Kesehatan Hewan Menentukan Masa Depan Peternakan Penggembalaan
Dua pertiga lahan pertanian dunia berupa padang rumput
yang hanya bisa dimanfaatkan melalui sistem penggembalaan ternak. Komunitas
penggembala yang hidup berpindah-pindah telah lama berperan menjaga ketahanan
pangan, melestarikan ekosistem, sekaligus menjadi sumber protein hewani bagi
jutaan orang. Namun, di balik peran penting ini, masa depan mereka kini
menghadapi ancaman serius: kebijakan penggunaan lahan yang merugikan, bencana
alam, konflik, dan terutama penyakit hewan lintas batas. Tanpa sistem kesehatan
hewan yang lebih baik, keberlanjutan komunitas penggembala—yang merupakan
bagian dari warisan global umat manusia—terancam runtuh.
“Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sepenuhnya mendukung sistem penggembalaan
tradisional sebagai salah satu faktor penting dalam produksi protein hewani,
pengentasan kemiskinan, dan pengelolaan lahan berkelanjutan yang tidak
memungkinkan untuk produksi tanaman,” tegas Dr. Vallat, Direktur Jenderal OIE,
dalam Konferensi Regional ke-29 Komisi Regional OIE untuk Asia, Timur Jauh, dan
Oseania.
Namun, komunitas penggembala sering kali kurang terwakili dalam proses pembuatan kebijakan di banyak negara. Mereka juga menghadapi berbagai ancaman, seperti kebijakan penggunaan lahan yang merugikan, keterbatasan layanan sosial termasuk kesehatan dan pendidikan, rendahnya ketahanan pangan, bencana alam, konflik, serta penyakit hewan lintas batas. Ancaman terhadap masa depan sistem penggembalaan bersifat global dan kemungkinan besar berdampak jangka panjang pada komunitas yang gaya hidup dan pengetahuannya merupakan bagian dari warisan berharga umat manusia.
Untuk menjaga keberlanjutan komunitas ini, pengelolaan
kesehatan hewan yang efektif menjadi salah satu tantangan utama. Akses terhadap
layanan kesehatan hewan dan penyuluhan pertanian sering kali sulit karena
kawanan ternak digembalakan secara berpindah dan berada di daerah terpencil.
Untuk mengatasi tantangan ini, pelatihan dan pemanfaatan para-profesional
veteriner yang berasal dari komunitas penggembala, yang dapat bergerak bersama
kawanan ternak di bawah pengawasan dokter hewan, menjadi solusi yang penting
dan bermanfaat.
“Diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai praktik
pengelolaan dan pola pergerakan komunitas penggembala untuk memberikan layanan
yang tepat serta melatih para-profesional veteriner yang dapat bekerja sama
dengan pemerintah dan/atau dokter hewan swasta,” jelas Dr. Vallat.
Selain itu, penerapan kebijakan kesehatan hewan yang harmonis
juga sangat penting untuk mengurangi kerentanan komunitas penggembala. Hal ini
dapat mengacu pada hasil evaluasi OIE PVS. Disarankan pula memperkuat
kolaborasi antara layanan kesehatan hewan dan layanan kesehatan masyarakat serta
mengembangkan pendekatan “One Health.”
OIE berkomitmen meningkatkan kesadaran para pengambil keputusan tingkat tinggi mengenai nilai penting sistem penggembalaan ternak bagi perekonomian nasional dan penghidupan masyarakat, serta pentingnya mengembangkan kebijakan dan regulasi yang tepat. Sejak 2013, OIE telah membentuk “Aliansi Negara dengan Aktivitas Penggembalaan oleh Populasi Nomaden” untuk mendukung sistem penggembalaan dan terus berupaya menangani ancaman utama penyakit hewan lintas batas terhadap mata pencaharian penggembala melalui standar antar pemerintah yaitu strategi global pengendalian penyakit PMK, pemberantasan penyakit PPR, bank vaksin regional, serta Jalur PVS.
OIE akan terus mendukung dan memperjuangkan
keberlangsungan sistem penggembalaan tradisional, termasuk kesehatan dan
kesejahteraan komunitas penggembala beserta ternaknya. Saat ini, OIE bersama
Mongolia sedang mempersiapkan sebuah Konferensi Global untuk membahas upaya
perlindungan dan penguatan sistem penggembalaan ternak.
SUMBER
OIE, Paris, Prancis
#peternakan
#penggembalaan
#kesehatanhewan
#onehealth
#pertanian


No comments:
Post a Comment