Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday, 11 September 2008

Penanaman Jarang - Cara Baru Menanam Padi -

Penanaman jarang dengan jarak akar yang lebih panjang dari penanaman biasa (penanaman padat) sedang menjadi perhatian besar di seluruh negeri. Biaya untuk bibit dan bahan penanaman berkurang secara signifikan dibandingkan dengan penanaman biasa, sementara volume hasil yang diharapkan tetap serupa. Produsen alat pertanian dan lembaga penelitian lokal sedang mempelajari sistem budidaya yang sesuai dengan kondisi lokal bersama para petani setempat. Kami akan memperkenalkan kelebihan dan hal-hal yang perlu diperhatikan terkait metode ini.

 

Penanaman jarang berarti kepadatan tanamnya lebih rendah, yaitu meskipun jarak antar baris tetap sama dengan penanaman biasa (30 cm), jarak akar bisa 22 cm, 28 cm, atau 30 cm, sementara jarak akar pada penanaman biasa adalah 30 cm. Tanaman biasanya ditanam menggunakan mesin transplantasi padi. Sebelum mesin transplantasi padi dikembangkan, baik jarak akar maupun jarak baris adalah 30 cm masing-masing. Meskipun bibit yang matang digunakan untuk penanaman jarang di masa lalu, kini bibit muda digunakan setelah pengembangan mesin tersebut. Metodenya sama dengan transplantasi padi, sehingga para petani tidak mengalami kesulitan. Mesin transplantasi padi terbaru memiliki fungsi untuk penanaman jarang, sehingga petani mana pun dapat melakukannya.

 

Keuntungan utama dari metode ini adalah penghematan biaya. Misalnya, jumlah bibit yang dibutuhkan berkurang hingga 50% dibandingkan dengan penanaman padat jika jarak akar adalah 30 cm. Oleh karena itu, biaya persiapan bibit juga berkurang, dan biaya pembelian bibit pun berkurang. Selain itu, waktu kerja menjadi lebih singkat.

 

Menurut pusat penelitian pertanian, rasa beras dari penanaman jarang sama dengan penanaman padat, dan total volume hasil per sawah tidak berbeda. Pusat penelitian lain juga melaporkan bahwa penampilan beras dari penanaman jarang lebih baik dibandingkan dengan penanaman padat. Jarak akar yang lebih panjang mengurangi kondisi stres, kata mereka. Hasil penelitian penting lainnya adalah bahwa penanaman jarang lebih baik dalam mengatasi perubahan iklim global, seperti yang dilaporkan oleh sebuah lembaga penelitian di Kyoto. Alasan yang mungkin mendasari hal ini adalah karena jarak akar yang lebih panjang. Penanaman jarang diperkirakan akan berkembang sebagai salah satu langkah untuk mengatasi pemanasan global, yang secara signifikan mempengaruhi industri pertanian di seluruh dunia.


 

SUMBER

 

Farming Japan, Vol.42-5, 2008. pp. 8-9.

No comments: