Schistosomiasis, yang juga dikenal
sebagai demam keong, merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh cacing
dari genus Schistosoma. Di antara beberapa jenisnya, Schistosoma
japonicum menjadi penyebab utama penyakit ini di Indonesia. Cacing ini
hidup di pembuluh darah kecil usus dan hati, meletakkan telur yang dapat memicu
peradangan serius, bahkan menimbulkan komplikasi seperti luka parut di hati,
pembesaran limpa, hingga perdarahan pada saluran pencernaan.
Di Indonesia, penyakit ini bersifat
endemik di dua wilayah Sulawesi Tengah, yaitu Dataran Tinggi Lindu dan Napu,
dengan sekitar 15.000 penduduk berisiko tertular. Penularan terjadi melalui
air, ketika larva cacing (cercaria) yang dilepaskan dari keong perantara
masuk ke tubuh manusia melalui kulit. Setelah itu, larva berubah menjadi cacing
dewasa di hati, lalu menetap di pembuluh darah usus kecil dan bertelur di sana.
Telur-telur inilah yang keluar bersama tinja, kembali ke lingkungan air, dan
melanjutkan siklus hidupnya melalui keong jenis Oncomelania hupensis
lindoensis.
Risiko penularan meningkat pada
masyarakat yang sering berkontak dengan air, seperti petani, nelayan, pekerja
irigasi, atau mereka yang terbiasa mencuci dan beraktivitas rumah tangga di
sungai atau saluran air. Hewan mamalia, termasuk sapi, kerbau, anjing, babi,
dan berbagai jenis tikus, juga dapat menjadi reservoir alami, sehingga
memperkuat rantai penularan di daerah endemik.
Upaya pengendalian schistosomiasis di
Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 1970-an, meliputi pengobatan penderita,
pemberantasan keong penular dengan molusisida, hingga rekayasa lingkungan.
Surveilans rutin juga sangat penting, meliputi pemeriksaan tinja untuk
mendeteksi kasus lebih awal, survei habitat keong untuk mencegah
perkembangbiakan, serta pemantauan tikus sebagai reservoir. Dengan pendekatan
terpadu ini, risiko penularan Schistosoma japonicum diharapkan dapat
ditekan, sehingga masyarakat di wilayah endemik bisa terhindar dari ancaman
penyakit kronis yang berbahaya ini.
SUMBER:
Penularan Schistosoma Japonicum.
https://www.blogger.com/blog/post/edit/7660215345650741072/5599762958168669362

No comments:
Post a Comment