Tak Hanya Sehat, Hidup Bersih Ternyata Bisa Mengantar Kita ke Surga! Ini Rahasianya Menurut Islam
"Kebersihan sebagian dari iman" (al-Nadhāfatul min al-Īmān) adalah ungkapan yang populer dalam Islam, yang artinya menjaga kebersihan adalah bagian dari Iman. Ungkapan ini menunjukkan bahwa kebersihan, baik lahir maupun batin, memiliki peran penting dalam kehidupan beragama.
Pernahkah Anda membayangkan bahwa sekadar mencuci tangan, menyisir rambut, atau memakai pakaian bersih bisa menjadi jalan menuju surga? Dalam pandangan Islam, kebersihan bukan hanya soal tubuh yang harum dan lingkungan yang rapi, tetapi juga bagian dari ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. Banyak yang mengira bahwa hidup zuhud (sederhana) berarti membiarkan diri tampil seadanya, bahkan lusuh. Padahal, justru Islam memuliakan kebersihan, kerapian, dan keindahan sebagai bagian dari iman. Artikel ini akan mengungkap betapa besarnya nilai hidup bersih di mata Islam—bukan hanya untuk kesehatan, tetapi juga sebagai bukti cinta kepada ajaran Rasulullah SAW dan sebagai amalan yang bernilai pahala. Penasaran? Mari kita telusuri rahasia suci di balik hidup bersih yang sering kali kita anggap sepele!
Menjaga Kebersihan adalah Bagian dari Iman
Sebagian orang keliru memahami bahwa memakai pakaian lusuh, kotor, dan tidak terawat adalah wujud kesalehan atau bentuk zuhud. Padahal, anggapan ini justru menodai ajaran Islam yang suci. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk hidup jorok. Seorang muslim sejati tidak hanya menjaga kebersihan hati dan rohani, tetapi juga menjaga kebersihan diri dan penampilan fisiknya. Ia mencerminkan ajaran Islam yang indah dalam perilaku sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebiji zarah dari kesombongan.” Ketika sahabat bertanya apakah menyukai pakaian dan sandal yang bagus termasuk kesombongan, Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.”
Islam Mengajarkan Kebersihan sebagai Pintu Ibadah
Kebersihan bukan hanya sekadar anjuran dalam Islam, tetapi merupakan syarat utama dalam menjalankan ibadah. Sebelum melaksanakan salat, seorang muslim diwajibkan berwudu, dan jika dalam keadaan junub, ia diwajibkan mandi besar. Bahkan untuk ibadah-ibadah tertentu seperti salat Jumat, salat dua hari raya, haji, dan umrah, disunnahkan untuk mandi terlebih dahulu. Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, sapulah kepalamu, dan basuhlah kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, maka mandilah.” (QS. Al-Ma'idah: 6)
Kebersihan Sebagai Cermin Keimanan
Rasulullah SAW bersabda, “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” Ini menunjukkan bahwa bersihnya tubuh dan lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari keimanan seorang muslim. Dalam hadits lain, Rasulullah menyebut bahwa wudu bukan hanya menyucikan tubuh, tetapi juga menggugurkan dosa-dosa kecil. Ketika seseorang berwudu, dosa-dosa akan keluar dari wajah, telinga, tangan, dan kakinya. Maka, ia duduk setelahnya dalam keadaan bersih dari dosa.
Kebersihan Sebelum Tidur dan Saat Makan
Islam bahkan menganjurkan umatnya untuk berwudu sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda, “Jika engkau hendak tidur, berwudhulah seperti wudhu untuk salat, lalu tidurlah di sisi kananmu dan bacalah doa...” Ini menunjukkan bahwa kesucian tubuh tidak hanya penting ketika menghadap Allah di tempat ibadah, tetapi juga dalam keseharian, termasuk saat istirahat.
Begitu pula ketika makan. Islam mengajarkan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan sebagai bentuk kebersihan dan kesopanan. Rasulullah bersabda, “Berkah makanan terletak pada wudhu sebelum dan sesudah makan.” Dalam konteks ini, "wudhu" bermakna mencuci tangan, sedangkan dalam ibadah, wudhu adalah proses menyucikan diri secara menyeluruh. Menjaga kebersihan mulut juga sangat dianjurkan. Rasulullah bersabda, “Siwak itu dapat membersihkan mulut dan membuat Allah ridha.”
Menjaga Penampilan dan Aroma Tubuh
Islam juga memperhatikan kenyamanan sosial. Rasulullah melarang seseorang yang baru saja memakan bawang putih—atau sesuatu yang berbau tajam—untuk langsung masuk masjid karena bisa mengganggu jamaah lain. Ini bukti bahwa Islam menghargai etika kebersihan sosial.
Demikian pula, Allah SWT menganjurkan untuk memakai pakaian yang baik saat masuk masjid. “Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap kali memasuki masjid.” (QS. Al-A'raf: 31) Ini bukan perintah untuk berpakaian mewah, tetapi berpakaian bersih dan layak, sebagai wujud penghormatan kepada rumah Allah.
Kerapian dan Elegansi: Bagian dari Sunnah
Rasulullah SAW juga sangat peduli dengan penampilan. Ketika beliau melihat seseorang dengan rambut acak-acakan, beliau bersabda, “Apakah orang ini tidak menemukan sisir untuk merapikan rambutnya?” Ketika melihat pakaian yang kotor, beliau bersabda, “Apakah ia tidak memiliki sesuatu untuk mencuci bajunya?” Ini menunjukkan bahwa Islam mencintai kebersihan dan keindahan, bukan kekumuhan dan kemalasan merawat diri.
Keindahan dalam Kebersihan adalah Cerminan Iman
Menjaga kebersihan bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga ibadah. Islam mengajarkan kita bahwa Allah menyukai keindahan dan kerapian. Maka, mari kita jadikan hidup bersih sebagai kebiasaan harian, karena di dalamnya terkandung pahala, kebaikan sosial, dan kedekatan kepada Allah. Hidup bersih bukan sekadar tuntutan medis, melainkan juga bukti bahwa kita mencintai sunnah Rasulullah SAW dan ajaran agama Islam yang mulia.

No comments:
Post a Comment