Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday 1 April 2021

Red Lorry Parrot (Eos Bornea)

Nama Lokal: Nuri Merah, Nuri Merah Maluku.





 

Nama Inggris: Red Lory.

 

Klasifikasi


Burung yang dideskripsikan oleh Linnaeus (1758) dulunya dilaporkan berasal dari Borneo (Kalimantan) sehingga Linnaeus menamai burung ini Eos bornea. Baru beberapa tahun kemudian, diketahui jika burung ini aslinya berasal dari Maluku. Pemberian nama ilmiah pada tahun 1758 menunjukkan bahwa Nuri Maluku ini telah lama dikenal dan banyak ditangkap masyarakat sejak dulu.

 

Klasifikasi ilmiah dari Nuri Maluku adalah sebagai berikut: Kingdom: Animalia; Phylum: Chordata; Class: Aves; Ordo: Psittaciformes; Suku: Psittaculidae; Genus: Eos; Species: Eos bornea (Linnaeus, 1758).

Nuri Maluku termasuk jenis nuri asli asal Indonesia yang paling menarik.  Bulu burung ini sebagian besar berwarna merah menyolok, indah sekali sehingga banyak orang memburunya secara ilegal untuk diperdagangkan sebagai satwa peliharaan.

Nuri Maluku dikenal sebagai jenis Nuri yang terbanyak dipelihara di Indonesia setelah Perkici Pelangi Kakatua Australasia.  Kebun Binatang dan Taman Burung di banyak negara pada umumnya memiliki koleksi burung ini, selain Nuri Bayan, Nuri Raja dan burung Macaw yang memiliki ukuran lebih besar dan tampilan lebih menyolok.

 

Penjelasan umum

 

Tubuhnya berukuran sedang dengan panjang tubuh 28-31 cm dan berat 170-300 gram. Hampir seluruh tubuhnya ditutupi bulu berwarna merah. Sebagian bulu penutup sayap dan bulu di bagian punggung dekat ekor berwarna biru terang menyolok. Bulu sayap utama berwarna hitam. Sedangkan ekornya berwarna merah kecoklatan. Ketika masih muda burung warna bulunya kusam, iris matanya dan paruhnya berwarna kecoklatan.

Nuri Maluku memiliki paruh yang kecil berwarna jingga dengan iris mata merah. Paruh lebih kecil dibanding paruh jenis nuri lainnya. Pada ujung lidah terdapat bagian yang memiliki bulu-bulu sikat yang memungkinkan burung ini lebih mudah mengambil madu dan nektar. Hal ini menunjukkan Nuri Maluku lebih banyak mengonsumsi nektar dibanding biji-bijian dan buah berdaging keras.

Sebagaimana jenis nuri pada umumnya, kaki Nuri Maluku yang berwarna abu-abu memiliki susunan jari yang unik disebut zygodactily dimana saat bertengger, dua jari mengarah ke bagian depan dan dua jari ke belakang.

Habitat

Habitat Nuri Maluku berada di hutan dataran rendah, kebun-kebun kelapa dan vegetasi pesisir di pulau-pulau di Maluku Selatan.

Sebaran

Burung ini tersebar di Indonesia dengan sebaran terbatas di tempat asalnya yaitu Maluku selatan.

Burung ini terbagi menjadi dua ras, yaitu:

§  Eos bornea bornea (Linnaeus, 1758), tersebar di Seram, Ambon hingga Kepulauan Kai. Ras rothschildi yang berukuran lebih kecil dan ras bernsteini yang berukuran lebih besar dianggap masih termasuk ras ini.

§  Eos bornea cyanonotha (Vieillot, 1818), hanya ditemukan di pulau Buru. Ras ini memiliki warna lebih gelap dengan bulu cenderung berwarna merah maroon. Populasi hybrid (hasil kawin silang) antara kedua ras kadang-kadang dijumpai di kebun binatang sehingga kerap menyulitkan proses identifikasi.

 

Burung imi terbang dalam kelompok, menjelajahi hutan dataran rendah di pedalaman dan kawasan pesisir untuk mencari pohon-pohon yang berbunga dan berbuah. Di tinjau dari sisi ekologi, hidup berkelompok memberikan banyak keuntungan bagi burung paruh bengkok. Di antaranya adalah: mempermudah mendeteksi lokasi sumber makanan, mendapatkan perlindungan dari hewan pemangsa dan lebih mudah mendapatkan pasangan. Selain itu, burung muda juga lebih mudah belajar bertahan hidup dan mencari makan dengan melihat dan meniru kebiasaan individu lain dalam kelompoknya.

Makanan

 

Dari bentuk paruhnya, Nuri Maluku diperkirakan lebih banyak mengonsumsi serbuk sari dan nektar dibanding biji-bijian. Nuri Maluku peliharaan umumnya diberi makan dengan buah Pepaya, Pisang dan Susu.

Status Konservasi

 

Seluruh jenis burung paruh bengkok di Indonesia, termasuk Nuri Sayap-hitam tercantum dalam daftar jenis satwa liar yang dilindungi oleh pemerintah berdasarkan lampiran Permen KLHK Nomor P.106/ MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Meskipun populasinya terus menurun akibat diburu secara illegal, Nuri Maluku masih dikategorikan beresiko rendah untuk punah dalam waktu dekat (Least Concern) oleh IUCN. Tidak termasuk dalam lampiran Appendix CITES.

 

Referensi:

 

Beehler, B.M., T.K. Pratt, and D. A. Zimmerman. 2001. Burung-Burung di Kawasan Papua. Papua, Papua Niugini dan Pulau-Pulau Satelitnya. Seri Panduan Lapangan. Puslitbang Biologi LIPI dan Birdlife Internasonal-Indonesia Programme.

Coates, B.J. & Bishop, K.D. 2000. Panduan Lapangan Burung – Burung di Kawasan Wallaceae. Penerbit Bird Life Indonesia. Bogor.

Del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. and de Juana, E. 2019. Handbook of The Birds of The World Alive. Lynx Edicions. Barcelona.

MacKinnon, J.K., Phillipps, K. & Ballen, B.V. 2010. Seri Panduan Lapangan Burung – Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi – LIPI. Bogor.

Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Red_lory

1 comment:

Anonymous said...

👍