Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday, 25 December 2025

Ketika Doa Bukan Jawaban, Tapi Panggilan Pulang dari Allah

 


Doa: Jalan Pulang Hati kepada Allah

 

“Kadang Allah tidak langsung mengabulkan doa kita, namun Dia menarik hati kita untuk kembali kepada-Nya melalui doa itu sendiri.”

Allah berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Doa bukan sekadar permintaan. Ia adalah tanda kedekatan, bukti bahwa Allah sedang membuka pintu untuk hamba-Nya kembali.

 

Malam itu sunyi.

Seorang murid duduk di hadapan gurunya, membawa doa-doa yang sering ia baca, namun belum sepenuhnya ia pahami maknanya.

Murid:

“Guru, aku sering membaca zikir dan doa: Laa ilaha illallah, laa haula walaa quwwata illa billah, inna ma‘al ‘usri yusra. Namun setiap kali melantunkannya, hatiku bergetar. Seakan aku sedang memanggil sesuatu. Apa makna semua ini?”

Guru:

“Anakku, engkau tidak sedang memanggil. Engkaulah yang sedang dipanggil oleh Allah.”

Allah ﷻ berfirman:

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ
“Maka berlarilah kalian menuju Allah.” (QS. Adz-Dzariyat: 50)

Doa adalah isyarat panggilan itu.

 

Murid:

“Mengapa doa-doa itu datang justru saat aku lemah dan tidak berdaya?”

Guru:

“Karena doa adalah ibadahnya orang yang sadar akan kelemahannya.”

Rasulullah bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
‘Doa itu adalah inti ibadah.’
(HR. Tirmidzi)

Dan Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ
‘Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat.’ (QS. Al-Baqarah: 222)

Ketika engkau membaca Laa ilaha illallah, itu bukan sekadar zikir, tetapi pengakuan tauhid: bahwa tidak ada tempat bergantung selain Allah.

 

Guru melanjutkan:

“Dan ketika engkau mengucapkan laa haula walaa quwwata illa billah,
itu pengakuan bahwa segala daya dan kekuatan hanya milik Allah.”

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
‘Laa haula walaa quwwata illa billah adalah salah satu perbendaharaan surga.’ (HR. Bukhari dan Muslim)

Di situlah awal kepasrahan, dan di situlah awal pulang.

 

Murid:

“Lalu doa Nabi Yunus: Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzholimin…mengapa terasa sangat menghunjam hati?”

Guru:

“Itu doa pengakuan dan taubat.”

Allah berfirman:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ

‘Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kesedihan.’ (QS. Al-Anbiya: 88)

Dan Allah menegaskan:

وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
‘Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.’

Pengakuan dosa adalah pintu cahaya, bukan kehinaan.

 

Murid:

“Lalu inna ma‘al ‘usri yusra… apa maknanya?”

Guru:

“Itu janji Allah.”

Allah berfirman:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۝ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
‘Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.’
(QS. Al-Insyirah: 5–6)

Bukan setelah kesulitan,
tetapi bersama kesulitan, pertolongan Allah hadir.

 

Murid:

“Dan doa inna fatahna laka fathan mubina… mengapa begitu menenangkan?”

Guru:

“Karena itu kabar kemenangan.”

Allah berfirman:

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا
‘Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.’ (QS. Al-Fath: 1)

Kemenangan sejati bukan selalu berubahnya keadaan, tetapi tenangnya hati yang kembali kepada Allah.

 

Guru menutup dengan nasihat lembut:

Guru:

“Anakku, doa-doa itu bukan sekadar lafaz. Ia adalah jalan ruhani: dari gelisah menuju pasrah, dari pasrah menuju sabar, dari sabar menuju yakin.”

 

Allah ﷻ berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
‘Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.’ (QS. Ar-Ra‘d: 28)

 

Murid:

“Guru… jadi aku tidak tersesat?”

Guru:

“Tidak, anakku. Engkau hanya sedang dipanggil untuk pulang kepada Allah.”


#JalanPulangHati
#MaknaDoa
#RenunganIslam
#TausiyahHati
#DakwahReflektif

#JurnalAtaniTokyo

No comments: