Aktivitas Biologis
Metabolit Tanaman
Metabolit sekunder yang dihasilkan
tumbuhan, seperti polifenol, terpen, dan alkaloid, sejak lama dikenal memiliki
berbagai aktivitas biologis dan farmakologis. Dalam konteks
antivirus, senyawa-senyawa ini mampu mengganggu siklus hidup virus pada
beberapa tahap penting.
Salah satu
mekanismenya adalah dengan menempel pada partikel virus sehingga virus gagal
mengenali sel targetnya. Akibatnya, virus tidak dapat menempel dan menembus ke
dalam sel. Ada juga senyawa yang mampu menghalangi sintesis asam nukleat virus,
menghambat produksi protein virus, hingga mencegah perakitan maupun pelepasan
partikel virus baru dari sel inang.
Menariknya,
metabolit tanaman bisa bekerja sangat spesifik. Mereka menyerang titik-titik
penting yang ada di permukaan virus atau pada molekul inang yang dibutuhkan
virus untuk berkembang biak. Dengan cara ini, virus terhambat tetapi sel inang tetap terlindungi.
Inilah yang membuat fitokimia menjanjikan untuk dikembangkan sebagai antivirus
alami.
Mekanisme Antiviral
Senyawa Tumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa minyak
atsiri dan ekstrak tumbuhan dapat bekerja melalui berbagai mekanisme. Pada
virus yang tidak berselubung, misalnya norovirus, lapisan kapsid berfungsi
melindungi RNA virus. Jika kapsid rusak atau berubah bentuk, virus kehilangan
kemampuannya untuk menempel pada sel inang.
Beberapa minyak atsiri, seperti
minyak oregano, serai, dan allspice, terbukti dapat mengubah struktur kapsid.
Hasil pengamatan mikroskop elektron menunjukkan partikel virus yang terpapar
minyak ini mengalami pembesaran dan kehilangan bentuk normalnya. Ada pula
ekstrak tanaman seperti jus cranberry, biji anggur, dan delima yang dapat
menyebabkan deformasi kapsid, sehingga virus menjadi tidak menular lagi.
Selain itu, ada senyawa yang mampu
menutup bagian tertentu dari virus yang disebut epitop. Bagian ini biasanya
digunakan virus untuk menempel ke reseptor sel inang. Jika epitop tertutup,
virus kehilangan kemampuannya untuk menginfeksi, meskipun RNA di dalamnya tetap
utuh.
Minyak Atsiri sebagai
Antivirus Norovirus
Minyak atsiri atau essential oils
adalah senyawa aromatik yang mudah menguap dan banyak terdapat dalam tanaman
aromatik maupun rempah. Kandungan utamanya berupa terpen, yang memiliki
struktur kimia sangat beragam sehingga menghasilkan berbagai aktivitas
biologis.
Sejumlah minyak atsiri telah diuji
terhadap virus pengganti norovirus, seperti feline calicivirus (FCV) dan
murine norovirus (MNV). Minyak oregano, misalnya, mampu menurunkan
jumlah partikel virus secara signifikan dalam waktu singkat. Efek ini terjadi
karena minyak oregano mengganggu integritas kapsid virus sehingga virus
kehilangan daya infeksinya.
Minyak serai
juga menunjukkan kemampuan serupa. Komponen utamanya, yaitu citral, terbukti
dapat menonaktifkan protein penting pada kapsid virus dan menghambat replikasi
RNA virus di dalam sel inang. Sementara itu, minyak allspice bekerja dengan
merusak kapsid dan menyebabkan degradasi RNA virus, sehingga virus benar-benar
kehilangan kemampuan menular.
Menariknya,
efektivitas minyak atsiri dipengaruhi oleh suhu, waktu paparan, dan
konsentrasi. Minyak oregano, misalnya, lebih efektif pada suhu tubuh (37 °C)
dibandingkan suhu rendah. Hal ini penting diperhatikan jika ingin
mengaplikasikan minyak atsiri dalam pengolahan atau penyimpanan makanan.
Senyawa Alami Lain yang Menjanjikan
Tidak semua
minyak atsiri memiliki efek yang sama. Beberapa, seperti minyak dari hyssop dan
marjoram, ternyata tidak efektif melawan norovirus meskipun bekerja pada virus
lain yang berselubung. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan struktur antarvirus
sangat memengaruhi keberhasilan suatu senyawa sebagai antivirus.
Selain minyak
atsiri, ekstrak buah dan biji juga memiliki potensi besar. Jus delima dan
ekstrak biji anggur, misalnya, terbukti dapat mengurangi kemampuan infektif
norovirus. Sementara itu, fitokimia dalam jus cranberry mampu menyebabkan
perubahan bentuk kapsid yang membuat virus tidak lagi menular.
Kesimpulan
Dari berbagai penelitian, dapat
disimpulkan bahwa metabolit tanaman bekerja dengan beragam mekanisme: merusak
kapsid, menutup epitop penting, menghambat replikasi RNA, hingga mencegah
pelepasan virus dari sel inang. Senyawa alami ini tidak hanya menjanjikan
sebagai bahan tambahan dalam pengobatan, tetapi juga berpotensi digunakan untuk
meningkatkan keamanan pangan, terutama pada produk yang rawan terkontaminasi
virus.
SUMBER:
Bahan Tanaman Menjadi Antimikroba Norovirus
https://atanitokyo.blogspot.com/2022/10/potensi-bahan-tanaman-sebagai-antivirus.html

No comments:
Post a Comment