Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, 16 October 2019

DKI Jakarta Peringati Hari Rabies



Dinas KPKP DKI Jakarta Gelar Peringatan Hari Rabies Sedunia


Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah membuka kegiatan peringatan Hari Rabies Sedunia yang digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta di halaman Gedung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.


"Apresiasi terhadap seluruh pihak yang selama ini membantu dan bekerja sama dengan pemerintah dalam penanggulangan rabies di DKI Jakarta, "

"Melalui kegiatan ini dan kegiatan vaksinasi secara rutin serta langkah-langkah penanggulangan rabies lainnya diharapkan Jakarta tetap menjadi kota yang terbebas dari rabies," ujar Saefullah, di Balai Kota, Selasa (15/10).
Dalam kesempatan itu, ia juga mengimbau agar masyarakat yang memiliki hewan peliharaan, baik kucing, anjing, kera dan musang harus rutin melakukan vaksinasi hewannya ke dokter hewan atau Dinas KPKP DKI Jakarta.
"Saya juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap seluruh pihak yang selama ini membantu dan bekerja sama dengan pemerintah dalam penanggulangan rabies di DKI Jakarta," jelasnya.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Darjamuni menuturkan, peringatan Hari Rabies Sedunia ini terlaksana atas kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) yang senantiasa bersama Pemprov melakukan vaksinasi dan sterilisasi.
"Selain itu, Dinas KPKP dan PDHI juga kerap melakukan sosialisasi dan edukasi pada pelajar, pecinta hewan dan warga pada umumnya," tuturnya.
Ia menambahkan, untuk mempertahankan Jakarta sebagai kota yang bebas rabies sejak 2004, pihaknya setiap tahun memvaksin dan melakukan sterilisasi sebanyak 35.000 hewan. Untuk bulan ini dari tanggal 1-9 Oktober pihaknya sudah memvaksin sebanyak 2.283 dan sterilisasi pada kucing sebanyak 1.503.
"Ke depan kami juga akan lebih meningkatkan pengawasan pada hewan yang masuk dari daerah tetangga yang memang belum bebas rabies," tandasnya.

Sumber :

Tuesday, 15 October 2019

Alarm ASF! Terungkap Fakta Mengejutkan tentang Ancaman Mematikan yang Mengintai Peternakan Babi Indonesia!


1. PENGANTAR


Penyakit African Swine Fever (ASF) adalah penyakit viral yang menyerang ternak babi dan babi liar (Suidae). Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena morbiditas yang tinggi (100%), mortalitas yang tinggi (10–100%), bersifat sangat menular, dapat mengganggu stabilitas perdagangan domestik maupun internasional, menimbulkan larangan ekspor-impor dan pembatasan lalu lintas antar daerah, serta memerlukan tindakan depopulasi karena hingga kini belum terdapat vaksin. ASF juga menyebabkan epidemi yang dapat berlangsung terus menerus.

 

Penyakit ini sangat sulit dikendalikan karena virus ASF sangat tahan terhadap lingkungan. Virus dapat bertahan beberapa hari di dalam feses, beberapa bulan di kandang yang terkontaminasi, hingga 18 bulan di dalam darah. Virus juga dapat bertahan selama 140 hari di dalam produk olahan daging babi serta bertahun-tahun di dalam karkas. Penularan ASF dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

 

Strategi pencegahan meliputi karantina, biosekuriti peternakan, serta berbagai langkah lain untuk meminimalisir risiko penularan. Rencana kontingensi harus mencakup seluruh tindakan yang diperlukan untuk memastikan penularan ASF dapat dikenali dan dikendalikan sebelum mencapai fase epidemi, sekaligus memantau kemajuan program eliminasi. Karena tidak adanya vaksin, strategi pengendalian dan pemberantasan ASF yang paling memungkinkan adalah depopulasi.

 

2. ETIOLOGI


Virus ASF diklasifikasikan dalam genus Asfivirus, anggota satu-satunya dari famili Asfaviridae. ASF juga merupakan satu-satunya virus DNA yang ditransmisikan oleh artropoda. Virulensi isolat virus bervariasi dari rendah hingga tinggi.

a. Hewan Peka

Hewan yang peka terhadap ASF adalah babi domestik dan babi liar. Semua babi liar Afrika rentan namun tidak menunjukkan gejala klinis sehingga dianggap sebagai reservoir. Babi liar Eropa (Sus scrofa) rentan dengan tingkat fatalitas yang mirip babi domestik. Babi liar di Amerika Selatan dan Karibia juga memiliki kerentanan tinggi. Manusia tidak rentan terhadap ASF.

b. Penyebaran di Dunia dan Kejadian di Indonesia

ASF pertama dilaporkan di Afrika bagian selatan pada 1900–1905, kemudian menyebar ke Afrika tengah dan utara (Sub-Sahara). Pada 1957, ASF dilaporkan di Portugal dan kemudian menyebar ke Eropa tengah hingga Rusia pada 2008. Pada Agustus 2018 penyakit ini dilaporkan di China.

Setelah itu ASF ditemukan di Mongolia (Januari 2019), Vietnam (Februari 2019), Kamboja (Maret 2019), Hongkong (Mei 2019), Korea Utara (Mei 2019), Laos (Juni 2019), Myanmar (Agustus 2019), Filipina dan Timor Leste (September 2019). Hingga informasi terakhir, penyakit ini belum dikonfirmasi di Indonesia.

c. Kriteria Diagnosis

  1. Kasus Terduga ASF

Babi yang menunjukkan demam, anoreksia, lesu, kemerahan kulit, atau kematian dengan mortalitas >5%, atau kematian mendadak >30% tanpa gejala klinis khas.

  1. Kasus Terduga Kuat ASF

Disertai perubahan patologi:

• Pembengkakan limfoglandula gastrohepatika

• Pembengkakan limpa berwarna kehitaman dan rapuh

  1. Kasus Telah Dikonfirmasi ASF

Positif melalui isolasi/identifikasi virus atau deteksi gen ASF menggunakan PCR di laboratorium yang ditunjuk.

 

Tanda-Tanda Klinis (Perakut, Akut, Subakut, Kronis)

• Mati mendadak tanpa gejala (perakut)

• Demam hingga 42°C

• Hiperemia/sianosis ekstremitas (telinga, moncong)

• Hilang nafsu makan
• Tidak mampu berdiri, konvulsi
• Inkoordinasi

 

PATOLOGI

 

Patologi Anatomi

a. Bentuk Akut
• Hemoragi limfoglandula (ginjal, usus halus, gastrohepatika, submandibular)
• Pembesaran limpa 2–3 kali ukuran normal, gelap, lunak, mudah hancur
• Hemoragi hampir di semua organ
• Udema septa paru-paru
• Cairan dalam rongga tubuh

b. Bentuk Subakut
• Hemoragi limfoglandula dan ginjal
• Pembesaran limpa tanpa penyumbatan
• Konsolidasi lobular paru bagian kranial
• Hemoragi pada intestinal, limfoglandula, ginjal

c. Bentuk Kronis
• Pembesaran limfoglandula
• Perikarditis fibrinosa dan pleurisy
• Perlekatan lobular paru-paru, dapat menjadi nekrosis
• Paru mengecil, keras, dengan nodular putih
• Arthritis
• Ulser kulit
• Kondisi tubuh buruk

 

HISTOPATOLOGI

 

Nekrosis jaringan limfatik umum terjadi, terutama limfoglandula, dengan karioreksis dan hemoragi. Nekrosis lebih berat dibandingkan CSF. Terdapat vasculitis dengan degenerasi endotel dan perubahan fibrinoid arteri. Dapat ditemukan inflamasi pada otak, sumsum tulang belakang, dan saraf spinal tanpa nanah.

a. Uji Laboratorium
Deteksi dan karakterisasi:
• RT-PCR, isolasi virus, ELISA antigen, PCR konvensional, sequencing
Uji serologi:
• ELISA, imunoperoksidase

b. Spesimen
• Identifikasi agen: darah berantikoagulan, jaringan organ (tonsil, limpa, limfoglandula, paru, ginjal, usus halus)
• Serologi: serum
• Histopatologi: jaringan dalam PBS

c. Pengiriman Spesimen
Sampel harus didinginkan dan dikirim menggunakan gel beku.

d. Diagnosis Laboratorium
Deteksi virus menggunakan PCR, isolasi virus, ELISA. Karakterisasi dengan sequencing. Serologi menggunakan imunoperoksidase.

e. Diagnosis Banding
• CSF
• Penyakit Aujeszky
• Erysipelas
• Salmonellosis
• Keracunan (warfarin)
• Pasteurellosis/pneumonia
• Aborsi/mumifikasi/stillbirth
• Mulberry heart disease
• Isoimmune thrombocytopenia
• Viral encephalomyelitis

 

RESISTENSI DAN IMUNITAS

 

Virus ASF adalah virus DNA besar dengan 165 gen dan 50 protein.

Imunitas Bawaan
Populasi babi yang belum terpapar sangat rentan. Populasi yang pernah terpapar memiliki resistensi lebih tinggi. Di Mozambik, sekitar 40% babi menunjukkan variasi imunitas bawaan.

Imunitas Dapatan
Perbedaan gejala lebih disebabkan variasi virulensi strain dibandingkan status imun.
Babi yang selamat terlindung terhadap strain homolog tetapi rentan terhadap strain heterolog. Virus ASF dapat menghindari respons imun dengan bereplikasi pada makrofag.

a. Vaksinasi dan Penanganan Hewan Terinfeksi
• Belum ada vaksin komersial
• Vaksin hidup dilemahkan memberi perlindungan homolog, tetapi belum aman
• Vaksin inaktif menghasilkan antibodi tetapi tidak cukup protektif
• Tidak ada pengobatan efektif

 

EPIDEMIOLOGI

 

a. Siklus ASF
• Siklus silvatik (babi liar–caplak)
• Siklus caplak–babi domestik
• Siklus domestik (babi–produk babi)

b. Masa Inkubasi
5–15 hari, kadang hingga 20 hari

c. Persistensi Virus dan Transmisi
• Bertahan pada pH 4–10
• Bertahan berbulan-bulan pada daging mentah/beku
• Bertahan 1 bulan di kandang terkontaminasi
• Diinaktivasi Cresol, NaOH 2%, Formalin 1%, sodium carbonate, iodofor, asam fosfor, deterjen non-ionik, pelarut lemak

d. Transmisi
• Kontak langsung antar babi, termasuk melalui semen
• Kontak tidak langsung melalui feses, urine, pakan, kendaraan, peralatan
• Penularan melalui caplak

e. Vektor
Ornithodorus spp., Phacochoerus spp., Potamochoerus spp., Hylochoerus spp.; nyamuk dan lalat sebagai penyebar mekanis.

 

RISIKO MASUKNYA ASF KE INDONESIA

 

Risiko terbesar berasal dari daging babi dan produk babi terkontaminasi, bahan genetik babi, serta masuknya babi hidup. Produk babi ilegal yang dibawa penumpang kapal, pesawat, atau barang kiriman merupakan rute utama. Sampah kapal pesiar dan bahan genetik impor ilegal juga menjadi jalur risiko.


#ASF 

#SwineFever 

#Biosecurity 

#PigHealth 

#DiseaseAlert

Monday, 14 October 2019

Kelangsungan Hidup Virus ASF


Kelangsungan hidup virus African Swine Fever di berbagai kondisi dan dalam daging

 

Virus ASF pada suhu kamar bisa bertahan selama 11 hari.  Virus African Swine Fever apabila terkena suhu 50 oC bisa bertahan selama 180 menit, pada suhu 56 oC bisa bertahan selama 70 menit dan pada panas suhu 60 oC bertahan selama 20 menit. 


Virus ASF pada pen kandang yang terkontaminasi bisa bertahan selama sebulan. 

Apabila virus ASF dalam darah disimpan pada suhu 4 oC bisa bertahan tetap hidup selama 18 bulan. Virus ASF ada darah yang dimurnikan bisa bertahan selama 15 minggu.

Dalam daging segar beku virus ASF bisa bertahan hidup hingga 1000 hari.
Virus ASF Dalam kulit atau lemak bertahan selama 300 hari.  Virus ASF dalam daging dengan tulang dikeringkan juga bisa bertahan selama 300 hari.

Visus ASF dalam Parma Ham tahan 183 hari; dalam daging tanpa tulang digarami tahan 182 hari; dalam special ham (serrano) dan Iberian ham tahan 140 hari; dalam jeroan, daging tanpa tulang, daging dengan tulang dan daging giling tahan 105 hari; daging tanpa tulang diasap tahan 30 hari. Sedangkan dalam daging tanpa tulang dimasak dan daging dimasak dikalengkan tidak ditemukan virus ASF.

Sumber : DEFRA (2018)


Situasi ASF di Asia-Pasifik per 3 Okt 2019

Situasi terbaru African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika ini periode 27 September - 3 Oktober 2019. Laporan ini merupakan ringkasan dari semua Pemberitahuan Segera / Immediate Notifications (INs) dan Laporan Tindak Lanjut / Follow-up reports (FURs) yang disampaikan kepada OIE oleh negara-negara di wilayah tersebut untuk melaporkan terjadinya penyakit sejak 2018. Klasifikasi populasi yang terkena dampak (oleh halaman belakang dan babi yang diternakkan, dan babi hutan) dibuat dengan mempertimbangkan peran mereka yang berbeda dalam epidemiologi penyakit.

Laporan terbaru (IN / FUR) disampaikan kepada OIE di Asia dan Pasifik. 

Sejak kemunculan pertama ASF di Tiongkok (People's Rep.) pada 1 Agustus 2018, penyakit ini telah menyebar ke Mongolia (Januari, 2019), Vietnam (Februari, 2019), Kamboja (Maret, 2019), Hong Kong (SAR-RRC) (Mei, 2019), Korea (Dem. People's Rep.) (Mei, 2019), Laos (Juni, 2019), Myanmar (Agustus, 2019), Filipina (Juli, 2019), Korea (Rep. of) (September, 2019), dan yang terbaru, Timor-Leste (September, 2019). Selain itu, Rusia melaporkan peristiwa ASF di sisi timur negara itu (berbatasan dengan China (People's Rep.)), pada Agustus 2019.

Kamboja: sejak kejadian pertama penyakit, 13 wabah telah dilaporkan di lima divisi administrasi yang berbeda. Semua wabah telah dilaporkan telah diselesaikan.

China (People's Rep.): Sejak kemunculan pertama di negara itu (1 Agustus 2018), 159 wabah telah dilaporkan di 31 divisi administrasi yang berbeda, dari mana 103 telah diselesaikan. Saat ini, 56 wabah di 17 divisi administrasi yang berbeda masih berlangsung di China (People's Rep. Of).

Hong Kong (SAR-PRC): sejak kemunculan pertama penyakit pada 2 Mei, tiga wabah telah diberitahukan. Virus terdeteksi dalam sampel jaringan yang dikumpulkan dari babi di rumah jagal, sebagai bagian dari sistem pengawasan. Semua acara ASF di negara ini telah diselesaikan.

Korea (Dem. People's Rep.): Memberitahukan kejadian pertama penyakit di negara itu pada 30 Mei. Sejak saat itu, tidak ada pembaruan yang diajukan.

Korea (Republik): negara ini melaporkan kejadian pertama penyakit pada tanggal 18 September. Sembilan wabah saat ini sedang berlangsung di negara itu. Dua divisi administratif telah terkena wabah (Gyeonggi-Do dan Incheon Metropolitan City).

Laos: sejak kemunculan pertama ASF di negara ini pada 20 Juni tahun ini, 94 wabah telah dilaporkan di lima belas divisi administratif yang berbeda. Semua wabah masih berlangsung.

Myanmar: penyakit ini pertama kali dilaporkan di negara itu pada 14 Agustus tahun ini (kejadian dimulai 1 Agustus 2019). Empat wabah telah dilaporkan di Negara Bagian Shan. Semua masih berlangsung.

Mongolia: semua kejadian ASF telah bisa ditanggulangi. Jumlah keseluruhan ada 11 wabah terjadi di negara itu sejak kejadian pertama pada Januari 2019.

Filipina: pada 9 September tahun ini, negara itu memberitahukan kejadian pertama penyakit itu. Tujuh wabah saat ini sedang berlangsung. Kejadian dimulai pada 25 Juli tetapi hanya dikonfirmasi pada 30 Agustus 2019.

