Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda: "Allah Ta'ala berfirman, Aku menurut pada sangkaan hamba-Ku
kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia mengaku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya
Aku pun mengingatnya dalam hati-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu majelis, Aku
pun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka (yaitu majelis
para malaikat yang ma'shum dan tanpa dosa). Jika ia mendapati-Ku sejengkal Aku
akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku sehasta, Aku akan mendekatinya
sedepa. Jika ia mendekati-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari.” (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad).
Faedah dari hadits di atas mengandung pelajaran penting
Hubungan
Allah Subhanahu wata'ala (Swt) dengan hamba-Nya adalah menurut sangkaan hamba
tersebut kepada Allah Swt. Maksudnya, agar seseorang selalu selalu
mengharap rahmat Allah Swt dan jangan berputus asa.
Kita
mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang akan bisa karenanya masuk
neraka. Meskipun demikian, kita jangan berputus asa dari Rahmat-Nya. Apa
sulitnya bagi Allah Swt yang Maha Pengasih mengampuni dosa-dosa
hamba-Nya?
Allah
Swt menjelaskan dalam Firman-Nya: "Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya“ (An-nisa ayat
48).
Oleh
karena itu, para ulama menyatakan bahwa iman adalah antara harap dan takut
kepada Allah Swt.
Suatu
ketika Baginda Nabi SAW mendatangi seorang pemuda yang
sedang menghadapi sakaratul maut. Ketika beliau menanyakan keadaannya, pemuda
itu menjawab, "Ya Rasulullah saya selalu mengharap rahmat Allah dan
takut atas dosa-dosa saya.“ Sabda beliau, "Seandainya dalam keadaan
seperti ini, kedua hal tersebut ada pada diri seorang, yakni harap dan takut,
Allah akan mengabulkan apa yang ia harapkan dan menyelamatkannya dari apa yang
ia takuti."
Sebuah
hadits menyebutkan bahwa orang mukmin itu menganggap bahwa dosa-dosa mereka
seperti sebuah gunung yang akan runtuh menimpanya dan ia duduk di bawah gunung
tersebut.
Sedangkan
para pendosa menganggap bahwa dosa-dosa mereka seperti seekor lalat yang
hinggap di tubuhnya, yang dengan mudah diusir, ia meremehkan dosa-dosanya.
Kesimpulan: Kita hendaknya selalu mengharap rahmat Allah Swt
No comments:
Post a Comment