Anak Kita Terancam! Konten Digital Merajalela, Saatnya Tanamkan Tauhid Sejak Dini
Di
tengah derasnya arus informasi dan gempuran konten digital yang tidak semuanya
mendidik, para orang tua milenial dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana
menanamkan nilai-nilai akidah Islam yang lurus kepada anak-anak sejak dini?
Jawabannya adalah tauhid, inti dari ajaran Islam yang wajib ditanamkan sejak
anak masih kecil, bahkan sejak mereka mulai bisa berbicara dan memahami.
Tauhid
adalah Pondasi Kehidupan Seorang Muslim
Tauhid
bukan sekadar pelajaran di sekolah atau materi hafalan. Tauhid adalah keyakinan
dasar yang menjadi fondasi bagi seluruh ibadah dan perilaku seorang Muslim.
Tanpa tauhid yang lurus, amal sebesar apapun bisa tertolak. Allah Swt
berfirman: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Makna
dari "beribadah kepada-Ku" adalah mentauhidkan Allah, yaitu
mengesakan-Nya dalam setiap bentuk peribadatan.
Anak
Perlu Tahu: Siapa Allah dan Di Mana Allah?
Pertanyaan
mendasar yang harus kita tanamkan kepada anak adalah: dari mana kita mengambil
akidah kita? Jawabannya adalah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan dari budaya,
mimpi, atau logika semata. Kita perlu menanamkan dengan bahasa sederhana bahwa
Allah itu berada di atas ‘Arsy, sebagaimana firman-Nya: "Ar-Rahman
bersemayam di atas ‘Arsy." (QS. Thaha: 5)
Kata
istiwa' dalam ayat tersebut bermakna "berada di ketinggian",
menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah yang Maha Tinggi, tidak sama dengan
makhluk-Nya.
Ajarkan
Makna Kalimat Tauhid Sejak Dini
Anak-anak
harus sejak awal mengenal kalimat Laa ilaaha illallah, tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Kalimat ini bukan sekadar
ucapan, tapi makna yang perlu dijelaskan: bahwa ibadah hanya ditujukan kepada
Allah semata, tidak kepada selain-Nya.
Ibadah
yang paling agung adalah bertauhid dan menjauhkan diri dari syirik, yaitu
menyekutukan Allah. Syirik adalah dosa paling besar yang tidak diampuni jika
tidak bertaubat. Allah Swt berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain itu
bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS. An-Nisa: 48)
Mengenalkan
Jenis-Jenis Tauhid dengan Bahasa Anak
Tauhid
terbagi menjadi tiga:
1.Tauhid Rububiyah:
meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan, memberi rezeki, dan mengatur alam
semesta.
2.Tauhid Uluhiyah:
mengesakan Allah dalam ibadah yaitu doa, shalat, berkurban, bersujud hanya
kepada-Nya.
3.Tauhid Asma’ wa Shifat:
menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan dalam
Al-Qur’an dan Sunnah, tanpa menyerupakan dengan makhluk-Nya.
"Tidak
ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS.
Asy-Syura: 11)
Jangan
Ajarkan Konsep yang Keliru tentang Allah
Banyak
anak hari ini lebih mengenal karakter fiksi daripada mengenal Allah. Maka orang
tua harus menjelaskan bahwa Allah tidak serupa dengan apapun, tidak bisa
dibayangkan bentuk-Nya, dan hanya dapat dikenali melalui wahyu-Nya. Jauhkan
anak dari kisah-kisah dongeng atau animasi yang bisa mengaburkan konsep
ketuhanan yang benar.
Tanamkan
Makna Hari Akhir dan Rasa Tanggung Jawab
Anak
juga harus memahami bahwa setelah mati akan ada hari kebangkitan, ketika
manusia dihidupkan kembali untuk dihisab amalnya. Ini akan menanamkan rasa
tanggung jawab dalam diri anak. Allah Swt berfirman: "Katakanlah:
‘Justru demi Rabbku, sungguh kamu akan benar-benar dibangkitkan’."
(QS. At-Taghabun: 7)
Ajak
Anak Mencintai Islam, Iman, dan Ihsan
Ajarkan
kepada anak bahwa Islam adalah tunduk dan taat kepada Allah dengan penuh
ketauhidan, Iman adalah keyakinan yang hidup dalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Ihsan adalah beribadah seolah-olah
melihat Allah. "Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia
melihatmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Waspadai
Syirik Modern di Era Digital
Di
zaman digital ini, bentuk-bentuk syirik bisa tersamar: mempercayai ramalan online,
menggantungkan nasib pada zodiak, memakai jimat digital, hingga kultus terhadap
tokoh. Semua ini adalah bentuk penyimpangan dari tauhid. Tanamkan bahwa menyembelih
hewan kurban atau sujud hanya boleh untuk Allah, dan melakukannya kepada
selain-Nya adalah syirik besar.
Penutup:
Tugas Mulia Orang Tua Milenial
Menanamkan
tauhid sejak dini adalah bentuk cinta sejati orang tua kepada anak. Bukan hanya
mempersiapkan mereka untuk sukses dunia, tetapi juga untuk selamat di akhirat.
Mulailah dengan mengenalkan Allah, ajarkan doa-doa pendek, cerita para nabi,
dan bacakan Al-Qur’an bersama. Gunakan media digital dengan bijak untuk
memperkuat akidah, bukan merusaknya.
Ingatlah,
masa depan anak tidak di tangan teknologi, tapi di tangan orang tua yang paham
pentingnya tauhid.

No comments:
Post a Comment