Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, 13 October 2015

Kepemimpinan Dokter Hewan Indonesia


Kepemimpinan Dokter Hewan Indonesia - Inisiatif Unik dan Tepat Waktu untuk Profesi Kedokteran Hewan

 

Sebanyak 25 manajer muda dari layanan kedokteran hewan Indonesia baru saja menyelesaikan kursus perintis Indonesia Veterinary Leadership (IVL). Kursus kepemimpinan ini telah mencapai kesuksesan luar biasa di berbagai tingkat.

 

Kolaborasi antara University of Sydney dan dua sekolah kedokteran hewan terkemuka Indonesia, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), telah menghasilkan kursus pascasarjana yang seimbang dan membantu layanan kedokteran hewan nasional menghadapi isu-isu kunci terkait kepemimpinan, manajemen, dan tata kelola di Indonesia. Konsep membekali dokter hewan dengan keterampilan non-teknis untuk meningkatkan dampak yang mereka capai ini didasarkan pada keberhasilan program Masters in Veterinary Public Health Management (VPHM) dari Fakultas Kedokteran Hewan University of Sydney, yang menjadi landasan kolaborasi dengan kedua sekolah kedokteran hewan di Indonesia.

 

Kursus IVL ini diselenggarakan dalam kerangka Australian Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases (AIP-EID), sebuah program pengembangan untuk layanan kedokteran hewan nasional Indonesia yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian Australia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Indonesia.

 

Para akademisi kedokteran hewan Indonesia telah mengembangkan materi kursus IVL dengan fasilitasi dan bimbingan staf University of Sydney. Para akademisi yang dikenal sebagai "The Sensational Six" ini kemudian memberikan kursus dengan komitmen, gaya, dan profesionalisme yang tinggi.

 

Peserta kursus perintis ini dipilih dari pemerintah pusat dan beberapa provinsi. Kriteria seleksi menekankan pada manajer tingkat menengah yang berpotensi maju dengan pengalaman dalam pengelolaan program dan staf. Para peserta, yang sangat termotivasi, cerdas, dan antusias, adalah sumber daya berbakat yang akan menjadi inti kepemimpinan dokter hewan di masa depan.

 

IVL memperkenalkan perspektif transformasional tentang kepemimpinan, menunjukkan bahwa kepemimpinan dapat dilakukan di semua tingkat. Sigit Nurtanto, seorang peserta yang menjabat sebagai Kepala Epidemiologi dan Ekonomi di layanan kesehatan hewan nasional, menyatakan, "Pelatihan IVL sepenuhnya mengubah perspektif saya tentang kepemimpinan. Meskipun saat ini saya belum berada di posisi pemimpin, saya tetap bisa menjadi pemimpin yang baik." Nurcahyo Nugroho, seorang dokter hewan di layanan karantina nasional yang bertanggung jawab atas ekspor, mengatakan bahwa program ini "membuka pemahaman tentang konsep kepemimpinan secara keseluruhan, memotivasi saya untuk menerapkan pengetahuan ini, dan memberikan cakrawala baru untuk kepemimpinan dalam pekerjaan saya."

 

Kursus IVL dirancang untuk pascasarjana, yaitu dokter hewan dengan pengalaman kerja di tingkat manajemen menengah. Kursus ini terdiri dari pelatihan residensial selama lima hari, tugas kerja selama empat bulan, dan pelatihan residensial penutup selama tiga hari. Kombinasi pembelajaran berbasis pengalaman dengan tugas kerja ini sangat efektif. Kursus IVL perintis pertama selesai pada Juni 2014 dengan dukungan luar biasa dari peserta, mentor kursus, dan manajer lini.

 

Kursus pascasarjana ini mencakup tiga aspek utama kepemimpinan—kepemimpinan pribadi, memimpin orang lain, dan kepemimpinan organisasi—dan terdiri dari serangkaian modul, termasuk perbedaan individu, etika, manajemen karier, manajemen stres dan waktu, motivasi, pembangunan tim, komunikasi, pelatihan dan umpan balik, desain kerja, dan manajemen perubahan.

 

Pendekatan penyampaian kursus IVL sangat inovatif, mengingat pendekatan pembelajaran tradisional berbasis hafalan yang umumnya digunakan di sekolah kedokteran hewan Indonesia. Filsafat pembelajaran IVL membatasi penggunaan metode pembelajaran satu dimensi berbasis ceramah, dan lebih mengutamakan dinamika, antusiasme, serta kemampuan pemecahan masalah peserta melalui diskusi kelompok dan pleno, pembelajaran berbasis pengalaman, dan permainan peran.

 

Asosiasi profesi kedokteran hewan Indonesia, Indonesian Veterinary Medical Association (IVMA), telah mendukung konsep pelatihan kepemimpinan bagi dokter hewan, dan proses akreditasi untuk kursus pascasarjana IVL sedang dieksplorasi.

 

Waktu untuk memasukkan kepemimpinan sebagai komponen pendidikan kedokteran hewan sangat ideal. Pedoman OIE untuk Kurikulum Inti Pendidikan Kedokteran Hewan yang dirilis pada tahun 2013 mencakup kompetensi kepemimpinan, yang sebelumnya belum banyak ditekankan di sekolah kedokteran hewan Indonesia. Selain itu, ASEAN sedang dipandu oleh OIE dalam inisiatif untuk menyeragamkan kompetensi dokter hewan guna mendukung kemajuan menuju perdagangan bebas ternak dan produk ternak di masa depan di kawasan ini.

 

Australia, melalui University of Sydney dan AIP-EID, mendukung pengembangan pelatihan penting ini bekerja sama dengan sekolah kedokteran hewan Indonesia, IVMA, dan Pemerintah Indonesia. Drh Krisnandana, Kepala Subdirektorat Lembaga Kedokteran Hewan, menyatakan bahwa "revolusi mental" yang dimulai oleh IVL akan berkontribusi dalam membangun budaya institusional yang dibutuhkan untuk memperkuat layanan kedokteran hewan di Indonesia.

 

SUMBER:

Faculty of Veterinary Science, The University of Sydney.

No comments: