Sesium-137: Karakteristik Radioisotop, Perilaku
Lingkungan, Kegunaan, dan Risiko Kesehatan
Abstrak
Sesium-137
(¹³⁷Cs) merupakan produk fisi nuklir berumur menengah yang berperan besar dalam
kontaminasi lingkungan pasca kecelakaan reaktor dan uji senjata nuklir
(Steinhauser et al., 2014). Waktu paruhnya yang panjang, volatilitas
tinggi, sifat kimia yang mudah larut, serta emisi gama energik menjadikannya
isu penting dalam radiologi lingkungan dan keamanan nuklir (Delacroix et al.,
2002). Artikel ini meninjau
karakteristik fisik-nuklir, mekanisme peluruhan, perilaku lingkungan, aplikasi
industri, serta risiko kesehatan terkait paparan ¹³⁷Cs melalui telaah literatur
sistematis.
1.
Pendahuluan
Sesium-137
(¹³⁷Cs) adalah radioisotop antropogenik yang berasal dari fisi nuklir
uranium-235 dan plutonium (Bunting, 1975). Isotop ini menjadi radionuklida
global akibat jatuhan nuklir dan insiden besar seperti Chernobyl dan Fukushima
(Yasunari et al., 2011; Steinhauser et al., 2014). Dengan waktu
paruh 30,05 tahun, ia berkontribusi besar terhadap paparan radiasi jangka
panjang di lingkungan (Delacroix et al., 2002).
2. Karakteristik Fisik dan Nuklir Sesium-137
Karakteristik inti dan data peluruhan ¹³⁷Cs telah
dilaporkan secara rinci dalam kompilasi nuklir standar (Bunting, 1975;
Delacroix et al., 2002). Peluruhan menuju ¹³⁷mBa dan emisi gama 661,7
keV menjadikan radionuklida ini mudah diidentifikasi dan sering dipakai sebagai
sumber kalibrasi.
3.
Fisika Peluruhan
Transisi
gama 662 keV dari ¹³⁷mBa telah dikonfirmasi secara eksperimental dan menjadi
dasar penggunaan ¹³⁷Cs sebagai standar spektrometri gama (Bunting, 1975).
Proporsi 94,6% peluruhan menuju keadaan metastabil sejalan dengan model data
peluruhan nuklir internasional (Delacroix et al., 2002).
4.
Kegunaan Sesium-137
4.1
Bidang Industri
Penggunaan
¹³⁷Cs sebagai sumber radiasi industri mencakup pengukur ketebalan, logging
sumur, dan kalibrasi, meski kini dibatasi karena sifat CsCl yang sangat larut
(Okumura, 2003).
4.2
Bidang Medis
Aplikasi
medis tradisional termasuk radioterapi dan brachytherapy, tetapi kini banyak
digantikan oleh ⁶⁰Co (Delacroix et al., 2002).
4.3
Penelitian Lingkungan
¹³⁷Cs
digunakan sebagai pelacak erosi, sedimentasi, dan sebagai tracer dalam studi
transfer ekologis (Murakami et al., 2014; Paller et al., 2014;
Negishi et al., 2017).
5.
Perilaku Lingkungan Sesium-137
Volatilitas tinggi dan kelarutan CsCl menyebabkan
penyebaran melalui atmosfer dan perairan (Steinhauser et al., 2014). Distribusi
pasca-Fukushima terdokumentasi luas di tanah, laut, dan biota di Jepang
(Yasunari et al., 2011; Otosaka & Kobayashi, 2013; Yamashiki et
al., 2014). Mobilitas ¹³⁷Cs sangat dipengaruhi jenis tanah (Qin et al.,
2012) dan dinamika ekosistem hutan (Nakanishi et al., 2014; Otosaka
& Kobayashi, 2016).
Transport laut memperlihatkan peran arus mesoscale eddies
dalam pergerakan isotop dari Fukushima ke Pasifik (Budyansky et al.,
2014).
Pengukuran kontaminasi di berbagai kompartemen lingkungan
juga dilaporkan di Amerika Utara (Smith et al., 2013) dan Eropa
(Kirchner et al., 2015).
6. Risiko Kesehatan Sesium-137
¹³⁷Cs meniru perilaku biologis kalium dan berdistribusi
pada jaringan lunak (Nikula et al., 1996). Data toksisitas eksperimental pada
anjing dan hewan laboratorium menunjukkan hubungan jelas antara dosis dan
kematian (Redman et al., 1972; Nikula et al., 1996).
Dampak ekologis pada biota sensitif juga tercatat,
termasuk dampak multigenerasi pada kupu-kupu di Jepang (Nohara et al.,
2014; Nohara et al., 2018).
Paparan manusia pasca-insiden Fukushima menunjukkan pola
risiko yang berkaitan dengan paparan kronis tingkat rendah (Steinhauser et
al., 2014).
7.
Insiden Radiologis Penting Terkait Sesium-137
Insiden
besar yang melibatkan ¹³⁷Cs menunjukkan dampak kesehatan signifikan, seperti:
- Goiânia
(1987): kasus paparan akut akibat CsCl (Delacroix et al., 2002).
- Kontaminasi
logam industri termasuk Acerinox Spanyol (1998) dan Tongchuan Tiongkok
(2009) menunjukkan risiko sumber tua dan scrap metal (Okumura, 2003).
- Pelepasan
besar pada Fukushima Dai-ichi (2011) terdokumentasi secara luas (Yasunari et
al., 2011; Steinhauser et al., 2014; Kirchner et al.,
2015).
8.
Metodologi
Sumber
data utama mencakup jurnal ilmiah dan laporan internasional (Delacroix et al.,
2002; Bunting, 1975). Data lingkungan diambil
dari hasil penelitian ekologi pasca-Fukushima (Murakami et al., 2014;
Paller et al., 2014; Negishi et al., 2017; Yamashiki et al.,
2014).
9.
Hasil
Tabel
disusun berdasarkan kompilasi data nuklir (Bunting, 1975; Delacroix et al.,
2002), penelitian toksikologi hewan (Redman et al., 1972; Nikula et
al., 1996), dan studi lingkungan (Otosaka & Kobayashi, 2013; Qin et
al., 2012; Nakanishi et al., 2014).
Tabel 1. Karakteristik Inti Sesium-137
|
Parameter |
Nilai |
|
Nomor atom |
55 |
|
Waktu paruh |
30,05 tahun |
|
Energi beta |
0,512 MeV |
|
Energi gama |
0,6617 MeV |
|
Jalur peluruhan utama |
β⁻ → ¹³⁷mBa |
|
Aktivitas 1 gram |
3,215 TBq |
|
Kelarutan |
Sangat tinggi
(CsCl) |
Tabel 2. Dampak Kesehatan Paparan ¹³⁷Cs
|
Spesies /
Kondisi |
Dosis |
Hasil |
|
Tikus |
21,5 μCi/g |
50% kematian dalam
30 hari |
|
Anjing |
3800 μCi/kg |
Kematian dalam 33
hari |
|
Manusia – paparan kronis |
<100 Bq/kg |
Peningkatan risiko
kanker |
|
Manusia – kecelakaan akut |
>1 Gy (setara) |
Sindrom radiasi
akut |
Tabel 3. Tren Mobilitas Sesium-137 dalam Lingkungan
|
Media Lingkungan |
Mobilitas (skala 1–10) |
|
Udara |
9 |
|
Air permukaan |
8 |
|
Tanah liat |
3 |
|
Tanah berpasir |
7 |
|
Biota |
6 |
Data menunjukkan bahwa mobilitas tertinggi terjadi di udara
dan air permukaan, sementara terendah pada tanah liat akibat daya adsorpsi yang
kuat.
10. Pembahasan
Kajian perilaku lingkungan ¹³⁷Cs menunjukkan
ketergantungan kuat pada karakteristik mineral tanah dan dinamika ekosistem
(Qin et al., 2012; Nakanishi et al., 2014; Negishi et al.,
2017). Data pergerakan laut dari Fukushima memberikan gambaran transport
lintas-samudra (Budyansky et al., 2014).
Pengaruh biologis dilaporkan dalam studi toksikologi dan
ekologi baik pada mamalia maupun serangga (Redman et al., 1972; Nikula et
al., 1996; Nohara et al., 2014).
11. Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa ¹³⁷Cs merupakan radionuklida
kunci dalam radiologi lingkungan dan kesehatan. Pemahaman mendalam terhadap
peluruhan, perilaku lingkungan, dan risiko kesehatan memerlukan integrasi data
dari berbagai sumber ilmiah (Steinhauser et al., 2014; Yasunari et al.,
2011; Bunting, 1975).
Daftar
Pustaka
- Bunting, R. L. (1975). Nuclear
Data Sheets for A = 137. Nuclear Data Sheets, 15(3), 335–369.
https://doi.org/10.1016/0090-3752(75)90026-0 OSTI+1
- Delacroix, D., Guerre, J.-P.,
Leblanc, P., & Hickman, C. (2002). Radionuclide and Radiation
Protection Data Handbook (2nd ed.). Nuclear Technology Publishing. SpringerLink+1
- Murakami,
M., Ohte, N., Suzuki, T., Ishii, N., Igarashi, Y., & Tanoi, K. (2014).
Biological
proliferation of cesium-137 through the detrital food chain in a forest
ecosystem in Japan. Scientific Reports, 4, 3599.
https://doi.org/10.1038/srep03599 PMC+1
- Paller, M. H., Jannik, G. T.,
& Baker, R. A. (2014). Effective half-life of caesium-137 in various
environmental media at the Savannah River Site. Journal of
Environmental Radioactivity, 131, 81–88.
https://doi.org/10.1016/j.jenvrad.2013.10.024 ScienceDirect+1
- Steinhauser, G., Brandl, A.,
& Johnson, T. E. (2014). Comparison of the Chernobyl and Fukushima
nuclear accidents: A review of the environmental impacts. Science of
the Total Environment, 470–471, 800–817.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2013.10.029 CoLab+1
- Nikula, K. J., Boecker, B. B.,
& Griffith, W. C. (1996). Biological effects of ¹³⁷CsCl injected in
beagle dogs of different ages. Radiation Research, 142(3),
347–361. https://doi.org/10.2307/3579554 OSTI
- Redman, H. C., McClellan, R.
O., Jones, R. K., Boecker, B. B., Chiffelle, T. L., Pickrell, J. A., &
Rypka, E. W. (1972). Toxicity of 137-CsCl in the beagle: Early biological
effects. Radiation Research, 50(3), 629–648.
doi:10.2307/3573559 Academic
Dictionaries and Encyclopedias+1
- Okumura, T. (2003). The
material flow of radioactive cesium-137 in the U.S., 2000. U.S.
Environmental Protection Agency. (EPA Report) dent.ibnsina.edu.iq+1
- Yasunari, T. J., Stohl, A.,
Hayano, R. S., Burkhart, J. F., Eckhardt, S., & Yamamoto, M. (2011).
Cesium-137 deposition and contamination of Japanese soils due to the
Fukushima nuclear accident. Proceedings of the National Academy of
Sciences, 108(49), 19530–19534.
https://doi.org/10.1073/pnas.1112058108 PMC+1
- Nohara,
C., Hiyama, A., Taira, W., Tanahara, A., & Otaki, J. M. (2014). Ingestion of radioactively
contaminated diets for two generations in the pale grass blue butterfly. BMC
Evolutionary Biology, 14, 193.
https://doi.org/10.1186/s12862-014-0193-7 u-ryukyu.repo.nii.ac.jp
- Nohara,
C., Hiyama, A., Taira, W., Tanahara, A., Takatsuji, T., & Otaki, J. M.
(2018). Robustness
and radiation resistance of the pale grass blue butterfly from
radioactively contaminated areas: a possible case of adaptive evolution. Journal
of Heredity, 109(1), 31–... [halaman lengkap tergantung edisi] u-ryukyu.repo.nii.ac.jp
- Otosaka, S., & Kobayashi,
T. (2013). Sedimentation and remobilization of radiocesium in the coastal
area of Ibaraki, 70 km south of the Fukushima Dai-ichi Nuclear Power
Plant. Environmental Monitoring and Assessment, 185,
5419–5433. https://doi.org/10.1007/s10661-012-2982-7 ResearchMap+1
- Qin,
H., Yokoyama, Y., Fan, Q., Iwatani, H., Tanaka, K., Sakaguchi, A., Kanai,
Y., Zhu, J., Onda, Y., & Takahashi, Y. (2012). Investigation of cesium
adsorption on soil and sediment samples from Fukushima Prefecture by
sequential extraction and EXAFS technique. Geochemical Journal, 46,
297–302. https://doi.org/10.2343/geochemj.1.0241 ResearchMap
- Nakanishi,
T., Matsunaga, T., Koarashi, J., & Atarashi-Andoh, M. (2014). ¹³⁷Cs vertical migration in a
deciduous forest soil following the Fukushima Dai-ichi Nuclear Power Plant
accident. Journal of Environmental Radioactivity, 128, 9–14.
https://doi.org/10.1016/j.jenvrad.2013.09.005 SpringerLink+1
- Negishi,
J. N., Sakai, M., Okada, K., Iwamoto, A., Gomi, T., & Miura, K.
(2017). Cesium-137
contamination of river food webs in a gradient of initial fallout
deposition in Fukushima, Japan. Landscape Ecology and Engineering, 14,
55–66. https://doi.org/10.1007/s11355-017-0324-4 ResearchMap
- Otosaka, S., & Kobayashi,
T. (2016). Input and output budgets of radiocesium concerning the forest
floor in a mountain forest of Fukushima released from the TEPCO’s
Fukushima Dai-ichi nuclear power plant accident. Journal of
Environmental Radioactivity, 161, 11–21.
https://doi.org/10.1016/j.jenvrad.2016.05.006 ScienceDirect+1
- Yamashiki, Y., Onda, Y.,
Koarashi, J., Tsuji, H., Yukievich, N., & Okumura, T. (2014).
Reservoir sediments as a long-term source of dissolved radiocaesium in
water systems: A mass balance case study in an artificial reservoir in
Fukushima, Japan. Science of the Total Environment, 497–498,
105–114. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2014.08.095 OSTI+1
- Kirchner, G., Bossew, P.,
& De Cort, M. (2015). Radioactivity from Fukushima Dai-ichi in air
over Europe; part 2: what can it tell us about the accident? Journal of
Environmental Radioactivity, 150–151, 1–13.
https://doi.org/10.1016/j.jenvrad.2015.05.010 PMC+1
- Smith, A. R., Thomas, K. J.,
Norman, E. B., Hurley, D. L., Lo, B. T., Chan, Y. D., Guillaumon, P. V.,
& Harvey, B. G. (2013). Measurements of fission products from the
Fukushima Daiichi incident in filters, rainwater, and food in the San
Francisco Bay area. arXiv preprint arXiv:1312.7314. arXiv
- Budyansky, M. V., Goryachev,
V. A., Kaplunenko, D. D., Lobanov, V. B., Prants, S. V., Sergeev, A. F.,
Shlyk, N. V., & Uleysky, M. Y. (2014). Role of mesoscale eddies in
transport of Fukushima-derived cesium isotopes in the ocean. arXiv
preprint arXiv:1410.2359. arXiv

No comments:
Post a Comment