Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday, 23 June 2025

Tanamkan Tauhid ke Anak VS Gempuran Konten Digital


Anak Kita Terancam! Konten Digital Merajalela, Saatnya Tanamkan Tauhid Sejak Dini


Di tengah derasnya arus informasi dan gempuran konten digital yang tidak semuanya mendidik, para orang tua milenial dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana menanamkan nilai-nilai akidah Islam yang lurus kepada anak-anak sejak dini? Jawabannya adalah tauhid, inti dari ajaran Islam yang wajib ditanamkan sejak anak masih kecil, bahkan sejak mereka mulai bisa berbicara dan memahami.

 

Tauhid adalah Pondasi Kehidupan Seorang Muslim


Tauhid bukan sekadar pelajaran di sekolah atau materi hafalan. Tauhid adalah keyakinan dasar yang menjadi fondasi bagi seluruh ibadah dan perilaku seorang Muslim. Tanpa tauhid yang lurus, amal sebesar apapun bisa tertolak. Allah Swt berfirman: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Makna dari "beribadah kepada-Ku" adalah mentauhidkan Allah, yaitu mengesakan-Nya dalam setiap bentuk peribadatan.

 

Anak Perlu Tahu: Siapa Allah dan Di Mana Allah?


Pertanyaan mendasar yang harus kita tanamkan kepada anak adalah: dari mana kita mengambil akidah kita? Jawabannya adalah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan dari budaya, mimpi, atau logika semata. Kita perlu menanamkan dengan bahasa sederhana bahwa Allah itu berada di atas ‘Arsy, sebagaimana firman-Nya: "Ar-Rahman bersemayam di atas ‘Arsy." (QS. Thaha: 5)

Kata istiwa' dalam ayat tersebut bermakna "berada di ketinggian", menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah yang Maha Tinggi, tidak sama dengan makhluk-Nya.

 

Ajarkan Makna Kalimat Tauhid Sejak Dini


Anak-anak harus sejak awal mengenal kalimat Laa ilaaha illallah, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Kalimat ini bukan sekadar ucapan, tapi makna yang perlu dijelaskan: bahwa ibadah hanya ditujukan kepada Allah semata, tidak kepada selain-Nya.

 

Ibadah yang paling agung adalah bertauhid dan menjauhkan diri dari syirik, yaitu menyekutukan Allah. Syirik adalah dosa paling besar yang tidak diampuni jika tidak bertaubat. Allah Swt berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS. An-Nisa: 48)

 

Mengenalkan Jenis-Jenis Tauhid dengan Bahasa Anak


Tauhid terbagi menjadi tiga:


1.Tauhid Rububiyah: meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan, memberi rezeki, dan mengatur alam semesta.

2.Tauhid Uluhiyah: mengesakan Allah dalam ibadah yaitu doa, shalat, berkurban, bersujud hanya kepada-Nya.

3.Tauhid Asma’ wa Shifat: menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tanpa menyerupakan dengan makhluk-Nya.


"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)

 

Jangan Ajarkan Konsep yang Keliru tentang Allah


Banyak anak hari ini lebih mengenal karakter fiksi daripada mengenal Allah. Maka orang tua harus menjelaskan bahwa Allah tidak serupa dengan apapun, tidak bisa dibayangkan bentuk-Nya, dan hanya dapat dikenali melalui wahyu-Nya. Jauhkan anak dari kisah-kisah dongeng atau animasi yang bisa mengaburkan konsep ketuhanan yang benar.

 

Tanamkan Makna Hari Akhir dan Rasa Tanggung Jawab


Anak juga harus memahami bahwa setelah mati akan ada hari kebangkitan, ketika manusia dihidupkan kembali untuk dihisab amalnya. Ini akan menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri anak. Allah Swt berfirman: "Katakanlah: ‘Justru demi Rabbku, sungguh kamu akan benar-benar dibangkitkan’." (QS. At-Taghabun: 7)

 

Ajak Anak Mencintai Islam, Iman, dan Ihsan


Ajarkan kepada anak bahwa Islam adalah tunduk dan taat kepada Allah dengan penuh ketauhidan, Iman adalah keyakinan yang hidup dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Ihsan adalah beribadah seolah-olah melihat Allah. "Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia melihatmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Waspadai Syirik Modern di Era Digital


Di zaman digital ini, bentuk-bentuk syirik bisa tersamar: mempercayai ramalan online, menggantungkan nasib pada zodiak, memakai jimat digital, hingga kultus terhadap tokoh. Semua ini adalah bentuk penyimpangan dari tauhid. Tanamkan bahwa menyembelih hewan kurban atau sujud hanya boleh untuk Allah, dan melakukannya kepada selain-Nya adalah syirik besar.

 

Penutup: Tugas Mulia Orang Tua Milenial


Menanamkan tauhid sejak dini adalah bentuk cinta sejati orang tua kepada anak. Bukan hanya mempersiapkan mereka untuk sukses dunia, tetapi juga untuk selamat di akhirat. Mulailah dengan mengenalkan Allah, ajarkan doa-doa pendek, cerita para nabi, dan bacakan Al-Qur’an bersama. Gunakan media digital dengan bijak untuk memperkuat akidah, bukan merusaknya.


Ingatlah, masa depan anak tidak di tangan teknologi, tapi di tangan orang tua yang paham pentingnya tauhid.

No comments: