Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, 5 October 2025

Penemuan Mengejutkan: Chlamydia Menyebar ke Ayam

 



Wabah Senyap dari Kandang Unggas

 

Siapa sangka, penyakit yang selama ini dikenal menyerang manusia ternyata juga bisa bersarang di kandang ayam. Chlamydia — nama yang identik dengan infeksi menular seksual — kini ditemukan menyebar diam-diam di peternakan unggas di berbagai negara. Dalam sebuah penelitian terbaru di Kosta Rika, para ilmuwan menemukan bahwa hampir 17% sampel unggas yang diuji positif terinfeksi bakteri Chlamydia spp., bahkan sebagian besar berasal dari ayam peliharaan di rumah-rumah warga yang tampak sehat-sehat saja.

 

Penemuan ini sontak mengejutkan dunia veteriner. Sebab, jenis bakteri yang sama diketahui bisa menular ke manusia dan menyebabkan penyakit pernapasan serius. Dengan kata lain, orang yang bekerja di peternakan ayam atau sering bersentuhan langsung dengan unggas — tanpa disadari — berisiko tertular penyakit ini.

 

Dari Burung ke Manusia: Jalur Penularan yang Tak Disadari

 

Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama, salah satunya psittacosis atau klamidiosis unggas. Agen penyebabnya adalah Chlamydia psittaci, bakteri mikroskopis yang hidup di dalam sel inangnya. Bakteri ini bisa menginfeksi ratusan jenis burung — mulai dari burung paruh bengkok hingga ayam dan kalkun.

 

Manusia dapat tertular melalui udara yang tercemar partikel kotoran, bulu, atau lendir pernapasan burung yang terinfeksi. Itulah sebabnya, pekerja kandang ayam, petugas pemotongan unggas, dan penghobi burung sebaiknya waspada. Meski infeksi pada manusia jarang terjadi, penyakit ini bisa menimbulkan gejala seperti demam tinggi, batuk, dan sesak napas yang mirip pneumonia.

 

Menariknya, ayam yang tampak sehat bisa menjadi pembawa senyap (carrier). Dalam penelitian di Kosta Rika, lebih banyak infeksi ditemukan pada ayam rumahan tanpa gejala dibandingkan ayam industri yang justru menunjukkan gangguan pernapasan. Fenomena ini menunjukkan bahwa Chlamydia bisa bersembunyi di balik penampilan unggas yang tampak normal.

 

Tiga Jenis Chlamydia yang Mengintai Unggas

 

Penelitian tersebut berhasil mengidentifikasi tiga spesies Chlamydia yang berbeda pada unggas, yaitu C. psittaci, C. gallinacea, dan C. muridarum.

  • C. psittaci dikenal paling berbahaya karena bersifat zoonosis — dapat menular ke manusia.
  • C. gallinacea adalah spesies yang relatif baru ditemukan dan tampaknya sudah endemik pada ayam, menyebabkan pertumbuhan lambat meski tanpa gejala mencolok.
  • Sementara C. muridarum, yang biasanya menyerang tikus, ditemukan secara mengejutkan pada ayam, diduga akibat kontak dengan hewan pengerat di sekitar kandang.

 

Kehadiran ketiga spesies ini memperlihatkan betapa kompleksnya ekosistem mikroba di peternakan unggas. Kontak antara ayam, burung liar, dan hewan pengerat menciptakan peluang besar bagi pertukaran dan penyebaran bakteri lintas spesies.

 

Mengapa Ayam Rumahan Lebih Rentan?

 

Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah tingginya tingkat infeksi pada ayam yang dipelihara secara tradisional. Sekitar 29% dari ayam rumahan dinyatakan positif, jauh lebih tinggi dibandingkan ayam industri (8%).

 

Penyebab utamanya diduga karena ayam rumahan sering dibiarkan berkeliaran bebas tanpa pengawasan ketat. Kondisi kandang yang terbuka memungkinkan kontak dengan burung liar atau hewan pengerat yang mungkin membawa bakteri. Selain itu, praktik kebersihan yang minim dan tidak adanya penerapan biosekuriti membuat penyebaran penyakit lebih mudah terjadi.

 

Sebaliknya, peternakan industri biasanya memiliki sistem kebersihan yang lebih baik, penggunaan disinfektan rutin, serta kontrol lalu lintas hewan dan manusia yang lebih ketat. Namun, penelitian ini juga menegaskan bahwa bahkan peternakan modern pun tidak sepenuhnya aman dari ancaman Chlamydia.

 

Bahaya yang Mengintai Pekerja Peternakan

 

Hasil penelitian ini menjadi peringatan penting bagi para pekerja peternakan unggas, dokter hewan, dan petugas rumah potong hewan. Mereka termasuk kelompok yang paling berisiko tertular.

 

Langkah-langkah pencegahan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dengan filter, sarung tangan, dan pakaian pelindung harus diterapkan secara disiplin. Selain itu, area kerja perlu memiliki sistem ventilasi yang baik agar udara tidak tercemar debu yang mungkin mengandung bakteri.

 

Penting pula untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala pada unggas, terutama jika ditemukan gejala pernapasan atau peningkatan angka kematian di kandang. Diagnosis dini dan penanganan cepat bisa mencegah penyebaran yang lebih luas.

 

Penemuan Baru, Tantangan Baru

 

Penemuan keberadaan C. psittaci, C. gallinacea, dan C. muridarum pada ayam di Kosta Rika ini merupakan yang pertama di kawasan Amerika Tengah. Fakta ini membuka mata banyak pihak bahwa penyakit-penyakit “lama” ternyata masih memiliki wajah baru yang lebih rumit dari yang dibayangkan.

 

Lebih dari sekadar penyakit unggas, Chlamydia kini menjadi isu lintas sektor — melibatkan kesehatan hewan, kesehatan manusia, dan lingkungan. Pendekatan One Health menjadi kunci dalam menghadapinya, yaitu kerja sama antara dokter hewan, tenaga medis, dan ahli lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit dari hewan ke manusia.

 

Pelajaran Penting

 

Penelitian ini mengingatkan kita bahwa kesehatan manusia tidak bisa dipisahkan dari kesehatan hewan dan lingkungan. Seekor ayam yang tampak sehat di halaman rumah mungkin saja menyimpan bakteri yang berpotensi membahayakan manusia.

Dengan kesadaran, kebersihan, dan kerja sama lintas sektor, kita dapat mencegah penyakit zoonosis seperti Chlamydia psittaci agar tidak menjadi ancaman besar berikutnya bagi kesehatan masyarakat.

No comments: