Saturday, 14 July 2012
Makanan Penurun Kolesterol Jahat
1. Buah Alpukat
Bahan:
1/2 - 2 buah alpukat matang.
Pemakaian:
buah alpukat dimakan begitu saja sebagai buah, lakukan setiap
hari.
2. Wortel
Bahan:
5 buah wortel segar ukuran
sedang.
Pemakaian:
wortel dicuci bersih, lalu diblender atau diparut, kemudian
diperas dan disaring. Minum airnya sekaligus, lakukan setiap hari.
3.
Jamur Lingzhi
Bahan:
10 gram jamur lingzhi.
Pemakaian:
jamur Lingzhi dipotong-otong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas
air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, airnya diminum sekaligus.
4.
Rumput Laut
Bahan:
30 gram rumput laut kering
Pemakaian:
rumput laut digiling menjadi bubuk. Masukkan ke dalam cangkir,
lalu seduh dengan air mendidih. Minum air tersebut setiap hari.
5.
Belimbing Manis
Bahan:
2 buah belimbing manis besar.
Pemakaian:
buah belimbing dimakan setelah makan pagi dan makan malam,
masing-masing 1 buah.
6.
Asam
Bahan:
12 gram daun asam segar.
Pemakaian:
daun asam dicuci bersih, lalu didihkan dengan air 1 gelas selama
15 menit. Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 kali
sehari.
7.
Bawang merah
Bahan:
20 gram bawang merah segar.
Pemakaian:
Bawang merah diiris tipis-tipis, dimakan bersama nasi. Lakukan 3
kali sehari dengan ukuran yang sama.
8.
Bawang putih
Bahan:
1-2 siung bawang putih.
Pemakaian:
bawang putih diiris tipis-tipis atau dipipiskan dan dibuat
bulatan kecil. Lalu ditelan. Lakukan 2 kali sehari.
9.
Temulawak
Bahan:
3 jari rimpang temulawak segar.
Pemakaian:
Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu diparut, tambahkan 3/4
cangkir air panas dan biarkan mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang,
airnya diminum. Lakukan setiap hari.
10.
Buncis
Bahan:
30 gram buncis segar.
Pemakaian:
buncis dicuci bersih, lalu rebus. Setelah agak layu, buncis diangkat.
Rebusan buncis ini dimakan bersama nasi.
11.
Daun Murbei
Bahan:
10 gram daun murbei segar.
Pemakaian:
Daun dicuci, lalu direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1
gelas, Setelah dingin, disaring dan diminum. Lakukan setiap hari.
12.
Seledri
Bahan:
30 gram akar seledri segar.
Pemakaian:
Akar seledri dicuci bersih, lalu direbus dengan 2 gelas air
bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring, minum sekaligus.
13.
Daun sirih
Bahan:
15 lembar daun sirih segar.
Pemakaian:
Daun dicuci bersih, lali direbus dalam 3 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring dan diminum sekaligus. Lakukan
setiap hari.
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
15:43
0
comments
Labels: Pengobatan Kolesterol
Tuesday, 10 July 2012
Surra
1. Etilogik
Trypanosomiasis yang umum disebut Surra. Surra disebabkan oleh parasit darah yaitu Trypanosoma
evansi. Tempat predileksi parasit ini adalah darah, limpa, dan cairan
serebrospinal.
2. Penularan
Penyakit ini
ditularkan secara mekanik murni oleh vektor, secara congenital lewat induk atau
plasma, mukosa kelamin, mukosa usus, dan bisa melalui luka terbuka. Di dalam tubuh
lalat parasit hidup bertahan selama kurang lebih 6-12 jam.
3. Patogenesis
Vektor utama adalah lalat dan nyamuk Stomoxys calcitrans, Lyperosia, Glossina dan Tabanus. Trypanosoma evansi diketahui hanya berbentuk tunggal (monomorfik) berbeda dengan spesies lain yang berbentuk ganda (pleomorfik). Dalam keadaan tertentu, protozoa ini tidak dapat tertangkap saat dilakukan pemeriksaan karena dapat bersembunyi di dalam kelenjar limfe.
Penyakit
Tripanosomiasis ditularkan secara mekanik melalui gigitan vektor ketika
menghisap darah penderita, baik pada hewan ternak maupun anjing. Setelah
memasuki peredaran darah, trypanosoma segera memperbanyak diri dengan
pembelahan secara biner.
Dalam waktu singkat
penderita mengalami parasitemia dan suhu tubuh biasanya meningkat. Sel darah merah
penderita yang tersensitisasi oleh parasit segera dikenali oleh makrofag dan
dimakan oleh sel darah putih tersebut. Bila sel darah merah yang dimakan
makrofag cukup banyak anjing penderita segera mengalami anemia normositik dan
normokromik. Sebagai akibat anemia, penderita tampak lesu, malas bergerak, bulu
kusam, nafsu makan menurun dan mungkin juga terjadi oedem di bawah kulit maupun serosa.
Jenis
Trypanosoma yang dalam siklus hidupnya hanya terdapat satu stadium, contoh T.
Equiperdum dan T. Evansi, disebut monomorf, dan memperbanyak diri
dengan cara pembelahan biner. Trypanosoma yang dalam hidupnya terdapat 2 atau
lebih stadium, disebut polimorf, sebagai contohnya T. Gambiense, T. Rhodesiense,
dan T. Brucei.
Di dalam
tubuh vertebrata, stadium terakhirnya adalah Trypanosoma. Jika bersama darah
stadium tadi ditelan oleh serangga, dalam saluran pencernaan parasit itu
mengalami perubahan bentuk melalui satu stadium atau lebih, yaitu stadium
Leishmania, Leptomonas, atau Chritidia. Tiga macam stadium itu tidak infektif
bagi vertebrata. Stadium yang infektif adalah tripanosoma metasiklik. Parasit
bentuk infektif ini dikeluarkan bersama tinja serangga, dan penularan terjadi
bila tinja yang mengandung tripanosoma metasiklik itu kontak langsung dengan
kulit inang vertebrata. Masuknya parasit bentuk infektif ke dalam tubuh inang
dipermudah oleh luka karena gigitan serangga atau karena luka goresan atau
garukan.
4. Gejala Klinis
Suhu badan
naik, demam bersalang-seling,
nemia, muka
pucat
Nafsu makan
berkurang,
Sapi menjadi
kurus, berat badan menurun
Penderita
tak mampu bekerja karena letih
Bulu rontok,
kelihatan kotor, kering seperti sisik
Gerakan
berputar-putar tanpa arah (bila parasit menyerang otak atau syaraf)
5. Differential Diagnosa
T.
equiperdum
Parasit ini
terdapat di seluruh dunia, menyerang pada kuda, sapi, keledai yang menimbulkan
penyakit Dourine. Parasit ini ditemukan
pada darah dan limfe, menyerupai T. evansi,
tetapi parasit ini menyebabkan penyakit kelamin yang ditularkan melalui coitus (kawin).
Pada Jantan
menimbulkan peradangan pada penis, praeputium
dan organ genital lain akhirnya bisa menjadi ulcer.
Pada betina
menyebabkan vaginitis disertai demam. Pada stadium sekunder timbul urtikaria,
reaksi dermatologis dan hemoragi kulit. Pada stadium tertier timbul gangguan
sistem saraf pusat, paralisa, refleks extremitas menurun dan gangguan beberapa
nervus mata/muka. Pada Dourine
menciri pada sekresi cairan genital, infeksi kulit.
Diagnosa
immunologis dilakukan dengan CBR.
6. Diagnosa
Penentuan
diagnosa didasarkan pada ditemukannya parasit dalam pemeriksan darah natif atau
dengan pengecatan HE atau dengan trypan-blue. Pada stadium akut atau awal dari
penyakit ini, tripanosoma dapat ditemukan di dalam aliran darah perifer. Usapan
darah tebal lebih baik dipakai daripada usapan darah tipis pada pemeriksaaan
ini. Protozoa ini lebih banyak ditemukan di dalam kelenjar limfa. Parasit ini
juga dapat ditemukan di dalam usapan cairan yang diperoleh dari tusukan
kelenjar limfa yang segar atau yang telah diwarnai. Pada stadium lebih lanjut
dapat ditemui pada cairan serebrospinal.
7. Prognosa
Sebagian
besar hewan yang terkena penyakit tripanosomiasis ini mengalami kematian.
Penyakit ini lebih menahun pada sapi dan banyak yang menjadi sembuh. Pada kuda,
bagal, dan keledai sangat rentan, begitu juga domba, kambing, dan onta sangat
rentan yang tanda-tandanya sangat mirip dengan kuda.
8. Penanganan
Tindakan
preventif terhadap tripanosomiasis ditujukan penyelamatan ternak dengan cara mengendalikan reservoir , menghindarkan kontaminasi mekanis yang tidak
disengaja, pengelolaan tanah, dan pengendalian biologik.
Dilakukan surveilans
yang berkelanjutan; pengobatan secara masal dan berkala pada semua hewan; atau
penyembelihan semua hewan yang terserang.
Menghilangkan
tempat berkembangbiak lalat secara besar-besaran karena lalat berkembang biak
di bawah semak-semak sepanjang sungai atau di lokasi-lokasi lain yang bersemak.
Pelepasan lalat
jantan steril untuk mengendalikan populasi lalat dan penyemprotan tanah dengan
insektisida.
Untuk
menyembuhkan infeksi T. evansi pada kuda dan anjing dianjurkan
penggunaan kuinapiramin diberikan secara subkutan; Suramin diberukan secara
Intra Vena; Diminazene aceturat, dan Isometamedium diberikan secara intra
muskuler.
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
10:48
0
comments
Labels: Penyakit Hewan
Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis
Indonesia masih menghadapi permasalahan zoonosis yaitu
penyakit hewan yang secara alami dapat menular ke manusia atau sebaliknya. Ancaman
zoonosis di Indonesia maupun di dunia cenderung terus meningkat dan
berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan rakyat. Zoonosis perlu dikendalikan karena dalam
kondisi tertentu berpotensi menjadi wabah atau pandemi.
Dalam rangka pengendalian zoonosis, Presiden RI
mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 30 Tahun 2011 Tentang
Pengendalian Zoonosis. Perpres terdiri atas 7 bab dan 43 pasal. Perpres ini
mulai berlaku pada tanggal 20 Mei 2011.
Di dalam Perpres No. 30/2011 diatur
langkah-langkah komprehensif dan terpadu yang melibatkan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dunia usaha, organisasi profesi, lembaga non pemerintah,
perguruan tinggi, lembaga internasional dan pihak terkait lainnya serta seluruh
lapisan masyarakat.
Strategi pengendalian zoonosis dilakukan dengan
mengutamakan prinsip pencegahan penularan kepada manusia dengan meningkatkan
upaya pengendalian zoonosis pada sumber penularan. Strategi ini dilaksanakan
melalui penguatan koordinasi lintas sektor, sinkronisasi, pembinaan, pengawasan,
pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, strategi dan program
perencanaan terpadu dan percepatan pengendalian melalui surveilans,
pengidentifikasian, pencegahan, tata laksana kasus dan pembatasan penularan,
penanggulangan wabah atau kejadian luar biasa (KLB) dan pandemi serta
pemusnahan sumber zoonosis pada hewan apabila diperlukan.
Strategi lain yang harus dilaksanakan yaitu
penguatan perlindungan wilayah yang masih bebas terhadap penularan zoonosis
baru; Peningkatan upaya perlindungan masyarakat dari ancaman penularan
zoonosis; Penguatan kapasitas sumber daya manusia, logistik, pedoman
pelaksanaan, prosedur teknis pengendalian, kelembagaan dan anggaran
pengendalian zoonosis; Penguatan penelitian dan pengembangan zoonosis;
Pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan dunia usaha, perguruan tinggi, LSM,
dan organisasi profesi, serta pihak-pihak lain.
Dalam Perpres No. 30/2011 diatur juga pembentukan
Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis yang bertindak sebagai Pusat Pengendalian
Zoonosis saat terjadi kejadian luar biasa/wabah dan pandemi akibat zoonosis.
Komisi Nasional diketuai oleh Menko Kesra. Wakil Ketua Komisi Nasional terdiri
dari Menkes, Mentan dan Mendagri. Anggota Komisi Nasional terdiri dari Menlu,
Menhan, Menkeu, Menhut, Mendiknas, Menristek, Menkominfo, Menhub, Men LH,
Kepala Bappenas, Men PP dan PA, Menbudpar, Panglima TNI, Kapolri, Sesneg, dan
Ketua Umum PMI.
Sekretaris Komisi Nasional adalah Deputi Menko
Kesra Bidang Koordinasi Kesehatan, Kependudukan, dan Keluarga Berencana. Wakil
Sekretaris Komisi Nasional terdiri dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementerian Pertanian dan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
08:36
0
comments
Labels: Peraturan dan Perundang-undangan
Sunday, 8 July 2012
Pertemuan Tingkat Tinggi Jepang–Indonesia: Diplomasi Strategis di Balik G20 yang Mengguncang Kawasan Asia
Pada hari Senin, 18 Juni, dimulai dari pukul 10.10 waktu
Meksiko atau pukul 23:10 WIB selama kurang lebih 50 menit, Perdana Menteri
Yoshihiko Noda dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah berkunjung
ke Los Cabos, Meksiko untuk menghadiri G-20 Los Cabos Summit, telah mengadakan
pertemuan tingkat tinggi Indonesia dan Jepang.
Turut mendampingi dari pihak Indonesia: Menteri
Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri
Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri
Perdagangan Gita Wirjawan dan lain-lain. Sementara dari pihak Jepang: Menteri
Keuangan Jun Azumi, Wakil Menteri Sekretaris Negara Hiroyuki Nagahama, Wakil
Menteri Luar Negeri Tsuyoshi Yamaguchi, Penasihat Perdana Menteri Shunichi
Mizuoka dan lain-lain.
Pada kesempatan pembicaraan kali ini, Perdana Menteri
Noda memberikan cindera mata kepada Presiden Yudhoyono berupa baju karate
dengan ban pinggang hitam bertuliskan Yudhoyono yang ditulis dalam huruf Jepang
Katakana.
1. Pembukaan
|
1
|
Presiden Yudhoyono menyampaikan
bahwa hubungan bilateral kedua negara amat baik dan ingin lebih ditingkatkan.
Selain itu juga disampaikan bahwa penguatan kerja sama secara regional oleh
kedua negara juga merupakan hal penting. |
|
2
|
Menanggapi hal ini, Perdana
Menteri Noda mengatakan bahwa beliau menyambut penyelenggaraan pertemuan
tingkat tinggi yang pertama ini. Selain itu, beliau menyatakan bahwa peran
kemitraan strategis kedua negara bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan
semakin bertambah, sehingga kerja sama yang erat dengan Presiden Yudhoyono
diperlukan tidak hanya pada hubungan bilateral namun juga bagi pemecahan
isu-isu kawasan dan global.
|
2. Hubungan Bilateral
|
1
|
Umum
Kedua pemimpin negara sepakat
bahwa saling pengertian di semua level adalah mutlak demi menuju penguatan
hubungan. Oleh karena itu, keduanya sepakat untuk secara pasti
menyelenggarakan 3 pertemuan tingkat menteri ( (1) dialog strategis tingkat
menteri, (2) pertemuan ekonomi tingkat menteri, (3) pertemuan antara menteri
pertahanan) dan dialog kebijakan di semua level, yang telah disepakati untuk
diselenggarakan secara regular pada waktu kunjungan Presiden Yudhoyono ke
Jepang tahun lalu.
Selain itu, Perdana Menteri Noda
menilai perkembangan kerja sama yang nyata akhir-akhir ini, seperti di bidang
politik dan keamanan, antara lain kerja sama antara Direktorat Jenderal
Kementerian Pertahanan, Bali Democracy Forum, kerja sama trilateral bantuan
bagi Palestina, ASEAN Regional Forum
Disaster Relief Exercise (ARF DiREx) dan lain-lain, dan kedua belah pihak
sepakat untuk lebih menguatkan kerja samanya. |
|
2
|
Hubungan
perekonomian
Perdana Menteri Noda menyatakan
bahwa perkembangan kuat dari kekuatan ekonomi Indonesia merupakan motor
penggerak perekonomian kawasan dan melalui kerja sama pembenahan
infrastruktur khususnya terkait Metropolitan
Priority Area (MPA) yang menjadi fokus Indonesia, maka perkembangan
hubungan timbal balik di bidang ekonomi sangat diharapkan.
Menanggapi hal ini, Presiden
Yudhoyono memberikan penjelasan mengenai kebijakan ekonomi makro Indonesia.
Beliau juga menyampaikan bahwa Jepang merupakan negara sahabat yang lama
sehingga mengharapkan partisipasi Jepang dalam perkembangan ekonomi Indonesia
termasuk pembenahan infrastruktur dan bidang energi.
|
3. Situasi kawasan
|
1
|
Perdana Menteri Noda memberikan
penilaian atas peranan Indonesia sebagai Ketua ASEAN Summit tahun lalu dan
karena tahun depan merupakan tahun peringatan 40 tahun dimulainya pertukaran
antara Jepang-ASEAN maka kedua pemimpin negara sepakat untuk lebih
meningkatkan kerja sama. Kedua pemimpin negara juga sepakat agar East Asian Summit (EAS) dikembangkan
menjadi forum yang dipimpin oleh pemimpin negara sehingga menghasilkan kerja
sama yang nyata. |
|
2
|
Mengenai Laut Cina Selatan, kedua
pemimpin negara menyadari bahwa isu seputar Laut China Selatan merupakan hal
yang menjadi perhatian bersama masyarakat internasional. Selain memberikan
penegasan akan perlunya negara-negara terkait untuk menetapkan dan melaksanakan
komitmen kepada peraturan yang riil seperti jaminan pelayaran yang bebas,
hormat dan taat pada peraturan internasional, pemecahan konflik secara damai
maka kedua pemimpin negara menyadari dan sepakat untuk bekerja sama bagi
perdamaian dan stabilitas Laut Cina Selatan. |
|
3
|
Mengenai Korea Utara, kedua
pemimpin negara menyadari dan sepakat pentingnya untuk mencegah tindakan
provokasi yang lebih dengan cara masyarakat internasional menunjukkan sikap
yang teguh kepada Korea Utara atas peluncuran peluru kendali pada bulan
April. Perdana Menteri Noda juga meminta pengertian dan kerja sama Indonesia
terkait isu penculikan. Menanggapi ini Presiden Yudhoyono menyampaikan bahwa
Indonesia pun berpendapat peluncuran peluru kendali Korea Utara hanya
menimbulkan ketegangan di kawasan. Mengenai isu penculikan beliau mengatakan
ingin melanjutkan kerja sama dengan Jepang.
Sumber : Press Release
Kedutaan Besar Jepang #IndonesiaJepang #DiplomasiGlobal #G20Summit #KerjaSamaStrategis #PolitikInternasional
|
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
17:08
0
comments
Labels: Diplomasi Indonesia Jepang
Special SOM AMAF ke 33 dan Special SOM AMAF+3 ke 11
Pertemuan
Special SOM AMAF ke-33 dan Special SOM AMAF+3 (Cina, Jepang, Korea) ke-11 akan
diselenggarakan pada tanggal 9-12 Juli 2012 di Hotel Sheraton, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY).
Pertemuan ini
akan dihadiri oleh kurang lebih 100-150 delegasi dari negara-negara anggota
ASEAN dan negara-negara Plus Three yaitu Cina, Jepang dan Korea serta Lembaga
Internasional diantaranya FAO, ADB dan OIE. Khusus pada pertemuan kali ini juga
akan datang perwakilan dari negara GCC (Gulf Cooperation Council) dan India.
Rangkaian
agenda pertemuan akan diawali dengan pertemuan special SOM AMAF ke-33 pada
tanggal 9-10 Juli 2012 dan dilanjutkan dengan pertemuan Special SOM AMAF+3
ke-11 pada tanggal 11 Juli 2012 dan diakhiri dengan kunjungan lapang pada
tanggal 12 Juli 2012 dengan tujuan ke Kebun Salak di Sleman, Peternakan Koi,
dan Candi Borobudur.
Pertemuan akan
dibuka secara resmi pada hari Rabu, tanggal 11 Juli 2012, pada saat
negara-negara Plus Three datang dan rencananya pembukaan ini akan diresmikan
oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubowono X.
Adapun isu-isu
penting yang akan diangkat pada pertemuan ini diatantaranya adalah:
1. Memantapkan ketahanan pangan kawasan regional ASEAN melalui
evaluasi pelaksanaan kegiatan ASEAN Integrated Food Security Framework (AIFS)
dan Strategic Plan of Action of Food Security (SPAFS)
2. Mengevaluasi dan memantapkan kerjasama dengan negara-negara Plus
Three dan Development partner (lembaga international)
3. Mengatasi dampak-dampak terhadap penularan penyakit hewan di
kawasan regional ASEAN
4. Mengevaluasi pelaksanaan Asean Economic Community (AEC) Blueprint
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi AEC Blueprint sesuai
dengan tenggat waktu yang ditentukan.
Hasil dari pertemuan ini akan dibawa ke pertemuan tingkat menteri ASEAN Ministerial Meeting on Agriculture and Forestry (AMAF) untuk disahkan pada tanggal 24-30 September 2012 di Laos.
Sumber: Kemtan
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
16:33
0
comments
Labels: ASEAN
Subscribe to:
Comments (Atom)