Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, 17 November 2020

Marketplace


Transaksi perdagangan online (ecommerce) di Indonesia memiliki masa depan cerah. Pasalnya, nilai transaksinya terus meningkat selama lima tahun terakhir. Marketplace merupakan salah satu pemain terbesar dalam bisnis ecommerce Indonesia.

 


Berdasarkan data yang dirilis Katadata, pada tahun 2014 nilai transaksi perdagangan online Indonesia hanya berada di angka 25,1 triliun rupiah dan pada tahun 2016 sudah mencapai angka 108,4 triliun rupiah. Diperkirakan pada tahun 2018 nilai transaksi tersebut akan meningkat hingga 144,1 triliun rupiah.

 

Aktivitas jual beli secara online memang sedang naik daun dalam beberapa tahun belakangan. Mungkin Anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang berdagang di dunia maya.

Salah satu platform yang paling banyak digunakan untuk berdagang secara online di Indonesia adalah marketplace. Apakah Anda sudah familiar dengan istilah marketplace?

Atau mungkin Anda sudah menjadi salah satu pengguna marketplace? Sebenarnya apa itu marketplace? Apa saja jenis-jenisnya? Marketplace apa saja yang populer di Indonesia? Apa bedanya dengan online shop atau toko online biasa? Semua akan dibahas di artikel ini.

Apa yang dimaksud Marketplace?

Marketplace adalah perantara antara penjual dan pembeli di dunia maya. Situs marketplace bertindak sebagai pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan tempat berjualan dan fasilitas pembayaran. Bisa dikatakan marketplace adalah deparment store online.

Jenis-Jenis Marketplace

Pada umumnya terdapat dua jenis kerja sama di situs marketplace Indonesia, yaitu marketplace murni dan konsinyasi.

1. Marketplace Murni

Kerjasama marketplace murni adalah ketika situs marketplace hanya menyediakan lapak untuk berjualan dan fasilitas pembayaran. Penjual yang melakukan kerjasama marketplace diberikan keleluasaan lebih banyak dibandingkan kerjasama konsinyasi.

Penjual berkewajiban untuk menyediakan deskripsi dan foto produk secara mandiri. Selain itu, penjual juga dapat menerima penawaran harga dari pembeli. Jadi sebelum melakukan pembayaran, pembeli dapat melakukan penawaran harga kepada penjual. Setelah mendapatkan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak, pembeli bisa mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang disediakan marketplace.

Contoh marketplace Indonesia yang populer dengan jenis kerjasama pertama adalah Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, Blanja, dan BliBli. Beberapa contoh marketplace dari luar negeri yang populer di Indonesia adalah Shopee (Singapura), Lazada (Singapura), JD.ID (Tiongkok), Amazon (Amerika Serikat), dan Rakuten (Jepang)

2. Marketplace Konsinyasi

Jenis kerjasama yang kedua adalah konsinyasi atau istilah mudahnya adalah titip barang. Jika penjual melakukan kerjasama konsinyasi dengan situs marketplace, ia hanya perlu menyediakan produk dan detail informasi ke pihak marketplace.

Salah satu contoh marketplace yang menyediakan kerjasama konsinyasi adalah Zalora. Contoh marketplace lain yang menggunakan jenis kerjasama ini adalah Berrybenka.

Pihak situs marketplace akan mengurus penjualan dari foto produk, gudang, pengiriman barang, hingga fasilitas pembayaran. Berbeda dari jenis kerjasama sebelumnya, di jenis kerjasama ini pembeli tidak bisa melakukan penawaran harga karena alur semua alur transaksi ditangani oleh situs marketplace.

Perbedaan mendasarnya terletak pada tanggung jawab penjual dan alur transaksinya. Alur transaksi di marketplace terjadi langsung antara penjual dan pembeli, sedangkan kerjasama konsinyasi semua alur transaksi langsung ditangani situs marketplace.

5 Contoh Marketplace Terbesar di Indonesia

Persaingan marketplace di Indonesia semakin ketat. Pemain-pemain baru dan lama perlu bersaing untuk merebut konsumen Indonesia. Lima besar marketplace di bawah ini semuanya termasuk dalam jenis marketplace murni karena jangkauan pasarnya lebih banyak dan beragam.

1. Tokopedia

Tokopedia adalah marketplace yang didirikan oleh William Tanuwijaya pada Februari 2009. Di usia kesepuluhnya Tokopedia berhasil mendapatkan predikat marketplace terbesar di Indonesia dengan jumlah kunjungan per bulan mencapai 137.200.900.

Tidak hanya itu, Tokopedia juga termasuk menjadi salah satu startup unicorn Indonesia. Artinya valuasi marketplace ini sudah mencapai lebih dari 1 milyar dollar Amerika.

2. Bukalapak

Di posisi kedua ada Bukalapak yang juga menyandang gelar startup unicorn seperti Tokopedia. Bukalapak adalah marketplace yang didirikan oleh Ahmad Zaky pada pada 2010 di Bandung, Jawa Barat. Marketplace ini berhasil mengumpulkan 115.256.600 pengunjung per bulan pada awal 2019.

3. Shopee

Shopee adalah marketplace asal Singapura yang sejak 2015 mulai mengekspansi pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Setelah empat tahun sejak ekspansi Shopee berhasil menjadi marketplace terbesar ketiga di Indonesia.

Kunjungan bulanan Shopee mencapai sekitar 74.995.300. Marketplace yang berada di bawah SEA Group ini mampu merebut perhatian konsumen Indonesia dengan kampanye-kampanye kreatifnya yang melibatkan selebriti internasional seperti Blackpink.

4. Lazada

Lazada sepertinya mulai kesulitan menghadapi persaingan dengan marketplace lainnya. Awal 2018 Lazada adalah marketplace dengan pengunjung terbanyak. Sayangnya pada 2019 Lazada hanya mampu menduduki peringkat keempat dengan jumlah pengunjung sebanyak 52.044.500 per bulan.

5. Blibli

Blibli adalah marketplace hasil buatan PT. Global Digital Niaga, anak perusahaan dari Djarum. Marketplace ini berhasil menduduki peringkat kelima dengan jumlah pengunjung sebesar 32.597.200 per bulan.

Apa Beda Marketplace dengan Online Shop?

Selain marketplace, mungkin Anda juga sering mendengar istilah online shop atau took online.  

Apakah marketplace dan online shop adalah dua hal yang sama?

Jawabannya adalah tidak, marketplace dan online shop adalah dua platform yang berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada perantara. Marketplace merupakan perantara yang menghubungkan para penjual dengan pembeli.

Di sisi lain, online shop atau toko online tidak memerlukan perantara. Penjual langsung menjual produknya di platform mandiri kepada pembeli. Jadi tidak ada perantara sama sekali.

Berdagang melalui toko online menuntut Anda untuk lebih mandiri. Anda perlu membuat website, mengelola pemasaran melalui media sosial, dan langsung berurusan dengan konsumen.  Walaupun begitu, dengan mengelola website toko online sendiri memiliki keuntungan lebih banyak dibanding hanya berjualan melalui marketplace. Terlebih lagi jika Anda sudah mempunyai merek sendiri.

 

Beberapa contoh merek yang sukses membangun toko online sendiri adalah Bro.do, Erigo Store, Bukupedia, Babyzania, dan Rabbani.

Apa saja keuntungan mengelola website toko online sendiri?

Pertama, toko online Anda akan lebih dipercaya oleh konsumen. Berdasarkan riset Verisign84 % konsumen lebih percaya kepada toko online yang memiliki website resmi dibanding toko online yang hanya mempunyai laman media sosial.

Kedua, toko online Anda akan lebih mudah untuk muncul di hasil pencarian Google. Muncul di hasil pencarian Google ini penting karena 81 % konsumen melakukan riset melalui mesin pencari terlebih dahulu sebelum membeli produk secara online.

Ketiga, mengurangi ketergantungan pada pihak lain, dalam hal ini marketplace. Anda bisa mempelajari bagaimana mengelola website toko online sendiri, bukan sekadar mengelola lapak di pihak lain.

Keempat, pada akhirnya Anda akan membutuhkan website toko online sendiri. Jika Anda sedang mengembangkan merek sendiri, website adalah kebutuhan utama dalam branding produk di dunia maya.

Kelima, dengan mengelola website toko online sendiri, Anda memiliki pusat toko yang seluruh pengelolaannya di bawah kontrol Anda, bukan pihak lain. Jadi ketika ada masalah atau perubahan kebijakan di marketplace, Anda tidak kelimpungan karena punya toko sendiri.

 

Kesimpulan

 

Apakah Anda sudah paham tentang apa itu marketplace dan perbedaannya dengan toko online? Marketplace adalah platform perantara yang menghubungkan penjual dan pembeli. Contoh marketplace Indonesia di antaranya Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, dan Blibli.

Sementara itu, toko online tidak memerlukan perantara. Setiap penjual bisa memiliki toko online mereka sendiri sebagai platform untuk menjual produk langsung kepada pembeli. Jadi, perbedaan utama marketplace dan toko online yaitu pada ada atau tidaknya perantara.

Anda bisa berjualan di marketplace dan punya website toko online sendiri. Anggap saja bahwa website toko online Anda adalah toko pusat dan marketplace hanya cabang dari toko pusat tersebut.

Ini merupakan langkah antisipasi jika terjadi masalah atau perubahan kebijakan di pihak ketiga, dalam hal ini marketplace. Dengan memiliki website toko online sendiri, Anda masih mempunyai toko yang tidak terkena imbas masalah atau perubahan kebijakan dari pihak ketiga karena kontrol website toko online sepenuhnya ada pada Anda.

Membuat website toko online adalah prioritas utama bagi para penjual online, terutama yang sudah memiliki merek sendiri. Selain bisa menjadi sasaran promosi,  website toko online juga meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek Anda. 


Selamat berjualan online !

 

Sumber:

https://www.niagahoster.co.id/

Monday, 16 November 2020

Lumpy Skin Disease (LSD)


Pencegahan dan Pengendalian Diagnosis Epidemiologi Etiologi dan Referensi


ETIOLOGI

Klasifikasi agen penyebab

Lumpy Skin Disease (LSD) disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSDV), virus dari famili Poxviridae, genus Capripoxvirus. Virus Sheeppox dan virus Goatpox adalah dua spesies virus lain yang termasuk dalam genus ini.


Ketahanan terhadap tindakan fisik dan kimia

Suhu:

Rentan terhadap 55 ° C / 2 jam, 65 ° C / 30 menit. Dapat pulih dari bintil kulit yang disimpan pada suhu -80 ° C selama 10 tahun dan cairan kultur jaringan yang terinfeksi disimpan pada suhu 4 ° C selama 6 bulan.

pH:

Rentan terhadap basa atau pH asam. Tidak ada penurunan titer yang signifikan bila disimpan pada pH 6,6–8,6 selama 5 hari pada suhu 37 ° C.


Bahan Kimia / Disinfektan:

Rentan terhadap eter (20%), kloroform, formalin (1%), dan beberapa deterjen, mis. natrium dodesil sulfat. Rentan terhadap fenol (2% / 15 menit), natrium hipoklorit (2–3%), senyawa yodium (pengenceran 1:33), Virkon® (2%), senyawa amonium kuarterner (0,5%).


Kelangsungan hidup:

LSDV sangat stabil, bertahan dalam waktu lama pada suhu kamar, terutama pada koreng kering. LSDV sangat resisten terhadap inaktivasi, bertahan dalam nodul kulit nekrotik hingga 33 hari atau lebih, kerak kering hingga 35 hari, dan setidaknya 18 hari dalam kulit yang dikeringkan dengan udara. Virus ini dapat tetap bertahan untuk waktu yang lama di lingkungan.

Virus ini rentan terhadap sinar matahari dan deterjen yang mengandung pelarut lemak, tetapi dalam kondisi lingkungan yang gelap, seperti kandang hewan yang terkontaminasi, virus dapat bertahan selama berbulan-bulan.

 

EPIDEMIOLOGI

•Tingkat kesakitan bervariasi 10 - 20%.

•Tingkat kematian 1 - 5% dianggap biasa.

 

Inang

•LSDV sangat spesifik pada inang dan menyebabkan penyakit hanya pada sapi (Bos indicus dan B. taurus) dan kerbau (Bubalus bubalis). Terdapat bukti dari sebuah penelitian di Ethiopia tentang kerentanan breed yang berbeda terhadap LSD, dengan Holstein Friesian atau sapi persilangan menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi karena LSD bila dibandingkan dengan sapi zebu lokal.

•Survei serologis ekstensif spesies ruminansia liar di Afrika belum mengidentifikasi reservoir satwa liar LSDV. Virus tampaknya sangat spesifik terhadap inang.

•LSDV tidak bersifat zoonosis.

 

Penularan

•Cara utama penularan diyakini melalui vektor artropoda. Meskipun tidak ada vektor spesifik yang teridentifikasi hingga saat ini, nyamuk (mis. Culex mirificens dan Aedes natrionus), lalat penggigit (mis. Stomoxys calcitrans dan Biomyia fasciata) dan kutu jantan (Riphicephalus appendiculatus dan Amblyomma hebraeum) dapat berperan dalam penularan virus . Pentingnya vektor arthropoda yang berbeda cenderung bervariasi di daerah yang berbeda tergantung pada banyaknya dan kebiasaan makan vektor.

•Sapi jantan yang terinfeksi dapat mengeluarkan virus dalam air mani, namun penularan LSD melalui semen yang terinfeksi belum terbukti.

•Tidak diketahui apakah penularan dapat terjadi melalui fomites, misalnya menelan pakan dan air yang terkontaminasi air liur yang terinfeksi.

•Hewan dapat terinfeksi secara eksperimental melalui inokulasi dengan bahan dari nodul atau darah kulit.

•Kontak langsung dianggap memainkan peran kecil, jika ada, dalam penularan virus.


Sumber virus

•Nodul, koreng, dan remah kulit mengandung LSDV dalam jumlah yang relatif tinggi. Virus dapat diisolasi dari bahan ini hingga 35 hari dan kemungkinan lebih lama.

•LSDV dapat diisolasi dari darah, air liur, kotoran mata dan hidung, serta air mani.

•LSDV ditemukan dalam darah (viremia) secara intermiten dari sekitar 7 hingga 21 hari pasca infeksi pada tingkat yang lebih rendah daripada yang ada di nodul kulit

Shedding (Penumpahan) virus melalui air mani bisa berlangsung lama; LSDV telah diisolasi dari air mani sapi jantan yang terinfeksi secara eksperimental 42 hari pasca inokulasi.

•Terdapat satu laporan penularan LSD di plasenta.

•LSD tidak menyebabkan penyakit kronis. Prnyakit ini tidak menunjukkan latensi dan penyakit kambuh tidak terjadi. Terjadinya LSD adalah endemik di sebagian besar negara Afrika. Sejak 2012 telah menyebar dengan cepat ke Timur Tengah, Eropa Tenggara, Balkan, Kaukasus, Rusia dan Kazakhstan. Untuk informasi mendetail yang lebih baru tentang terjadinya penyakit ini di seluruh dunia, lihat Antarmuka Database Informasi Kesehatan Hewan Dunia (WAHID) OIE [http://www.oie.int/wahis/public. php?page=home]

 

DIAGNOSA

Dalam kondisi percobaan, setelah inokulasi virus, masa inkubasi adalah antara 4 dan 14 hari. Untuk keperluan Terrestrial Manual, masa inkubasi adalah 28 hari.

 

Diagnosis klinis

Tanda-tanda LSD berkisar dari penyakit yang tidak terlihat sampai yang parah. Tidak ada bukti variasi virulensi saat ini terkait dengan strain LSDV yang berbeda.

•Demam yang dapat lebih dari 41 ° C.

•Penurunan tajam dalam produksi susu pada sapi menyusui.

•Depresi, anoreksia, dan kekurusan.

•Rinitis, konjungtivitis, dan air liur berlebihan.

•Pembesaran kelenjar getah bening superfisial.

•Nodul kulit dengan diameter 2–5 cm berkembang, terutama di kepala, leher, tungkai, ambing, genitalia, dan perineum dalam waktu 48 jam setelah onset reaksi demam. Nodul ini berbatas tegas, tegas, bulat, dan menonjol, serta melibatkan kulit, jaringan subkutan, dan terkadang bahkan otot di bawahnya.

•Nodul besar bisa menjadi nekrotik dan akhirnya fibrotik dan menetap selama beberapa bulan ("sitfast"); bekas luka mungkin tetap ada tanpa batas. Nodul kecil bisa sembuh secara spontan tanpa konsekuensi.

•Bisa terjadi miasis pada nodul

•Vesikel, erosi, dan tukak dapat berkembang di selaput lendir mulut dan saluran pencernaan serta di trakea dan paru-paru.

•Anggota tubuh dan bagian perut lainnya, seperti dewlap, brisket, skrotum, dan vulva, mungkin edema, menyebabkan hewan enggan bergerak.

•Sapi jantan bisa menjadi tidak subur secara permanen atau sementara.

•Sapi yang bunting mungkin mengalami keguguran dan anestrus selama beberapa bulan.

•Pemulihan dari infeksi parah berlangsung lambat karena kekurusan, pneumonia sekunder, mastitis, dan sumbatan kulit nekrotik, yang terkena serangan lalat dan meninggalkan lubang yang dalam di kulit.

 

Diagnosa Banding

LSD parah sangat khas, tetapi bentuk yang lebih ringan dapat disalahartikan sebagai berikut:

•Mammillitis herpes sapi (bovine herpesvirus 2) (terkadang dikenal sebagai pseudo-lumpy skin disease)

•Stomatitis papular sapi (Parapoxvirus)

•Pseudocowpox (Parapoxvirus)

•Virus Vaccinia dan virus Cacar Sapi (Orthopoxviruses) - infeksi yang tidak umum dan tidak umum

•Dermatofilosis

•Demodikosis

•Gigitan serangga atau kutu

•Besnoitiosis

•Rinderpest

•Infeksi Hypoderma bovis

•Fotosensitisasi

•Urtikaria

•TBC kulit

•Onkoserkosis

 

Diagnosis laboratorium

 

Sampel-sampel

Identifikasi agen

Polymerase chain reaction (PCR) adalah metode yang paling murah dan tercepat untuk mendeteksi LSDV. Nodul dan keropeng kulit, air liur, sekresi hidung, dan darah adalah sampel yang cocok untuk mendeteksi LSDV dengan metoda PCR.

•Isolasi viru yang diikuti dengan PCR untuk memastikan identitas virus membutuhkan waktu lebih lama dan lebih mahal tetapi memiliki keuntungan dengan menunjukkan adanya virus hidup dalam sampel.

•Mikroskop elektron dapat digunakan untuk mengidentifikasi virion poxvirus klasik tetapi tidak dapat membedakan ke tingkat genus atau spesies.

 

Uji serologis

Tidaklah mungkin membedakan ketiga virus dalam genus Capripoxvirus (virus Sheeppox, virus Goatpox dan LSD) menggunakan teknik serologis.

•Uji Netralisasi virus: saat ini tes merupakan gold standard test untuk mendeteksi antibodi yang ditimbulkan oleh capripoxvirus.

Western blot: sangat sensitif dan spesifik tetapi mahal dan sulit dilakukan.

•Uji enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) terhadap antibodi capripoxvirus: kit komersial baru untuk mendeteksi antibodi capripoxvirus saat ini sedang dikembangkan dan diluncurkan ke pasar.

Untuk informasi lebih rinci mengenai metodologi diagnostik laboratorium, lihat Artikel 2.4.14 Penyakit kulit tidak rata dalam edisi terbaru Manual OIE untuk Uji Diagnostik dan Vaksin untuk Hewan Darat di bawah judul “B. Teknik Diagnostik ”.

 

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Bukti dari epidemi LSD saat ini di Eropa dan Asia Barat telah mengungkapkan bahwa pengendalian dan pemberantasan LSD yang berhasil bergantung pada deteksi dini kasus indeks, diikuti dengan vaksinasi masal yang cepat dan luas. Kemanjuran dari total stamping-out (membunuh semua sapi yang terkena dampak klinis dan kawanannya yang tidak terdampak) dan kebijakan stamping-out parsial (membunuh hanya ternak yang terkena dampak klinis) telah dibandingkan dengan menggunakan pemodelan matematika. Studi tersebut menemukan bahwa pemusnahan total dan pemusnahan parsial menghasilkan kemungkinan yang sama untuk memberantas infeksi. Studi tersebut juga menyoroti pentingnya memulai dilakukan vaksinasi masal sebelum masuknya virus.

 

Profilaksis sanitasi

 

•Negara bebas:

-Pembatasan impor pada sapi dan kerbau domestik, dan produk pilihan dari hewan-hewan ini.

-Tindakan pengawasan untuk mendeteksi LSD direkomendasikan pada jarak setidaknya 20 kilometer dari negara atau zona yang terinfeksi

 

•Negara yang terinfeksi:

-Pengendalian LSD tergantung pada pembatasan pergerakan ternak di daerah tertular, pemindahan hewan yang terkena dampak klinis, dan vaksinasi. Pembatasan pergerakan dan pemindahan hewan yang terkena sendirian tanpa vaksinasi biasanya tidak efektif.

-Pembuangan hewan mati dengan benar (misalnya insinerasi), dan pembersihan serta disinfeksi tempat dan peralatan direkomendasikan untuk LSD.

-Saat ini tidak ada bukti efikasi pengendalian vektor dalam mencegah penyakit

-Lihat Kode Kesehatan Hewan Terestrial OIE untuk peraturan yang mencakup pemulihan status bebas LSD suatu negara atau zona.

 

Profilaksis medis

•Strain vaksin LSDV "Homolog" yang dilemahkan, misalnya strain LSD "Neethling"

•Virus sheeppox “heterologous” atau virus goatpox hidup dengan strain vaksin yang dilemahkan.

•Reaksi lokal di tempat inokulasi, serta demam dan penurunan produksi ASI, dapat terjadi setelah vaksinasi dengan virus capripox hidup yang dilemahkan.

•Saat ini, tidak ada vaksin rekombinan capripox generasi baru yang tersedia secara komersial

 

Untuk informasi lebih rinci tentang vaksin, silakan merujuk ke Artikel 2.4.14 Lumpy skin disease di edisi terbaru OIE Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals di bawah judul “Requirements for Vaccines”.

Untuk informasi lebih rinci tentang perdagangan internasional yang aman pada hewan darat dan produknya, lihat edisi terbaru OIE Terrestrial Animal Health Code.


DAFTAR PUSTAKA

 

Alkhamis M.A. & VanderWaal K. (2016). - Spatial and Temporal Epidemiology of Lumpy Skin Disease in the Middle East, 2012–2015. Front. Vet. Sci., 3, 19.

 

Brown C. & Torres A., Eds. (2008). - USAHA Foreign Animal Diseases, Seventh Edition. Committee of Foreign and Emerging Diseases of the US Animal Health Association. Boca Publications Group, Inc., Boca Raton, Florida, USA.

 

Coetzer J.A.W. & Tustin R.C., Eds. (2004). - Infectious Diseases of Livestock, 2nd Edition. Oxford University Press, Oxford, UK.

 

European Food Safety Authority (EFSA) (2015). - Scientific Opinion on Lumpy Skin Disease. EFSA Panel on Animal Health and Welfare. EFSA J., 13, 3986

 

Tuppurainen E.S.M., Venter E.H., Shisler J.L., Gari G., Mekonnen G.A., Juleff N., Lyons N.A., De Clercq K., Upton C., Bowden T.R., Babiuk S. & Babiuk L.A. (2015). - Review: Capripoxvirus Diseases: Current Status and Opportunities for Control. Transboundary Emerg. Dis., 64, 729–745.

 

Fauquet C., Mayo M.A., Maniloff J., Desselberger U. & Ball L.A. (2005). - Virus Taxonomy: VIII Report of the International Committee on Taxonomy of Viruses. Elsevier Academic Press, San Diego, California, USA and London, UK.

 

Gari G., Bonnet P., Roger F. & Waret-Szkuta A. (2011). - Epidemiological aspects and financial impact of lumpy skin disease in Ethiopia. Prev. Vet. Med., 102, 274–283.

 

Gibbs P. (2013). - Merck Veterinary Website http://www.merckvetmanual. com/integumentarysystem/ pox-diseases/lumpy-skin-disease (accessed in July 2017)

 

Spickler A.R. & Roth J.A. Iowa (2008). State University, College of Veterinary Medicine - http://www.cfsph.iastate.edu/DiseaseInfo/factsheets.htm

 

World Organisation for Animal Health (OIE) (2017) - Terrestrial Animal Health Code. OIE, Paris. http://www.oie.int/en/international-standard-setting/aquatic-code/access-online/

 

Sumber:

Lumpy Skin Disaese. OIE https://www.oie.int/fileadmin/home/eng/animal_health_in_the_world/docs/pdf/disease_cards/lumpy_skin_disease_final.pdf

Sunday, 15 November 2020

Cara Meningkatkan Hormon Kebahagiaan (Bagian I)


HORMON KEBAHAGIAAN
 

Ada empat hormon yang umumnya dikenal sebagai hormon kebahagiaan di dalam tubuh Anda. Sesuai namanya, hormon-hormon ini merangsang kebahagiaan dan kesenangan diri. Keseimbangan hormon-hormon tersebut berkaitan dengan suasana hati, dan berpotensi menimbulkan masalah jika keseimbangannya terganggu.

 

Jenis Hormon Kebahagiaan

 
Pada saat ini terdapat empat jenis hormon kebahagiaan yang bisa memengaruhi kebahagiaan Anda.
 
1. Dopamin
Dopamin merupakan hormon dan neurotransmitter yang berkaitan dengan penghargaan diri, seperti motivasi. Hormon ini turut memainkan peran terhadap suasana hati sehingga termasuk sebagai hormon kebahagiaan. Selain memengaruhi kesenangan diri, dopamin juga berkontribusi dalam penalaran, daya ingat, serta fungsi sistem motorik.
 
2. Endorfin
Endorfin dikenal sebagai penurun rasa sakit atau nyeri, dan sebenarnya secara alami  terkandung di dalam tubuh Anda. Tergolong sebagai hormon kebahagiaan, endorfin berperan dalam meredakan gejala depresi, stres, dan kecemasan. Selain itu, endorfin juga membantu meningkatkan harga diri (self-esteem), mengurangi berat badan, dan mengurangi sakit saat persalinan.
 
3. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormon cinta, karena muncul saat Anda jatuh cinta. Di samping berperan dalam hubungan romantis, oksitosin juga membantu proses persalinan, proses menyusui, serta penguatan ikatan batin antara ibu dan anak.
 
4. Serotonin
Serotonin mirip dengan dopamin, yang merupakan hormon sekaligus neurotransmitter dalam mengatur suasana hati. Selain perihal mood, serotonin juga berperan dalam siklus tidur, nafsu makan, pencernaan, kemampuan bernalar, dan daya ingat.


 
CARA MENINGKATKAN HORMON KEBAHAGIAAN


Dopamin, serotonin, oksitosin, dan endorfin pun sebenarnya bisa Anda tingkatkan dengan upaya alami. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hormon-hormon ini, di antaranya:


 
1. Berjemur diri di luar rumah
Untuk meningkatkan kadar serotonin dan endorfin, Anda disarankan untuk menggunakan sedikit waktu berjemur di luar rumah, setidaknya selama 10-15 menit. Para ahli menyebutkan, paparan sinar matahari akan meningkatkan produksi kedua hormon kebahagiaan tersebut. Ada banyak tempat menyenangkan untuk mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup, seperti bermain atau duduk-duduk santai di taman, dapat juga jalan santai atau bersepeda di jalanan desa. Sebaiknya Anda mengoleskan krim pelindung sinar matahari sebelum beranjak keluar rumah.


 
2. Bergurau dengan orang terdekat
Banyak orang yang menyebutkan bahwa tertawa merupakan obat paling manjur menghilangkan stres. Ngobrol, bergurau dan tertawa dengan orang terdekat memang berkhasiat untuk meningkatkan hormon dopamin dan endorfin. Dengan meningkatnya kadar hormon tersebut, rasa cemas dan mood yang jelek pun bisa diperbaiki. Tak hanya itu, berbaur dengan kerabat atau sahabat dekat pun berpotensi untuk menaikkan kadar hormon oksitosin.


 
3. Memeluk pasangan (suami/istri)
Anda dan pasangan mungkin sudah rutin menerapkan ini. Memeluk, kelonan, menghabiskan waktu berdua, dan memeluk pasangan merupakan aktivitas yang mendorong produksi hormon oksitosin, si hormon cinta. Selain oksitosin, kedekatan suami-istri juga bisa menaikkan kadar endorfin dan dopamin.


 
4. Istirahat, tidur yang cukup
Kurang tidur dapat berakibat buruk untuk kesehatan, termasuk turunnya level dopamin. Karena menjalankan fungsi penting, berkurangnya kadar hormon kebahagiaan tersebut akan berpengaruh negatif ke berbagai sistem tubuh jika Anda kurang beristirahat. Usahakan untuk mencukupi kebutuhan tidur harian, yaitu sekitar 6-8 jam, bagi orang dewasa.


 
5. Pijat
Menurut studi yang dimuat dalam International Journal of Neuroscience, kadar hormon serotonin dan dopamin bertambah setelah Anda mendapatkan pijatan. Manfaat pijat tersebut juga berpengaruh positif terhadap naiknya level endorfin dan oksitosin. Anda bisa memesan jasa pijat profesional, yang saat ini tak sulit dicari. Lebih baik lagi Anda meminta bantuan pijat dari pasangan, untuk mendapatkan ekstra oksitosin.


 
6. Berolahraga secara teratur
Manfaat olahraga untuk kesehatan tak diragukan lagi, termasuk dari sisi psikologis. Aktivitas fisik dengan teratur dapat meningkatkan berbagai hormon kebahagiaan, termasuk endorfin, dopamin, dan serotonin. Berolahraga pun tak perlu berlebihan. Anda bisa mengalokasikan waktu 30 menit dalam sehari, idealnya 5 kali dalam seminggu untuk melakukan latihan aerobik. Latihan aerobik yang dimaksud dapat berupa jalan santai, jogging, bersepeda atau renang disesuaikan dengan hobi atau kesenangan Anda.  


7. Bermain sesuai dengan hobi positif  

Selain cara-cara di atas, sebenarnya masih banyak tips untuk meningkatkan kadar hormon kebahagiaan di tubuh, misalnya, dengan bermain sesuai dengan hobi positif Anda, dengan memanfaatkan indera pendengaran (suara merdu), penglihatam (pemandangan indah), pengecap (makanan lezat) seperti menikmati makanan kesukaan bersama pasangan Anda.

 
8. Mengkonsumsi makanan dan minuman enak dan bergizi
Makanan dan minuman juga dapat memengaruhi hormon kebahagiaan yang kita miliki. Makanan yang mengandung banyak vitamin dan mineral sangat baik untuk kesehatan terutama kesehatan mental, diantaranya:
 
Alpukat
Buah alpukat memiliki kandungan vitamin B3, vitamin penambah serotonin dan juga mengandung asam lemak omega-3, telah terbukti dapat mendukung kesehatan otak dan mengatur suasana hati.


 
Coklat hitam
Coklat hitam kaya akan antioksidan yang dapat meningkatkan suasana hati secara alami dan juga kandungan N-acylethanolamine yang dapat merangsang otak untuk melepaskan endorfin.


 
Kacang-kacangan dan biji-bijian
Semua kacang-kacangan dan biji-bijian kaya akan kandungan antioksidan yang telah terbukti menurunkan risiko depresi.


 
Ikan Salmon
Ikan Salmon kaya akan triptofan, asam lemak omega-3, EPA, DHA, serta vitamin B12 dan B6, yang dapat membantu tubuh untuk memproduksi serotonin, menyenangkan suasana hati, mengurangi peradangan, dan melindungi saraf pada otak.


 
Air mineral
Air penting untuk menjaga tubuh dan pikiran agar tetap terhidrasi dan fokus, sehingga disarankan untuk mengonsumsi setidaknya 2 liter air per hari.
 
Selamat Menikmati Kebahagiaan Sobat !
 
Sumber:
Sehatq.com


Wednesday, 11 November 2020

Negara Bebas Classical Swine Fever 2020


Negara anggota OIE yang dinyatakan bebas Classical Swine Fever (CSF) menurut Resulosi nomor 14  yang ditetapkan pada bulan Mei tahun 2020.

 

Negara anggota OIE yang diakui NEGARA BEBAS dari CSF menurut ketentuan Artikel 15.2. dari Kode Terestrial:

Argentina

Denmark

Luxembourg

Slovakia

Australia

Finlandia (1)

Malta

Slovenia

Austria

Prancis (2)

Mexico

Spanyol (4)

Belgia

Jerman

New Kaledonia

Swedia

Bulgaria

Hungary

New Zealand

Swiss

Kanada

Irlandia

Norwegia

Belanda

Chile

Italia

Paraguay

Inggris (5)

Kosta Rika

Kazakhstan

Polandia

Amerika Serikat (6)

Kroasia

Latvia

Portugal (3)

Uruguay

Republik Ceko

Liechtenstein

 

 

 

 

ZONA BEBAS CSF(7)

Negara anggota OIE yang diakui memiliki zona bebas CSF sesuai dengan ketentuan Artikel 15.2. dari Kode Terestrial:

 

Brazil

Satu zona yang terdiri dari Negara Bagian Rio Grande do Sul dan Santa Catarina sebagaimana ditetapkan oleh Delegasi Brazil dalam dokumen yang dialamatkan kepada Direktur Jenderal pada bulan September 2014;

Satu zona yang meliputi Negara Bagian Acre, Bahia, Espírito Santo, Goias, Mato Grosso, Mato Grosso So Sul, Minas Gerais, Paraná, Rio de Janeiro, Rondônia, São Paulo, Sergipe dan Tocantins, Distrito Federal, dan kotamadya Guajará, Boca do Acre, Selatan kotamadya Canutama dan Barat Daya kotamadya Lábrea, di Negara Bagian Amazonas sebagaimana ditetapkan oleh Delegasi Brasil dalam dokumen yang dialamatkan kepada Direktur Jenderal pada September 2015.

 

Lolombia

Satu zona yang ditetapkan oleh Delegasi Kolombia dalam dokumen yang ditujukan kepada Direktur Jenderal pada September 2015.

 

Ekuador

Satu zona yang terdiri dari wilayah pulau Galápagos, sebagaimana ditetapkan oleh Delegasi Ekuador dalam dokumen yang ditujukan kepada Direktur Jenderal pada Oktober 2018.

 

Keterangan Tabel Negara bebas CSF

(1) Termasuk Kepulauan Åland.

(2) Termasuk Guyana Prancis, Guadeloupe, Martinik, Mayotte, dan Réunion.

(3) Termasuk Azores dan Madeira.

(4) Termasuk Kepulauan Balearic dan Kepulauan Canary.

(5) Termasuk Guernsey (termasuk Alderney dan Sark),Isle of Man and Jersey

(6) Termasuk Guam, Puerto Rico, dan Kepulauan Virgin AS.

(7) Untuk informasi rinci tentang batasan zona Anggota yang diakui sebagai bebas CSF, pertanyaan harus ditujukan kepada Direktur Jenderal OIE.

 

Sumber:

OIE,https://www.oie.int/animal-health-in-the-world/official-disease-status/classical-swine-fever/list-of-csf-free-member-countries/