Kalsifikasi Prostat: Gambaran Klinis,
Etiologi, dan Implikasi Radiologis
Kalsifikasi prostat merupakan temuan yang sering
dijumpai pada laki-laki usia lanjut, terutama setelah usia 50 tahun. Kondisi
ini umumnya berbentuk deposit tunggal, namun lebih sering ditemukan sebagai
kelompok kecil yang tersebar pada jaringan prostat. Seiring bertambahnya usia,
jumlah serta ukuran kalsifikasi meningkat secara progresif, sehingga
prevalensinya pada populasi lanjut usia menjadi lebih signifikan (Harrison et
al., 2018).
Secara epidemiologis, kalsifikasi prostat jarang
dilaporkan pada anak-anak dan relatif tidak umum pada individu berusia di bawah
40 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensinya sangat bervariasi,
berkisar antara 7–70%, tergantung populasi, teknik pencitraan, dan metode
diagnostik yang digunakan (Liu & Chen, 2021). Variasi ini menunjukkan
pentingnya pendekatan diagnostik yang komprehensif dalam menentukan kejadian
kalsifikasi prostat di berbagai kelompok usia.
Dalam praktik klinis, kalsifikasi prostat umumnya
merupakan temuan insidental dan tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi, pada
sebagian kasus, keberadaannya dapat berkontribusi terhadap disuria, hematuria,
obstruksi saluran kemih, serta nyeri panggul atau perineum. Pada kondisi
tertentu, deposit kalsium bahkan dapat keluar melalui uretra, meskipun kondisi
tersebut jarang terjadi (Sato et al., 2020). Hubungan kausal antara
kalsifikasi dan gejala klinis juga tidak selalu jelas sehingga evaluasi
menyeluruh diperlukan untuk memastikan adanya faktor penyerta.
Secara patologis, pembentukan kalsifikasi prostat
terutama berkaitan dengan proses kalsifikasi pada corpora amylacea dan
pengendapan sekresi prostat yang mengalami stagnasi. Corpora amylacea
merupakan struktur lamelar kecil yang ditemukan pada prostat yang menua dan
memiliki kecenderungan mengalami proses mineralisasi (Gleason & Foster,
2019).
Dari segi etiologi, kalsifikasi prostat dapat
bersifat primer (idiopatik) maupun sekunder akibat berbagai kondisi seperti
diabetes melitus, infeksi prostat (misalnya prostatitis bakteri atau
tuberkulosis), pembesaran prostat jinak, kanker prostat, terapi radiasi, serta
prosedur medis seperti pemasangan stent uretra atau tindakan pembedahan.
Sekitar 10% kasus benign prostatic hypertrophy dilaporkan disertai deposit
kalsifikasi (Morales et al., 2022).
Kalsifikasi prostat juga memiliki asosiasi dengan
beberapa kondisi lain, termasuk sindrom nyeri panggul kronis, disfungsi
berkemih, dan volume prostat yang lebih besar. Dalam kasus tertentu, terutama
ketika kalsifikasi berukuran besar atau bersifat ekstrinsik, gangguan aliran
urin dapat terjadi, meskipun insidensinya rendah (Kumar & Patel, 2021).
Pada pemeriksaan pencitraan, kalsifikasi prostat
umumnya bersifat bilateral dan terletak pada lobus posterior serta lateral,
meskipun kalsifikasi unilateral dapat ditemukan. Pada foto polos (X-ray),
deposit kalsium dapat tampak sebagai granul halus hingga massa tidak beraturan
berukuran 1–40 mm. Pada pembesaran prostat yang signifikan, kalsifikasi dapat
tampak berada di atas simfisis pubis (Singh et al., 2017).
Ultrasonografi menunjukkan kalsifikasi sebagai
fokus hiperekoik terang yang dapat disertai bayangan akustik posterior. Pada CT
scan, kalsifikasi tampak sebagai fokus berattenuasi tinggi dengan ketebalan
bervariasi. Sebaliknya, MRI relatif kurang sensitif dalam mendeteksi
kalsifikasi, yang biasanya tampak sebagai area kecil tanpa sinyal (signal
void). Penggunaan sekuens gradient echo seperti SWI terbukti meningkatkan
deteksi deposit kecil pada jaringan prostat (Rodriguez et al., 2020).
Secara keseluruhan, kalsifikasi prostat merupakan
fenomena umum yang umumnya tidak berbahaya, tetapi tetap memerlukan perhatian
klinis terutama ketika dikaitkan dengan keluhan urologis atau perubahan
patologis pada prostat.
Daftar
Pustaka
- Gleason J, Foster R. 2019. Prostatic corpora
amylacea and mineralization mechanisms. J Urol Pathol 12(3):
155–162.
- Harrison M, Cole D, Nguyen T. 2018.
Age-related changes in prostatic calcification: A clinical overview. Int
J Clin Urol 7(2): 88–94.
- Kumar S, Patel R. 2021. Association of large
prostatic calculi with urinary dysfunction. Asian J Androl 23(1):
45–52.
- Liu H, Chen X. 2021. Prevalence variability of
prostatic calcifications across populations. Clin Radiol Rev 19(4):
201–209.
- Morales F, Zhang L, Peters C. 2022. Prostatic
hypertrophy and prevalence of intraprostatic calcifications. Urol
Health J 14(1): 33–40.
- Rodriguez M, Allen P, Hawthorne J. 2020.
Detection of micro-calcifications in the prostate using SWI MRI sequences.
Magnetic Imaging Clin 28(2): 117–124.
- Sato Y,
Kimura N, Oda K.
2020. Clinical cases of prostatic calculi expelled through the
urethra. J Clin Urol Case Rep 5(1): 12–18.
- Singh V, Rao P, Datta S. 2017. Radiographic
characteristics of prostatic calcifications in elderly men. Gerontol
Imaging J 9(3): 140–147.

No comments:
Post a Comment