Wabah Senyap dari Kandang Unggas
Siapa sangka, penyakit yang selama ini dikenal menyerang
manusia ternyata juga bisa bersarang di kandang ayam. Chlamydia — nama yang
identik dengan infeksi menular seksual — kini ditemukan menyebar diam-diam di
peternakan unggas di berbagai negara. Dalam sebuah penelitian terbaru di Kosta
Rika, para ilmuwan menemukan bahwa hampir 17% sampel unggas yang diuji positif
terinfeksi bakteri Chlamydia spp., bahkan sebagian besar berasal dari
ayam peliharaan di rumah-rumah warga yang tampak sehat-sehat saja.
Penemuan ini sontak mengejutkan dunia veteriner. Sebab,
jenis bakteri yang sama diketahui bisa menular ke manusia dan menyebabkan
penyakit pernapasan serius. Dengan kata lain, orang yang bekerja di peternakan
ayam atau sering bersentuhan langsung dengan unggas — tanpa disadari — berisiko
tertular penyakit ini.
Dari
Burung ke Manusia: Jalur Penularan yang Tak Disadari
Penyakit
ini dikenal dengan berbagai nama, salah satunya psittacosis atau klamidiosis
unggas. Agen penyebabnya adalah Chlamydia psittaci, bakteri
mikroskopis yang hidup di dalam sel inangnya. Bakteri ini bisa menginfeksi
ratusan jenis burung — mulai dari burung paruh bengkok hingga ayam dan kalkun.
Manusia
dapat tertular melalui udara yang tercemar partikel kotoran, bulu, atau lendir
pernapasan burung yang terinfeksi. Itulah sebabnya, pekerja kandang ayam,
petugas pemotongan unggas, dan penghobi burung sebaiknya waspada. Meski infeksi
pada manusia jarang terjadi, penyakit ini bisa menimbulkan gejala seperti demam
tinggi, batuk, dan sesak napas yang mirip pneumonia.
Menariknya,
ayam yang tampak sehat bisa menjadi pembawa senyap (carrier). Dalam penelitian
di Kosta Rika, lebih banyak infeksi ditemukan pada ayam rumahan tanpa gejala
dibandingkan ayam industri yang justru menunjukkan gangguan pernapasan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Chlamydia bisa bersembunyi di balik
penampilan unggas yang tampak normal.
Tiga
Jenis Chlamydia yang Mengintai Unggas
Penelitian
tersebut berhasil mengidentifikasi tiga spesies Chlamydia yang berbeda
pada unggas, yaitu C. psittaci, C. gallinacea, dan C.
muridarum.
- C. psittaci dikenal paling berbahaya karena
bersifat zoonosis — dapat menular ke manusia.
- C. gallinacea adalah spesies yang relatif
baru ditemukan dan tampaknya sudah endemik pada ayam, menyebabkan
pertumbuhan lambat meski tanpa gejala mencolok.
- Sementara C. muridarum, yang biasanya menyerang tikus, ditemukan secara mengejutkan pada ayam, diduga akibat kontak dengan hewan pengerat di sekitar kandang.
Kehadiran
ketiga spesies ini memperlihatkan betapa kompleksnya ekosistem mikroba di
peternakan unggas. Kontak antara ayam, burung liar, dan hewan pengerat
menciptakan peluang besar bagi pertukaran dan penyebaran bakteri lintas
spesies.
Mengapa Ayam Rumahan Lebih Rentan?
Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah
tingginya tingkat infeksi pada ayam yang dipelihara secara tradisional. Sekitar
29% dari ayam rumahan dinyatakan positif, jauh lebih tinggi dibandingkan ayam
industri (8%).
Penyebab utamanya diduga karena ayam rumahan sering
dibiarkan berkeliaran bebas tanpa pengawasan ketat. Kondisi kandang yang
terbuka memungkinkan kontak dengan burung liar atau hewan pengerat yang mungkin
membawa bakteri. Selain itu, praktik kebersihan yang minim dan tidak adanya
penerapan biosekuriti membuat penyebaran penyakit lebih mudah terjadi.
Sebaliknya, peternakan industri biasanya memiliki sistem
kebersihan yang lebih baik, penggunaan disinfektan rutin, serta kontrol lalu
lintas hewan dan manusia yang lebih ketat. Namun, penelitian ini juga
menegaskan bahwa bahkan peternakan modern pun tidak sepenuhnya aman dari
ancaman Chlamydia.
Bahaya
yang Mengintai Pekerja Peternakan
Hasil
penelitian ini menjadi peringatan penting bagi para pekerja peternakan unggas,
dokter hewan, dan petugas rumah potong hewan. Mereka termasuk kelompok yang
paling berisiko tertular.
Langkah-langkah
pencegahan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dengan filter, sarung
tangan, dan pakaian pelindung harus diterapkan secara disiplin. Selain itu,
area kerja perlu memiliki sistem ventilasi yang baik agar udara tidak tercemar
debu yang mungkin mengandung bakteri.
Penting pula untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala pada unggas, terutama jika ditemukan gejala pernapasan atau peningkatan
angka kematian di kandang. Diagnosis dini dan penanganan cepat bisa
mencegah penyebaran yang lebih luas.
Penemuan
Baru, Tantangan Baru
Penemuan keberadaan C. psittaci, C. gallinacea,
dan C. muridarum pada ayam di Kosta Rika ini merupakan yang pertama di
kawasan Amerika Tengah. Fakta ini membuka mata banyak pihak bahwa
penyakit-penyakit “lama” ternyata masih memiliki wajah baru yang lebih rumit
dari yang dibayangkan.
Lebih
dari sekadar penyakit unggas, Chlamydia kini menjadi isu lintas sektor —
melibatkan kesehatan hewan, kesehatan manusia, dan lingkungan. Pendekatan One
Health menjadi kunci dalam menghadapinya, yaitu kerja sama antara dokter
hewan, tenaga medis, dan ahli lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit
dari hewan ke manusia.
Pelajaran Penting
Penelitian ini mengingatkan kita bahwa kesehatan manusia
tidak bisa dipisahkan dari kesehatan hewan dan lingkungan. Seekor ayam yang
tampak sehat di halaman rumah mungkin saja menyimpan bakteri yang berpotensi
membahayakan manusia.
Dengan kesadaran, kebersihan, dan kerja sama lintas
sektor, kita dapat mencegah penyakit zoonosis seperti Chlamydia psittaci
agar tidak menjadi ancaman besar berikutnya bagi kesehatan masyarakat.

No comments:
Post a Comment