Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday, 9 October 2025

Vaksin Flu Burung Harus Diulang Setiap Tahun

 


Virus influenza dikenal sebagai salah satu virus yang paling mudah berubah. Inilah sebabnya mengapa penyakit flu bisa berulang meskipun seseorang sudah pernah terinfeksi atau divaksinasi. Dua mekanisme utama yang membuat virus influenza terus berevolusi adalah antigenic drift dan antigenic shift. Keduanya berperan penting dalam munculnya varian baru virus influenza, namun terjadi dengan cara dan skala yang berbeda.

 

Antigenic Drift: Pergeseran Antigenik yang Bertahap

 

Antigenic drift merupakan perubahan kecil dan bertahap yang terjadi pada gen virus influenza, khususnya pada bagian yang mengkode dua protein penting di permukaan virus, yaitu hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Kedua protein inilah yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh saat melawan infeksi.

 

Perubahan ini terjadi karena adanya mutasi titik (point mutation) yang muncul secara acak saat virus bereplikasi di dalam sel inang. Virus influenza memiliki enzim RNA polimerase yang bekerja tanpa kemampuan memperbaiki kesalahan (tanpa proofreading). Akibatnya, kesalahan kecil yang terjadi saat proses penyalinan materi genetik tidak diperbaiki dan menumpuk seiring waktu.

 

Dampaknya, virus yang baru terbentuk sedikit berbeda dari versi sebelumnya. Sistem kekebalan tubuh yang sudah mengenali virus lama tidak dapat sepenuhnya mengenali virus hasil mutasi ini. Inilah alasan utama mengapa vaksin influenza perlu diperbarui setiap tahun, agar sesuai dengan varian virus yang sedang beredar. Proses antigenic drift inilah yang menyebabkan epidemi influenza musiman di berbagai belahan dunia.

 

Antigenic Shift: Pergeseran Antigenik yang Mendadak dan Besar

 

Berbeda dari antigenic drift yang terjadi secara perlahan, antigenic shift merupakan perubahan besar dan mendadak pada gen virus influenza. Peristiwa ini dapat menghasilkan subtipe virus baru dengan kombinasi antigen permukaan (HA dan/atau NA) yang sangat berbeda dari virus sebelumnya.

 

Antigenic shift terjadi ketika dua atau lebih virus influenza yang berbeda menginfeksi satu inang yang sama — misalnya manusia, babi, atau unggas. Di dalam tubuh inang tersebut, segmen genetik antarvirus dapat bertukar (reassortment) dan membentuk kombinasi baru. Jika hasil reassortment ini menghasilkan virus yang mampu menular antar manusia, dan sistem kekebalan belum pernah mengenalinya, maka risiko munculnya pandemi influenza menjadi sangat tinggi.

 

Beberapa contoh nyata dari antigenic shift adalah pandemi influenza tahun 1918 (H1N1), 1957 (H2N2), 1968 (H3N2), dan 2009 (H1N1pdm09). Masing-masing pandemi tersebut muncul akibat virus influenza baru yang terbentuk melalui proses reassortment dan menyebar luas ke seluruh dunia.

 

Ringkasan Perbandingan Antigenic Drift dan Antigenic Shift

 

Aspek

Antigenic Drift

Antigenic Shift

Skala perubahan

Kecil dan bertahap

Besar dan mendadak

Mekanisme

Mutasi titik (point mutation)

Pertukaran segmen genetik (reassortment)

Frekuensi

Sering terjadi

Sangat jarang terjadi

Dampak

Menyebabkan epidemi musiman

Dapat memicu pandemi global

Contoh

Perubahan tahunan virus influenza A/H3N2

Munculnya H1N1pdm09 tahun 2009

 

Kesimpulan

 

Baik antigenic drift maupun antigenic shift menunjukkan betapa dinamisnya evolusi virus influenza. Antigenic drift menyebabkan perubahan kecil yang terus-menerus sehingga memicu wabah musiman, sedangkan antigenic shift menciptakan perubahan besar yang dapat mengguncang dunia melalui pandemi. Memahami kedua mekanisme ini sangat penting untuk mendukung pengembangan vaksin yang efektif dan strategi pencegahan yang tangguh dalam menghadapi ancaman influenza di masa depan.

No comments: