Peste des Petits Ruminants (PPR):
Tinjauan Komprehensif
1. Pendahuluan
Peste des petits ruminants (PPR) adalah penyakit hewan
menular strategis yang menyerang terutama kambing dan domba, bersifat sangat
menular, dan menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan (WOAH, 2023). Penyakit
ini ditandai oleh demam tinggi, stomatitis erosif, diare, dan pneumonia, dengan
tingkat morbiditas dan mortalitas yang dapat mencapai lebih dari 90% pada
populasi rentan (Diallo et al., 2016). PPR saat ini menjadi perhatian
global karena mengancam ketahanan pangan, mata pencaharian peternak kecil,
serta perdagangan hewan dan produk hewan (FAO & WOAH, 2015).
2.
Sejarah
PPR pertama
kali dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1942 di Pantai Gading oleh
Gargadennec dan Lalanne (1942). Pada awalnya, penyakit ini dianggap sebagai
bentuk ringan dari Rinderpest, namun kemudian dibedakan sebagai entitas
penyakit tersendiri berdasarkan karakteristik klinis, epidemiologis, dan
virologisnya (Baron et al., 2011). Setelah keberhasilan eradikasi global
Rinderpest pada tahun 2011, PPR ditetapkan sebagai target berikutnya
untuk eradikasi global oleh FAO dan WOAH (FAO & WOAH, 2015).\
3. Aetiologi
PPR disebabkan oleh Peste des
petits ruminants virus (PPRV), anggota genus Morbillivirus dalam
famili Paramyxoviridae (WOAH, 2023). Virus ini memiliki genom RNA untai
tunggal berpolaritas negatif dan secara antigenik berkerabat dekat dengan virus
Rinderpest, Measles, dan Canine distemper (Diallo, 2003).
Secara genetik, PPRV
diklasifikasikan ke dalam empat garis keturunan (lineage I–IV), dengan lineage
IV saat ini mendominasi penyebaran global, termasuk di Asia dan Timur Tengah
(Banyard et al., 2010).
4. Epidemiologi
PPR bersifat endemik di banyak
wilayah Afrika, Timur Tengah, dan Asia (FAO, 2022). Penularan
terjadi terutama melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi melalui
sekresi hidung, mata, saliva, dan feses (WOAH, 2023). Faktor epidemiologis
utama meliputi kepadatan ternak, pergerakan hewan tanpa pengawasan, rendahnya
cakupan vaksinasi, serta lemahnya penerapan biosekuriti (Diallo et al.,
2016).
Anak kambing
dan domba menunjukkan tingkat keparahan penyakit yang lebih tinggi dibandingkan
hewan dewasa, terutama pada populasi yang belum memiliki kekebalan sebelumnya
(naïf imunologis) (Munir et al., 2013).
5.
Distribusi Geografis
Saat ini PPR
tersebar luas di Afrika Sub-Sahara, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Selatan,
Asia Tengah, dan sebagian Asia Timur (FAO, 2022). Penyakit ini belum dilaporkan
secara resmi di Amerika, Eropa Barat, dan Oseania, namun tetap menjadi ancaman
serius akibat meningkatnya perdagangan dan pergerakan hewan lintas batas (WOAH,
2023).
6. Induk Semang (Host Range)
Induk semang utama PPR adalah
kambing dan domba. Namun, infeksi subklinis telah dilaporkan pada ruminansia
lain seperti sapi, kerbau, dan unta, serta beberapa spesies satwa liar,
termasuk antelop dan gazelle (Banyard et al., 2010; WOAH, 2023). Spesies
ini berpotensi berperan sebagai inang epidemiologis tanpa menunjukkan gejala
klinis yang jelas.
7.
Gejala Klinis
Gejala klinis
PPR meliputi demam tinggi (40–41,5 °C), depresi, anoreksia, lelehan hidung dan
mata mukopurulen, lesi erosif dan nekrotik pada rongga mulut, diare berat,
dehidrasi, serta pneumonia dengan pernapasan cepat dan dangkal (Diallo et al.,
2016). Kematian umumnya terjadi akibat kombinasi dehidrasi, gangguan
pernapasan, dan infeksi bakteri sekunder (WOAH, 2023).
8.
Pencegahan
Pencegahan PPR
bertumpu pada vaksinasi massal menggunakan vaksin hidup dilemahkan yang
terbukti aman dan memberikan kekebalan jangka panjang (FAO & WOAH, 2015).
Langkah pendukung lainnya meliputi pengendalian lalu lintas hewan, karantina,
surveilans aktif, peningkatan biosekuriti peternakan, serta edukasi peternak
dan tenaga kesehatan hewan (FAO, 2022).
9.
Pengendalian dan Penanggulangan
Pengendalian
wabah PPR dilakukan melalui deteksi dini, pelaporan cepat, pembatasan
pergerakan hewan, dan vaksinasi darurat (ring vaccination) (WOAH, 2023).
Pendekatan zonasi dan kompartementalisasi dapat diterapkan untuk membatasi
penyebaran penyakit. FAO
dan WOAH telah meluncurkan Global Strategy for the Control and Eradication
of PPR dengan target eradikasi global pada tahun 2030 (FAO & WOAH,
2015).
10. Pengobatan
Tidak tersedia pengobatan spesifik
untuk PPR. Penanganan bersifat suportif, meliputi pemberian cairan, antibiotik
untuk mencegah infeksi bakteri sekunder, antipiretik, serta perbaikan manajemen
pemeliharaan (Diallo et al., 2016). Oleh karena
itu, vaksinasi tetap menjadi strategi pengendalian paling efektif.
11. Regulasi Internasional dan
Nasional
11.1 Regulasi Internasional
PPR termasuk dalam daftar penyakit
yang wajib dilaporkan kepada WOAH. Standar pengendalian, diagnosis, dan
vaksinasi diatur dalam WOAH Terrestrial Animal Health Code dan Manual
of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals (WOAH, 2023).
11.2 Regulasi Nasional (Indonesia)
Di Indonesia, PPR dikategorikan
sebagai Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS). Pengendalian penyakit ini
diatur melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan,
dan Tumbuhan, serta peraturan teknis Kementerian Pertanian yang mengatur
surveilans, kesiapsiagaan, dan pengendalian penyakit hewan eksotik.
12.
Penutup
PPR merupakan
ancaman serius bagi sektor peternakan kecil dan ketahanan pangan global.
Pendekatan terpadu yang mencakup vaksinasi, surveilans, pengendalian lalu
lintas hewan, serta penguatan regulasi nasional dan internasional menjadi kunci
dalam pengendalian dan eradikasi penyakit ini. Dengan komitmen global yang
kuat, target eradikasi PPR pada tahun 2030 berpeluang besar untuk dicapai (FAO
& WOAH, 2015).
Daftar Referensi
Banyard, A. C., Parida, S., Batten,
C., Oura, C., Kwiatek, O., & Libeau, G. (2010). Global distribution of
peste des petits ruminants virus and prospects for improved diagnosis and
control. Journal of General Virology, 91, 2885–2897.
Baron, M. D., Diallo, A., Lancelot,
R., & Libeau, G. (2011). Peste des petits ruminants virus. Advances
in Virus Research, 80, 1–46.
Diallo, A. (2003). Control of
peste des petits ruminants and poverty alleviation? Journal of Veterinary
Medicine Series B, 50, 1–11.
Diallo, A., Minet, C., Le Goff, C.,
Berhe, G., Albina, E., Libeau, G., & Barrett, T. (2016). The threat of
peste des petits ruminants: progress in diagnosis and control. Journal of
General Virology, 97, 2881–2895.
FAO. (2022). Peste des petits
ruminants (PPR): Situation update and risk analysis. Rome: Food and
Agriculture Organization of the United Nations.
FAO & WOAH. (2015). Global
strategy for the control and eradication of peste des petits ruminants.
Rome & Paris.
WOAH. (2023). Terrestrial Animal
Health Code dan Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial
Animals. Paris: World Organisation for Animal Health.
#PPR
#PenyakitHewan
#KesehatanVeteriner
#KetahananPangan
#Biosekuriti
x
