Ilmu pengetahuan
modern mengungkap bahwa tubuh manusia tersusun dari sekitar 7 oktilion atom.
Hidrogen dalam tubuh kita berasal dari awal penciptaan alam semesta (Big
Bang), sedangkan unsur penting lain—seperti karbon, oksigen, nitrogen,
hingga besi—terbentuk di dalam bintang dan tersebar melalui supernova
miliaran tahun lalu. Artinya, Allah telah menyiapkan unsur kehidupan jauh
sebelum penciptaan manusia.
Al-Qur’an menegaskan: “Dan sungguh, Kami telah
menciptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun:
12).
Tanah yang dimaksud bukan sekadar debu bumi,
tetapi seluruh unsur kosmik yang telah Allah takdirkan ada dalam jagat raya.
Rasulullah SAW juga bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari
segenggam tanah yang diambil dari seluruh bumi...” (HR. Abu Dawud,
Tirmidzi).
Ilmu sains menyebut manusia sebagai “stardust”,
sedangkan Islam sejak lama menjelaskan bahwa kita berasal dari tanah—unsur alam
semesta itu sendiri. Maka, fakta ilmiah ini justru menjadi tanda kebesaran
Allah, sebagaimana firman-Nya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar...” (QS.
Fussilat: 53).
Kesadaran ini seharusnya menumbuhkan rasa syukur
dan kerendahan hati. Kita bukan sekadar makhluk biologis, tetapi bagian dari
kisah besar penciptaan Allah. Maka, sebagaimana kita tercipta dari debu
bintang, hendaknya umat Islam menjadikan ilmu ini sebagai pengingat untuk
semakin meningkatkan iman dan takwa melalui ibadah yang khusyuk dan amal saleh
yang nyata, sebagai bekal menghadap Allah Swt di negeri akhirat kelak.

No comments:
Post a Comment