Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, 24 April 2007

Mangga Indonesia Siap Kuasai Jepang! Peluang Emas Ekspor yang Belum Banyak Diketahui!



Jepang dikenal sebagai negara dengan selera tinggi terhadap buah-buahan. Salah satu buah tropis yang digemari masyarakat Jepang adalah mangga. Namun, perlu diketahui bahwa Jepang hanya mampu memproduksi mangga dalam jumlah terbatas, dan itu pun hanya terjadi pada bulan Juni dan Juli, kecuali mangga Miyazaki. Padahal, kebutuhan akan buah mangga berlangsung sepanjang tahun. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Jepang pun mengimpor mangga dari berbagai negara yang memiliki musim panen berbeda-beda.

 

Impor mangga ke Jepang sangat bergantung pada musim panen di negara asal. Filipina, misalnya, memanen mangga dari bulan Maret hingga Agustus, sementara Malaysia memetik mangga pada Agustus–September. Negara-negara lain seperti Brasil memasok mangga pada Oktober hingga Maret, sedangkan Thailand memiliki musim panen antara Maret dan Juni. Meksiko pun tak ketinggalan, dengan masa panen dari April hingga Agustus. Sementara itu, Australia mengirimkan mangga ke Jepang pada musim panas mereka, yaitu Desember hingga Maret. India juga turut mengambil bagian dengan panen mangga pada April–Mei, dan Taiwan menyuplai mangga pada Mei–Juni.

 

Melihat pola impor ini, Indonesia sebenarnya memiliki peluang besar untuk ikut meramaikan pasar mangga di Jepang. Dengan berbagai varietas unggulan seperti mangga harum manis, gadung, arumanis, dan mangga golek, Indonesia hanya perlu menentukan waktu yang paling tepat untuk mengirim mangga terbaiknya ke Jepang—yakni saat negara lain tidak sedang berada pada puncak musim panen. Misalnya, Indonesia bisa fokus pada periode Februari, atau antara September hingga November, di mana pasokan dari negara lain mulai berkurang.

 

Namun, agar mangga Indonesia dapat diterima dan bersaing di pasar Jepang, ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi. Pertama adalah mutu. Jepang sangat ketat dalam urusan standar kualitas, baik dari segi tampilan, rasa, kebersihan, hingga keamanan pangan. Mangga yang dikirim harus segar, manis, bebas hama, dan dikemas dengan baik. Kedua, kontinuitas pasokan harus terjaga. Jepang tidak hanya mencari buah yang enak, tetapi juga menginginkan pasokan yang stabil dan terencana dengan baik sepanjang musim.

 

Dengan perencanaan yang matang, peningkatan kualitas pascapanen, serta pemenuhan standar ekspor Jepang, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain utama dalam ekspor mangga ke Negeri Sakura. Ini bukan hanya soal buah tropis, tetapi juga tentang membuka pintu pasar baru bagi petani Indonesia, memperluas ekspor nasional, dan membawa harum nama bangsa melalui rasa manis mangga dari tanah air.

 

INDONESIA-JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT


Tindak lanjut dari Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) memberikan peluang yang sangat penting bagi ekspor mangga Indonesia ke Jepang, terutama dalam hal penghapusan atau pengurangan bea masuk.

 

1. IJEPA dan Fasilitas Tarif

 

IJEPA merupakan perjanjian kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Jepang yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2008. Salah satu tujuan utama perjanjian ini adalah mendorong peningkatan ekspor produk pertanian dan hortikultura Indonesia ke Jepang, termasuk komoditas seperti mangga.

 

Dalam kerangka IJEPA, Jepang telah memberikan fasilitas pengurangan hingga penghapusan bea masuk (zero tariff) untuk sejumlah produk asal Indonesia, dengan catatan produk-produk tersebut harus memenuhi aturan asal barang (rules of origin) serta standar mutu dan fitosanitari Jepang.

