Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, 24 September 2025

Dua Beban Pangan Global: Hewan dan Tanaman

 


Sistem pangan dunia ibarat mesin raksasa yang seharusnya berjalan mulus untuk memberi makan umat manusia. Namun kenyataannya, mesin ini penuh gangguan. Hama, penyakit, kekeringan, hingga banjir silih berganti merusak hasil panen dan melemahkan kesehatan ternak. Kerugian yang muncul tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga berdampak pada gizi, kesehatan, bahkan kelestarian lingkungan. Lebih rumit lagi, ancaman ini tidak mengenal batas—kerusakan di sektor tanaman langsung berimbas pada sektor ternak, dan sebaliknya.

 

Sistem pangan adalah jaringan proses yang saling terhubung untuk mengubah berbagai masukan—seperti lahan, tenaga kerja, air, nutrisi, dan sumber daya genetik—menjadi keluaran berupa pangan dan pendapatan bagi manusia. Dalam bayangan ideal, sistem pangan seharusnya berjalan efisien tanpa kerugian, tetapi kenyataannya sistem ini penuh tantangan. Berbagai ancaman biotik seperti hama dan penyakit, serta ancaman abiotik seperti kekeringan atau banjir, membuat sistem pangan kita bekerja jauh dari kata sempurna. Kerugian pun tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga berdampak pada kesehatan, gizi, dan lingkungan.

 

Menariknya, ancaman dalam sistem pangan tidak pernah mengenal batas antara sektor tanaman dan ternak. Kedua sektor ini justru saling terkait erat. Hasil tanaman menjadi pakan ternak, sementara limbah ternak seperti pupuk kandang mendukung produksi tanaman. Jika satu sektor terguncang, sektor lain ikut terdampak. Hubungan yang saling memengaruhi inilah yang mendorong pentingnya pendekatan lintas disiplin, salah satunya melalui kerangka One Health yang menekankan keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

 

Dua inisiatif besar kini sedang dikembangkan untuk memahami masalah ini: Global Burden of Crop Loss (GBCL) dan Global Burden of Animal Diseases (GBAD). Keduanya berfokus menghitung kerugian yang muncul akibat bahaya di sektor tanaman maupun hewan. GBCL menyoroti kerugian hasil panen akibat serangan hama, penyakit, atau bencana iklim yang dapat mencapai 20–40% dari total produksi tanaman pangan. Sementara GBADs berusaha memetakan kerugian ekonomi akibat penyakit menular, tidak menular, maupun ancaman eksternal di sektor peternakan.

 

Kerja sama antara GBCL dan GBADs menjadi langkah penting untuk memahami gambaran besar kerugian sistem pangan secara terpadu. Penyelarasan metodologi kedua pendekatan ini memungkinkan kita menghitung kerugian tanaman dan hewan secara bersamaan, sehingga memberi informasi yang lebih komprehensif bagi pengambil kebijakan. Misalnya, larangan penggunaan tepung daging dan tulang di Uni Eropa memicu lonjakan impor kedelai sebagai pengganti bahan pakan. Kasus ini menunjukkan bagaimana kebijakan di satu sektor bisa memicu dampak besar di sektor lainnya.

No comments: