Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday, 13 October 2025

Prioritas Peningkatan Fungsi Pangan Nasional

 Capaian Bapanas 2025 & Prioritas Peningkatan Fungsi Pangan Nasional



1. CAPAIAN UTAMA 2025

 

Berdasarkan laporan dan informasi publik per pertengahan hingga menjelang akhir 2025, berikut poin capaian Bapanas:

 

Indikator / Program

Angka / Fakta Terkini

Interpretasi & Dampak

Inflasi Pangan Bergejolak

Tahun 2025, pada bulan Maret inflasi pangan relatif sangat rendah, tercatat 0,37% (ada deflasi kecil) dibandingkan inflasi tinggi di periode sama tahun 2024 (sekitar 10,33%). pustaka.badanpangan.go.id

Menunjukkan bahwa intervensi stabilisasi harga efektif; daya beli masyarakat sedikit terlindungi.

Stabilisasi dan Pasokan Beras

Produksi beras Jan-Sep 2025: ~ 28,22 juta ton; konsumsi periode sama ~ 23,21 juta ton → surplus ≈ 5,01 juta ton dibanding tahun lalu surplus lebih kecil. Neraca

Menandakan bahwa ketersediaan beras cukup, potensi cadangan yang lebih aman; memberi ruang manuver stabilisasi harga.

Cadangan Beras Pemerintah (CBP)

Cadangan mencapai sekitar 1,9 juta ton pada awal Maret 2025. info.gptn.or.id+1

Memberikan bantalan stok untuk kebutuhan momen-momen puncak seperti Ramadan/Idulfitri dan menghadapi gangguan pasokan.

Gerakan Pangan Murah (GPM)

Dilaksanakan di 2.158 titik di 31 provinsi dan 205 kabupaten/kota hingga Maret 2025. ramadhan.antaranews.com

Upaya nyata agar pangan pokok lebih terjangkau di tingkat konsumen, khususnya saat harga mungkin naik.

Program Bantuan Pangan / SPHP

Program “beras SPHP” ditargetkan menyalurkan 1,3 juta ton beras dari Juli-Desember 2025. TIMES Indonesia
Juga, bantuan 10 kg beras / bulan untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat sebagai bagian dari stabilisasi harga dan akses pangan. Antara News

Membantu kelompok rentan dan miskin agar tidak terlalu terdampak fluktuasi harga; juga membantu menjaga konsumsi pokok.

Harga Pangan Selama Lebaran / Ramadan

Jelang Lebaran, stok pangan disiapkan: CBP meningkat (sebelumnya 1,2-1,5 juta ton → hampir 2,2 juta ton). Bisnis.com
Harga rata-rata beberapa komoditas penting (beras medium, daging, ayam, telur) di atau di bawah HAP / harga acuan; cabai rawit dan minyak goreng menjadi komoditas perhatian. Bisnis.com+2info.gptn.or.id+2

Menunjukkan kesiapan Bapanas dan para pemangku kepentingan dalam menghadapi lonjakan permintaan serta menjaga stabilitas sosial.

Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Provinsi 2025

Tersedia dataset IKP Provinsi 2025: contoh Provinsi-Aceh: ~ 69,9998; Sumatera Barat ~ 77,72; Jambi ~ 76,16; dll. satudata.badanpangan.go.id

Memberikan gambaran perkembangan ketahanan pangan antar provinsi; menjadi alat ukur performa wilayah.

 

2. KETERBATASAN DAN TANTANGAN

 

Walau banyak capaian positif, beberapa tantangan yang masih perlu perhatian:

  • Fluktuasi Harga Komoditas Eksplosif: komoditas seperti cabai rawit dan minyakitas (minyak goreng curah/minyakita) tetap menjadi masalah harga di beberapa daerah. info.gptn.or.id+1
  • Distribusi & Penyerapan Cadangan: meskipun stok beras cukup, distribusi SPHP masih perlu dipercepat di beberapa daerah agar harga stabil merata. https://rm.id/
  • Kapasitas Daerah & Pengawasan: implementasi kebijakan berbeda antar provinsi/kabupaten, termasuk dalam aspek keamanan pangan dan mutu, pengawasan mutu, sertifikasi, standar mutu.
  • Data & Sistem Informasi: meski ada data seperti IKP, masih ada isu keterbaruan data, integrasi antar lembaga dan wilayah, serta transparansi pelaporan yang lengkap secara publik (contoh: aspek cadangan pangan, distribusi, status keamanan pangan segar).
  • Anggaran Early-Planning: perlu perencanaan anggaran yang proaktif, bukan reaktif terhadap lonjakan harga atau krisis pangan. Usulan anggaran untuk 2026 sebesar Rp16,10 triliun misalnya, adalah upaya yang diarahkan ke depan. Antara News

 

3. PRIORITAS PENINGKATAN FUNGSI KE DEPAN

 

Berdasarkaan capaian dan tantangan, berikut prioritas kebijakan/fungsi yang perlu diperkuat:

 

Prioritas

Fungsi terkait (angka)

Rekomendasi Spesifik

A. Perkuat Sistem Informasi & Monitoring Terpadu

Angka 7 (Sistem Informasi Pangan), Angka 4 & 5 (Keamanan, Gizi)

- Kembangkan dashboard publik real-time untuk harga komoditas pokok, stok cadangan, kuantitas SPHP yg sudah disalurkan
- Integrasi data antara pusat, daerah, dan lembaga terkait (Pertanian, Perdagangan, Kesehatan)
- Peningkatan kapasitas laboratorium pengujian mutu dan keamanan pangan di daerah

B. Peningkatan Kapasitas Daerah (BT/Supervisi & Pengawasan)

Angka 6 (Bimbingan teknis & supervisi), Angka 4, Angka 5

- Pelatihan & asistensi teknis kepada pemerintah prov/kab/kota mengenai keamanan pangan, gizi, standar mutu
- Peningkatan sumber daya pengawas pangan di tingkat pasar & distribusi
- Fasilitasi regulasi lokal agar sejalan dengan standar nasional

C. Pengelolaan Cadangan & Distribusi SPHP yang Lebih Efektif

Angka 3 & 2 & 1

- Pastikan stok CP selalu cukup, termasuk buffer cadangan untuk periode kritis
- Peningkatan efisiensi logistik & penyimpanan lokal
- Penyaluran SPHP harus proaktif, berdasarkan data harga & kebutuhan masyarakat, bukan hanya respons terhadap lonjakan

D. Pengendalian Harga dan Proteksi Konsumen

Angka 2 & 4 & 1

- Penetapan Harga Acuan & HET yang transparan dan adil
- Bersama instansi penegak hukum untuk mencegah penimbunan dan spekulasi
- Perlindungan khusus bagi komoditas mudah bergejolak

E. Diversifikasi Konsumsi & Gizi

Angka 5 & 4

- Dorong konsumsi pangan lokal & bahan pangan bergizi melalui kampanye, insentif, dan kebijakan
- Perdagangan & pemasaran pangan sehat
- Pengembangan pangan biofortifikasi dan pengawasan mutu gizi dalam bantuan pangan

F. Reformasi Organisasi Internal & Pengawasan

Angka 8, 9, 10, 11

- Penguatan unit pengawasan internal, audit dan akuntabilitas
- Manajemen BMN (gudang, fasilitas penyimpanan) agar optimal dan transparan
- Dukungan substantif yang merata ke unit kerja daerah, tidak hanya pusat
- Pemantapan SOP, regulasi internal dan pembagian tugas yang jelas antardeputi/organisasi dalam Bapanas

 

4. KEBIJAKAN REKOMENDASI (KORTIKAL)

 

Agar prioritas di atas bisa diimplementasikan, beberapa rencana kebijakan atau langkah strategis yang bisa diambil:

  • Anggaran Proaktif: penganggaran SPHP, bantuan pangan, stok cadangan, pengawasan, dan sistem informasi harus sudah direncanakan sejak awal tahun agar tidak reaktif saat krisis.
  • Kemitraan Publik-Swasta & Komunitas: untuk distribusi, penyimpanan, pengawasan mutu (termasuk melibatkan swasta/logistik dan kelompok masyarakat/petani/pasar lokal).
  • Standarisasi & Regulasi ke Daerah: memperkuat regulasi turun ke level provinsi/kabupaten agar ada keseragaman standar keamanan pangan & gizi.
  • Investasi Infrastruktur Penyimpanan & Logistik: gudang sejuk, transportasi, pengemasan, kapasitas pelabuhan/pasar induk agar rantai pasok tidak bocor dan menjaga mutu.
  • Transparent Reporting & Partisipasi Publik: laporan capaian fungsi tiap butir harus publik dan mudah diakses; masyarakat & lembaga pengawas independen bisa memantau.
  • Resiliensi terhadap Cuaca & Krisis Global: adaptasi terhadap dampak iklim (kemarau, banjir) dan fluktuasi harga pangan impor; diversifikasi sumber dan komoditas.

 

5. KESIMPULAN

 

  • Bapanas telah menunjukkan capaian positif terutama di aspek ketersediaan pangan (beras) dan stabilisasi harga pokok strategi, termasuk stok cadangan dan program SPHP / GPM.
  • Namun masih terdapat kekurangan di pengawasan mutu & keamanan pangan, distribusi merata, kapasitas daerah, dan transparansi data.
  • Fungsi-fungsi internal seperti pengawasan organisasi, BMN, dukungan substantif ke unit kerja daerah juga perlu ditingkatkan.

No comments: