Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday 8 April 2020

Belajar dari Jepang : Stok Obat dan Bantuan Tunai

1. Peningkatan produksi obat Avigan dan menstoknya 

Pemerintah Jepang akan mendukung peningkatan produksi obat avigan di dalam negeri dan menargetkan bisa menstock 3 kali lipat dari tahun sebelumnya untuk 2 juta orang.  Untuk penyembuhan penyakit influensa dibutuhkan 40 tablet avigan/orang, sedangkan covid-19 dibutuhkan 120 tablet avigan/orang.  Selama ini, Fuji film Toyama Chemical (anak perusahaan Fuji film Holdings) memberikan license kepada perusahaan china untuk memproduksi obat avigan. Seandainya produksinya pindah ke Jepang, pemerintah akan menanggung 2/3 biaya yang diperlukan.  Saat ini ada permintaaan obat avigan dari 30 negara melalui jalur diplomasi, salah satunya Jerman yang berminat membeli dalam jumlah besar.


2. Pemberian Bantuan tunai dari pemerintah

Pemerintah dan partai berkuasa, jimintou, sepakat untuk memberikan bantuan tunai langsung 300 ribu yen (45 juta rupiah) per kepala kepada keluarga yang mengalami penurunan pendapat pada tingkat tertentu akibat dampak covid-19.  Angka 300 ribu yen ini lebih besar daripada rencana pemerintah sebelumnya yaitu maksimal 200 ribu yen/keluarga.


Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk orang Jepang namun juga untuk orang asing yang tinggal di Jepang. Namun, untuk mendapatkannya harus melaporkan diri ke pemerintah daerah setempat.  Saat ini pemerintah Jepang sedang menggodok lebih detail teknisnya dan ditargetkan mendapat persetujuan dari parlemen akhir bulan ini.  
Selain itu, partai pendukung pemerintah, kouminto, juga mengusulkan agar pemerintah menambah tunjungan untuk anak (10,000 yen/anak) dan berlaku untuk semua keluarga.

3. Kondisi terkini Tokyo

Kemarin (4 April), Tokyo mencatat pertambahan pasien baru positif covid-19 tertinggi dan pertama kalinya menembus angka 100, tepatnya 118 orang. 70% diantaranya belum diketahui rute transmisinya. Total pasien positif di Tokyo menjadi 891 orang.

Menanggapi hal diatas, gubernur Tokyo menyatakan bahwa sistem kesehatan di Tokyo masih terjaga akhir pekan ini. Sesuai dengan rekomendasi Kementerian Tenaga Kerja Jepang, pasien dengan gejala ringan diisolasi di hotel/tempat penginapan.  
Pemerintah Tokyo sebelumnya berencana menyewa 1 gedung hotel untuk isolasi pasien gejala ringan. Akan disiagakan juga dokter dan perawat di hotel tersebut untuk melihat kondisi pasien.

Di lain pihak, Japan Foundation berinisiatif untuk menyiapkan 1,200 hospital bed di Odaiba dan 9,000 hospital bed di tsukuba, sehingga total 10,000 hospital bed untuk pasien gejala ringan. Untuk fasilitas di Odaiba, diperkirakan akan selesai akhir april.

Seandainya pemerintah pusat mengumumkan kondisi darurat untuk kota Tokyo, gubernur Tokyo juga menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil.

Dalam kondisi darurat, pemerintah daerah bisa meminta/memerintahkan untuk menutup tempat hiburan, restoran/izakaya atau bidang usaha lainnya. Sedangkan yang menyangkut kebutuhan dasar warga seperti transportasi umum, supermarket/convenience store, bank, toko obat tidak termasuk dalam pembatasan ini.

Warga dihimbau secara tegas untuk tidak keluar rumah, kecuali untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti berobat atau belanja kebutuhan sehari-hari.

Namun, seandainya ada yang melanggar baik individu atau perusahaan, pemerintah tidak bisa menghukumnya.

4.  Hasil Survey Pencegahan Covid-19

Kementerian Tenaga Kerja Jepang bekerja sama dengan LINE, telah melakukan survey terkait kondisi kesehatan warga Jepang, khususnya pengguna aplikasi LINE, dan partisipasi warganya dalam pencegahan penularan covid-19. Survey diselengarakan dari tanggal 31 Maret - 1 April dan diikuti lebih dari 24 juta orang.  Terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh warga Jepang agar terhindar dari covid-19, survey menunjukkan bahwa yang paling banyak dilakukan adalah mencuci tangan dan kumur-kumur (85.6%), diikuti memakai masker (74.4%).
Namun anjuran pemerintah tentang “No 3 mitsu”, kelihatannya belum optimal. Salah satu indikatornya, hanya 33% warga Jepang yang menghindari bicara jarak dekat dengan orang lain. Ditambah lagi, yang melakukan telework/WFH masih sangat sedikit, hanya 5.6%.  Survey akan dilakukan kembali pada tanggal 5-6 April.

5. Jumlah pasien covid-19

Dalam 2 hari ini, tingkat pertambahan pasien positif covid-19 berada di atas 300 orang. Kemarin (4) tercatat 304 pasien baru di seluruh Jepang, sehingga total jumlah pasien positif covid-19 mencapai 3350 orang. Jumlah ini diluar data pasien yang tertular di kapal pesiar diamond princess.  Dalam 3-4 hari, 1000 orang lebih terkonfirmasi positif covid-19 di Jepang. Di kota besar seperti Tokyo dan Osaka, mengalami kenaikan pasien baru tertinggi hingga saat ini dan mayoritas tidak diketahui rutenya. Pasien berusia dibawah 40 tahun juga mengalami kenaikan tajam di kota besar.

Menurut anggota tim penanggulangan kluster Kementerian Tenaga Kerja Jepang, Prof Nishiura, himbauan untuk tidak keluar di rumah saat ini tidaklah cukup menurunkan jumlah pasien. Berdasarkan simulasi tim pakar, bila interaksi sosial antar manusia bisa dikurangi hingga 80% seperti yang dilakukan di negara Eropa, puncak pertambahan jumlah pasien di Jepang yang diprediksi mencapai lebih dari 1000 orang/hari bisa ditekan.  Presentase kematian akibat corona di Jepang saat ini (4 April) sebesar 2.3%, sedangkan presentase kesembuhan mencapai 29%.

Sumber :
Dedy Eka Priyanto.
Nikkei.com
NHK News
Jiji.com
Covid19japan.com

No comments: