Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, 5 November 2025

Terungkap! Reaktor Biofilm Zymomonas mobilis Ubah Jerami Padi Jadi Etanol Super Efisien—Teknologi Masa Depan Energi Hijau!

 



Reaktor Biofilm Zymomonas mobilis untuk Produksi Etanol Menggunakan Hidrolisat Jerami Padi pada Proses Kontinu dan Batch Berulang

 

Pendahuluan


Bahan lignoselulosa merupakan sumber daya terbarukan yang melimpah, tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa berperan sebagai sumber utama karbohidrat yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bioproses untuk menghasilkan produk bernilai tambah, seperti bioetanol, tanpa bersaing dengan kebutuhan pangan. Limbah pertanian, khususnya jerami padi, berpotensi besar digunakan sebagai bahan baku karena ketersediaannya yang melimpah. Namun, struktur lignoselulosa sulit diuraikan secara enzimatis sehingga memerlukan tahap praperlakuan fisik, kimia, dan enzimatis. Proses ini dapat menghasilkan senyawa toksik seperti asam organik, fenol, dan furan aldehid yang menghambat aktivitas enzim dan mikroba, sehingga menurunkan efisiensi produksi bioetanol.


Mikroba Zymomonas mobilis dikenal sebagai penghasil etanol dengan hasil tinggi, toleransi baik terhadap etanol, osmotoleran, dan dapat berfermentasi dalam rentang pH luas. Meskipun hanya mampu memfermentasi glukosa, fruktosa, dan sukrosa melalui jalur Entner–Doudoroff, Z. mobilis mampu menghasilkan etanol hingga 97% dari hasil teoritis. Menariknya, Z. mobilis dalam bentuk biofilm menunjukkan ketahanan lebih baik terhadap senyawa penghambat dibandingkan sel suspensi.


Biofilm merupakan lapisan mikroba yang melekat pada permukaan dan dilapisi oleh matriks polimer ekstraseluler. Sistem ini memiliki keunggulan seperti kepadatan sel tinggi, stabilitas, ketahanan terhadap toksin, serta efisiensi fermentasi yang lebih tinggi. Selain itu, biofilm dapat digunakan secara berulang dalam proses fermentasi berkelanjutan, sehingga menurunkan biaya produksi dan risiko kontaminasi.


Reaktor biofilm telah terbukti meningkatkan produksi etanol dari berbagai bahan kaya glukosa dibandingkan kultur suspensi. Penggunaan bahan pendukung (carrier) menjadi faktor penting dalam pembentukan biofilm. Bahan tersebut harus mendukung perlekatan sel, memiliki luas permukaan besar, porositas baik, tahan terhadap degradasi, dan mudah diperoleh.


Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Z. mobilis yang diimobilisasi dengan bahan seperti kalsium-alginat dan PVA mampu menghasilkan etanol dari bahan lignoselulosa dengan efisiensi hingga 70%, namun terhambat oleh resistensi difusi. Teknologi reaktor biofilm menjadi solusi atas keterbatasan ini karena dapat meningkatkan produktivitas dan memungkinkan proses berkelanjutan.


Berdasarkan penelitian terdahulu, Z. mobilis biofilm mampu menghasilkan etanol dari hidrolisat lignoselulosa dengan efisiensi hingga 60% dari hasil teoritis. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan bahan pendukung berupa komposit plastik dari rambut jagung (corn silk) serta mengkaji pemanfaatan hidrolisat jerami padi sebagai substrat fermentasi untuk produksi etanol oleh Z. mobilis strain ZM4 dan TISTR551 dalam sistem biofilm, baik pada proses kontinu maupun batch berulang. Efisiensi produksi diukur berdasarkan hasil etanol (YP/S).

 

Bahan dan Metode


1. Mikroorganisme dan Media Kultur

Dua strain Zymomonas mobilis digunakan dalam penelitian ini, yaitu ZM4 dan TISTR551. Kedua strain diperoleh dari koleksi kultur terstandar dan dipelihara pada media glukosa–ragi–ekstrak malt (GYE). Untuk fermentasi, digunakan media mineral yang mengandung sumber karbon dari hidrolisat jerami padi, serta nutrien tambahan seperti ekstrak ragi dan garam mineral untuk mendukung pertumbuhan mikroba.


2. Persiapan Substrat: Hidrolisat Jerami Padi

Jerami padi dikeringkan, dipotong kecil, dan diperlakukan secara kimia menggunakan larutan alkali encer untuk melunakkan struktur lignoselulosa. Selanjutnya, dilakukan proses hidrolisis enzimatis dengan campuran enzim selulase dan hemiselulase guna mengubah polisakarida menjadi gula sederhana. Hasil hidrolisis disaring dan digunakan sebagai substrat utama fermentasi bioetanol. Kandungan gula terlarut dianalisis sebelum digunakan.


3. Persiapan Bahan Pendukung (Carrier) Biofilm

Untuk mendukung pertumbuhan biofilm, digunakan komposit plastik dari rambut jagung (corn silk) yang berfungsi sebagai media biotik–abiotik tempat menempel dan tumbuhnya Z. mobilis. Bahan ini dibersihkan, disterilisasi, kemudian ditempatkan di dalam reaktor biofilm sebelum proses inokulasi.


4. Pembentukan Biofilm dan Pengamatan Mikroskopik

Kultur Z. mobilis diinokulasikan ke dalam reaktor yang berisi bahan pendukung, kemudian diinkubasi selama beberapa hari. Pembentukan biofilm dipantau setiap hari, dan diamati menggunakan mikroskop elektron pemindai (SEM) untuk melihat morfologi permukaan serta uji kristal violet untuk mengukur kepadatan biofilm.


5. Fermentasi Bioetanol

Fermentasi dilakukan dalam dua sistem:

  1. Proses batch berulang (repeated batch) – substrat baru ditambahkan setelah setiap siklus fermentasi selesai, tanpa mengganti biofilm yang telah terbentuk.
  2. Proses kontinu multistage – substrat dialirkan secara terus-menerus ke dalam reaktor bertingkat untuk mempertahankan produksi etanol stabil.

Setiap proses dijalankan pada suhu dan pH optimum bagi Z. mobilis, serta diaerasi minimal untuk menjaga kondisi anaerob fakultatif.


6. Analisis Kimia dan Evaluasi Produksi Etanol

Sampel cair diambil secara berkala untuk menentukan kadar gula dan etanol.

  • Kadar gula pereduksi diukur dengan metode asam 3,5-dinitrosalisilat (DNS).
  • Kadar etanol diukur menggunakan kromatografi gas atau metode kimia berbasis kalium dikromat.

Efisiensi fermentasi dinilai dari yield etanol (YP/S), yaitu rasio antara jumlah etanol yang dihasilkan terhadap jumlah substrat yang dikonsumsi. Data hasil uji dianalisis secara statistik untuk menentukan perbedaan signifikan antar perlakuan (p < 0,05).


7. Desain Eksperimen dan Replikasi

Setiap perlakuan dilakukan secara triplo (tiga kali ulangan) untuk menjamin validitas hasil. Perbandingan antara strain ZM4 dan TISTR551 dilakukan dalam kondisi yang sama, baik pada sistem batch berulang maupun proses kontinu.

 

Hasil dan Pembahasan


1. Pembentukan dan Karakteristik Biofilm

Kedua strain Zymomonas mobilis (ZM4 dan TISTR551) berhasil membentuk biofilm yang stabil pada media pendukung berbahan komposit rambut jagung. Pengamatan dengan mikroskop elektron pemindai (SEM) menunjukkan bahwa sel-sel bakteri menempel rapat di permukaan bahan dan dikelilingi oleh matriks polimer ekstraseluler yang tebal. Hasil uji kristal violet memperlihatkan bahwa pembentukan biofilm mencapai tingkat maksimum pada hari kelima setelah inokulasi, baik pada strain ZM4 maupun TISTR551.


Biofilm yang terbentuk berfungsi sebagai sistem imobilisasi alami yang menjaga kepadatan sel tinggi, memperbaiki transfer massa, serta meningkatkan ketahanan terhadap senyawa penghambat dalam hidrolisat jerami padi. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian terdahulu bahwa struktur biofilm mampu melindungi sel Z. mobilis dari stres lingkungan dan memperpanjang aktivitas fermentatifnya.


2. Produksi Etanol pada Sistem Batch Berulang

Dalam sistem batch berulang, strain Z. mobilis ZM4 menunjukkan performa terbaik. Produksi etanol mencapai hasil tertinggi pada siklus kedua dan tetap stabil hingga siklus ketiga, dengan tidak terdapat perbedaan signifikan (p < 0,05) antar siklus. Konsentrasi etanol yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan strain TISTR551 pada kondisi yang sama.


Kemampuan mempertahankan hasil yang konstan menunjukkan bahwa biofilm Z. mobilis bersifat tahan lama dan dapat digunakan kembali, sehingga menguntungkan untuk aplikasi industri. Sistem batch berulang juga terbukti efisien karena tidak memerlukan penanaman ulang sel pada setiap siklus fermentasi.


3. Produksi Etanol pada Sistem Kontinu Multistage

Pada sistem fermentasi kontinu bertingkat (multistage continuous process), strain TISTR551 justru menghasilkan etanol lebih tinggi dibandingkan ZM4. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap aliran substrat yang terus-menerus dan fluktuasi nutrien.


Hasil yang stabil dari kedua sistem menunjukkan bahwa biofilm Z. mobilis dapat bekerja efektif baik pada proses batch maupun kontinu, dengan karakteristik masing-masing strain memengaruhi efisiensi konversi gula menjadi etanol.


4. Efisiensi Fermentasi dan Stabilitas Sistem

Produksi etanol dari hidrolisat jerami padi menunjukkan yield (YP/S) yang tinggi dan konsisten selama tiga siklus fermentasi berulang. Stabilitas produksi ini menandakan bahwa sistem biofilm mampu menjaga aktivitas metabolik mikroba tanpa kehilangan kemampuan fermentatif. Tidak ditemukan penurunan signifikan pada konsentrasi etanol antar siklus, membuktikan bahwa reaktor biofilm efektif untuk operasi jangka panjang.


5. Implikasi dan Potensi Aplikasi

Penelitian ini membuktikan bahwa limbah pertanian seperti jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku berpotensi tinggi untuk produksi bioetanol berkelanjutan. Sistem reaktor biofilm berbasis Z. mobilis menawarkan keuntungan berupa:

  • Efisiensi fermentasi tinggi,
  • Toleransi baik terhadap senyawa penghambat,
  • Dapat dioperasikan secara berulang atau kontinu, dan
  • Mengurangi kebutuhan enzim atau bahan kimia tambahan.


Selain itu, penggunaan komposit rambut jagung sebagai bahan pendukung biofilm merupakan pendekatan inovatif yang ramah lingkungan dan berbiaya rendah, sekaligus menambah nilai guna limbah pertanian lainnya.


Kesimpulan  dan Saran

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa Zymomonas mobilis dalam bentuk biofilm mampu menghasilkan etanol secara efisien dari hidrolisat jerami padi. Strain ZM4 lebih unggul pada sistem batch berulang, sedangkan TISTR551 lebih optimal pada sistem kontinu multistage. Stabilitas produksi etanol selama beberapa siklus fermentasi menegaskan potensi penggunaan reaktor biofilm berbasis bakteri sebagai alternatif yang menjanjikan untuk produksi bioetanol dari limbah lignoselulosa di masa depan.


Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah lignoselulosa, khususnya jerami padi, sebagai substrat fermentasi menggunakan bakteri Zymomonas mobilis dalam bentuk biofilm dapat menghasilkan bioetanol secara efisien dan berkelanjutan. Strain Z. mobilis ZM4 memberikan hasil terbaik pada sistem batch berulang, sedangkan strain TISTR551 menunjukkan performa unggul pada sistem fermentasi kontinu bertingkat. Stabilitas produksi etanol yang tinggi selama beberapa siklus fermentasi menegaskan potensi penerapan sistem biofilm untuk produksi bioetanol skala industri dengan biaya operasional rendah. Disarankan agar penelitian selanjutnya mengoptimalkan kondisi hidrolisis dan fermentasi secara terpadu (simultaneous saccharification and fermentation/SSF), serta mengevaluasi kinerja biofilm pada skala pilot untuk mendukung pengembangan teknologi bioetanol berbasis limbah pertanian yang ramah lingkungan dan berorientasi ekonomi sirkular.

 

SUMBER:

Tatsaporn Todhanakasem et. al., 2019. Zymomonas mobilis Biofilm Reactor for Ethanol Production Using Rice Straw Hydrolysate Under Continuous and Repeated Batch Processes. Front. Microbiol., 07 August 2019. Sec. Microbiotechnology. Volume 10 – 2019.


#bioetanol 

#zymomonasmobilis 

#biofilm 

#jeramipadi 

#energiHijau


No comments: