Monsun (bahasa Inggris: monsoon) atau muson (bahasa Belanda: moesson) merupakan angin musim yang
bersifat periodik dan biasanya terjadi terutama di Samudra Hindia dan
sebelah selatan Asia.[1] Munculnya monsun biasanya
ditandai dengan curah hujan yang tinggi. Monsun mirip dengan angin laut, tetapi
ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan.
Monsun
merupakan angin yang berubah
arah tiap setengah tahun. Oleh karena itu, muson dinamakan juga angin setengah tahunan.[2] Monsun terjadi karena adanya perbedaan suhu
antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.[2] Di Indonesia, muson menjadi penentu pola
iklim dan pola angin di Indonesia.[3]
Istilah
Kata
"monsun" diserap dari bahasa Inggris monsoon,
yang diserap dari bahasa
Belanda moesson, yang pada akhirnya diserap dari bahasa Arab مَوْسِم (mawsim)
yang berarti "musim".
Monsun
biasanya merujuk pada perubahan musiman arah angin di sepanjang pesisir
Samudera Hindia, khususnya di laut Arab, yang bertiup dari arah barat daya di
India dan wilayah-wilayah di sekitarnya untuk setengah tahun dan dari timur
laut untuk setengah tahun lainnya.
Pelaut Yunani dalam
legenda, Hippalus secara tradisional dianggap sebagai orang
pertama yang menggunakan monsun untuk mempercepat pelayaran sepanjang Samudra
Hindia; nama kuno untuk monsun di daerah ini juga dipanggil Hippalus.
Meskipun begitu, kemungkinan besar Hippalus hanyalah orang Yunani pertama yang
memanfaatkan monsun karena para pelaut Yaman telah melakukan perdagangan
dengan India lama sebelum
masanya. Monsun hanya bertiup setiap 6 bulan
Proses
Monsun terjadi karena daratan menghangat dan menyejuk
lebih cepat daripada air. Hal ini menyebabkan suhu di darat lebih panas
daripada di laut pada musim panas. Udara panas di darat biasanya berkembang
naik, menciptakan daerah bertekanan rendah. Ini menciptakan sebuah angin yang sangat konstan
yang bertiup ke arah daratan. Curah hujan yang terkait disebabkan udara laut yang
lembap yang dialihkan ke arah pegunungan, yang kemudian menyebabkan
pendinginan, dan lalu pengembunan.
Pada musim dingin, udara di darat menjadi lebih sejuk
dengan cepat, tetapi udara panas di laut bertahan lebih lama. Udara panas di
atas laut berkembang naik, menciptakan daerah bertekanan rendah dan angin
sepoi-sepoi dari darat ke laut. Karena perbedaan suhu antara laut dan daratan
lebih kecil dibandingkan saat musim panas, monsun musim dingin tidak begitu
konstan.
Monsun mirip dengan angin
laut, tetapi ukurannya lebih
besar, lebih kuat dan lebih konstan.
Sistem monsun
Dengan semakin bertambahnya pengetahuan mengenai monsun,
definisi "monsun" telah melebar, dan kini termasuk segala fenomena
yang terkait dengan siklus cuaca tahunan di benua Asia, Australia, dan Afrika yang tropis dan subtropis serta lautan dan
samudra di wilayah-wilayah tersebut. Di daerah-daerah inilah
siklus-siklus peristiwa cuaca yang paling hebat dan dramatis di Bumi terjadi.
Selain
itu, sistem monsun diketahui selalu terjadi saat pembentukan benua-benua raksasa seperti Pangea bersama dengan
cuaca benua yang ekstrem.
Secara
garis besar monsun terbagi menjadi dua macam, yaitu monsun musim dingin dan
monsun musim panas.[4]
Monsun
musim dingin
Monsun
musim dingin adalah monsun yang berasal dari benua dan bertiup di musim dingin.[5]
Monsun
musim dingin lebih dikenal sebagai monsun barat di Indonesia. Angin ini
bertiup pada bulan Oktober-April dan menyebabkan musim hujan di seluruh
Kepulauan Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi
selatan, yang menyebabkan benua Australia sedang mengalami musim panas,
berakibat pada tekanan minimum dan benua Asia lebih dingin, berakibat memiliki
tekanan maksimum dan bersifat basah sehingga membawa musim hujan/penghujan.
Bertiupnya angin ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara di belahan
bumi utara dan selatan. Pada saat itu utara musim dingin sehingga menyebabkan
tekanan di utara lebih tinggi daripada selatan, maka angin bertiup dari utara
(Asia dan Samudera Pasifik) menuju Australia melewati Indonesia. Menurut hukum
Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah
bertekenan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Asia menuju benua
Australia, dan karena menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan
dibelokkan ke arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan
akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan
luas di bagian utara (Samudra
Pasifik dan Laut Cina Selatan).[6]
Monsun
musim panas
Monsun
musim panas adalah monsun yang berasal dari samudra
dan bertiup dalam musim panas.[7]
Monsun
musim panas lebih dikenal sebagai monsun timur di Indonesia. Angin ini
bertiup pada bulan April-Oktober dan
menyebabkan musim
kemarau di seluruh Kepulauan Indonesia. Angin ini bertiup saat
matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan benua Australia
mengalami musim dingin, sehingga memiliki tekanan maksimum dan Benua Asia lebih
panas, sehingga memiliki tekanan minimum. Angin ini bersifat kering yang
mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami musim kering/kemarau. Bertiupnya
angin ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara di belahan bumi
selatan dan utara. Pada saat itu di belahan bumi selatan sedang musim dingin, sehingga
menyebabkan tekanan di selatan lebih tinggi daripada utara. Hal ini menyebabkan angin bertiup dari selatan
(Australia) ke utara menuju Asia melewati Indonesia. Menurut hukum Buys Ballot,
angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan
minimum, sehingga angin bertiup dari benua Australia menuju benua Asia, dan
karena menuju utara Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah
kanan. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin
tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui
lautan yang sempit.[6]
REFERENSI
1.(Indonesian) Arti kata Monsun dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
2.(Indonesian) Hayati, Sri dan Enok
Maryani. 2007. Ilmu Pengetahuan
Sosial Geografi. Jakrta: Penerbit Erlangga. Hal.6.
3.(Indonesian) Pujiastuti,
Sri dan Haryo Tamtomo. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal. 5.
4."Perubahan Iklim". sumber.belajar.kemdikbud.go.id.
Diakses tanggal 2020-12-22.
5.(Indonesian) Arti kata Monsun musim dingin dalam
situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
6.Welianto, Ari. Welianto, Ari
(ed.). "Angin Muson, Pengertian dan
Jenisnya". Kompas.com. Diakses
tanggal 2020-12-22.
7.(Indonesian) Arti kata Monsun musim panas dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

No comments:
Post a Comment