Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 19 April 2013

Sifat Virus Flu Burung




Flu burung atau Avian Influenza (AI) merupakan penyakit viral akut pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H5 dan H7. Semua unggas dapat terserang virus influenza A, tetapi wabah AI sering menyerang ayam dan itik. Penyakit ini bersifat zoonosis dan angka kematiannya sangat tinggi karena dapat mencapai 100%.

Etiologi

Penyebab AI merupakan virus ss-RNA yang tergolong famili Orthomyxoviridae, dengan diameter 80-120 nm dan panjang 200-300 nm. Virus ini memiliki amplop dengan lipid bilayer dan dikelilingi sekitar 500 tonjolan glikoprotein yang mempunyai aktivitas hemaglutinin (HA) dan enzim neuraminidase (NA). Virus influenza bisa dibedakan atas 3 tipe antigenik, yakni tipe A, tipe B dab tipe C. Tipe A ditemukan pada unggas, manusia, babi, kuda dan mamalia lain seperti carpelai, anjing laut, dan paus. Tipe B dan C hanya ditemukan pada manusia. 

Gen Virus AI

Virus AI tipe A tersusun atas 8 segmen gen yang memberikan 10 sandi protein yaitu polimerase basic-2 (PB2), polimerase basic-1 (PB1), hemaglutinin (HA), nukleoprotein (NP), neuraminidase (NA), Matrix (M), dan non-struktural (NS). Setiap segmen memberikan satu macam sandi protein, kecuali segmen M memberikan sandi protein M1 dan M2, serta segmen NS memberikan sandi NS1 dan NS2. 

Berat proteinnya 87 kDa untuk PB2, kemudian PB1 seberat 96 kDa, PA 85 kDa, HA 77 kDa, NP 50-60 kDa, NA 48-63 kDa, M 24 kDa, NS 15 kDa, M 26 kDa dan NS 12 kDa.

Protein HA dan NA merupakan protein terpenting di dalam menimbulkan respon imunitas (kekebalan) dan sebagai penentu subtipe virus AI. Berdasarkan perbedaan genetik antar virus AI, sehingga sekarang telah diketahui adanya 16 subtipe hemaglutinin (H1-16) dan 9 subtipe neuraminidase (N1-9).

Sifat Alami Virus AI

Virus AI mudah mati oleh panas, sinar matahari dan desinfektan (deterjen, ammonium kuartener, formalin 2-5%, iodium kompleks, senyawa fenol. Natrium/kalium hipoklorit). Panas dapat merusak aktifitas AI. Pada suhu 56oC, virus AI hanya dapat bertahan 3 jam dan pada suhu 60oC selama 30 menit.

Pelarut lemak seperti deterjen dapat membuat virus AI tidak infektif karena deterjen merusak lapisan lemak ganda pada selubung (amplop) virus. Faktor lain adalah pH asam, nonisotonik, dan kondisi kering. Senyawa ether atau sodium dodecylsulfat akan mengganggu amplop tersebut, sehingga merusak protein hemaglutinin dan neuraminidase. 


Media Pembawa Virus AI

Media pembawa virus dari ayam sakit, burung dan unggas lainnya, pakan, kotoran unggas, pupuk kandang unggas, alat transportasi unggas dan produknya, baki telur (egg tray), serta peraltan kandang yang tercemar.

Strain yang sangat ganas (virulen) dan menyebabkan flu burung adalah subtipe H5N1. Virus tersebut dapat bertahan dalam air pada suhu 22oC sampai 4 hari, sedangkan pada suhu 0oC dapat tahan lebih dari 30 hari.

Spesies Rentan

Spesies yang rentan terhadap virus AI adalah burung-burung liar, ayam petelur, ayam pedaging, ayam kampung,itik, entok, angsa, kalkun, merpati, puyuh, kalkun , burung unta, burung merak putih, burung perkutut, babi, kucing, kuda serta manusia.

Sumber 
Manual Penyakit Unggas, Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, 2012. 

Sunday, 7 April 2013

Tempe Superfood Rahasia Panjang Umur Tetap Sehat



Jangan Remehkan Tempe! Rahasia Superfood Murah yang Bikin 

Panjang Umur Tetap Sehat


Banyak orang masih memandang tempe sebagai makanan sederhana yang hanya pantas disajikan di meja makan rakyat kecil. Padahal, di balik kesederhanaannya, tempe menyimpan segudang manfaat kesehatan yang membuatnya layak disejajarkan dengan makanan superfood dunia. Kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral penting, tempe bukan sekadar pelengkap lauk pauk, melainkan sumber gizi luar biasa yang mampu menjaga jantung, menurunkan kolesterol, mengontrol gula darah, hingga mencegah kanker.



Kandungan Gizi Tempe

Tempe dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dengan kapang tempe Rhizopus oligosporus. Menurut penelitian terbaru, kandungan gizi tempe disejajarkan dengan kandungan gizi yang ada pada yogurt. Tempe merupakan sumber protein nabati. Tempe mengandung serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.



Tempe juga mengandung antibiotika dan antioksidan yang dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit degeneratif. Dalam 100 gram tempe mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram, kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.



Baik untuk Semua Usia

Tempe merupakan hasil olahan kedelai melalui proses fermentasi. Selama proses fermentasi berlangsung, kedelai akan mengalami perubahan nilai gizi dan tekstur. Enzim pencernaan pun akan dihasilkan oleh Rhizopus oligosporus (kapang tempe) selama proses fermentasi berlangsung. Hal ini yang membuat tempe lebih nyaman di lambung.



Pengolahan kedelai menjadi tempe juga turut menurunkan kadar stakiosa dan raffinosa, dua zat penyebab perut kembung. Tak hanya itu, tempe juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Dalam 100 gr tempe terkandung sekitar 20,8 gr protein, sehingga cocok dijadikan menu harian orang yang menerapkan diet tinggi protein.



Keutamaan tempe yang lain bahwa karbohidrat, protein, dan lemak sehat yang terkandung di dalamnya lebih mudah dicerna dan diserap tubuh. Baik dikonsumsi oleh anak-anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan atau menjaga fungsi organ tubuh bagi orang dewasa.



Sehat untuk Jantung


Dalam beberapa tahun terakhir, protein kedelai telah menjadi ikon baru dalam menjaga kesehatan jantung. Penelitian juga telah membuktikan bahwa kandungan protein dalam tempe dapat menurunkan kolesterol jahat sebesar 30-45 persen. Seperti kita ketahui bahwa kolesterol jahat (LDL) adalah faktor penyebab tersumbatnya pembuluh darah yang dapat memicu serangan jantung dan stroke. Penelitian juga menyebutkan bahwa tempe dapat meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik dalam darah, yang berguna untuk menekan jumlah kolesterol jahat dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.



Mengendalikan Gula Darah


Tempe juga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. Kandungan protein dan serat yang terdapat dalam tempe mampu mencegah naiknya kadar gula darah. Penderita diabetes biasanya lebih berisiko mengalami aterosklerosis atau radang pembuluh darah yang berhubungan dengan penyakit jantung, sehingga harus menjaga kadar kolesterol darah tetap rendah. Inilah mengapa mengonsumsi tempe baik bagi penderita diabetes.



Mencegah Kanker


Kandungan serat dalam tempe tak hanya efektif untuk memperbaiki kinerja saluran cerna, tapi juga ampuh dalam mengikat racun dan kolesterol penyebab kanker dan membuangnya dari dalam tubuh. Racun yang telah terikat tidak dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan phytoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata juga dapat mencegah kanker prostat, payudara dan penuaan dini.



Kesimpulan


Tempe bukan lagi sekadar makanan tradisional yang identik dengan kesederhanaan, melainkan warisan kuliner nusantara yang sarat manfaat kesehatan. Harganya terjangkau, gizinya setara makanan bergengsi, dan manfaatnya begitu besar bagi semua kalangan usia. Mulai sekarang, tidak ada alasan untuk meremehkan tempe—justru kita patut bangga, karena dari negeri inilah lahir “superfood asli Indonesia” yang bisa menyehatkan dunia.

Informasi vaksin AI pada manusia

Informasi Vaksin AI untuk manusia

Jenis vaksin untuk manusia ada beberapa, diantaranya vaksin inaktif trivalen (TIV), TIV dosis tinggi, TIV intradermal, vaksin influenza hidup yang dilemahkan (LAIV).

1) TIV dengan nama dagang Fluzone produksi Sanofi Pasteur untuk umur 6-35 bulan dan 36 bulan atau lebih diberikan secara Intra muskuler.

2) TIV dengan nama dagang Agriflu produksi Novartis Vaccines untuk umur 18 tahun atau lebih diberikan secara intra muskuler.

3) TIV dengan nama dagang Fluvirin produksi Novartis Vaccines untuk umur 4 tahun atau lebih diberikan secara intra muskuler.

4) TIV dengan nama dagang Fluarix produksi GlaxoSmithKline untuk umur 3 tahun atau lebih diberikan secara intra muskuler.

5) TIV dengan nama dagang FluLaval produksi ID Biomedical Corporation of Quebec untuk umur 18 tahun atau lebih diberikan secara intra muskuler.

6) TIV dengan nama dagang Afluria produksi CSL Biotherapies untuk umur 9 tahun atau lebih diberikan secara intra muskuler.

7) TIV high dose dengan nama dagang Fluzone high dose produksi Sanofi Pasteur untuk umur 60 tahun atau lebih diberikan secara intra muskuler.

8) TIV intradermal dengan nama dagang Fluzone intradermal produksi Sanofi Pasteur untuk umur 18-64 tahun diberikan secara intradermal.

9) LAIV dengan nama dagang FluMist produksi MedImmune untuk umur 2-49 tahun diberikan secara intranasal.

Sumber: Center for Disease Control and Prevention, US.