Rusia: penyakit ini dilaporkan di Rusia untuk pertama kalinya pada 2007. Baru-baru ini, penyakit ini diberitahukan di tiga divisi administrasi baru (Oblast Amurskaya, Primorskiy Kray, dan Oblast Yevreyskaya Avtonomnaya) yang berbatasan dengan China (People's Rep.). Lima puluh wabah telah dilaporkan dalam kejadian ASF ini. Saat ini ada 26 wabah yang sedang berlangsung di bagian Asia negara itu. Untuk memiliki pandangan tentang total wabah yang sedang berlangsung di negara ini, dapat merujuk ke update global OIE terbaru tentang ASF.

Timor Leste: penyakit ini pertama kali terjadi di negara itu pada 9 September tahun ini dan dikonfirmasi pada 26 September tahun ini. Pada saat ini terdapat 100 wabah yang sedang berlangsung di Kotamadya Dili.

Vietnam: secara total, 6.083 wabah telah dilaporkan di 63 divisi administratif sejak pertama kali penyakit ini muncul di negara tersebut (1 Februari 2019). Tak satu pun dari wabah ini yang dilaporkan telah bisa ditanggulangi. Jumlah cluster sampai sebanyak 447 wabah telah dilaporkan di negara ini.

CATATAN: Kerugian dihitung berdasarkan jumlah hewan yang mati dan dimusnahkan di peternakan yang terinfeksi atau peternakan backyard yang diberitahukan dalam wabah. Namun, OIE tidak mengumpulkan informasi kuantitatif tentang langkah-langkah tambahan pengendalian yang diterapkan dalam menanggapi wabah (misalnya pemusnahan pencegahan di zona sekitar wabah).

OIE telah menerbitkan laporan ASF setiap dua minggu di situs web.  Untuk informasi terbaru silakan merujuk ke WAHIS.

Sumber: OIE, Situational updates of ASF in Asia and the Pacific (27 September – 3 October 2019)

Waspada! Virus ASF Tahan Hidup hingga 83 Hari di Daging Kering Italia — Ancaman Tersembunyi di Balik Lezatnya Produk Babi Olahan

 




Kelangsungan hidup virus ASF di berbagai produk daging kering tradisional Italia
 
 
Sejumlah penyakit hewan dapat ditularkan ke babi melalui daging babi dan produk babi yang diimpor dari daerah yang terinfeksi. Oleh karena itu,memberi makan Swill Feed kepada babi diatur atau dilarang di banyak negara. Demam babi Afrika adalah salah satu penyakit babi utama yang diakui penularannya secara signifikan melalui jalur pemberian makan Swill Feed.

Penilaian risiko penyakit yang terkait dengan produk daging babi membutuhkan pengetahuan tentang (a) keberadaan virus hidup dalam bahan aslinya, dan (b) berapa lama virus masih bertahan bisa menginfeksi dalam produk babi.

Efek dari proses pengeringan kering pada inaktivasi virus demam babi Afrika (ASFV) dalam tiga produk daging kering Italia berbeda yang dibuat dari babi yang terinfeksi secara eksperimental yang disembelih pada saat puncak viremia. Produk daging diproses menggunakan metode komersial dan prosedur industri yang saat ini biasa dilakukan di Italia. Sampel yang dikumpulkan pada interval yang telah ditentukan selama pemrosesan dianalisis untuk kelangsungan hidup virus dengan isolasi virus dan inokulasi pada hewan.

ASFV masih bisa dideteksi pada percobaan in vivo hingga 18 hari untuk produk Salami Italia, 60 hari untuk daging bagian perut babi (pork belly), dan 83 hari untuk daging bagian pinggang babi (loin).  Data ini memberikan informasi berharga bagi industri pengolahan daging babi ketika merencanakan ekspor produk-produk ini.

Sumber :
Petrini SFeliziani FCasciari CGiammarioli MTorresi CDe Mia GM.  2019. Survival of African swine fever virus (ASFV) in various traditional Italian dry-cured meat products. Prev Vet Med. 2019 Jan 1;162:126-130.