Virus influenza terkenal sebagai
“ahli penyamaran.” Ia terus-menerus mengubah permukaan tubuhnya agar
bisa mengelabui sistem kekebalan manusia. Perubahan ini terjadi melalui dua cara utama: pergeseran
kecil (antigenic drift) dan pergeseran besar (antigenic shift).
1. Antigenic drift – perubahan
kecil tapi terus-menerus
Bayangkan virus influenza seperti
pencuri yang sering mengganti baju agar tidak mudah dikenali. Setiap kali virus
bereplikasi, bisa terjadi sedikit “salah ketik” pada gen yang mengatur bentuk
protein permukaannya (disebut hemaglutinin dan neuraminidase).
Kesalahan kecil
ini membuat penampilan virus sedikit berubah. Akibatnya, sistem kekebalan yang
sudah pernah mengenal virus lama tidak sepenuhnya mengenali versi baru. Inilah
sebabnya kita bisa terserang flu berulang kali, dan vaksin influenza perlu
diperbarui setiap tahun agar tetap cocok dengan virus yang beredar.
2. Antigenic shift – perubahan
besar yang bisa memicu pandemi
Berbeda dengan perubahan kecil tadi, antigenic shift adalah perubahan besar dan tiba-tiba — ibarat pencuri yang bukan hanya berganti baju, tapi juga mengambil wajah baru sepenuhnya. Hal ini bisa terjadi ketika dua jenis virus influenza yang berbeda menginfeksi satu inang yang sama (misalnya babi atau manusia). Kedua virus itu kemudian bertukar sebagian “potongan gen” mereka dan menghasilkan virus baru dengan kombinasi gen yang belum pernah ada sebelumnya.
Karena tubuh manusia belum memiliki
kekebalan terhadap virus baru ini, penyebarannya bisa sangat cepat dan luas —
bahkan menimbulkan pandemi global, seperti yang pernah terjadi pada flu
Spanyol tahun 1918 atau flu babi (H1N1) tahun 2009.
Tabel Kesimpulan
|
Jenis Perubahan |
Frekuensi |
Dampak |
Contoh |
|
Antigenic drift (pergeseran kecil) |
Sering |
Flu musiman berulang |
Influenza tahunan |
|
Antigenic shift (pergeseran besar) |
Jarang |
Pandemi global |
Flu Spanyol 1918, Flu Babi 2009 |

No comments:
Post a Comment