan bahwa
pemberian ekstrak etanol propolis tidak berpengaruh terhadap bobot relatif
dada, kaki, hati, jantung, bantalan lemak perut, maupun kantong empedu pada
ayam broiler pada usia pemotongan. Denli et al. [37] juga melaporkan
tidak adanya perbedaan signifikan pada bobot relatif karkas, lemak perut, hati,
ampela, proventrikulus, dan usus halus pada puyuh yang diberi ransum dengan
berbagai tingkat propolis. Sementara itu, Seven et al. [38] melaporkan
bahwa pemberian ekstrak etanol propolis dapat meningkatkan hasil karkas ayam
broiler yang dipelihara di bawah kondisi stres panas. Oleh karena itu, tidak
adanya pengaruh signifikan propolis terhadap karakteristik karkas dalam
penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh komposisi pakan basal yang sangat
mudah dicerna dan/atau kondisi lingkungan percobaan yang ideal.
Selain
itu, perlakuan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap parameter
imunologis. Kadar antibodi merupakan salah satu indikator respons imun humoral;
dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak etanol
propolis tidak efektif dalam meningkatkan imunitas humoral pada ayam broiler.
Hasil ini sejalan dengan laporan Eyng et al. [39] yang menemukan bahwa
penambahan 1–4% residu ekstraksi propolis yang mengandung polifenol dan
flavonoid ke dalam pakan ayam broiler tidak meningkatkan respons imun. Namun,
beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa propolis dapat meningkatkan produksi
imunoglobulin [40–42] dan berpotensi digunakan sebagai adjuvan dalam vaksin
untuk meningkatkan imunogenisitas. Kemungkinan, pada penelitian ini, kadar
ekstrak etanol propolis yang diberikan belum cukup untuk menstimulasi respons
imun yang nyata pada ayam broiler.
Fuliang et
al. [43] melaporkan bahwa suplementasi ekstrak etanol dan air propolis pada
tikus dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL,
serta meningkatkan kolesterol HDL dalam serum. Denli et al. [37] juga
melaporkan bahwa ayam broiler yang menerima propolis asal Turki dalam pakan
cenderung memiliki kadar HDL serum lebih tinggi dan LDL serum lebih rendah.
Peningkatan kadar kolesterol HDL serum yang diamati pada ayam broiler yang
diberi ekstrak etanol propolis 100 mg/kg dalam penelitian ini mungkin berkaitan
dengan penurunan aktivitas enzim yang berperan dalam sintesis kolesterol. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk
mengklarifikasi mekanisme kerja propolis sebagai agen hipolipidemik.
KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, suplementasi ekstrak etanol propolis dalam pakan
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap performa ayam broiler.
Meskipun demikian, suplementasi ekstrak etanol propolis menunjukkan
kecenderungan memberikan efek positif terhadap parameter biokimia darah. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa diperlukan studi lebih lanjut untuk
mengonfirmasi temuan ini dan mengevaluasi potensi propolis sebagai aditif pakan
alami pengganti antibiotik.
DAFTAR
PUSTAKA
1.Landy N, Ghalamkari G. H, Toghyani
M. Performance, carcass characteristics, and immunity in broiler chickens fed
dietary neem (Azadirachta indica) as alternative for an antibiotic growth
promoter. Livest. Sci. 2011a;142:305–309. [Google Scholar]
2.Landy N, Ghalamkari G. H, Toghyani
M, Moattar F. The effects of Echinacea purpurea L. (purple coneflower) as an
antibiotic growth promoter substitution on performance, carcass characteristics
and humoral immune response in broiler chickens. J. Med. Plants Res.
2011b;5:2332–2338. [Google Scholar]
3.Landy N, Ghalamkari G. H, Toghyani
M. Evaluation of St. John’s Wort (Hypericum perforatum L.) as an antibiotic
growth promoter substitution on performance, carcass characteristics, some of
the immune responses, and serum biochemical parameters of broiler chicks. J.
Med. Plants Res. 2012;6:510–515. [Google Scholar]
4.Yazdi F. F, Ghalamkari G. H,
Toghiani M, Modaresi M, Landy N. Anise seed (Pimpinella anisum L.) as an
alternative to antibiotic growth promoters on performance, carcass traits and
immune responses in broiler chicks. Asian Pac. J. Trop. Dis. 2014a;4:447–451. [Google Scholar]
5.Yazdi F. F, Ghalamkari G. H,
Toghiani M, Modaresi M, Landy N. Efficiency of Tribulus terrestris L. as an
antibiotic growth promoter substitute on performance and immune responses in
broiler chicks. Asian Pac. J. Trop. Dis. 2014b;4(Suppl 2):S1014–S1018. [Google Scholar]
6.Nanekarani S, Goodarzi M, Heidari
M, Landy N. Efficiency of ethanolic extract of peppermint (Mentha piperita) as
an antibiotic growth promoter substitution on performance, and carcass
characteristics in broiler chickens. Asian Pac. J. Trop. Biomed. 2012;2:S1–S4. [Google Scholar]
7.Goodarzi M, Nanekarani S. H, Landy
N. Effect of dietary supplementation with onion (Allium cepa L.) on
performance, carcass traits and intestinal microflora composition in broiler
chickens. Asian Pac. J. Trop. Dis. 2014;4:S297–S301. [Google Scholar]
8.Visek W. J. The mode of growth
promotion by antibiotics. J. Anim. Sci. 1978;46:1447–1469. [Google Scholar]
9.Nasir Z, Grashorn M. A. Effects of
Intermittent Application of Different Echinacea purpurea Juices on Broiler
Performance and Some Blood Indices. PhD Dissertation. Stuttgart, Germany:
University of Hohenheim; 2006. [Google Scholar]
10.Toghyani M, Mosavi S. K, Modaresi
M, Landy N. Evaluation of kefir as a potential probiotic on growth performance,
serum biochemistry and immune responses in broiler chicks. Anim. Nutr.
2015;1:305–309. doi: 10.1016/j.aninu.2015.11.010. [DOI] [PMC free article]
[PubMed] [Google Scholar]
11.Greenaway W, Scaysbrook T,
Whatley F. R. The composition and plant origins of propolis. Bee World.
1990;71:107–118. [Google Scholar]
12.Sforcin J. M, Orsi R. O, Bankova
V. Effect of propolis, some isolated compounds and its source plant on antibody
production. J. Ethnopharmacol. 2005;98:301–305. doi: 10.1016/j.jep.2005.01.042. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
13.Kujumgiev A, Tsvetkova I,
Serkedjieva Y, Bankova V, Christov R, Popov S. Antibacterial, antifungal and
antiviral activity of propolis of different geographic origin. J.
Ethnopharmacol. 1999;64:235–240. doi: 10.1016/s0378-8741(98)00131-7. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
14.Silici S, Kutluca S. Chemical
composition and antibacterial activity of propolis collected by three different
races of honeybees in the same region. J. Ethnopharmacol. 2005;99:69–73. doi:
10.1016/j.jep.2005.01.046. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
15.Vynograd N, Vynograd I, Sosnowski
Z. A comparative multicentre study of the efficacy of propolis, acyclovir and
placebo in the treatment of genital herpes (HSV) Phytomedicine. 2000;7:1–6.
doi: 10.1016/S0944-7113(00)80014-8. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
16.Ota C, Unterkircher C, Fantinato
V, Shimizu M. T. Antifungal activity of propolis on different species of
candida. Mycoses. 2001;44:375–378. doi: 10.1046/j.1439-0507.2001.00671.x. [DOI]
[PubMed] [Google Scholar]
17.Orsatti C. L, Missima F,
Pagliarone A. C, Sforcin J. M. Th1/Th2 cytokines’expression and production by
propolis-treated mice. J. Ethnopharmacol. 2010;129:314–318. doi:
10.1016/j.jep.2010.03.030. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
18.De Castro S. L. Propolis:
Biological and pharmacological activities. Therapeutic uses of this bee
product. Annu. Rev. Biomed. Sci. 2001;3:49–83. [Google Scholar]
19.Banskota A. H, Tezuka Y, Adnyana
I. K, Midorikawa K, Matsushige K, Message D, Huertas A. A, Kadota S. Cytotoxic,
hepatoprotective and free radical scavenging effects of propolis from Brazil,
Peru, the Netherlands and China. J. Ethnopharmacol. 2000;72:239–246. doi:
10.1016/s0378-8741(00)00252-x. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
20.Orhan H, Marol S, Hepsen I. F,
Sahin G. Effects of some probable antioxidants on selenite-induced cataract
formation and oxidative stress-related parameters in rats. Toxicology.
1999;139:219–232. doi: 10.1016/s0300-483x(99)00128-6. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
21.Khojasteh S, Shivazad M. The
effect of diet propolis supplementation on ross broiler chicks performance.
Int. J. Poult. Sci. 2006;5:84–88. [Google Scholar]
22.Kleczek K, Wilkiewicz-Wawro E,
Wawro K, Makowski W, Murawska D, Wawro M. The effect of dietary propolis
supplementation on the growth performance of broiler chickens. Pol. J. Nat.
Sci. 2014;29:105–117. [Google Scholar]
23.Eyng C, Murakami A. E, Duarte C.
R, Santos T. C. Effect of dietary supplementation with an ethanolic extract of
propolis on broiler intestinal morphology and digestive enzyme activity. J.
Anim. Physiol. Anim. Nutr. 2014;98:393–401. doi: 10.1111/jpn.12116. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
24.Freitas J. A, Vanat N, Pinheiro
J. W, Balarin M. R. S, Sforcin J. M, Venancio E. J. The effects of propolis on
antibody production by laying hens. Poult. Sci. 2011;90:1227–1233. doi:
10.3382/ps.2010-01315. [DOI] [PubMed]
[Google Scholar]
25.Pierpoint W. S. The extraction of
enzymes from plant tissues rich in phenolic compounds. Methods Mol. Biol.
2004;244:65–74. doi: 10.1385/1-59259-655-x:65. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
26.NRC. Nutrient Requirements of
Poultry. 9th Revised ed. Washington, DC: National Academy Press; 1994. [Google Scholar]
27.Wegmann T. G, Smithies O. A
simple hemagglutination system requiring small amounts of red blood cells and
antibodies. Transfusion. 1966;6:67–73. [Google Scholar]
28.Lucas A. M, Jamroz C. Atlas of
Avian Hematology. 1st ed. Washington, DC: USDA; 1961. [Google Scholar]
29.Gross W. B, Siegel P. S.
Evaluation of heterophil to lymphocyte ratio as a measure of stress in
chickens. Avian Dis. 1983;27:972–979. [PubMed] [Google Scholar]
30.SAS Institute. SAS/STAT® User’s
Guide: Statistics, Version 6.12. Cary, NC: SAS Institute Inc; 1996. [Google Scholar]
31.Attia Y. A, Al-Hamid A. E. A,
Ibrahim M. S, Al-Harthi M. A, Bovera F, Elnaggar A. S. H. Productive
performance, biochemical and hematological traits of broiler chickens
supplemented with propolis, bee pollen, and mannan oligosaccharides
continuously or intermittently. Livest. Sci. 2014;164:87–95. [Google Scholar]
32.Roodsari M. H, Mehdizadeh M,
Kasmani F. B, Lotfelahian H, Mosavi F, Abolghasemi A. H. Effects of
oil-extracted propolis on the performance of broiler chicks. Agric. Sci.
Technol. 2004;18:57–65. [Google Scholar]
33.Kavyani A, Shahne A. Z, PorReza
J, Haji-abadi S. M. A, Landy N. Evaluation of dried powder of mushroom
(Agaricus bisporus) as an antibiotic growth promoter substitution on
performance, carcass traits and humoral immune responses in broiler chickens.
J. Med. Plants Res. 2012;6:94–100. [Google Scholar]
34.Landy N, Kavyani A. Effect of
using multi-strain probiotic on performance, Immune responses, and cecal
microflora composition in broiler chickens reared under heat stress condition.
Iran. J. Appl. Anim. Sci. 2014;3:703–708. [Google Scholar]
35.Coates M. E, Fuller R, Harrison
G. F, Lev M, Suffolk S. F. A comparison of the growth of chicks in the
gustafsson germ-free apparatus and in a convectional environment, with and
without dietary supplements of penicillin. Br. J. Nutr. 1963;17:141–151. doi:
10.1079/bjn19630015. [DOI] [PubMed]
[Google Scholar]
36.Torki M, Soltani J, Mohammadi H.
Effects of adding ethanol extract of propolis and cumin essential oil to diet
on the performance, blood parameters, immune response and carcass traits of
broiler chicks. Iran. J. Appl. Anim. Sci. 2015;5:911–918. [Google Scholar]
37.Denli M, Cankaya S, Silici S,
Okan F, Uluocak A. N. Effect of dietary addition of Turkish propolis on the
growth performance, carcass characteristics and serum variables of quail
(Coturnix coturnix japonica) Asian Aust. J. Anim. Sci. 2005;18:848–854. [Google Scholar]
38.Seven P. T, Seven I, Yılmaz M,
Simsşek U. G. The effects of Turkish propolis on growth and carcass
characteristics in broilers under heat stress. Anim. Feed Sci. Technol.
2008;146:137–148. [Google Scholar]
39.Eyng C, Murakami A. E, Santos T.
C, Silveira T. G, Pedroso R. B, Lourenço D. A. Immune responses in broiler
chicks fed propolis extraction residue-supplemented diets. Asian Aust. J. Anim.
Sci. 2015;28:135–142. doi: 10.5713/ajas.14.0066. [DOI] [PMC free article]
[PubMed] [Google Scholar]
40.Ziaran H. R, Rahmani H. R,
Pourreza J. Effect of dietary oil extract of propolis on immune response and
broiler performance. Pak. J. Biol. Sci. 2005;8:1485–1490. [Google Scholar]
41.Çetin E, Silici S, Çetin, N. and
Güçlü B K. ( Effects of diets containing different concentrations of propolis
on hematological and immunological variables in laying hens. Poult. Sci.
2010;89:1703–1708. doi: 10.3382/ps.2009-00546. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
42.Daneshmand A, Sadeghi G. H,
Karimi A, Vaziry A, Ibrahim S. A. Evaluating complementary effects of ethanol
extract of propolis with the probiotic on growth performance, immune response
and serum metabolites in male broiler chickens. Livest. Sci. 2015;178:195–201. [Google Scholar]
43.Fuliang H. U, Hepburn H. R, Xuan
H, Chen M, Daya S, Radloff S. E. Effects of propolis on blood glucose, blood
lipid and free radicals in rats with diabetes mellitus. Pharmacol. Res.
2005;51:147–152. doi: 10.1016/j.phrs.2004.06.011. [DOI] [PubMed] [Google Scholar]
SUMBER:
Abbasali Gheisari, Shekofa Shahrvand,
Nasir Landy. 2017. Effect of ethanolic extract of propolis as an alternative to
antibiotics as a growth promoter on broiler performance, serum biochemistry,
and immune responses. Vet World. 2017 Feb 24;10(2):249–254. doi: 10.14202/vetworld.2017.249-254