 

2. Mangga Termasuk Komoditas Potensial

 

Berdasarkan daftar komoditas yang diberikan preferensi tarif dalam IJEPA, mangga segar termasuk salah satu produk yang berpeluang mendapat bea masuk 0%, asalkan:

  • Produk tersebut berasal sepenuhnya dari Indonesia.
  • Produk memiliki Sertifikat Form IJEPA (Form IJEPA/CO Form I) sebagai bukti asal.
  • Memenuhi persyaratan kualitas, keamanan pangan, dan sanitasi Jepang.
  • Standar fitosanitari dan karantina yang sangat ketat dari Jepang.
  • Permintaan Jepang terhadap konsistensi pasokan dan mutu buah yang sangat tinggi.
  • Masih terbatasnya kapasitas petani dan eksportir dalam penanganan pascapanen dan pengolahan ekspor.
  • Pendampingan teknis kepada eksportir dan petani untuk memenuhi standar Jepang.
  • Fasilitasi negosiasi tarif lanjutan dalam kerangka IJEPA review yang sedang berlangsung (IJEPA telah memasuki tahap general review untuk modernisasi ketentuan).
  • Pembukaan jalur ekspor langsung (direct access) dan promosi produk hortikultura Indonesia di pasar Jepang.

 

3. Tantangan dan Tindak Lanjut

 

Meskipun peluang terbuka luas, ekspor mangga Indonesia ke Jepang masih belum optimal karena beberapa tantangan, antara lain:

 

Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Badan Karantina Indonesia terus melakukan:

  • Pendampingan teknis kepada eksportir dan petani untuk memenuhi standar Jepang.
  • Fasilitasi negosiasi tarif lanjutan dalam kerangka IJEPA review yang sedang berlangsung (IJEPA telah memasuki tahap general review untuk modernisasi ketentuan).
  • Pembukaan jalur ekspor langsung (direct access) dan promosi produk hortikultura Indonesia di pasar Jepang.

 

4. Kesimpulan

 

Dengan dukungan perjanjian IJEPA, mangga Indonesia berpotensi besar menembus pasar Jepang tanpa bea masuk, asalkan dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan. Artinya, jalan sudah dibuka, tinggal bagaimana pelaku usaha dan pemerintah daerah mendorong peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pasokan mangga agar dapat bersaing dengan produk negara lain yang sudah lebih dulu masuk pasar Jepang.


#ManggaIndonesia 

#EksporJepang 

#IJEPA 

#BuahTropis 

#Agribisnis


Friday, 20 April 2007

Rahasia Sukses Petani Bayam Jepang (Horenso)

 



Bayam Jepang atau horenso (Spinacia oleracea) (dari Bahasa Jepang "ホウレンソウ") adalah sayuran yang dimakan daunnya, dari genus Spinacia.

 

Propinsi Nagasaki merupakan daerah semenanjung terkenal dengan industri pembuatan kapal. Meskipun demikian dengan kerja keras, para petani Propinsi ini telah mampu mengembangkan potensi pertaniannya. Tanaka Sang petani telah melakukan usaha pertanian dari tahun 1970 di Shimabara, Propinsi Nagasaki. Dia biasa menjual hasil pertaniannya yang masih segar langsung ke kedai sayur mayur dan kedai buah di wilayahnya, antara lain sayur bayam, labu, gobo, buah apel dan pear. Dia juga memproduksi makanan olahan, udong (mie) dan dodol. Makanan hasil olahannya yang terkenal berupa eskrim bayam.

 

Dia berhasil mempekerjakan 16 pegawai wanita pada pabrik pengolahan makanan tersebut. Penggunaan sumber daya manusia di pabrik tersebut sangat efisen dan efektif. Seorang bisa mengerjakan seluruh tahapan pekerjaan dari mecuci, memotong, menata dan mengepak. Setiap pegawai dituntut bertanggung jawab atas pekerjaanya masing-masing. Tidak puas dengan produk tersebut, dia menambah produk pertaniannya dengan beternak ayam petelur Brown leg horn. Walaupun hanya 250 ekor ayam, tetapi telah menambah daya tarik pelanggannya karena mereka dapat membeli telur segar.

 

Untuk meningkatkan tehnik bertani, anaknya yang sulung setamat SMA dikirim ke sekolah tinggi pertanian selama satu tahun. Pada umur 17 tahun Tanaka Sang petani muda ini mulai melakukan usaha tani, meneruskan jejak orang tuanya. Pada tahun 1970 dengan bekal tanah seluas 1,5 ha ia telah melakukan usaha tani jahe, gobo dan gandum. Penghasilannya lebih dari cukup untuk kehidupan keluarga petani saat itu. Dia menikmati harga jahe yang relatif tinggi sekitar 220 yen per kg. Tetapi pada tahun 1980-an mengalami masa suram ketika Jepang kebanjiran jahe dari China, harga jahe jatuh menjadi hanya 100 yen per kg.

 

Dengan datangnya tantangan tersebut Tanaka yunior tidak putus asa. Dia berpikir mencari ide untuk mencari solusinya. Hingga akhirnya dia mencoba untuk memanfaatkan keunggulan alam di sekitar Nagasaki. Di tempat tersebut banyak angin dan suhu udara sekitar 3oC lebih rendah dari daerah yang lain. Dia pikir daerahnya cocok untuk bercocok-tanam sayur-sayuran. Pada daerah yang sejuk tersebut dia putuskan menanam orenso atau bayam Jepang. Hasil percobaannya yang dilakukan dengan tekun telah membuahkan hasil sehingga dia dapat melakukan penanaman bayam secara teratur, 8 kali setahun.

 

Waktu pemanenannya agak unik. Dia melakukan penanaman bayam pada bulan Maret dan memanennya 45 hari kemudian. Penamaman bulan April dipanen 32 hari kemudian. Untuk penanaman bulan Juni, Juli dan Agustus pemanenan dilakukan 30 hari kemudian. Penanaman bulan September dan Oktober masing-masing 35 dan 40 hari kemudian. Sedangkan bayam yang ditanam pada bulan Desember dipanen 75 hari kemudian. Pada musim dingin pertumbuhan bayam agak lambat sehingga proses pemanenan lebih lama dibanding musim panas.

 

Bayam yang dihasilkan dari setiap 1.000 m2 tanah sebanyak 1 ton per hari. Bayam ditanam dalam green house yang dilengkapi jaring untuk menjaga masuknya hama dan serangga dari luar. Jaring untuk tanaman bayam berukuran 1 mm sedangkan untuk tanaman tomat 0,4 mm.

 

Tanaka yunior mencoba melakukan pertanian pupuk organik yang dibuat dari campuran kotoran kuda, bungkil, dedak halus dan tepung tulang. Setelah dipanen ternyata rasa dari bayam tersebut kurang enak karena didalamnya terkandung asam nitrat dan asam oksalat. Sehingga perlu dikombinasi dengan pupuk kimia. Setelah mencoba beberapa kali dia berhasil menemukan komposisi campuran yang tepat antara pupuk organik dan pupuk kimia tersebut.

 

Dengan hasil temuannya tersebut dia dapat meningkatkan produksi hasil pertaniannya dengan kwalitas terbaik, sehingga usahanya berkembang pesat. Pertanian bayamnya sukses dan produknya mampu menembus supermarket. Tujuh puluh persen produknya dijual ke supermarket, koperasi, hotel dan restoran sedangkan sisanya dijual langsung ke kedai-kedai sayur. Pada tahun 1998 dia melakukan perluasan tanah dengan menambah modal sendiri sebesar 30 juta yen dan mendirikan perusahaan. Tanaka San menjadi Direkturnya, istrinya sebagai Menejer Administrasi, anak laki-lakinya menjadi menejer Produksi dan anak perempuhannya menjadi Menejer Penjualan.

 

Kini penghasilan pertanian daerahnya menduduki urutan atas, yang berasal dari peternakan 31%, sayur-sayuran 27%, buah-buahan 11%, dan beras 2%. Seluruh Jepang Nagasaki merupakan penghasil buah biwa nomor 1, kentang nomor 2, asparagus nomor 3, dan paria nomor 4. Sedangkan strowberry, sawi putih, bawang bombay dan buah jeruk menempati urutan ke 5.

 

Setelah sukses dengan produksi dan penjualan hasil pertaniannya dia masih punya impian lagi, mendirikan hotel dan restoran dengan makanan yang berasal dari produk pertaniannya sendiri. Dia juga ingin mendirikan pusat pelatihan petani. Ini salah satu contoh keuletan seorang petani dari negeri otomotif bercita-cita tinggi dan tidak pernah berhenti menyumbangkan pembangunan pertanian untuk negerinya.

 

Bagaimana upaya mencontoh dan membangun karakter unggul ini pada petani Indonesia?

Impor Jepang Produk Pertanian dan Perikanan

Impor beberapa produk pertanian dan perikanan tahun 2003-2005, menunjukkan kecenderungan meningkatan. Daging misalnya terjadi kenaikan sebesar 7,5% apabila dibandingkan tahun 2003 dengan 2005. Ikan mengalami kenaikan sebesar 5,8%, sedangkan untuk sayur-sayuran dan buah-buahan meningkat sebesar 9,6% dan 9,1%. Gambaran selengkapnya impor tahun 2003-2005 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Perkembangan Impor beberapa Produk pertanian dan Perikanan (2003-2005)

Unit: Yen 1,000,000,000

Jenis Produk

2003

2004

2005

Daging

1.000

985

1.075

Produk Susu

91

100

111

Ikan

1.475

1.539

1.562

Udang

248

238

235

Gandum

126

138

136

Maize

197

225

203

Buah-buahan

351

366

383

Sayur-sayuran

361

380

396

Gula

34

32

31

Kopi dan coklat

110

110

146

Kacang Kedelai

176

192

157

Natural Rubber

91

112

130

Total

4.260

4.417

4.565

Sumber: Japan Exports and Imports, 2005

Thursday, 19 April 2007

Belajar dari Jepang: Gubernur Kalbar Jajaki Kerja Sama Pertanian Bernilai Triliunan Rupiah

Gubernur Kalimantan Barat Usman Ja'far telah melakukan kunjungan kerja ke Propinsi Ibaraki, Jepang pada tanggal 26 dan 27 Mei 2006. Kunjungan kerja ini dalam usaha penjajagan kerjasama antara Propinsi Kalimantan Barat dan Propinsi Ibaraki.

Dalam kunjungan kerja ini Usman Ja'far didampingi Ketua DPR Propinsi Kalimantan Barat Zulfadli, Asisten II Setda Propinsi, Kepala BAPPEDA Propinsi, dan 5 orang Kepala Dinas Propinsi Kalimantan Barat, terdiri dari Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan Perindustri dan Perdagangan, serta Kepala Bakomapin Kalimantan Barat dan Kepala SPP-SPMA Kalimantan Barat. Selama kunjungan ini rombongan yang berjumlah 15 orang didampingi oleh Atase Pertanian Drh.Pudjiatmoko, Ph.D dari Kedutaan Besar Republik Indonesia Tokyo.

Gubernur Usman Ja'far dan rombongan telah menemui Wakil Gubernur Ibaraki Mr. Kawamata Katsuyoshi, dan Usman Ja'far menyampaikan keinginannya untuk kerja sama dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian dan perdagangan. Mr. Kawamata Katsuyoshi menyambut positif ajakan tersebut.

Dalam usaha peningkatan SDM pertanian, sudah 26 orang alumni SPP-SPMA Negeri Singkawang Kalimantan Barat yang mengikuti program magang pertanian di Jepang. Dalam pembicaraan dengan Kepala Daerah Kabupaten Ibaraki, kedua belah pihak setuju untuk dilakukan penyusunan naskah kerjasama antara Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Ibaraki.

Rombongan mengunjungi Koperasi Hortikultura Ibaraki yang sangat berperan dalam memperjuangan kesejahteraan petani Jepang. Sedangkan untuk studi banding teknik pertanian mereka mengunjungi peternakan sapi Torihata, pertanian sayur Amagai, peternakan sapi Nomoto dan pertanian padi Inaba di Propinsi Ibaraki.

Rombongan sangat terkesan kemajuan pertanian Propinsi Ibaraki, dari sekitar 3 juta penduduk Propinsi Ibaraki, luas wilayah hanya 6000 km2 dengan 126.000 keluarga petani dapat menghasilkan produk pertanian senilai 400 milyar yen atau 30 trilyun rupiah, urutan tertinggi ke empat seluruh Jepang. Dari hasil lawatan ini Gubernur bertekad untuk meningkatkan usaha pertanian, perikanan dan peternakan di wilayahnya dengan cara melakukan kerja sama teknis dengan Propinsi Ibaraki dan menarik investasi dari Jepang.


#KalbarJepang
#KerjaSamaPertanian
#DiplomasiAgribisnis
#InvestasiJepang
#PertanianModern



Dari Magang Jepang ke Panggung Nasional: Pertemuan Nasional IKAMAJA II Cetak Petani Pemimpin Indonesia


Pertemuan Nasional IKAMAJA ke II di Bandung 8-11 November 2006

 

IKAMAJA adalah Ikatan Alumni Magang Petani Muda Indonesia di Jepang. Anggotanya adalah para petani yang pernah melakukan magang pada pertanian di Jepang sejak tahun 1984. Banyak diantara mereka yang telah penjadi petani yang berhasil dan ada yang menjadi Petani Teladan, Kepala Desa dan bahkan menjadi anggota DPRD.


Pertemuan Nasional IKAMAJA ke II dilaksanakan pada tanggal 8-11 November 2006 di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Tani Mandiri desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung. Tempat tersebut merupakan Pertanian milik Bapak Isak Ketua IKAMAJA yang akan menjadi tempat pelatihan para petani di Jawa Barat.


Tema Pertemuan Nasional II adalah Meningkatkan kesejahteraan IKAMAJA Melalui Kelembagaan dan Profesionalisme.


Pertemuan dihadiri oleh menteri Pertanian, Kepala Badan Pengembangan SDM, Komisi IV DPR RI Bapak Umul, Kepala Dinas Tanaman Pangan Jawa Barat Bapak Asep Abdi, Atase Pertanian Perwakilan KBRI Tokyo, Pudjiatmoko dan 42 anggota IKAMAJA yang berasal dari 18 propinsi Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Dilakukan penandatangan MOU antara IKAMAJA dan PT. Emaralindo Hijau Lestari kerjasama dalam agribisnis disaksikan oleh Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pengembangan SDM.
Selesai penandatanganan MOU dilanjutkan penandatanganan Prasasti berdirinya P4S Tani Mandiri pada tanggal 9 November 2006.


Telah dilakukan temu wicara Mentan, Komisi IV DPR, Atase Pertanian KBRI Tokyo, Kepala Badan Pengembangan SDM, Wakil Gubernur Jabar dengan anggota IKAMAJA, yang diliput oleh stasiun TVRI.


Dalam temu wicara Menteri Pertanian menyampaikan bahwa petani muda IKAMAJA harus percaya diri dan bangga akan kemampuannya dalam memproduksi hasil pertanian, mengolah dan memasarkannya. Departemen Pertanian akan memberikan fasilitas sarana fisik dan computer untuk kelancaran berjalannya kegiatan pelatihan. Pada tahun 2009 ditargetkan terdapat 2 P4S di setiap kabupaten. Departemen Pertanian akan mengusahakan kredit tanpa agunan dengan bunga lebih rendah 2,5%.


Komisi IV DPR RI yang diwakili Bapak Umul menyampaikan bahwa Komisi IV akan memperjuangkan anggaran untuk memberikan fasilitas yang diperlukan P4S. Untuk mensosialisasi IKAMAJA beliau menawarkan agar beraudiensi dengan Komisi IV DPR RI.


Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyampaikan bahwa pihaknya akan mendorong dan memfasilitasi semua kegiatan yang berhubungan dengan pelatihan dan penyuluhan pertanian. Indonesia saat ini masih kekurangan 44.000 penyuluh pertanian.


Kepala Dinas Tanaman Pangan Jawa Barat menyampaikan bahwa Pemerintah daerah akan mendukung sepenuhnya kegiatan pelatihan pertanian di Jawa Barat.


Dalam temu wicara disampaikan oleh Atase Pertanian bahwa Jepang maju dalam bidang pertanian karena di dukung oleh R and D perguruan tinggi dan lembaga penelitian.


Dalam temu wicara disampaikan oleh Ketua IKAMAJA bahwa mengharapkan agar P4S memperoleh fasilitas dari Deptan agar dapat mengembangkan kemaqmpuannya.


Dalam dialog, para anggota IKAMAJA telah menyampaikan hal-hal sebagai berikut:


Mereka mengharapkan pemerintah tetap meneruskan program magang yang telah berjalan sejak tahun 1984.


Anggota IKAMAJA memohon fasilitas dari Departemen Pertanian dalam penyelenggaraan pertemuan nasional.


Untuk kelancaran kegiatan IKAMAJA mereka mengharapkan pemberian fasilitas-fasilitas dari Departemen Pertanian


Mereka memohon agar Balai pendidikan dan latihan Deptan terbuka untuk menerima pelatihan dari anggota IKAMAJA.


Mereka memohon bantuan untuk memperoleh modal kredit dengan mudah.


Meskipun di tempat mereka belum terbentuk P4S tetapi secara tidak langsung mereka telah menjadi penyuluh swakarsa karena mereka telah memberikan penerangan ke masyarakat disekitarnya.


Mereka mengucapkan terimakasih atas diberikannya bantuan kepada keluarga yang tertimpa musibah tsunami.


Lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam program magang pemuda petani adalah sebagai berikut:


Metoda perekrutan calon petani muda magang dilaksanakan dengan professional.


Preorientasi yang dilaksanakan di Indonesia diberikan pembekalan yang cukup mengenai bahasa, budaya, adat-istiadat Jepang.


Orang tua angkat diusahakan paham tentang budaya Indonesia.


Masa orientasi dan pembekalan di Jepang harus cukup memadai agar siap ditempatkan di pertanian Jepang.


Untuk memperlancar persiapan mereka berusaha pertanian di Indonesia, sebaiknya dipersiapkan program pasca magang dengan baik. Mereka diberikan surat keterangan tentang keahlian bidang pertanian untuk disampaikan kepada para kepala pemerintah daerah.


Hasil diskusi dengan orang tua angkat dari Gunma Mr. Yamasaki, orang tua angkat petani muda di Jepang telah merintis program magang pertama kali dengan cara melakukan pengkajian di berbagai negara yang terlibat dalam IAEA (International Agricultural Exchange Association). Setelah itu mereka mendirikan IAEA Jepang. Hal ini dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan kegiatan IKAMAJA di Indonesia.


Dalam pertemuan telah dibahas persiapan Kongres IKAMAJA II di PENAS-Palembang pada tahun 2007.


Pada Pertemuan Nasional kali ini dijelaskan juga tentang pengetahuan mengenai Skim usaha tani yang disampaikan oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Bank Syariah Mandiri.


Dalam seminar telah disampaikan Sumber-sumber Pembiayaan untuk Pengembangan Sektor Pertanian oleh Dr. Endang S. Thohari.


#IKAMAJA
#PetaniMudaIndonesia
#MagangJepang
#AgribisnisNasional
#P4STaniMandiri